PAPER
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Perubahan
Yang diampu oleh Dr. Sopiah, M. Pd. MM.
Disusun Oleh:
Sindi Manjelina Saragih 180413620559
Wulan Alfianti 180413620567
Perubahan kehidupan adalah merupakan proses dari satu/ masa/ waktu/ hidup ketahap
lainnya, membicarakan proses perubahan dapat menjelaskan tentang perubahan sosial,
budaya, manajemen maupun fenomena lainnya.
Perubahan merupakan fakta dalam kehidupan umat manusia yang setiap manusia pasti
mengalaminya, demikian juga proses dalam pembangunan yaitu perubahan kearah yang
lebih baik sehingga diperlukan manajemen agar prosesnya dapat berjalan sesuai dengan
tujuan.1
Jeff Davidson menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu
yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan
cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, memasang sistem baru,
mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan, melakukan reorganisasi, atau
terjadinya peristiwa yang bersifat mengganggu yang sangat signifikan. Rumusan perubahan
yang diungkapkan oleh Davidson tersebut, bahwa perubahan organisasi termasuk lembaga
pendidikan tinggi bisa terjadi diberbagai aspek kehidupan organisasi.
Dalam buku Change Management: Manage the Change or It Will Manage You, Frank
Voehl & James Harrin (2016:15) menjelaskan bahwa manajemen perubahan mencakup
semua aktivitas yang bertujuan membantu organisasi berhasil menerima dan mengadopsi
teknologi baru dan cara baru untuk melayani pelanggannya. Manajemen perubahan yang
efektif memungkinkan transformasi strategi, proses, teknologi, dan orang-orang untuk
meningkatkan kinerja dan memastikan peningkatan berkelanjutan dalam lingkungan yang
selalu berubah.2
1
Ermaya Suradinata, Manajemen Perubahan dan Strategi (Jakarta: PD. Super Express. 2004), hal. 1
2
Voehl & James Harrin, Change Management: Manage the Change or It Will Manage You, (Francis:
Boca Raton: Taylor & LLC. 2016), hal. 15
adalah mengubah perilaku orang lain. Ketika orang ingin menjadi pekerja pengetahuan yang
lebih profesional, atau memiliki lebih banyak pengetahuan lingkungan kerja yang
berkelanjutan, atau pekerjaan yang benar-benar mereka nikmati, milik mereka organisasi
(sistem di sekitar orang) tidak selalu bekerja sama. Bagaimana Anda "membuat
" manajemen lebih gesit? Bagaimana Anda bisa meyakinkan tim anggota untuk
mendidik diri mereka sendiri lebih baik? Bagaimana Anda dapat memengaruhi rekan kerja
untuk bekerja sama alih-alih bersaing? Bagaimana Anda bisa mengarahkan pelanggan agar
mereka mengejar kontrak dan kolaborasi yang adil?
B. TEORI PERUBAHAN
Ada banyak teori tentang manajemen perubahan, diantaranya yaitu:
a) Teori Lewin
Teori perubahan Lewin menjelaskan bahwa seseorang yang akan mengadakan suatu
perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan agar proses perubahan tersebut terarah
dan mencapai tujuan yang ada. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces)
akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Langkah-langkah
mengelola perubahan menurut Lewin, meliputi:
1. Unfreezing (Pencairan)
Unfreezing merupakan tahap penyadaran akan kebutuhan untuk berubah, sehingga
organisasi siap menerima bahwa perubahan harus terjadi
2. Changing (Pengubahan)
Changing merupakan proses menemukan dan mengadopsi sikap, nilai, dan tingkah
laku baru dengan bantuan agen perubahan terlatih, yang memimpin individu, kelompok,
atau seluruh organisasi melewati proses tersebut. Anggota organisasi akan menyesuaikan
diri dengan nilai, sikap dan tingkah laku dari agen perubahan, serta menyerapnya.
3. Refreezing (Pemantapan)
Refreezing merupakan proses membawa kembali kelompok kepada keseimbangan
yang baru (a new dynamic equilibrium).
b) Teori Rogers
Rogers mengembangkan teori dari Lewin tentang tiga tahap perubahan dengan
menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan
tempat perubahan tersebut dilaksanakan. Terdapat lima langkah dalam mengelola perubahan
menurut Rogers (sering dikenal dengan AIETA), antara lain:
1. Awareness
Tahap awal yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan
adanya kesadaran untuk berubah
2. Interest
Tahap ini menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan harus timbul perasaan
suka atau minat terhadap perubahan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan
kesadaran untuk berubah.
3. Evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak ditemukan
hambatan selama mengadakan perubahan.
4. Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan harapan
sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan situasi yang ada.
5. Adoption
Tahapan terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru setelah ada uji
coba dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu mempertahankan hasil
perubahan.
c) Teori Lippits
Lippits mengembangkan teori Lewin dengan menambahkan tujuh langkah dalam
mengelola perubahan, meliputi:
1. Mendiagnosa Masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2. Pengkajian Motivasi dan Kapasitas untuk Berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah.
3. Pengkajian Motivasi Agen Pembaruan dan Sumber-Sumber
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal,
organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
4. Menentukan Tujuan Akhir Perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5. Memilih Peran yang Tepat untuk Agen Pembaruan
Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai agen perubahan (pendidik, peneliti, atau
pemimpin).
6. Mempertahankan Perubahan
Mempertahankan hasil dari perubahan yang telah dicapai.
7. Menghentikan Hubungan Pertolongan
Melakukan penghentian bantuan supaya harapan peran dan tanggungjawab dapat tercapai
secara bertahap.
C. PENTINGNYA PERUBAHAN
Perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya.
perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru,
mengadopsi teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur
manajemen baru, penggabugan (mergin), melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa
yang bersipat menunggu (disruptive) yang sangat signifikan.
Perubahan bisa berupa pergantian seluruhnya atau sebagian dari apa yang ada
sebelumnya. Perubahan mungkin bisa berupa usaha memasuki wilayah yang sama sekali
baru, menghadapi sesuatu tak terduga, menentukan ulang arah perjalanan, atau berbenah
untuk mengejar waktu dengan sumber daya yang tak memadai. Perubahan ini jelas tak perlu
anda cari, namun kenalilah sebagai sebuah elemen yang mungkin hadir dalam perjalanan
karir anda. 2
2
Jeff DavidsOn, Change Manajemen (Jakarta; Prenada Media, 2005) hal: 4
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya
perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama.
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam
menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang pelayanan kesehatan
adalah peningkatan kesadaran pasien akan pelayanan yang berkualitas.
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi
manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
F. TAHAP-TAHAP PERUBAHAN
Setelah mengenali berbagai keterbatasan yang ada, tahapan berikutnya ialah memilih
strategi perubahan yang sesuai. Harold Levitt mengemukakan bahwa dalam rangka
melaksanakan perubahan organisasi ada empat macam strategi yang dapat dipilih, yaitu :
Perubahan teknologi terutama berkaitan dengan proses dan metode kerja yang digunakan,
misalnya penggantian sistem manual dengan mesin, penggunaan komputer, dan penggunaan
ICT. Perubahan tugas berkaitan dengan perubahan jenis, macam, maupun jumlah satuan tugas
yang dikerjakan anggota. Termasuk dalam katagori ini misalnya mutasi kerja, rotasi kerja, dan
penambahan serta pengurangan tugas-tugas yang dibebankan kepada anggota.
Perubahan manusianya ialah perubahan organisasi yang menyangkut faktor orang dalam
kedudukannya sebagai warga sekolah. Termasuk dalam katagori ini misalnya program-program
latihan, penataran, bimbingan & konseling, dan pemecahan masalah (problem solving).
Problem kedua berkenaan dengan pengawasan organisasi. Dalam situasi yang normal
(sebelum perubahan dilaksanakan) pengawasan mudah dilakukan sebab jalurnya sudah pasti
sebagaimana tergambar pada struktur organisasi. Akan tetapi dengan adanya perubahan,
situasinya menjadi lain. Organisasi diliputi suasana kacau, paling tidak selama masa transisi.
Dalam keadaan seperti itu sukar memantau tingkahlaku dan penampilan anggota. Dengan
demikian sukar pula melakukan tindakan perbaikan jika ternyata terjadi penyimpangan.
Mekanisme pengawasan sebagaimana tergambar dalam struktur organisasi hanya dapat
dilakukan dengan efektif pada situasi yang stabil. Dalam masa transisi belum jelas benar siapa
mengawasi siapa atau siapa bawahan siapa karena strukturnya mengalami perubahan.
Problem yang ketiga menyangkut masalah kekuasaan. Pada umumnya dalam sebuah
organisasi (termasuk sekolah) terdapat kelompok-kelompok informal yang memiliki ’kekuasaan’
dalam mengendalikan organisasi. Kelompok-kelompok seperti itu memiliki pengaruh yang besar
terhadap pimpinan dan ikut mewarnai kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi. Aktivitas
kelompok-kelompok seperti itu cenderung bersifat politis daripada rasional organisatoris.
Mereka sudah memiliki ’kedudukan’ yang mapan dalam struktur yang berlaku. Dengan adanya
perubahan organisasi, suasana menjadi kacau sehingga kedudukan mereka terancam. Akibatnya
para anggota dan juga kelompok-kelompok yang ada saling berebut pengaruh agar dapat
menduduki posisi kunci dalam struktur yang baru nanti. Situasi seperti itu dapat menyebabkan
tujuan perubahan itu sendiri tidak tercapai, atau setidak-tidaknya mengurangi keefektifan
pencapaian tujuan perubahan.
a. Change Advocates
Inisiatif untuk melakukan perubahan pada umumnya datang dari para pemimpin
organisasi, dalam banyak hal datang clari direktur atau senior manajer. Akan tetapi, tidak
hanya orang dalam organisasi datang dengan gagasan bagus, setiap orang bisa melakukan.
Hanya saja jika gagasan datang dari orang yang tidak mempunyai wewenang, akan sulit
terjadi.
Maka, orang yang mempunyai inspirasi tersebut bukanlah sponsor karena tidak
mempunyai wewenang. Bukan pula change agent karena tidak ada yang mempunyai cukup
wewenang untuk memberikan perintah. Orang yang mempunyai gagasan, tetapi tidak
mempunyai wewenang untuk melaksanakan, dinamakan change advocate.
Langkah pertama yang dilakukan change advocate adalah mencari sponsor, yang dapat
menunjuk seseorang menjadi change agent dan mengusahakan sumber daya dan mendukung
agar perubahan benar-benar terjadi. Dalam hal seperti di atas, change advocate dapat
berubah menjadi change agent dengan wewenang dan sumber daya untuk memfasilitasi dan
melakukan gagasan baik tersebut dan membuat perubahan terjadi.
b. Sponsor
Seorang sponsor tidak dapat memberikan wewenang dengan menunjuk change agent,
kemudian meninggalkannya. Sponsor sering kali adalah direktur atau senior manajer yang
sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjalankan peran
aktif dalam banyak perubahan yang scring kali dilakukan dari mejanya.
Sponsor harus mcmahami perubahan, mengelola atau mengawasi perubahan, dan
berhubungan dengan orang yang terkena dampak perubahan. Dengan demikian, tanggung
jawab seorang sponsor adalah:
1) Memahami keadaan yang diinginkan dan dampak yang didapat pada tenaga kerja
2) Mengelola dan mengawasi perubahan
3) Sponsor berkaitan dengan orang yang terkena pcngaruh perubahan.
4) Namun, adakalanya sponsor enggan bekerja sama biasanya karena tiga alasan berikut.
5) Sponsor tidak setuju dengan perubahan yang diusulkan.
6) Sponsor setuju dengan perubahan, tetapi tidak memiliki sumber daya yang diperlukan
oleh perubahan.
7) Sponsor setuju dengan perubahan, tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk
mendukung dengan baik.
c. Change Agents
Di dalam hierarki perubahan, di atas change agent adalah sponsor, sedangkan di
bawahnya adalah target. Sponsor meminta change agent untuk memahami pada tingkat
strategis tentang bagaimana perubahan-akan membuat perubahan bisnis dan membuatnya
lebih baik. Mereka berbicara dalam terminologi bisnis dan mengharapkan change agent
menyampaikan perubahan dengan cepat dan dengan biaya yang efisien.
Sebaliknya, target memerlukan change agent menjelaskan semua hal tentang perubahan
dengan cara yang mereka pahami, dan target ingin mendapat penjelasan dari change agent
bahwa perubahan berharga bagi mereka. Sementara kita menghadapi berbagai permintaan
yang berbeda dari sponsor dan target, kita tetap harus menjalankan pekerjaan yang biasa.
Apabila kita menjadi change agent, kita harus mempunyai gagasan yang jelas tentang
tanggung jawab kita.
Change agent tidak membuat keputusan untuk berubah, atau mengalokasikan sumber
daya untuk berubah, dan tidak memiliki sendiri perubahan tersebut. Perubahan menjadi
milik sponsor dan orang yang menjadi berubah. Pekerjaan change agent adalah
merencanakan dan mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Kadang-kadang
peran sponsor dan change agent dijalankan oleh orang yang sama.
d. Targets
Target adalah seseorang yang harus berubah. Sering clikira bahwa target adalah
kelompok kecil orang di mana perubahan akan mempunyai dampak terbesar. Akan tetapi,
sebenarnya target termasuk orang di luar organisasi, seperti pelanggan. Setiap target
potensial untuk menolak, dan resistensi ini berasal dari perspektifnya tentang perubahan.
Sering kali perspektif mereka adalah sebagai korban perubahan.
Target dapat mengajukan keberatan apabila tidak diberi kesempatan berpartisipasi
dalam perubahan. Jika sponsor dan change agent menerima sikap positif terhadap target dan
berusaha melibatkan mereka dalam perubahan, keberatan mungkin kurang terjadi.
Target, seperti halnya sponsor dan change agent, perlu memahami perubahan, dan
berhubungan dengan orang lain yang terlibat di dalamnya. Seperti halnya change agent,
target juga perlu mengelola perubahan ke dalam maupun keluar. Mereka perlu bersangkutan
dengan implikasinya di tingkat individu dan perlu bertindak secara konstruktif untuk mem-
buat perubahan berjalan lancar dan tidak memusingkan bagi setiap orang yang terlibat.
Sebenarnya, target dapat membuat pilihan untuk mendukung atau menolak perubahan. Akan
tetapi, banyak manajer tidak setuju dan mcnyatakan bahwa target harus berubah. Dalam hal
demikian, maka pilihan bagi target adalah bersedia berubah atau dipecat.
Dengan demikian, target adalah orang yang harus berubah. Namun, sering dikatakan
bahwa target adalah kata yang sangat kuat sehingga banyak sponsor atau agen perubahan
menyarankan mengganti dengan partner dalam proses perubahan.
e. Stakeholders
Masing-masing peran, sponsor, change agent dan target saling bergantung satu sama
lainnya. Jika sponsor tidak membuat keputusan untuk berubah atau mengusahakan sumber
daya yang diperlukan untuk perubahan, agen perubahan tidak mempunyai aktivitas
perubahan untuk dikerjakan dan targetnya tidak ada. Jika agen perubahan tidak
merencanakan dan mengelola perubahan, maka terdapat risiko bahwa perubahan tidak
terjadi dan usaha sponsor dan target akan sia-sia.
Sama halnya jika target tidak berubah, pekerjaan sponsor dan agen perubahan akan sia-
sia. Oleh karena itu, kita harus sepakat dan mendefinisikan tentang tanggung jawab dan tin-
dakan yang bersamaan dengan masing-masing peran.
Mereka semua yang terlibat dan dipengaruhi oleh perubahan juga dinamakan
stakeholder, termasuk semua sponsor, change agent, dan target. Kadang-kadang, stakeholder
dipakai sebagai pengganti kata target.
Leader tidak mencapai sukses dengan hanya menjaga kondisi yang ada sekarang. Per
definisi, pekerjaan mereka adalah mengubah status quo dan membuat kemajuan. Paling tepat
mempelajari peran dan tanggung jawab change leader (the sponsor) yang berwenang dan
mengusahakan sumber daya untuk perubahan. Akan tetapi, sama pentingnya adalah orang
yang harus menyampaikan perubahan, yaitu agen perubahan. Keterampilan mereka dalam
mengimplementasikan proyek dan mendapatkan dukungan dari mercka yang harus berubah
(targets), membuat kontribusi besar pada keberhasilannya. Sebaliknya, target sendiri
mempunyai bagian penting yang harus dimainkan sebab tanpa kerja samanya tidak akan ada
perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ermaya Suradinata. 2004. Manajemen Perubahan dan Strategi. Jakarta: PD. Super Express
Michael Beer. 2002. Breaking the Code of Change. USA: President and Fellow of
Harvard College.
Jeff DavidsOn. 2005. Change Manajemen. Jakarta; Prenada Media.
Rebecca Potts and LaMarsh. 2004. Managing for Success. London: Duncan Baird Publishers.
Wibowo. 2008. Manajemen Perubahan. Raja Grafindo Persada. Jakarta : Rajawali Pers.
Appelo, Jurgen. 2012. How to Change the World. Netherlands: Jojo Ventures BV.
Voehl, Frank. & Harrington, J. H. 2016. Change Management: Manage The Change or It
Will Change You. Boca Raton: Taylor & Francis Group, LLC.