Anda di halaman 1dari 17

OVERVIEW CHANGE MANAGEMENT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Manajemen Perubahan
Yang Dibimbing oleh Dr. Sopiah, M.Pd.MM.

Disusun oleh :
Alvansya Esterlina Wororik (180413620814)
Aulia Margeta (180413620513)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
SEPTEMBER 2020
A. Definisi Manajemen Perubahan
Dimasa lalu, mayoritas perusahaan dirancang untuk stabilitas, dari pada
perubahan. Selain itu, mereka telah difokuskan untuk menciptakan hasil atau
produk, sedangkan hari ini, perusahaan fokus pada peningkatan proses.
Perusahaan membutuhkan cara baru untuk menangani pekerjaan dan
memaksimalkan keuntungan. Memaksimalkan keuntungan adalah tujuan
utama perusahaan. Salah satu pendekatan ideal untuk mencapai tujuan ini
melalui perubahan cepat yang dikelola di dalam organisasi. Akan tetapi
sebagian besar orang-orang dalam perusahaan tidak sepenuhnya mampu
menerima perubahan begitu saja,dan melihatnya sebagai hal yang negatif. Oleh
karena itu awalnya mereka menolak pada perubahan, manajemen perubahan
inilah sebagai cara efektif untuk meminimalkan perasaan negatif dan membuat
proses perubahan lebih efisien
Perubahan adalah alterasi dari strategi perusahaan, organisasi atau
budaya sebagai akibat dari perubahan yang lingkungan, struktur, teknologi atau
orang. Perubahan ini dapat berupa perubahan struktur (desain pekerjaan,
rentang kendali, hubungan otoritas atau mekanisme koordinasi),
dalam teknologi (peralatan, proses kerja atau metode kerja) serta
pada orang (perilaku, persepsi, harapan atau sikap).
Manajemen Perubahan menurut Kotter (2011:193), Manajemen
perubahan adalah suatu pendekatan untuk mengubah individu, tim, dan
organisasi kepada kondisi masa depan yang diinginkan. Sedangkan
menurut Wibowo (2011:193), manajemen perubahan adalah suatu proses
secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya
yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena
dampak dari proses perubahan tersebut.
Manajemen perubahan adalah proses perencanaan, koordinasi dan
implementasi dari semua perubahan melalui individu, tim, dan organisasi.
Mengelola perubahan adalah proses untuk membuat karyawan siap menerima
perubahan. Selain itu cara membuatnya mereka merasa nyaman tentang

2|P ag e
perubahan dan melaksanakannya dengan antusias, dan memahami peran
tindakan mereka.
Menurut Prof. Dr. Olaf Pasenhein (2010:7) dalam bukunya Change
Management, struktur kompleks seperti organisasi didorong
oleh faktor eksternal dan internal yang berkaitan dengan kebutuhan untuk
perubahan.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menciptakan kebutuhan eksplisit untuk
perubahan, seperti:
a) Situasi pasar atau tempat pasar
Semakin kompetitifnya situasi pasar memaksa perusahaan untuk
melakukan perubahan agar mampu bersaing dengan yang lainnya.
b) Teknologi
Sebagai akibat perkembangan teknologi baru mengakibatkan perubahan
keterampilan, pekerjaan, struktur, dan sering kali juga budaya. Dengan
demikian dengan perusahaan harus melakukan perubahan khususnya sumber
daya manusia harus selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga tidak
tertinggal.
c) Hukum dan peraturan pemerintah
Undang-undang dan peraturan pemerintah dapat berdampak besar pada
organisasi seperti dengan deregulasi. Organisasi harus berubah karena sekarang
sudah ditentukan. Contoh: Pajak tembakau dan undang-undang mewajibkan
produsen tembakau untuk mengungkapkan efek berbahaya dari merokok telah
menciptakan dampak yang sangat besar tekanan. Perusahaan rokok harus
berubah untuk memastikan produk mereka tetap terima komsumen.

d) Ekonomi
Naik turunnya ekonomi ini memiliki efek dramatis pada organisasi dan
juga domestic pasar karena pengaruh ekonomi dunia berlanjut pada organisasi.
Contonya: Fenomena ini bisa jadi terlihat selama krisis keuangan

3|P ag e
terakhir. Efeknya pertama kali dikenali di AS lalu mereka mencapai Eropa,
Jepang dan akhirnya seluruh dunia. Akibatnya, beberapa pabrikan mobil
mengalami mengumumkan pengurangan produksi dan pengurangan tenaga
kerja.

2. Faktor Internal
Faktor internal yang menciptakan kebutuhan eksplisit untuk perubahan, seperti:
a) Strategi perusahaan
Bukan hal yang aneh bagi sebuah organisasi untuk mengubah
strateginya. Ini dapat menyebabkan misalnya sejumlah besar perubahan jika
organisasi memutuskan untuk mengadopsi metodologi distribusi baru atau
strategi logistik baru
b) Tenaga kerja
Penerapan teknologi baru membutuhkan proses atau struktur baru. Melalui
ini, karyawan harus dilatih untuk proses kerja baru atau pekerjaan baru.
c) Sikap karyawan
Perubahan juga dapat disebakan karena sikap karyawan satu deng yang
lainnya tidak harmonis.

B. Model Manajemen Perubahan


Menurut Robbins (2012:217), perubahan dapat dikelompokan dalam 4 kategori,
yaitu:

4|P ag e
a) Perubahan Struktur
Megubah struktur mencangkup perubahan dalam hubungan wewenang,
mekanisme koordinasi, rancang-ulang pekerjaan, merubah visi dan misi
perusahaan, dan lainnya.
b) Perubahan Teknologi
Merubah teknologi meliputi penggunaan alat, atau metode baru,
otomatisasi, serta komputerisasi.
c) Perubahan Penatan Fisik
Mengubah penataan fisik meliputi pengubahan ruang dan tata letak
tempat kerja, misalnya dengan menghilangkan sekat dan suatu desain kantor
yang terbuka, sehingga karyawan akan saling mudah berkomunikasi.
d) Perubahan Individu
Mengubah individu mengacu pada perubahan sikap, keterampilan,
pengharapan, presepsi, dan perilaku karyawan.

C. Perubahan Dimulai Dengan Visi


Menurut Lan Palmer, Richard Dunford, dan Gib Akin dalam buku
Managing Organizational Change bahwa visi merupakan pendapat pernyataan tujuan
yang ditentukan oleh manajemen berdasarkan nilai-nilai inti organisasi dan
kepercayaan yang mendefinisikan indentity organisasi dan menggabungkan ideal dan
manifestasi dari arah yang sama dengan resep nyata untuk mewujudkan tujuan.

Sedangkan menurut Fred R. David dalam bukunya Strategic Manajement


(2020:75) menyatakan bahwa ketika para pekerja dan para manajer membentuk
bersama pernyataan visi untuk perusahaan, maka hasilnya dapat merefleksikan visi
personal dari manajer dan karyawan yang mereka miliki dalam hati dan pikiran tentang
masa depan mereka.

Visi perusahaan adalah pernyataan yang telah ditetapkan oleh para manajer
perusahaan berdasarkan nilai dan budaya perusahan, tujuannya sebagai gambaran masa
depan yang akan dilaksanakan oleh semua anggota untuk mewujudkan tujuan

5|P ag e
perusahaan. Untuk mencapai perubahan yang berhasil, maka perusahaan harus
menetapkan visi dengan benar. Memiliki visi strategis terkait dengan keunggulan
kompetitif, akan meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai sebuah pertumbuhan
perusahaan berkelanjutan.

Menurut Wibowo (2011:203) dalam manajemen perubahan, visi sebagai


lintasan proses (The trajectory process) untuk melakukan perubahan pada perusahan,
Pada intinya memanajemen perubahan dalam perusahaan dapat dimulai dengan
menentukan, memilih, atau merubah visi perusahaan dengan tepat agar dapat diterima
dan diimplementasikan sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

D. Karakteristik Dari Visi Yang Efektif


Karaktersitik visi yang efektif menurut John P. John P. Kotter, Leading Change
(Boston: Harvard Business School Press. menyebutkan terdapat tujuh karakteristik/
dimensi visi yang efektif. Adapun karakteristik visi yang efektif tersebut adalah
sebagai berikut :

(Sumber: Harvard Business School Press. 1996: 72)

6|P ag e
Visi yang efektif adalah dapat mampu memotivasi, mudah dipahami, maknanya
tidak terlalu luas, mampu memberikan arti dan nilai bagi para pelaksananya, dapat
menetapkan standar dan keunggulan organisasi, mampu menghubungkan keadaan saat
ini dan masa depan, membantu organisasi merespon dan menghadapi
perubahan/masalah, mencerminkan nilai–nilai budaya organisasi, mampu
membangkitkan inspirasi pegawai, rasional, ideal, terukur dan dapat dicapai dan dapat
memberikan arti pada masyarakat, sebagai alat kontrol atas perilaku individu pegawai
dan organisasi, dan dapat dikomunikasikan dengan seluruh komponen organisasi.

E. Strategi Dalam Manajemen Perubahan

Istilah strategi pada dasarnya merupakan istilah yang sering digunakan pada
saat membicarakan upaya-upaya dalam pencapaian tujuan. Strategi dalam KBBI
(1990:859) adalah siasat perang atau ilmu siasat perang. Strategi dapat juga dikatakan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran
khusus.

Berbicara tentang kata “strategi” pada mulanya hanya berkaitan dengan


lingkungan militer yaitu pada saat terjadinya peperangan. Startei selalu melekat pada
seorang komandan dalam menghadapi musuh-musuhnya agar mencapai kemenangan .
Namun ada yang berpendapat bahwa strategi adalah seni. Potter (2014:227)
mengatakan strategi sebagai suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating),
penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis
antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan dimasa
mendatang. Beberapa pakar mendefinisikan strategi dengan penekanan-penekanan
yang berbeda. Menurut Stuart Wells Strategi adalah ilmu perencanaan dan penugasan
operasi militer dalam skala besar, khususnya kekuatan maneuver untuk mendapatkan
posisi yang menguntungkan dalam berhadapan dengan musuh.

7|P ag e
Dalam J. Salusu (2015:88) menyebutkan strategi sebagai suatu penetapan dari
tujuan dan sasaran jangka panjang suatu organisasi serta pengunaan serangkaian
tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut..

Learned, Christensen, Andrews, dan Guth dalam J. Salusu (2015:90)


menganggap strategi sebagai pola tujuan, maksud, sasaran, dan kebijaksanaan umum
serta rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan J. Salusus
(2015:101) mendefinisikan strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan
sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang
efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Menurut David. Freed R (2020:231) strategi dapat dibedakan atas 5 jenis yaitu
sebagai berikut :
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertical. Strategi integrasi vertical
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok,
dan /atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat 3 jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat . Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.
4. Strategi Defensif

8|P ag e
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi strategi
defensif kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi
 Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan
kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Selama proses
rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya
terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan
dan media.
 Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.
Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang
selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih
lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya
menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak
cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.
 Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap
sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan
kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional
sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi
daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar. (David, 2004)

Menurut Dwi Jatmiko (2011: 115), jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

1. Strategi pertumbuhan
Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil dari variabel-variabel
sumber daya finansial organisasi, produk atau jasa yang dihasilkan, kondisi
lingkungan eksternalnya, kemampuan dan skill manajemennya. Kemampuan
manajemen untuk menilai variabel-variabel tersebut secara tepat adalah esensi
pertumbuhan. Terdapat beberapa jenis strategi perusahaan yang dikategorikan
kedalam strategi pertumbuhan, yaitu:

9|P ag e
- Pertumbuhan Konsentrasi
Pertumbuhan konsentrasi adalah strategi untuk meningkatkan
penggunaan produk- produk yang telah ada (produk lama) di dalam pasar yang
ada (pasar lama) atau disebut penetrasi pasar. Strategi konsentrasi diterapkan
apabila suatu perusahaan mengkonsentrasikan pada perluasan penjualan pada
bisnis semula.
- Strategi Integral Vertikal
Strategi vertikal ini menunjukkan bahwa suatu bisnis bergerak ke arah
yang melayani pelanggan atau pemakai akhir suatu produk/jasa.
- Strategi Diversifikasi
Strategi Diversifikasi merupakan alternatif strategi yang mempunyai
risiko besar dan salah satu yang memiliki derajat sinergi paling rendah. Namun
demikian, Strategi Diversifikasi merupakan salah satu yang populer dan
seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.
2. Strategi Stabilitas
Strategi Stabilitas berarti bahwa organisasi tetap melanjutkan pekerjaan atau
aktivitas yang sama dengan sebelumnya. Asumsinya bahwa lingkungan
eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek.
Strategi ini menerapkan sikap menunggu (wait and see) strategi ini dapat
menguntungkan dan merugikan bagi perusahaan, tergantung pada bagaimana
respon perusahaan/organisasi terhadap lingkungannya.
3. Strategi Penciutan atau Strategi Bertahan
Strategi ini diterapkan oleh perusahaan yang merasa bahwa strateginya tidak
sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan perlu
mengurangi skala operasionalnya. Derajat dimana perusahaan harus diciutkan
tergantung pada bagaimana serius tidaknya persoalan atau permasalahan yang
dihadapi strategi yang semula diterapkan organisasi. Strategi bertahan biasanya
dipilih untuk jangka pendek disebabkan tidak adanya strategi alternatif yang
lebih baik untuk dipilih. Strategi penciutan atau strategi bertahan ini merupakan
upaya perusahaan untuk mengurangi resiko dari permasalahan yang dihadapi

10 | P a g e
oleh perusahaan dikarenakan kurang optimalnya pelaksanaan strategi yang
sebelumnya diterapkan oleh perusahaan. Jenis-jenis strategi penciutan antara
lain :
- Cutback dan turnaround yaitu strategi penyehatan perusahaan yang
bertujuan mengeliminasi kerugian dan biaya-biaya tetap, atau memotong
biaya-biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasional perusahaan agar
beroperasi lebih efisien. Strategi ini dapat diterapkan apabila perusahaan
mengalami penurunan keuntungan secara terus menerus.
- Divestasi (Divestment) yaitu strategi penyehatan atau penciutan perusahaan
yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap
yang ditanggung perusahaan dengan cara menjual sebagain aset atau
kekayaan yang dimiliki organisasi perusahaan.
- Likuidasi (liquidation) yaitu strategi penciutan perusahaan dengan menjual
seluruh aset perusahaan. Terdapat 2 jenis likuidasi, yaitu: 1) likuidasi by
choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil
oleh pihak perusahaan. 2) likuidasi by force adalah likuidasi yang dilakukan
karena memang kondisi keuangan perusahaan sudah sangat buruk. Untuk
melakukan likuidasi biasanya diperlukan pengetahuan dan keterampilan
aspek-aspek penilaian aset, pengetahuan hukum baik hukum bisnis maupun
hukum perburuan.

Ada beberapa jenis strategi manajemen perubahan. Jenis-jenis strategi


manajemen manajemen perubahan antara lain:

1. Political Strategy: Pemahaman mengenai struktur kekuasaan yang terdapat


dalam sistem sosial.
2. Economic Strategy: Pemahaman dalam memegang posisi pengaturan sumber
ekonomi, yaitu memegang posisi kunci dalam proses perubahan berencana.
3. Academic Strategy: Pemahaman bahwa setiap manusia itu rasional, yaitu setiap
orang sebenarnya akan bisa menerima perubahan, apabila disertai dengan data
yang dapat diterima oleh akal sehat (rasio).

11 | P a g e
4. Military Strategy: Pemahaman bahwa perubahan dapat dilakukan dengan
kekerasan/paksaan.
5. Confrontation Strategy: Pemahaman jika suatu tindakan bisa menimbulkan
kemarahan seseorang, maka orang tersebut akan berubah.
6. Followship Startegy: Pemahaman bahwa perubahan itu dapat dilakukan dengan
mengembangkan prinsip kepengikutan.

F. Alasan Perubahan
Globalisasi dan inovasi teknologi yang konstan menghasilkan lingkungan
bisnis yang terus berkembang. Fenomena seperti media sosialdan kemampuan
beradaptasi seluler telah merevolusi bisnis dan efeknya adalah kebutuhan yang
terus meningkat untuk perubahan, dan karenanya manajemen perubahan.
Pertumbuhan teknologi juga memiliki efek sekunder berupa peningkatan
ketersediaan dan akuntabilitas pengetahuan. Informasi yang mudah diakses telah
mengakibatkan pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemegang
saham dan media serta tekanan pada manajemen. Dengan lingkungan bisnis yang
mengalami begitu banyak perubahan, organisasi kemudian harus belajar menjadi
nyaman dengan perubahan juga. Oleh karena itu, kemampuan mengelola dan
beradaptasi dengan perubahan organisasi merupakan kemampuan esensial yang
dibutuhkan di tempat kerja saat ini. Namun, perubahan organisasi yang besar dan
cepat sangat sulit karena struktur, budaya, dan rutinitas organisasi sering kali
mencerminkan "persisten dan sulit untuk dihapus".jejak "periode masa lalu, yang
tahan terhadap perubahan radikal bahkan saat lingkungan organisasi saat ini
berubah dengan cepat. Karena pertumbuhan teknologi, perubahan organisasi
modern sebagian besar dimotivasi oleh inovasi eksterior daripada faktor internal.
Ketika perkembangan ini terjadi, organisasi yang beradaptasi paling cepat
menciptakan keunggulan kompetitif untuk diri mereka sendiri, sementara
perusahaan yang menolak untuk berubah akan tertinggal. Hal ini dapat

12 | P a g e
mengakibatkan keuntungan drastis dan / atau kerugian pangsa pasar. Perubahan
organisasi secara langsung mempengaruhi semua departemen dan karyawan.
Seluruh perusahaan harus belajar bagaimana menangani perubahan pada
organisasi. Efektivitas manajemen perubahan dapat memberikan dampak positif
atau negatif yang kuat pada moral karyawan.

G. Asal Usul Manajemen Perubahan


Perkembangan perubahan organisasional menurut Corner diklasifikasikan
dalam tiga kelompok berdasarkan tahapan proses perkembangannya, yaitu sebagai
berikut.
1. Introduksi teknologi baru
Pada awalnya, perubahan ditunjukkan dengan adanya introduksi teknlogi
baru pada sekitar tahun 1980. Perkembangan teknologi dilakukan terus menerus
untuk meningkatkan efisiensi dan dalam banyak hal telah berhasil mengembangkan
perusahaan
2. Total quality management (TQM)
TQM dikembangkan antara lain oleh Edward Deming, yang merupakan
usaha dalam keseluruhan organisasi untuk memperbaiki kualitas produk,
proses, SDM, dan lingkungan secara kontinu melalui perubahan struktur,
sistem, praktik, dan sikap untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
meningkatkan daya saing perusahaan. TQM merupakan keberhasilan
perusahaan-perusahaan jepang, tetapi pada perusahaan barat tidak
menunjukkan keberlanjutan.
3. Business Process Reengineering (BPR)
BPR merupakan bagian dari TQM yang menjalankan perubahan secara
radikal, dramatis, dan fundamental. Tujuan BPR adalah untuk perbaikan kinerja
organisasi melalui efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mencakup biaya
mutu, delivery, service, dan speed

13 | P a g e
Manajemen perubahan adalah suatu proses sistematis dalam menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi
perubahan pada orang yang terkena dampak dari proses tersebut. Manajemen
perubahan ditujukan untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan secara sukses
dengan cara yang terorganisir dan metode, melalui pengelolaan dampak perubahan
pada orang yang terlibat. Pendekatan dalam manajemen perubahan adalah sebagai
berikut.

a. Mengidentifikasikan objek yang terkena dampak perubahan yang mungkin


menolak perubahan.
b. Menelusuri sumber, tipe dan tingkat resistensi perubahan yang mungkin
ditemukan.
c. Mendesain strategi yang efektif untuk mengurangi resistensi tersebut.

Menurut Potts dan LaMarsh (2014), peran utama dalam menjalankan perubahan
adalah sebagai berikut:

a. Change advocates yaitu orang yang mempunyai gagasan tetapi tidak


mempunyai wewenang untuk melaksanakan.
b. Sponsor, biasanya adalah direktur atau manajer senior yang sibuk dengan
pekerjaan, tetapi bertanggung jawab dalam menjalankan peran aktif dalam
proses perubahan.
c. Change agents, yaitu yang merencanakan dan mengimplementasikan
perubahan atas namanya sendiri.
d. Targets, yaitu seseorang yang terkena dampak perubahan. Target termasuk
orang diluar organisasi seperti pelanggan atau pemasok.
e. Stakeholders, yaitu semua orang yang terlibat dalam perubahan, termasuk
semua sponsor, agen perubahan dan target.

Komitmen Perubahan

a. Persiapan

14 | P a g e
Fase ini melakukan komitmen terdiri dari contact dan awareness. Usaha
melakukan kontak dalam bentuk rapat, pidato atau memo untuk mendapatkan
kepedulian. Hasil yang mungkin diperoleh dari kepedulian bisa pemahaman
atau kebingungan.
b. Penerimaan
Penerimaan terdiri atas tahapan pemahaman dan persepsi. Hasil dari
pemahaman bisa persepsi positif atau negatif. Persepsi positif akan mendukung
memulai perubahan.
c. Janji (commitment)
Fase ini terdiri dari installation, adoption, institutionalization, dan
internalization. Installation merupakan kesempatan pertama dimana tindakan
komitmen timbul. Ada 2 kemungkinan hasil dari installation stage, yaitu
perubahan digugurkan setelah implementasi awal atau diadopsi untuk
pengujian jangka panjang. Adopsi fokus pada kepentingan dengan masalah
mendalam dan jangka panjang. Tingkat komitmen dipertimbangkan untuk
mencapai tahap adopsi, tetapi proyek perubahan pada tahap ini tetap
dievaluasi, dengan opsi pada penundaan. Ada 2 kemungkinan hasil pada tahap
adopsi : perubahan dapat dihentikan setelah digunakan secara ekstensif atau
perubahan dapat dilembagakan sebagai prosedur standar operasi.

H. Kesimpulan
Perubahan manajemen akan terus terjadi, bahkan dapat dipastikan setiap
organisasi akan melaksanakan hal ini. Dorongan atau stimuli perubahan
manajemen berasal dari internal dan eksternal perusahaan.

15 | P a g e
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Budi Kho. 2018. Pengertian Manajemen Perubahan (Change Management).


https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-perubahan-change
management/. (9 September 2020)

Dwi Jatmiko, dkk. 2011. Kinerja Usaha Kecil Berbasis Strategi Bisnis, Budaya
Organisasi, Dan Kepribadian. Jurnal aplikasi manajemen Vol 9. No.1

Fred R. David. 2020. Strategic Manajement. Edisi ke 16 Jakarta: Penerbit Salemba


Empat.

Palmer, Lan. Dkk. 2017. Managing Organizational Change.Edisi ke-3. New York:
McGraw-Hill

Usman, Husaini. 2012. Manajemen. Jaktim: PT. Bumi Askira.

Salusu, J. 2015. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Non Profit. Jakarta: PT. Grasindo.

Robbins, Stephen. Judge Timoty. 2012. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT.Raja grafindo Persada

Winardi, J. 2010. Manajemen Perubahan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grop,

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai