Anda di halaman 1dari 35

Bentuk Sediaan Obat cair

PER ORAL

Dr. Dra. Risdawati Djohan, M.Kes., Apt


BSO cair  Oral

• Larutan oral
• Sirup (syrup,dry syrup, drops)
• Elixir
• Mixtura
Suspensi oral
• Sirup (syrup, dry syrup, drops)
• magma, gel
• Emulsi oral
Solutio / Larutan

• Adalah sediaan cair yang mengandung


satu atau lebih zat kimia yang terlarut,
terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur.
– terdispersi merata  keseragaman dosis
– abs dalam GI ke sirk sistemik > suspensi
Kelarutan
Istilah kelarutan Bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan 1 bgn zat

Sangat mudah larut kurang dari 1


Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut/ tidak Lebih dari 10.000
larut
Larutan oral
 Sediaan cair yg dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau bahan pengaroma,
pemanis, pewarna yang larut dlm air

 Mengandung bahan tambahan :


 pemberi warna, rasa, pemanis (untuk lebih
menarik dan enak)
 stabilisator larutan
 antimikroba / bhn pengawet (metil-, etil-,
propil-, butil paraben)
Larutan oral (lanjutan)
• Lar oral dengan pemanis buatan (sorbitol a/
aspartam )  u/ pasien diabetes.
– mengandung sukrosa/gula lain kadar tinggi : sirup

• (sir.simpleks : lar. sukrosa hampir jenuh dalam air)

• Dapat juga mengandung sukrosa & zat lain ( sorbitol,


gliserin)  m’perbaiki kelarutan, rasa, dll.
Larutan oral (lanjutan)
• larutan atau sirup yang menggunakan alat
etes untuk satuan dosisnya  guttae oral a/
drops
• bahan obat yang tidak/kurang stabil dalam
air  dry syrup
• larutan Oral mengandung kosolven etanol
 eliksir
• Untuk mengurangi penggunanaan etanol
maka ditambahkan gliserin a/ propilen glikol
Pelarut untuk sediaan oral

- Alkohol, alkohol encer


- Gliserin (gliserol)
- Propilen Glikol
- Aqua dest
Kekuatan larutan
Jumlah (g/ml) zat dalam 100 (g/ml) preparat
 % b/v
 % v/v
 % b/b

Jumlah (g/ml) zat dlm jumlah preparat


 _ : ___ b/v (c/ : 1 : 1000 b/v)
 _ : ___ v/v (c/ : 2 : 1000 v/v )
 _ : ___ b/b (c/ : 3 : 100 b/b )

Jumlah mg zat dlm 100 ml preparat


 mg%
Camputan Kering Untuk Larutan

 Untuk bahan obat yang kurang stabil dalam


larutan
 bentuk kering   shelf-life

 Mengandung semua komponen formulasi


larutan kec. Pelarut

 Stabilitas setelah di + pelarut:


± 7 – 14 hari
Beberapa contoh

Larutanoral Kadar kegunaan


(produk Dagang)
Larutan oral Mg sitr ~ 1.55 & katartik
magnesium sitrat 1.9 g/ 100 ml
MgO
Larutan oral Diatrizoat 41.7 % Na Pembantu
(Hypaque Sodium oral diatrizoat diagnostik
liquid)
Larutan Natrium 50mg/mL(D) Melunakkan
Dokusat (Doxinate 10 ml/mL(C) feses
Solution, Colace
liquid)
Syrup (Sirup)
• Macam sirup:
– sirup obat
– sirup bukan obat (pembawa / vehiculum)

• Komponen sirup :
1. corrigens saporis (gula/ sukrosa), odoris dan
coloris)
2. pengawet antimikroba
3. pelarut khusus,pembantu kelarutan,
4. pengental, stabilisator
Elixir
Larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan sebagai obat

• Mengandung carigentia. Saporis, pelarut pembantu (


propilen glikol)

• lebih encer dan kurang kental dibandingkan dengan sirup

• Memerlukan campuran tertentu dari alk dan air u/


mempertahankan semua komponen dlm larutan
Elixir

• Eliksir yg mengandung alkohol > 10-12


% biasanya bersifat pengawet ( tdk perlu
di(+)kan antimikroba.

• Ada 2 macam
1. eliksir obat
2. eliksir bukan obat (pembawa)
Theophylline Elixir
• Theophylline, USP 5.3 g
• Citric Acid, USP 10.0 g
• Liquid Glcose, NF 44.0 g
• Syrup, NF 132.0 ml
• Glycerin, USP 50.0 ml
• Sorbitol solution, USP 24.0 ml
• Alcohol , USP 200.0 ml
• Sodium Saccharin, USP 5.0 g
• Lemon Oil,NF 0.5 g
• FDC Yellow No. 5 0.1 g
• Purified Water, UISP, ad 1000.0 ml
Mixtura
Campuran homogen cairan dg cairan  tidak
boleh ada endapan
Contoh:
OPB (Obat Batuk Putih/ Potio. Alba c. Tussim)
S.A.S.A 2
Sir. Simpleks 10 ml
Ol. Menth.pip gtt I
Aq. Dest ad 100 ml
Suspensi
Sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair

Suspensi Oral : suspensi yang


mengandung bahan pengaroma yang
sesuai dan ditujukan untuk penggunaan
oral, termasuk susu dan magma
Suspensi Oral
Alasan :

1. obat-2 tertentu tidak stabil secr kimia dlm


larutan tapi stabil bila disuspensi
2. bentuk cair lebih disukai dari bentuk
padat (karena mudah menelan cairan,
pemberian lebih mudah terutama pada
anak dll
Pembuatan Suspensi
• Fase terdispersi  Remedium/suspensoid)
• Fase dispersi  air
– zat pembasah
• alcohol
• Gliserin
• cairan higroskopis
– Mengandung
• Corigensia
• pengawet
Contoh formula suspensi oral

• Fase terdispersi  –Mengandung


Remedium/suspensoid) • Corigensia
• Fase dispersi  air • Pengawet
• antimikroba
– zat pembasah
• zat untuk
• alcohol
meningktakan
• Gliserin kekentalan (surfaktan,
• cairan higroskopis poliol, polimer gula a/
gula )  u/ mencegah
pengendapan zat aktif
pd dsr wadah
Pembuatan Suspensi
Antasida aluminium hidroksida
:
Antasida aluminium hidroksida
:
- Aluminium hidroksida gel
kompresi
- Lar. Sorbitol, USP

- - Sirup, NF

- - Gliserin, USP

-metil paraben, NF
Antasida aluminium hidroksida :
• Aluminium hidroksida gel 362.8 g
kompresi
• Lar. Sorbitol, USP 286.0 ml
• Sirup, NF 93.0 ml
• Gliserin, USP 25.0 ml
• metil paraben, NF 0.9 g
• Propil paraben, NF 0.3 g
• Flavor Qs
• Air murni, USP, ad 1000.0 ml
Sifat suspensi farmasi

1. mengendap secara lambat dan harus rata


lagi bila dikocok
2. Karateristik suspensi harus sedemikian rupa
sehingga ukuran partikel suspensoid tetap
konstan dalam penyimpanan yang lama
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah
dengan cepat dan homogen

23
Pengemasan dan penyimpanan

• Kemasan :
– wadah mulut lebar, yg mempunyai ruang udara yg memadai
diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang .

• Penyimpanan :
– wadah tertutup rapat & terlindung dari pembekuan, panas
yg berlebihan dan cahaya

• Perlu dikocok setiap kali akan digunakan agar dosis


tiap kali tepat dan seragam
Serbuk kering u/ suspensi oral

• Campuran kering serbuk atau granula yang


dimaksudkan untuk disuspensikan alam air atau
pembawa lain sebelum digunakan
– Remedium : biasanya antibiotika
– Mengandung:
• Corrigensia
• Stabilisator
• Pensuspensi
• pengawet
– Contoh: Amoxicillin for Oral Suspension, USP

25
Gel dan Magma

• Gel & Magma sistem dispersi koloid karena


masing-masing megandung partikel-2 dengan
ukuran koloid

• Gel : suatu sistem setengah padat yang terdiri


dari suatu dispersi yang tersusun baik dari
partikel anorganik yg kecil atau molekul mol
organik yang besar dan saling diresapi cairan.

26
Gel dan Magma (lanjutan)

• Jika makro molekulnya disebarkan ke seluruh cairan


sampai tidak terlihat ada batas di antaranya, maka
disebut :gel satu fase

• Jika gel terdiri dari kelompok-2 partikel kecil yg


berbeda disebut sistem dua fase atau magma a/
susu

27
Gel dan Magma (lanjutan)

contoh :
1. Bentonit Magma, mengandung 5% Al silikat hidrat
koloid dalam air murni (purified water)  zat
pensuspensi

2. Aluminium Hidroksida Gel,mengandung 4 % Al2O3


dpt di (+) Ol. Mp, gliserin, sorbitol, sukrosa, sakarin,
C. odoris& coloris, pengawet  antasida

3. Susu Magnesia,mengandung 7 – 8,5 % MgO

28
Emulsion/ Emulsi

• Sistem 2 fase yang salah satu cairannya


terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk
tetesan kecil
– Fase terdispersi (fase dalam) berupa bulatan-bulatan
kecil dari cairan
– fase pendispersi (fase luar/kontinu)
– Fase ketiga : emusifying agent  emulsi stabil (Shelf life
tercapai)

• emulsi m/a & emulsi a/m

29
Emulsion/ Emulsi (lanjutan)

• Semua emulsi :
– perlu ditambah antimikroba (fase air)
– emulsi m/a  ditambah pengawet fungistatik dan
bakterisid, karena bakteri dapat mengurai
/merusak zat pengemulsi
Contoh Pengawet :
– metil-, etil-, propil-, butil– paraben.
– asam benzoat
– senyawa kwarterner

30
Emulsion/ Emulsi (lanjutan)

Tujuan pembuatan sediaan emulsi :


1. untuk mendapatkan suatu preparat yang
stabil dan rata dari campruran dua cairan
yg saling tidak bercampur
2. lebih mudah diabsorbsi

Umumnya mengandung corrigensia saporis

31
Stabilitas emulsi

Dianggap tidak stabil secara fisik jika :


1. pada pendiaman fase dalam cenderung
membentuk agregat dari bulatan-bulatan
2. bulatan-2 atau agregat naik ke permukaan atau
turun ke dasar emulsi dan membtk lapisan pekat
3. Semua atau sebagian dari fase dalam tidak
teremulsikan dan membtk lapisan yg berbeda pd
permukaan & dasar emulsi
 kontaminasi mikroba

32
Emulsion/ Emulsi Oral

Contoh zat pengemulsi dan penstabil (stabilisator)


- Karbohidrat:
• Akasia (Gom)
• Tragakan
• Agar
• pektin  m/a
- Protein:
• Gelatin
• kuning telu
• Kasein  m/a

33
Emulsion/ Emulsi Oral (lanjutan)

Contoh formula
1. Emulsi minyak mineral pelicin, katartik
– minyal mineral (parafin liq) 500 500 ml
– Akasia 125 g
– sirup 100 ml
– Vanili 40 mg
– alkohol 60 ml
– air murni qs ad 1000 ml
2. Emulsi minyak castor (emulsi ricini ) 35 – 67 %
 laksansia

34
Sekian

Anda mungkin juga menyukai