Anda di halaman 1dari 109

Formulasi & Teknologi

Sediaan Cair & Semipadat


Nonsteril

Malinda Prihantini, M.Si., Apt.


Bentuk Sediaan

Larutan Larutan
Emulsi
sejati modifikasi

Suspensi Suspensi
Gel
cair kering

Salep Krim
Main topic

Preformulasi &
Teori dasar Pembuatan
Formulasi

Pejaminan
Permasalahan
mutu
Faktor-faktor yang diperhatikan
dalam formulasi

• Sifat fisika kimia obat


• Cara pencampuran obat dan bahan
tambahan
• Metode yang digunakan
• Inkompatibilitas pada sediaan
• Stabilitas dan potensi bahan
Larutan
• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia terlarut, misal: terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur (Farmakope Indonesia).
• Maka larutan dapat diartikan sebagai larutan sejati
(menggunakan satu jenis pelarut) maupun modifikasi
(menggunakan pelarut campur).
• Pelarut campur (kosolven) merupakan salah satu teknik untuk
meningkatkan kelarutan bahan aktif obat.
• Syarat pemilihan pelarut campur untuk sediaan farmasi perlu
diperhatikan sifat toksisitas dan iritasinya, serta yang paling
penting adalah harus dapat bercampur dengan air.
KEUNTUNGAN

• Meningkatkan penerimaan dan


kepatuhan terapi pada pasien
Infant, pediatric dan psikiatrik
• Bioavailabilitas lebih baik
• Efek terapi lebih cepat
• Sistem homogen
Kerugian dan problem
- Handling pada proses transport dan storage
- Stabilitas
- Akurasi dosis, sendok 5 ml
- Rasa
- Cost >> daripada sediaan padat
Tipe larutan menurut
farmakope
Cara pemberian
• Larutan oral
• Larutan topikal
• Larutan otik
• Larutan optalmik
• Larutan parenteral
Sistem pelarut dan zat terlarut
• Spirit
• Tingtur
• Air aromatik
Komposisi larutan

• Zat aktif
• Pelarut/pembawa
• Pemanis/ sweetening agent
• Pengental
• Anti cap-locking agent
• Pengawet
• Dapar (jika perlu)
• Solubilizer (jika perlu)
• Antioksidan (jika perlu)
• Flavouring agent (perasa)
• Pewarna (dye)
Zat aktif
• Kelarutan
• Stabilitas (pH, oksidasi, fotolisis)
• Inkompatibilitas
Pelarut/pembawa
• Alkohol (94,9-96%)
• Gliserin
• Alkohol 70%
• Propilen glikol
• Purified water
a. Destilation
b. Ion exchange
c. Reverse osmose
Sweetening agent

Sukrosa
• Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air  sirup/ sirup simpleks

Sorbitol, manitol, xylitol


• Pada dosis tinggi bisa menyebabkan diare.

Pemanis sintetik
• Garam Na dan Ca dari sakarin
• larut air, stabil pada range pH yang luas. Dosis kecil bisa memberikan rasa
manis. Kadar kemanisan 250-500 kali sukrosa, bitter after taste
• Aspartam
• terhidrolisis pada suhu tinggi sehingga rasa manisnya hilang. Penggunaan
aspartam tidak boleh berlebihan untuk pasien yang mengalami fenilketonuria.
Kadar kemanisan 200 kali sukrosa, no after taste.
Pengental

• Peningkat viskositas
• Stabilitas
• Sirup simpleks
• Sorbitol
Anti cap-locking agent

• Untuk mencegah kristalisasi gula pada


daerah leher botol (cap locking),
• Alkohol polyhydric seperti sorbitol, gliserol,
atau propilenglikol. (
• Yang paling umum digunakan adalah
sorbitol sebanyak 15-30%.
Pengawet
Nontoxic, tidak berbau, stabil, dapat bercampur dengan komponen
formula lain, potensial spektrum luas

Asam benzoat (aktif pada pH rendah) (TPC, 1994, hal 34-35)


• asam dan garam benzoate untuk larutan oral: 0,01-0,1% ;untuk sirup oral: 0,15%

Methylparaben/nipagin : 0,015-0,2% (HOPE Ed.6); 0,1–0,25 %


(RPS, 2005, 748)

Propylparaben/nipasol : 0,01-0,02% (HOPE Ed. 6, hal 596) ; 0,1–


0,25 % (RPS, 2005, 748)

Methylparaben dilarutkan di air, propilparaben dilarutkan di propilen


glikol.
Dapar

• Zat yang memiliki rentang pH stabilitasnya


sempit, sebaiknya didapar dengan larutan
dapar yang sesuai, dengan memperhatikan:
• - ketercampuran dengan kandungan larutan
• - inert
• - tidak toksik
• - kapasitas dapar yang bersangkutan
Flavouring agent
Pertimbangan untuk Flavour Rasa
obat
pemilihannya: Buah-buahan (lemon, lime, jeruk, cherry, Asam

• Kelarutan dalam air anggur, raspberry)


Butterscotch, liquorice, cinnamon, nut Asin
• Untuk siapa obat butter, butterscotch, spice, maple

diberikan dan Coklat, anisi, sirup buah-buahan, Pahit


gentian, licorice, kopi, mint
berapa usia Vanilla, buah, anggur, bubblegum, berry Manis
pengkonsumsinya
• Sesuaikan dengan
zat pewarna yang
digunakan
Pewarna

Nontoksik

Non-iritan

Kelarutan zat pewarna dalam air

Stabilitas pada pH sediaan, di bawah cahaya yang intensif dan masa penyimpanan.

Kompatibel dengan komponen lain

Konsentrasi zat warna dalam sediaan

Klasifikasi pewarna:
• Pigmen mineral: besi oksida untuk sediaan oral dilarang karena kelarutannya sangat kecil dalam air.
• Zat warna alam: isolasi atau ekstraksi tumbuh-tumbuhan atau hewan. Contoh : antosianin, karotenoid,
klorofil, xantofil, riboflavin, saffron, ekstrak bit merah.
• Zat warna sintetik: untuk sediaan oral cair adalah bentuk asam, kebanyakan adalah garam Na dari
asam sulfonat dan kebanyakan merupakan senyawa azo. Zat warna ini inkompatibel dengan banyak
alkaloid, turunan fenotiazin, dan antihistamin.
Emulsi

• dispersi koloidal dua cairan yang tidak bersatu (


immiscible liquid),

• globul terdispersi di dalam fasa pendispersi

• (ukuran globul : 100 – 100.000 nm)

• Emulsi adalah sistem dua fasa, yang salah satu


cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan
fase terdispersi dan larutan air merupakan fase
pembawa maka sistem ini disebut emulsi minyak
dalam air (oil in water/OW) dan sebaliknya, jika air
atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan
minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase
pembawa, sistem ini disebut emulasi air dalam
minyak (Farmakope Indonesia).
Kompenen Tujuan Emulsi
emulsi
• Fase dispers/Fase 1.Meningkatkan kelarutan
intern/fase diskontinyu
2.Meningkatkan stabilitas
• Medium dispers/fase
ekstern/fase kontinyu 3.Efek obat diperlambat
• Emulgator 4.Menutup rasa
5.Memperbaiki penampilan
Tipe emulsi

• O/W
• W/O
• W/O/W
• O/W/O
MEKANISME STABILISASI
EMULSI

Teori penurunan tegangan antarmuka

Teori terbentuknya lapisan ganda elektrik

Teori terbentuknya film antarmuka

Teori kenaikan viskositas


TEORI PENURUNAN
TEGANGAN ANTARMUKA
TEORI TERBENTUKNYA
LAPISAN GANDA ELEKTRIK
Lapisan ganda elektrik

Droplet minyak
Keterangan
Potensial zeta
TEORI FILM ANTAR MUKA
EMULGATOR

• Surfaktan (anionic, kationik, amfoterik, non-


ionik)
• Hidrokoloid
• Partikel padat halus yang terdispersi
SURFAKTAN

Skema tipe surfaktan berdasarkan tipe bagian


kepala yang polar : anionik, kationik, non ionik
dan zwitter ionik
Surfaktan anionik
• Terdisosiasi dalam larutan
air
• Yang bertanggung jawab
adl anion
• Macam: sabun dan
senyawa serupa sabun
• Senyawa tersolvatasi
• Senyawa tersulfonasi
• Garam dari asam empedu
• Saponin
• Gom arab
Surfaktan kationik
• Merupakan jenis
emulgator O/W
• Bisa juga sebagai
pengawet dan desinfektan
• Tidak terjadi
pengendapan tapi tidak
dapat digunakan dengan
sabun lainnya
• Contoh: alkonium
bromide, benzalkonium
bromide, setrimid,
setilperidium klorida
Surfaktan zwitter ionik

Surfaktan amfoterik : lecithin dan protein


Surfaktan nonionik

Surfaktan non ionic : gliserol monostearat


Mekanisme pembentukan
film campuran pada
stabilisasi Globul
terdispersi
1. Setil sulfat Na dengan
kolesterol  film kompleks
dan rapat  stabilita
emulsi baik
2. Setil sulfat Na dengan oleyl
alkohol  film kompleks
tidak rapat  stabilita
emulsi jelek
3. Setil alkohol dengan
Natrium oleat  film
kompleks kurang rapat
stabilita emulsi kurang
baik
Tipe miselar
agregat

Skema adsorpsi surfaktan pd


permukaan minyak
a. Globul minyak dilapisi
surfaktan monolayer
b. Globul minyak distabilkan
oleh molekul surfaktan
tunggal dan agregat miselar
HYDROPHILE-LYPOPHILE
BALANCE (HLB)

• Merupakan suatu karakteristik spesifik yang


dipunyai oleh surfaktan non ionic
• Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan
antara senyawa hidrofilik dan senyawa lipofilik
• Semakin besar harga HLB maka semakin banyak
kelompok senyawa yang suka air, artinya emulgator
lebih mudah larut dalam air
• Penentuan nilai HLB ditentukan berdasarkan nilai
HLB butuh (required HLB) dari keseluruhan fase
minyak yang digunakan dalam sediaan
• Emulsi yang stabil terbentuk ketika HLB sama atau
paling tidak mendekati nilai HLB butuh fase minyak
Harga HLB

• 1-3 (Antifoaming agent)


• 4-6 (Emulgator tipe W/O)
• 7-9 (Bahan pembasah atau wetting agent)
• 8-18 (Emulgator tipe O/W)
• 13-15 (Detergent)
• 10-18 (Solubilizing agent)
PERHITUNGAN HLB
Cara Aligasi/perkiraan
Harga HLB butuh fase minyak dalam emulsi O/W atau W/O
2. Emulgator Koloid Hidrofil
Pembentukan lapisan film multilayer pada antar muka globul
dan dapat meningkatkan viskositas
3. Emulgator Partikel halus
Pembentukan lapisan film monolayer pada antar muka
globul karena kemampuan partikel halus teradsorpsi pada
permukaan

globul Partikel
halus
TEORI KENAIKAN
VISKOSITAS
Teknologi Pembuatan

• Bila menggunakan surfaktan


• Bila menggunkan hidrokoloid atau padatan
terdispersi
Bila menggunakan surfaktan
Bila menggunakan hidrokoloid
atau padatan terdispersi
Pengawetan Emulsi
EVALUASI EMULSI

A. Metode pengenceran: dalam


tabung reaksi yang berisi air
ditambahkan beberapa tetes
emulsi. Bila terjadi campuran
homogeny maka emulsi tipe
O/W
B. Metode pewarnaan: emulsi
tipe O/W akan terwarnai
dengan zat warna yang larut
air, demikian sebaliknya
EVALUASI EMULSI
EVALUASI EMULSI
EVALUASI EMULSI
Faktor2 yang mempengaruhi
sifat alir emulsi
Ketidakstabilan emulsi
Ketidakstabilan emulsi
 Emulsi pecah/breaking
Terjadi karena penurunan luas antar muka antara 2 fase yang relatif sangat cepat, shg terjadi
pemisahan (koalesensi). Peristiwa ini bersifat irreversible
 Creaming (flokulasi)
Merupaka peristiwa terjadinya pemisahan atara 2 bagian yang mana masih bersifat reversible,
namun jika dibiarkan maka dapat menyebabkan koalesensi
 Inversi
Merupakan peristiwa dimana terjadi pembalikan tipe emulsi,penyebabnya bisa karena suhu
maupun bahan penyusun emulsi.
Umumnya terjadi pada emulsi dengan menggunakan surfaktan atau pada emulsi dengan suatu
HLB yang dekat dengan perubahan sifat hidrofil dan lipofil.
Pada emulsi dengan penambahan hidrokoloid hampir tidak pernah terjadi karena hidrokoloid lebih
bersifat hidrofil
Suspensi
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (Farmakope
Indonesia)
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat,
tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk
serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan
yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan (Fornas)
61

KEUNTUNGAN
• Better patient acceptance
• Zat aktif sukar larut dalam air yang tidak bisa
di formulasikan sebagai larutan.
• Bioavaibilitas lebih baik dibandingkan
sediaan solida
• Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet /
kapsul (karena luas permukaan kontak
antara zat aktif dan saluran cerna
meningkat).
62

KEKURANGAN
 Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh,
degradasi, dll)
 Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi
kembali sehingga homogenitasnya turun.
 Alirannya menyebabkan sukar dituang
 Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk
sediaan larutan  pengadukan yang tidak homogen
 dosis obat tidak merata
 Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi
perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-
deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi /
perubahan temperatur.
 Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu
untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
63

PENGGOLONGAN
SUSPENSI
Berdasarkan rute pemberian
(Farmakope Indonesia ed V)

Suspensi oral

Suspensi topikal

Suspensi tetes telinga/ otik

Suspensi optalmik
64

PENGGOLONGAN SUSPENSI

Berdasarkan sifat dan metode


pembentukan

Suspensi deflokulasi

Suspensi flokulasi
65

PENGGOLONGAN SUSPENSI
66

SUSPENSI DEFLOKULASI
• Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri
• Kecepatan sedimentasi lambat, setiap partikel mengendap
secara terpisah, dan ukuran partikel minimal .
• Endapan cepat menjadi kompak. Endapan yang sudah
mengeras akan sulit untuk di redispersikan.
• Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis
yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan
sedimentasinya yang lambat.
• Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali
diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
• Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah
sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan
tetap homogen pada waktu paronya.
67

SUSPENSI FLOKULASI
 Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat
 Kecepatan pengendapan tinggi. Hal ini disebabkan karena setiap unit
partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif
besar.
 Endapan terbentuk cepat. Endapan yang terbentuk longgar, tidak
kompak. Partikel tidak terikat kuat satu sama lain, mudah didispersikan
kembali.
 Cairan supernatan pada sistem flokulasi cepat sekali bening yang
disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan
ukuran yang bermacam-macam.
 Keunggulannya: Sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap
besar dan mudah diredispersi.
 Kekurangannya: Dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena
kecepatan sedimentasinya tinggi.
 Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
 Kombinasi ukuran partikel
 Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
 Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam
suspensi
Pendekatan formulasi 68
69
• Pembawa
• Bahan pembasah
• Bahan pensuspensi
Komponen • Koloid pelindung
dalam • Bahan pengflokulasi
suspensi • Pengawet
• Dapar
• Flavour
• Pewarna
• Bahan penghelat
• Bahan anti busa
1.Ukuran partikel uniform 70

2.Tidak mudah
mengendap
3.Mudah didispersikan
kembali
4.Viskositas menunjang Persyaratan
redispersi partikel  formulasi
homogen suspensi
5.Stabil secara kimia dan
fisik  usia guna
sediaan
6.Penampilan sediaan
baik
71

HAL2 YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kecepatan sedimentasi

Pembasahan

Interaksi Partikel dan Perilaku Partikel


72
KECEPATAN SEDIMENTASI
d2 ( ρ1 – ρ2 )g
Hukum Stoke’s : V = 
18 η
STRATEGI:
 Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi
harus kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ
medium meningkat
 Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan
blender/koloid mill
 Memperbesar viskositas dengan menambah suspending
agent
Pembasahan partikel 73

Koefisien penyebaran
S L/S= ΥSA – (ΥSL + ΥLA)

S L/S = Koef. penyebaran zat padat dlm


larutan
ΥSA = Tegangan antar permukaan
zat padat –udara
ΥSL = Tegangan antar permukaan
zat padat –larutan
ΥLA = Tegangan antar permukaan
larutan –udara
ΥLA 74

udara (A)
larutan (L)

Substrat (S)

Sudut kontak
ΥS = ΥSL + ΥL cos θ
ΥS : tegangan permukaan zat padat
ΥSL : tegangan antar permukaan padat/cair
ΥL : tegangan permukaan larutan
cos θ : sudut antara zat padat dg larutan
Pembasahan sempurna, cos θ = 1
75
INTERAKSI KOMPONEN PARTIKEL

Kurva energi
elektrostatik repulsiv
dua partikel
bermuatan

R : Enersi tarik menarik


Van der Waals
A : Hasil net interaksi
WBT
b
76

INTERAKSI KOMPONEN PARTIKEL

VT = VR + VA

VT = Enersi interaksi total


VR = Gaya total tolak menolak
VA = Gaya total tarik menarik
INTERAKSI KOMPONEN PARTIKEL 77

Pengurangan potensial
pada beberapa titik
P : permukaan
partikel
S : Lapisan Stern
Z : Bidang gojok
(plane of
shear)
D : Lapis rangkap
listrik
a
78
LAPIS RANGKAP LISTRIK PERMUKAAN

a – a ‘ : permukaan partikel berubah : ionisasi kimia,


adsorpsi molekul surfaktan, adsorpsi elektrolit
lingkungan
79
LAPIS RANGKAP LISTRIK PERMUKAAN

b – b ‘ : lapisan 1, lapisan Stern terikat kuat dan


bergerak bersama partikel
80
LAPIS RANGKAP LISTRIK PERMUKAAN

zeta potensial (ζ ) :
perbedaan potensial
antar permukaan dg
muatan ion tertentu
dg daerah
elektonetral larutan

c – c ‘ : lapisan 2, terjadinya difusi muatan  zeta potensial


d – d ‘ : lapisan pembatas dg muatan lingkungan
81

a. Struktur lapis rangkap


pada antarmuka padat-
cair, Model Gouy-
Chapman-Stern-
Grahame

b. Potensi elektrostatik
pada bagian lapis
rangkap kompak
dan difusi
SIFAT ALIRAN SUSPENSI 82

a : pseudoplastis
b : plastis
c : tiksotropik
d : dilatan
83

Tahap pembuatan suspensi cair


1. Timbang zat aktif dan eksipien dalam formula
2. Tahap pembasahan serbuk terdispersi
3. Masukkan ke dalam larutan pendispersi, aduk
homogen
4. Tambahkan eksipien dalam keadaan terlarut
dalam volume tertentu
5. Adkan volume sampai volume yang dibuat
6. Optimasi proses : Waktu dan kecepatan
pengadukan, penambahan pembasah, ukuran
partikel terdispersi, metode pengembangan
bahan pensuspensi
84
Proses pembuatan suspensi rekonstitusi

Type Kebaikan Kekurangan


Pencampuran ekonomis, Problem pemisahan
serbuk kemungkinan tidak dan kehilangan obat
stabil kecil
Produk granulasi penampilan : sifat Ongkos produksi lebih
aliran, pemisahan tinggi karena : adanya
kecil, debu yang terjadi enersi panas dan
sedikit penambahan larutan
penggranul dalam zat
aktif dan eksipient
Kombinasi serbuk Ongkos produksi lebih
dan granul kecil, menggunakan
bahan termolabil
85

Titik kritis pembuatan suspensi rekonstitusi

1. Bahan pensuspensi mudah dikembangkan

2. Proses pencampuran serbuk

3. Proses penambahan bahan pewarna, odoris

4. Kadar air granul atau serrbuk

5. Pemilihan metode pencampuran kering


Proses penambahan bahan 86
terdispersi ke dalam larutan
pendispersi
Gel
 Satu fase, semipadat, transparan, digunakan
untuk tujuan topikal
 Terdiri dari larutan atau dispersi dari satu atau
lebih zat aktif dalam basis hidrofilik atau
hidrofobik yang sesuai (The Pharmaceutical
Codex)
 Obat dapat terdispersi dalam matriks atau
terlarut dalam fase cair
 Fase cair dalam gel dapat ditahan dalam
struktur 3D matriks polimer
Salep/ ointment
A viscous semisolid preparation, consists of an active
compound (or several), in a dissolved or dispersed form in
a suitable ointment base.

Types of ointment bases are:


1. Hydrocarbon bases
2. Absorption bases
3. Water soluble bases
4. Emulsifying bases
Krim
• Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya
berupa emulsi M/A (krim berair) atau emulsi A/M
(krim berminyak) (The Pharmaceutical Codex).
• Krim adalah sediaan multi fase yang terdiri dari fase
lipofil dan fase aqueous yang diformulasi misibel
dengan sekret kulit, dimaksudkan untuk digunakan
di kulit atau membran mukosa tertentu dengan
tujuan protektif, terapeutik, atau profilaktik, terutama
yang tidak memerlukan efek oklusif (membentuk
lapisan /film diatas permukaan kulit) (British
Pharmaceutical).
Advantages of gels
 Stable over long periods of time
 Good appearance
 Suitable vehicles for applying
medicaments to skin and mucous
membranes  high rates of release
of drugs & rapid absorption

The uses of gels


Anaesthetic, lubricant, spermicidal gels
General methods

Fusion
Melting together the
bases over a water
bath (see Fig.) before
incorporating any
other ingredients
The ointment base may include a mixture
of waxes, fats and oils
 Hard: Paraffin, beeswax, cetostearyl
alcohol
 Soft: Yellow and white soft paraffin,
wool fat
 Liquid: liquid paraffin, vegetable oils
Notes:
 Always make excess as transference
losses will always occur
 Determine the melting points of the
fatty bases and then melt together
 Starting with the bases with the
highest melting point. Use the lowest
possible temperature
 As the first base cools, add the
ingredients, stirring continuously to
ensure a homogenous mixture
 It is important to stir gently to avoid
incorporating excess air  result in
localised cooling and a lumpy
product

The incorporation of powders into an


ointment base

Soluble solids
 Added to the molten fatty bases at
the lowest temperature and the
mixture stirred until cold
Insoluble solids
Incorporated using a glass tile and
spatula (see Fig.)

Coarse powders
 A minimum quantity of molten fatty
base should be placed in the centre of
the glass and used to levigate the
powders
Fine powders
 Triturated into the otherwise finished
ointment on a glass tile
 Small amounts of powder should be
added to an equal amount of
filament
Metode pencampuran likuid-
semisolid
1. MIXER
2. HIGH PRESSURE
HOMOGENIZER

Pengecilan ukuran partikel terjadi


karena cara kerja alat ini yaitu
dengan menekan cairan, dipaksa
melalui suatu celah yang sempit
kemudian di benturkan dalam
suatu dinding dalam celah
tersebut.
3. Colloid Mill
4. Ultra turrax
Prinsip kerja:
memberikan gelombang
ultrasonic melalui
frekuensi 20-50
kilocycles/detik.
Adanya gelombang tsb
akan mengakibatkan
partikel pecah menjadi
ukuran yang lebih kecil
Alat ini cocok untuk
emulsi dengan vskositas
yang menengah
INDUSTRIAL LIKUID-
SEMISOLID MIXING
JET MIXER

Anda mungkin juga menyukai