Anda di halaman 1dari 6

1.Kasus pertama di rumah sakit.

Pak Anton mendapatkan resep dari Poliklinik Anak Rumah Sakit “Amanah”
untuk
putranya yang berusia 8 tahun, Amoxicillin Dry syrup, menurut petugas yang
menyerahkan obat
tersebut syrup ini habis dalam 4 hari dan harus diminum terus selama 4 hari
3xsehari 1 sendok
obat (5ml), tetapi ternyata setelah 2 hari penyakitnya malah tambah parah
sehingga harus opname.
tolong di kerjakan dan yang perlu di kerjakan dalam kasus ini yaitu....
a. Permasalahan
b. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker
c. Hak konsumen
d. SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi diRumah Sakit
e. Solusi

Jawab:

A.Permasalahannya:

Pada kasus diatas apoteker belum memenuhi hak pasien karena belum
memberikan infomasi yang jelas dan benar mengenai obat yang diberikan atau
diresepkan oleh dokter dari cara pemakaian, penyimpanan, efek samping dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan obat yang dikonsumsi sehingga
memberi efek yang fatal atau buruk karena pasien tidak mendapatkan
kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan obat (produk).

B. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker:

Pelanggaran-pelanggaran yang terkait mengenai Apoteker yang tidak


memberikan informasi yang jelas kepada pasien adalah :
1. Kode Etik Apoteker Indonesia
Pasal 7 : “Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya”.
Pasal 9 : “Seorang Apoteker melakukan praktik kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insane”.
2. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Yang menyatakan bahwa : Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan
distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
      C.Hak konsumen
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen
a) Pasal 4a
Hak konsumen adalah :
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
b) Pasal 7b
Kewajiban pelaku usaha adala :
Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan.
D.SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Tujuan pelayanan farmasi ialah :
•Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
•Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
•Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)mengenai obat
•Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
•Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
•Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan.
E.Solusi
Dalam pencegahan pelanggaran kode etik apoteker tersebut diperlukan strategi
antara lain:
 Adanya kebijakan tentang pelayanan farmasi klinis dari pemerintah
maupun pimpinan rumah sakit bersangkutan
 Adanya dalam praktek KIE dalam pelayanan dfarmasi di rumah sakit.
 Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan serta
pendidikan dan pelatihan
 Adanya auditing sebagai proses umpan balik untuk perbaikan dan
memberi jaminan kualitas yang dikehendaki
 Mempertinggi kemampuan untuk memberdayakan farmasi rumah sakit
 Kepentingan dan tujuan kegiatan farmasi klinis harus dimengerti dan
disepakati oleh petugas-petugas kesehatan
 Menjalin hubungan baik antara profesi medis dan farmasi

kasus ke 2
Apoteker A menjadi penanggungjawab apotek B yang sekaligus sebagai PSA.
Suatu saat iamendapatkan tawaran untuk menjadi penanggungjawab PBF C dan
ia menerima tawarantersebut. Tanpa melepas status sebagai APA, ia menjadi
penanggungjawab PBF C. Untukmencapai target yang telah ditetapkan
perusahaan (PBF C), apoteker A melakukan kerjasamadengan apotek miliknya
untuk mendistribusikan obat ke klinik dan balai pengobatan atau rumahsakit-
rumah sakit. Apotek akan mendapatkan fee dari kerjasama ini sebesar 2% faktur
penjualan.Semua administrasi dapat ia kendalikan dan lengkap (surat pesanan,
faktur pengiriman, fakturpajak, tanda terima, surat pesanan klinik dan balai
pengobatan atau rumah sakit ke apotek,pengiriman dari apotek ke sarana
tersebut dll.). Semua disiapkan dengan rapi sehingga setiap adapemeriksaan
Badan POM tidak terlihat adanya penyimpangan secara administrasi”.
selesaikan dengan yang diatas

A.Permasalahan

Permasalahan pertama masalah penanggung jawab. Diketahui bahwa seorang


apoteker harus memiliki izin Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), yang
mana merupakan tanda bukti bahwa yang bersangkutan telah resmi teregistrasi
sebagai salah seorang tenaga kefarmasian yaitu apoteker. Disamping STRA,
apoteker juga harus memiliki izin lain ketika hendak melakukan pekerjaan
kefarmasian di tempat tertentu. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA), diperlukan
apabila bekerja di tempat fasilitas pelayanan kefarmasian. Sedangkan Surat Izin
Kerja Apoteker (SIKA), wajib dimiliki ketika melakukan praktek di fasilitas
produksi ataupun distribusi / penyaluran kefarmas

Permasalahan kedua:perjanjian kerjasama antara Apotek dan PBF

B. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker:

Dasar dari pelanggaran tindakan ini adalah Pasal 14 UU 5/99. Pasal tersebut
melarang yang namanya,integrasi vertikal, yaitu perbuatan pelaku usaha yang
membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain dengan tujuan menguasai
produksi sejumlah produk dalam suatu rangkaian produksi baik berupa barang
ataupun jasa yang mana rangkaian produksi tersebut adalah hasil dari
pengolahan atau proses berkelanjutan, baik langsung atau tidak langsung,
sehingga membuat terjadinya persaingan usaha tidak sehat ataupun juga
merugikan masyarakat.

C.Hak konsumen

Pasal 14 UU 5/99. Pasal tersebut melarang yang namanya


integrasi vertikal, yaitu perbuatan pelaku usaha yang membuat perjanjian
dengan pelaku usaha lain dengan tujuan menguasai produksi sejumlah produk
dalam suatu rangkaian produksi baik berupa barang ataupun jasa yang mana
rangkaian produksi tersebut adalah hasil dari pengolahan atau proses
berkelanjutan, baik langsung atau tidak langsung, sehingga membuat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat ataupun juga merugikan masyarakat.

D.SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar


Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Tujuan pelayanan farmasi ialah :
•Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
•Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
•Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)mengenai obat
•Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
•Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
•Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan.

E.Solusi

Sebenarnya untuk sebuah kasus yang melibatkan sebuah perjanjian, kita harus
menyimak benar-benar isi dari perjanjian tersebut. Tapi disini kita bisa
berpatokan pada suatu kenyataan yang kita ketahui, yaitu ada perjanjian antara
apotek dan pbf berupa fee bagi apoteker, dimana apotek dan pbf merupakan
bagian dari proses penyaluran / distribusi kefarmasian yang berkelanjutan
hingga ke klinik atau rumah sakit sebagai tujuan akhir maksud perjanjian
tersebut. Secara jelas hal tersebut dapat menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat, tergantung bagaimana fee tersebut digunakan untuk menimbulkan
kerugian terhadap masyarakat. Jadi disimpulkan bahwa pelanggaran yang
terjadi adalah tindak pidana berupa integrasi vertikal. Namun tentunya akan
lebih jelas bila keseluruhan dokumen diketahui, sehingga kemungkinan
pelanggaran bisa dianalisis dengan lebih tepat. Misalnya saja mungkin bisa
dikaitkan dengan perjanjian tertutup yang diatur dalam pasal 15 ayat
(3).Gunakanlah juga media Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Disini
hanya melaporkan selengkapnya setau kita saja, dan akan dijamin
kerahasiaannya. Selanjutnya KPPU akan menindaklanjuti laporan kita, mulai
dari memanggil para saksi; meminta dokumen; memutuskan perbuatan tersebut
benar atau salah; hingga melanjutkan berkas ke kepolisian sebagai bahan
penyelidikan tindakan pidana. Jadi daripada melaporkan sendiri kepolisi yang
belum tentu kita benar dan takutnya malah dituntut balik, lebih baik ke KPPU
aja

Daftar pustaka:

Anda mungkin juga menyukai