Anda di halaman 1dari 24

TUGAS LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI RESEP OBAT GARAMYCIN SALEP,


AMPISILIN DAN VITAMIN B KOMPLEKS DALAM SEDIAAN
PULVIS, PADA PASIEN INFEKSI KULIT RAWAT JALAN DI
APOTEK C1

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah praktikum


pelayaan farmasi IV

OLEH
RIZKA PRATIWI

P23139014085

SAHEBA

P23139014087

SENJA NARALITA SUGIHARTO .P

P23139014089

SYIFA AMELIA KHAIRUNISA

P23139014091

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN FARMASI
2016

1 | Page

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan memebatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit mrupakan orga yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastic,
dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim , umur, jenis kelamin, ras dan juga
sangat bergantung pada lokasi tubuh.
Penyakit kulit yang disebabkan infeksi dapat disebabkan oleh virus ,
rickettsia, bakteri, jamur tetapi berdasarkan judul menekankan tentang bakteri
penyebab infeksi kulit. Infeski kulit dapat berupa prmer atau sekunder. Infeksi
primer memiliki morfologi karakteristik dan kurusus, yang menginisiasikan oleh
organisme tunggal, dan biasanya terjadi pada kulit yang normal. Penyebab infeksi
yang paling sering adalah disebabkan oleh Staphylococcus aereus, streptococcus
pyogenes, dan bakteri Coryneform. Infeksi sistemik juga mungkin memiliki
manifestasi kulit. Infeksi sekunder berasal dari penyakit pada kulit.
Infeksi saluran pencernaan disebabkan karena tertelannya mikroorganisme
pathogen yang dapat menimbulkan infeksi dan intoksikasi pada manusia dan
menimbulkan penyakit misalnya disentri, diare dan demam tifoid.
Gangguan pada system pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan
yang salah, infeksi dan kelainan alat pencernaan yang memeberikan gejala seperti
gastroenteritis, konstipasi , , onstipasi maupun ulkus.
Maka dari itu,

peran seorang farmasis dalam membantu masyarakat

mengobati infeksi kulit dan infeksi pada saluran pencernaa dapat berupa
pelayanan farmasi klinik di Apotek yang merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan

2 | Page

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:3
1. Pengkajian Resep;
2. Dispensing;
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4. Konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (home pharmacy care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Pada praktikum Pelayanan Farmasi IV ini diharapakan seluruh
mahasiswa mampu memberikan kegiatan pelayan farmasi klinik yang
salah satunya adalah pelayanan informasi obat yang dilakukan pada
praktikum kali ini.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kelengkapan resep
2. Mahasiswa mampu menghargai dan mengetahui khasiat obat
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis dan melaksanakan peracikan
obat yang tepat
4. Mahasiswa mampu memberikan informasi obat kepada pasien
5. Mahasiswa diharapakan mampu bekerja secara tim dengan penuh
tanggung jawab masing masing dalam mengerjakan resep.

C. Manfaat Pratikum

3 | Page

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan resep dan kelengkapan resep


dengan benar
2. Mahasiswa dapat menghargai obat dan memberikan khasiat obat
kepada pasien dengan tepat
3. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dan melaksanakan peracikan
obat dengan tepat
4. Mahasiswa dapat memberikan informasi obat yang terkait pada
penyakit atau resep yang telah diberikan oleh dokter
5. Mahasiswa dapat bekerja secara tim dengan penuh tanggung jawab
masing masing dalam mengerjakan resep.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4 | Page

A. Resep

1.

Definisi Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang Dokter kepada Apoteker


untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien (art. 45 W.G.)
Resep disebut juga formulae medicae, terdiri dari formulae officinalis
(yaitu resep yang tercantum dalam buku farma-kope atau buku lainnya dan
merupakan standar) dan formulae magistralis (yaitu resep yang ditulis oleh
dokter)formulae medicae, terdiri dariformulae officinalis (yaitu resep yang
tercantum dalam buku farma-kope atau buku lainnya dan merupakan
standar) dan formulae magistralis (yaitu resep yang ditulis oleh dokter).4
Yang berhak menulis resep ialah:
a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut
c. Dokter hewan, terbatas pengobatan untuk hewan
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah).
Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang lengkap
harus memuat :
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau
komposisi obat (invocatio)
4. Aturan pemakaian obat tertulis (signatura)
5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subscriptio)
6. Jenis hewan, dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter
Hewan

5 | Page

7. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal.5
Resep harus ditulis lengkap dan jelas. Apabila resep tidak dapat
terbaca dengan jelas atau tidak lengkap, Apoteker harus menanyakan
kepada Dokter penulis resep.
Ketentuan Lainnya dalam peresepan:
1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
2. Resep yg mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi (ulangan);
ditulis nama pasien tdk boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai sendiri;
alamat pasien dan aturan pakai (signa) yg jelas, tidak boleh ditulis
sudah tahu aturan pakainya (usus cognitus).
3. Untuk penderita yg segera memerlukan obatnya, dokter menulis bagian
kanan atas resep: Cito, Statim, urgent, P.I.M.= periculum in mora =
berbahaya bila ditunda, RESEP INI HARUS DILAYANI DAHULU.
4. Bila dokter tidak ingin resepnya yg mengandung obat keras tanpa
sepengetahuan diulang, dokter akan menulis tanda N.I. = Ne iteratur =
tidak boleh diulang.
5. Resep yg tidak boleh diulang adalah resep yg mengandung narkotika
atau obat lain yg ditentukan oleh Menkes melalui Kepala Badan POM.
2. Bagian-bagian resep
Suatu resep harus memiliki kelengkapan agar legal untuk dilayani,
adapun bagian-bagian resep yang harus ada yaitu :
1. Tanggal dan tempat ditulisnya resep ( inscriptio )
2. Aturan pakai dari obat yang tertulis ( signatura )
3. Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep ( subcriptio )
4. Tanda buka penulisan resep dengan R/ ( invecatio )
5. Nama obat, jumlah dan cara membuatnya ( praescriptio atau ordinatio )

3. Copy Resep (salinan resep)


Menurut Kepmenkes no. 280 th 1981, Salinan resep adalah salinan
yang dibuat apoteker, selain memuat semua keterangan yang terdapat

6 | Page

dalam resep asli harus memuat pula: nama dan alamat apotek, nama dan
SIA, tanda tangan atau paraf APA, det/ detur untuk obat yang sudah
diserahkan atau ne detur untuk obat yang belum diserahkan, nomor resep,
dan tanggal pembuatan. Bagian-bagian salinan resep:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan APA dan nomor SIA
3. Nama, umur, pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal penulisan resep
6. Tanggal dan nomor urut pembuatan
7. Tanda R/
8. Tanda det atau deteur untuk obat yang sudah diserahkan ne
det atau ne deteur untuk obat yang belum diserahkan
9. Tuliskan p.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan
resep telah ditulis sesuai dengan aslinya.
4. Penyerahan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Bidang Farmasi
Penyerahan obat atas dasar resep harus dilengkapi dengan etiket
berwarna putih untuk obat dalam dan untuk obat luar dengan warna biru.
Yang dimaksud obat dalam ialah obat yang digunakan melalui
mulut masuk kerongkongan terus ke perut. Sedangkan obat luar yaitu obat
yang digunakan secara lainnya, yaitu melalui mata, hidung, telinga,
vagina, rectum, dan termasuk pula obat parenteral dan obat kumur.
Pada etiket harus di cantumkan:
a.
b.
c.
d.
e.

Nama dan alamat apotik


Nama dan nomor S.I.K apoteker pengelola apotik
Nomor dan tanggal pembuatan
Nama pasien
Aturan pemakaian

B. Apotek

1. Definisi Apotek
Pengertian

apotek

menurut

(Kepmenkes

RI)

No.

1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

7 | Page

dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada


masyarakat.
2. Pengelolaan Apotek meliputi
Sesuai PERMENKES RI No. 26/Per. Menkes/Per/1/1981 pengelolaan
apotek meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.

Bidang pelayanan kefarmasian.


Bidang material.
Bidang administrasi dan keuangan.
Bidang ketenaga kerjaan.
Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek.

3. Pelayanan Apotek
a. Apotik wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
b. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi kepada kepentingan msyarakat
c. Apoteker wajib memberikan informasi:
1) berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien
2) penggunaan obat obat tepat, aman, rasional atas permintaan
masyarakat itu
d. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan
kepada dokter penulis resep
e. Salinan resep harus di tanda tangani oleh apoteker
f. Resep harus dirahasiakan disimpan di apotik dengan baik dalam jangka
waktu 3 tahun

C. INFEKSI
Definisi Luka dan Klasifikasi
Secara

definisi

suatu

luka

adalah

terputusnya

kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau

8 | Page

pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan


struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama
penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi,
kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture,
sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur
lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan
epidermis;partial

thickness,

yang

melibatkan

lapisan

epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan


epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan
sampai ke tulang.Berdasarkan proses penyembuhan, dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1.
Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih,
biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada
jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung
dari bagian internal ke ekseternal
2.

Healing by secondary intention


Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses
penyembuhan akan berlangsung mulai dari
pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan
sekitarnya.

3.

Delayed primary heal.ing (tertiary healing)


Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya
sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan
luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan

bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka


dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam
9 | Page

jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah


segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh
dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa
dikategorikan

luka

akut

jika

proses

penyembuhan

berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal


tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami
keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika
menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Infeksiadalah suatu penyakit akibat dari masuknya kuman pathogen
atau mikroorganisme lain ke dalam tubuh atau pada tubuh sehingga
menimbulkan gejala.
Infeksi
kulit

adalah Suatu keadaan

adanya

infasi

mikroorganisme pada kulit yang di sebabkan akibat adanya kuman bakteri,


virus, maupun parasit maupun jamur. Penyakit kulitadalah penyakit infeksi
yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia.
Infeksi kulit akibat Bakteri

Selulitis
Definisi Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam
kulit dan jaringan di bawah kulit.Infeksi dapat segera menyebar dan
dapat masuk ke dalam pembuluh getah beningdan aliran darah. Jika hal
ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab Selulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang
berbeda, yang palingsering adalah Streptococcus.Staphylococcus juga
bisa menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas didaerah yang lebih
sempit.Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian
bawah.
Akibat dari infeksi Bakteri antara lain seperti :

10 | P a g e

Kemerahan

nyeri tekan
panas, bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang
mengelupas(peau d'orange).

Demam, menggigil, dan sakit kepala (pada kasus-kasus


tertentu)

Peningkatan denyut jantung

Tekanan darah menurun

pemeriksan fisik akan ditemukan daerah pembengkakan


yangterlokalisir (edema), kadang ditemukan pembengkakan
kelenjar getah bening.

Pengobatan Untuk selulitis yang disebabkan oleh streptokokus


biasanya diberikan penisilin per-oral (melalui mulut). Pada kasus yang
berat, penisilin bisa diberikan secaraintravena (melalui pembuluh darah),
dan bisa ditambahkan klindamisin.Jika penderita alergi terhadap penisilin
bisa diganti dengan eritromisin untuk kasus yang ringan atau klindamisisn
untuk kasus yang berat.Selulitis yang disebabkan oleh stafilokokus bisa
diobati dengan dikloksasilin.Untuk kasus yang berat bisa diberikan
oksasilin atau nafsilin.Gejala-gejala selulitis biasanya menghilang
beberapa hari setelah pemberianantibiiotik.Kepada penderita selulitis
berulang bisa diberikan suntikan penisilin setiap bulanatau penisilin peroral (melalui mulut) selama 1 minggu setiap bulan.

D. Faramkologi Obat2.3.4.5
1. Garamycin Ointment Salep
Komposisi
: gentamicin sulfat 1 mg/g krim/salep
Indikasi
: infeksi kulit dan sekunder karena bakteri yang
rentan.
11 | P a g e

Kontra Indikasi
Efek samping

: Hipersensitif
: iritasi ringan pada kulit

Gentamicin merupakan suatu kompleks amnioglikosid yang


diisolasi dari Micromonospora purpurea. Obat ini efektif terhadap
oragnisme gram positif dan gram negatif. Digunakan pada luka bakaryang
terinfeksi, luka, atau lesi kulit dan pencegahan infeksi pada kateter
intravena.
2. Ampisilin
Komposisi
Indikasi
K. Indikasi

: ampisilin 250 mg/kaps, 500 mg/kapl; 125 mg/5 ml 0,5 g


& 1 g/vial.
: infeksi saluran pernapasan pernapasan dan pencernaan dan
kemih.
: Hipersensitivitas terhadap penilisin

Efek Samping : mual, diare, ruam, kadang-kadang terjadi colitis karena


antibiotik.
Dosis

: anak BB < 20 kg : 50 100 mg Kg BB tiap 6 jam


diberikan
sebelum makan.

obat ini diberikan secara oral untuk infeksi saluran kemih oleh bakteri
koliformis gram negative atau infeksi bakteri campuran sekunder pada
saluran pernapasan (sinusitis, otitis, bronchitis).

3. Vit. B kompleks
Komposisi
: vit. B1 2 mg, Vit. B2 2 mg, Vit. B6 2 mg; Niasinamida
20mg, Kalsium pentotenat 10 mg
Indikasi
: membantu memenuhi kebutuhan vitamin B kompleks
Dosis
: 1 tablet sehari. Untuk anak-anak sesuai petunjuk dokter

12 | P a g e

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Kelangkapan Resep

13 | P a g e

1. Inscriptio
Nama dokter
: ada
Tempat, tanggal penulisan resep : RS HUSADA, 6 01 - 2011
Tanda R/
: ada
2. Ordinatio
Nama obat
: ada
Kadar obat
: ada
Jumlah obat
: ada
Bentuk sediaan : ada
3. Signatura
Aturan pakai
Nama pasien
Umur pasien

: ada
: Keysha
: 4 tahun

4. Subscriptio
Tanda tangan dokter
Tanda tangan PCC
Stampel

14 | P a g e

: ada
: tidak ada
: ada

Alat Racik/Non Racik


Alat yang dignakan pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1. Lembar Jurnal
2. Alat tulis
3. Double tip
4. Plastic zipper
5. Alat perhitungan (kalkulator)
6. Etiket
7. Lembaran kwitansi
8. Gunting
9. Perkamen
10. Alu dan Lumpang
B. ALUR PELAYANAN RESEP
Pelayanan Resep di Apotek
Menurut KepMenKes No. 1027/MenKes/SK/IX/2004 mengenai
standar pelayanan kefarmasian di Apotek, pelayanan resep dibagi
menjadi dua point penting sebagai berikut :
1. Resep Datang
ketika di apotek, ada pasien membawa resep datang, maka pihak
apotek

(biasanya

front

office)

menyambut

pasien

dan

mempersilahkan pasien untuk menunggu sebentar.


2. Skrining resep
selanjutnya pihak front office memberikan resep kepada petugas
penyekrening resep (harus apoteker) segera melakukan skrining
resep. Skrining resep ini antara lain skrining administratif, skrining
farmasetis, dan skrining klinis.
1) Skrining administratif.

Berguna

untuk

menghindari

kesalahan penulisan resep maupun pemalsuan resep. Yang


dianalisis dalam skrining ini antara lain ada tidaknya
maupun keaslian dari : ada tidaknya Nama, SIP dan alamat
dokter. ada tidaknya dan logis tidaknya Tanggal penulisan

15 | P a g e

resep. ada tidaknya Tanda tangan/paraf dokter penulis


resep. ada tidaknya Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan
berat badan pasien (jika perlu). benar salahnya Nama obat ,
sesuai tidaknya potensi obat , dosis, jumlah yang minta.
jelas tidaknya Cara pemakaian untuk pasien
2) skrining farmasetis. Yakni menyesuaian dengan kondisi
pasien tentang : bentuk sediaan, cocok digunakan pasien,
dosis harus sesuai dengan usia, umur, atau berat badan
pasien. Sesuai disini maksudnya dapat menyelesaikan
problema terapi pasien. Disini akan dihitung dosis dan
apakah dosis over dosis atau tidak. potensi obat, cocok
tidak khasiatnya dengan penyakit yang diderita pasien,
stabilitas, apakah apabila obat ini digunakan dalam bentuk
sediaan tertentu (misal cair), apakah stabil atau tidak
inkompatibilitas,apakah obat satu berinteraksi dengan obat
yang lainnya ketika dicampur/ketika dibuat, apkah rusak
atau tidak cara dan lama pemberian apakah dapat
menyebabkan kenyamana pada pasien atau tidak.
3) skrining klinis adanya alergi, efek samping, interaksi,obat .
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). disini
juga harus benar benar dicatat adalah cara pemakaian
obat,

cara

penyimpanan

obat,

jangka

waktu

pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman


yang harus dihindari selama terapi, sehingga nanti bisa
disampaikan pada saat konseling. apabila tahap skrining
ini bermasalah, maka kita harus dapat mencari solusi nya
lalu memberikan solusi itu kepada dokter.
3. Pemberian Harga
untuk pemberian harga, maka caranya bisa di lihat disini. apabila
pasien dengan harga yang kita berikan, maka akan segera
dilakukan penyiapan/peracikan obat. Namun, permasalahan terjadi
apabila pasien sensitif terhadap harga,sehingga pasien tidak setuju

16 | P a g e

dengan harga yagn diajukan. maka penanganannya adalah


mengajukan obat alternative dengan jenis, jumlah, jumlah item dan
harga sesuai kemampuan pasien. Disinilah terkadang akan muncul
kopi resep. Karena dengan kopi resep ini pasien bisa menebus
setengah obatnya terlebih dahulu, baru setelah itu, bisa ditebus
waktu berikutnya. Disinilah juga terkadang ada pergantian obat
paten satu dengan obat paten satunya yang lebih murah atau
pergantian obat paten menjadi obat generiknya. Setelah pasien
setuju dengan harga obat, maka tahap selanjutnya adalah penyiapan
/peracikan obat. Namun apabila memang benar-benar pasien tidak
mampu untuk menebus obat dan dapat dibuktikan dengan rasa dan
etika, maka itu kebijakan dari apotekernya, apakah akan
memberikannya secara gratis atau menghutanginya.
4. Penyiapan atau peracikan obat
tahap yang dilakukan pada penyiapan /peracikan obat antara lain
penyiapan/peracikan,

dan penyerahan obat ke pasien. Yang

melakukan tahpa ini tidak harus apoteker, bisa tenaga ahli


kesehatan seperti AA,ataupun tenaga terlatih lainnya.
1) Peracikan. dalam peracikan, dilakukan

kegiatan

penimbangan obat, pencampuran obat apabila obat perlu


dicampur

(dijadikan

serbuk,

cairan,

dll),

kemudian

pengemasan setelah obat berhasil dibuat. Dan tahap


selanjutnya

adalah

pemberian

etiket.

Yang

harus

diperhatikan adalah tahap ini harus jelas prosedurnya,


ada protab/sopnya dengan memperhatikan tahap tahap
kritikal seperti dosis yang harus tepat, pencampuran
yang harus tepat. Etiket pun harus jelas dan dapat
dibaca serta mudah dipahami. Pengemasan pun harus
rapi dan dapat menjaga kualitas dari obat tersebut.
2) Penyerahan obat ke pasien. sebelum obat di serahkan
kepasien, maka harus dilakukan pengecekan kembali

17 | P a g e

terhadap kesesuaian antara obat dengan etiket, obat dengan


resep. Di sini yang mengecek kembali biasanya adalah
orang lain. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker dan
dilakukan konseling serta pemberian informasi, dan edukasi
agar pasien dapat complience maupun adherence.
5. Pemberian informasi, edukasi, dan konseling
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi:
cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi Apoteker harus memberikan konseling,
mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan
lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau
yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau
penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan
lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular,
diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus
memberikan

konseling

secara

berkelanjutan

agar

bisa

menghasilkan outpun maksimal dimana pasien dapat complience


dan adherence.
6. Monitoring penggunaan Obat
ini lebih dikhususkan oleh pasien pasien yang mempunyai
penyakit kronis, seperti DM, antihipertehnsi, dll.
C. LANGKAH KERJA
1 Menerima resep pasien
2 Siapkan obat sesuai dengan resep
3 Dilihat nama pasien,umur dan nama dokter
4 Perhatikan nama obat,dosis,bentuk sediaan,dan cara pemakaiannya
5 Kemudian disiapkan obat dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan
6

dokter
Jika obat atau alat kesehatan ada maka langsung disiapkan,jika tidak

ada maka akan dibuatkan copy resep.


Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik

18 | P a g e

8
9

Buat etiket dan cocokkan dengan resep


Teliti kembali resep sebelmu diserahkan kepada pasien termasuk

salinan resep (copy resep) jika diminta oleh pasien.


10 Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
yang meliputi dosis,frekuensi pemakaian dalam sehari, waktu
penggunaan obat, cara menggunakan obat dan efek samping obat yang
mungkin ditimbulkan setelah penggunaan obat dan jika perlu
pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.

19 | P a g e

D. PERHITUNGAN DOSIS
1. Garamycin ointment tube I (ISO 39 Hal 339)
Dosis
: Oleskan tipis pada bagian yang sakit sehari 3 4 x
Dosis Dalam Resep :
Untuk Pemakaiana luar
2. Ampicilin (ISO 39 Hal 92)
Dosis
: anak BB < 20 kg : 50 100 mg Kg BB tiap 6 jam
diberikan sebelum makan.
Dosis anak 4 tahun BB 16,89 kg
1 x H = 50 100 mg/kg BB
= 50 100 mg/kg . 16,89 kg
= 844,5 1689 mg
1 x P = 844,5 1689 mg / 6
= 140,75 - 281,5 mg
Dosis dalam Resep
1 x H = 150 mg x 3
= 450 mg ( < dosis lazim)
1 x P = 150 mg ( dalam dosis lazim)
3. Vit. B kompleks (ISO 39 Hal. 519)
Dosis
: 1 tablet sehari. Untuk anak-anak sesuai petunjuk dokter
Dosis dalam resep
1 x H = 3 x 1/5 tab = 3/5 tab
1 x P = 1/5 tablet

BAB IV
PEMBAHASAN

20 | P a g e

A. SKRINING RESEP
Kelengkapan resep 1.6 dikategorikan sudah lengkap, dari skrining
administratif sudah ada nama dokter, tempat menulis resep, paraf dokter,
tanggal penulisan resep, nama pasien, umur , Tulisan tersebut dapat terbaca.
Lalu, skrining farmasetik , dari bentuk sediaan di resep tertera untuk
Garamycin Oinment I , maksudnya garamycin dalam bentuk salep 1 tube,
ketepatan dosis yang berikan yaitu untuk pemakaian luar dengan di oleskan
sudah sesuai, di indikasikan untuk infeksi luka. Selanjutnya resep yang kedua
nya, yaitu ampicillin dan vitamin B kompleks , di dalam resep tertera
ampicillin 150 mg sudah ada nama obat disertai kekuatan sediaan, digunakan
sebagai antibiotic golongan penisilin diindikasikan untuk infeksi saluran
cerna. Untuk vitamin B kompleks tertera nama sediaan, dan jumlah sediaan
yang di ambil, digunakan sebagai multivitamin , memebantu memenuhi
kebutuhan vitamin B komplkes dikarenakan dari gangguan pencernaanya
yang berakibat pada gangguan pada kulit anak, banyak nutrisi yang terbuang
sebelum di serap dengan baik, maka dari itu diperlukan tambahan vitamin B
kompleks. Untuk penggunaan resep kedua ini yaitu 3 x sehari 1 bungkus,
untuk ketepatan dosisi dari ampicillin , 1 x p nya masuk dalam dosis lazim,
sedangkan untuk Vitamin B kompleksnya kurang dari dosis lazim nya. Resep
kedua ini diberikan dalam bentuk puyer untuk mempermudah pasien anak
meminum obat.
Resep di beri harga, untuk salep garamycin 1 tube sebesar Rp. 64.480,
untuk puyer yang terdiri dari ampisilin dan vit. B kompleks sebanyak 15
bungkus perkamen sebesar Rp. 8.000 jadi jumlah yang harus di bayar sebesar
Rp. 72.500 jika pasien setuju kita akan melaksanakan peracikan obat tersebut.
Lalu lakukan peracikan, dalam peracikan, dilakukan kegiatan penimbangan
obat, pencampuran obat yang dicampur dalam bentuk puyer, penempelan
etiket nya pula harus dengan benar.
Sebelum diserahkan kepada pasien, obat di periksa terlebih dahulu apakah
sudah benar dengan etiket tidak, etiket biru untuk obat luar dan etiket putih
untuk obat oral. Untuk garamycin untk pemakaian luar , sedngkan resep
kedua berupa racikan 3 x sehari 1 bungkus.

21 | P a g e

Selanjutnya pemberian informasi ke obat. Jadi pasien ini menderita infeksi


di kulit, makanya diberikan salep anti bakteri agar infeksi ini tidak menjalar
ke bagian yang lain, di sembuhkan terlebih dajulu, sedangkan untuk puyernya
yaitu ampicillin dan vitamin B kompleks, pasien juga menderita penyakit
gangguan pencernaan dan membutuhkan asupan vitamin B akibat pelemasan
badan.
B. Pemberitahuan Informasi Obat ke Pasien
Adik keysha 4 tahun , iya ini ibu ada 2 obat. Yang pertama ini garamycin
salep di gunakan 3-4 x sehari tipis-tipis di tempat terjadinya infeksi luka.
Digunakan sebagai antibakteri , agar infeksinya tidak menjadi luas,
menghambat pertumbuhan dari si bakterinya.
Lalu obatnya yang kedua, berupa puyer diminumnya 3 x sehari 1 bungkus
perkamen ya

baik digunakan sebelum makan, Karena ada infeksi pada

saluran pencernaan serta membantu penyembuhan gangguan kulit luar


melalui bagian dalam tubuh, agar tidak menimbulkan iritasi setelah makan,
maka di gunakan sebelum makan atau 2 jam setelah makan , agar ampicillin
yang diserap lebih banayk dibanding diminum setelah makan. obat ini mohon
di habiskan ya , agar bakternya tidak resisten. Dan pastikan anak anda, tidak
alergi terhhadap penisilin. Terima kasih, semoga lekas sembuh.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Resep 1.6 pada Apotik C, resep terebut di berikan kepada pasien yang
menderita infeksi pada bagian kulit akibat luka dan gangguan
pencernaan.
2. Kelengkapan resep 1.6 sudah lengkap
22 | P a g e

3. Peracikan obat untuk resep 1.6 tersedia lengkap dengan penyiapan obat
yang sesuai tugasnya.
4. Obat diberikan 2 macam, pertama berupa salep dan yang kedua berupa
pulvis
B. Saran
Mahasiswa harus lebih teliti dalam mengerjakan resep, baik non
racik maupun racikan. Perhatikan khasiat obat, perhitungan dosis, hingga
pelaksanaan penyiapan dan penyerahan obat sesuai dengan yang telah
terdapat dalam resep. Pemberian informasi obat kepada pasien harus tepat
dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA
1

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26/MENKES/PER/I/1981
tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, 2002.


ISO, 2015, ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat Volume 49,

3
4

PT. ISFI Penerbitan, Jakarta


ISO Farmakoterapi
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2010, Obat-Obat Penting
Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam,

PT. Elex Media Komputindo, Jakarta


5 Katzung , Bertram G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.
VI. Penerbit Buku Kedoteran EGC: Jakarta.

23 | P a g e

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai