Kelompok :
1. Asep Ramdhani
2. Daina Whuni K
3. Dede Suhendar
4. Devi Tiara Futri
Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Menurut ketentuan pasal 1 angka 5 PP
No. 51/2009 pasal 1 angka 9 Permenkes
No.35/2014 bahwa Apoteker adalah sarjana
farmasi yg telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
DEFINISI PATIENT SAFETY
sebagai suatu upaya untuk mencegah bahaya yang
terjadi pada pasien. Walaupun mempunyai definisi
yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk menjamin
keselamatan pasien di fasilitas kesehatan sangatlah
kompleks dan banyak hambatan. Konsep keselamatan
pasien harus dijalankan secara menyeluruh dan
terpadu.
Peran apoteker dalam tahapan patient safety
1. Pemilihan, Pada tahap pemilihan perbekalan farmasi, risiko
insiden/error dapat diturunkan dengan pengendalian jumlah item
obat dan penggunaan obatobat sesuai formularium.
2. Pengadaan, harus menjamin ketersediaan obat yang aman efektif
dan sesuai peraturan yang berlaku (legalitas) dan diperoleh dari
distributor resmi.
3. Penyimpanan, obat yang baik dan benar untuk menurunkan
kesalahan pengambilan obat dan menjamin mutu obat
LANJUTAN..
4. Skrining resep, Apoteker dapat berperan nyata dalam
pencegahan terjadinya medication error melalui kolaborasi
dengan dokter dan pasien.
5. Dispensing
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), Edukasi dan konseling
kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal yang penting
tentang obat dan pengobatannya.
7. Penggunaan Obat
8. Monitoring dan Evaluasi
Kemampuan yg harus dimiliki
Apoteker
1. Menyediakan dan memberikan pelayanan yg
baik.
2. Mengambil keputusan yg tepat.
3. Mampu berkomunikasi antar profesi.
4. Mengelola SDM secara efektif.
5. Selalu belajar sepanjang karir.
6. Memberi pendidikan dan peluang untuk
meningkatkan pengetahuan.
Kewajiban dari Apoteker dalam pelayanan kefarmasian
di Apotek diatur pada pasal 58 UU No.36/2014