LARUTAN
1.
2.
3.
4.
DEFINISI
SIFAT LARUTAN
KEUNTUNGAN & KERUGIAN SEDIAAN LAR
a. PERNYATAAN KONSENTRASI LARUTAN
b. ISTILAH KELARUTAN
5. a. JENIS LARUTAN
b.SEDIAAN FARMASI BERBENTUK LARUTAN
6. FORMULASI LARUTAN
7. STABILITAS LARUTAN
2
LARUTAN
PENGERTIAN :
a. Campuran 2 komponen / lebih yang
membentuk fasa tunggal / homogen
(ukuran molekuler).
b. Sediaan cairan homogen yang mengandung
satu / lebih bahan obat terlarut, digunakan
dalam berbagai bentuk takaran untuk
pemakaian sebagai obat dalam dan luar.
c. Sediaan cair mgd zat kimia terlarut (solut).
d. Larutan = pelarut + zat terlarut.
3
CAIRAN :
Sediaan cair :
1. Larutan (dispersi
molekuler)
2. Koloid (dispersi
halus)
3. Suspensi/emulsi
(dispersi kasar)
KONSENTRASI /
ISTILAH KELARUTAN ! F.I. IV
ISTILAH
< 1
1 10
10 30
30 100
100 - 1000
1000 - 10.000
> 10.000
Kelarutan (S) : jml g zat terlarut yang larut dalam sejumlah ml pelarut.
8
PEMBAGIAN :
Menurut mekanismenya larutan dibagi 2 kelompok :
1. Larutan langsung = direct
Mis. KBr dilarutkan, kmd pelarutnya kita uapkan,
maka di dapat kembali KBr.
2. Larutan tidak langsung = indirect
Mis. seng dalam H2SO4 encer, sesudah diuapkan
pelarutnya, maka kita dapatkan bukan
bahan asalnya, tetapi hasil dari peristiwa
kimia yaitu : seng sulfat.
Juga dapat terjadi dg HgI2 dalam larutan KI.
10
Tipe larutan :
Jika suatu zat A dilarutkan ke dalam air atau pelarut lain, akan terjadi
bermacam-macam tipe larutan sebagai berikut :
1. Lar.encer : lar. yang mengandung sejumlah kecil zat A
yang terlarut.
2. Larutan : lar. yang mengandung sejumlah besar zat A yang
terlarut.
3. Lar.jenuh : lar. yang mengandung jumlah maksimum zat A
yang dapat larut dlm air pada tekanan dan
temperatur tertentu.
4. Lar.lewat jenuh : lar yang mengandung jumlah zat A yang
terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air
pada temperatur tertentu.
11
12
Tujuan
pemakaian
Macam sediaan
Ket.
- Steril
- Isotonis
- Isohidris
- Pembuatan : harus
disaring hingga jernih
- Eitket :
obat cuci mata
massa penggunaan setelah
tutup dibuka (tanpa pengawet :
24 jam, mengandung pengawet : 7 hari)
Tujuan pemakaian
Macam sediaan
Ket.
2.
3.
- Pembawa : air
- Isotonis
- Isohidris
4.
Tujuan
pemakaian
Macam sediaan
Ket.
Larutan untuk
hidung
(lanjutan)
Inhalation (obat
semprot hidung)/
aerosol
Larutan untuk
mulut
Collutorium (obat
cuci mulut)
16
Tujuan
pemakaian
Macam sediaan
Ket.
- Untuk pencegahan dan pengobatan
infeksi tenggorokan atau saluran napas.
- Wadah : botol berwarna putih.
- Etiket :
Petunjuk pengenceran sebelum
digunakan.
Hanya untuk kumur, tidak ditelan
Tujuan
pemakaian
Macam sediaan
Ket.
5.
Larutan
parenteral
Injeksi, infus,
serum, vaksin.
6.
Larutan
untuk rektal
Lavement/clysma/
enema
Tujuan
pemakaian
Macam sediaan
Ket.
7.
Larutan untuk
vagina
Douche
8.
Larutan oral
Potiones (obat
minum)
Eliksir
Sirop
Tujuan
pemakaian
Macam
sediaan
Ket.
Larutan untuk Netralisasi - Merupakan obat minum yang dibuat dengan mencampurkan
oral (lanjutan)
bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral.
- Pembuatan : seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian
basa, jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
Saturatio
Tujuan
pemakaian
Larutan
untuk oral
(lanjutan)
Macam
sediaan
Potio
effervescent
Ket.
- Merupakan saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh.
- Pembuatan :
Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Masukkan ke dalam botol.
Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang
sudah berisi bagian basa dengan hati-hati, segera tutup
dengan champagne knop.
Hal-hal yang diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio effervescent adalah
:
1.Diberikan dalam botol yang tahan tekanan (kuat), berisi kira-kira sembilan per
sepuluh bagian dan tertutup kedap dengan tutup gabus atau karet yang rapat.
Kemudian diikat dengan champagne knop.
2.Tidak boleh mengandung bahan yang tidak larut karena tidak boleh dikocok.
Pengocokan menyebabkan botol pecah, karena berisi gas dalam jumlah besar
yang menimbulkan tekanan.
3.Label : N.I dan jangan dikocok
4.Tabel saturatio dan neutralisasi (Farmakope Belanda V)
21
Tujuan
pemakaian
Larutan
untuk oral
(lanjutan)
Macam
sediaan
Guttae
Ket.
- Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau
suspensi yang jika tidak dinyatakan lain,
dimaksudkan untuk obat dalam.
- Digunakan dengan cara meneteskan larutan tersebut
dengan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan
penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope
Indonesia (47,5 - 52,5 mg air suling pada suhu 200
C).
- Dalam perdagangan dikenal sediaan pediatric drop
untuk anak-anak atau bayi.
- Obat tetes yang digunakan untuk obat luar, biasanya
disebutkan tujuan pemakaiannya, misal eye drop
untuk mata, ear drop untuk telinya, dll.
22
Tujuan
pemakaian
Larutan topikal
Macam sediaan
Ket.
Epithema (obat
kompres)
FORMULASI
Masalah teknis :
- beberapa obat bersifat tidak stabil
- obat sukar larut perlu teknis khusus untuk
melarutkannya
- memperlihatkan rasa, penampilan dan
viskositas.
24
PEMBENTUKAN
KOMPLEKS
CO-SOLVENCY
KELARUTAN
SALTING IN
KELARUTAN
SALTING OUT
TEMPERATUR
25
26
ii. Kontrol pH
Kelarutan bahan obat berupa asam/basa lemah
tergantung pd ukuran pH pelarut. Obat ini berinteraksi baik dengan
asam/basa kuat membentuk garam yang larut dalam air.
Misal :
Basa lemah : alkaloid (atropine, kodein dan morfin), antihistamin
(difenhidramin), anaestetik local (prokain), dan obat lain yang tidak
begitu larut dlm air, tetapi dpt larut dlm larutan asam encer. Bila pH
dari larutan garam ini berubah dengan penambahan alkali, basa
bebas dpt terpisah dari larutan.
Asam lemah : barbiturate (fenobarbital), sulfonamide (sulfadiazine)
dalam larutan alkalis membtk garam yang dapat larut dlm air, dan
dapat terpisah dari larutan karena pH turun.
Untuk menjaga kelarutan obat pH dari sistim dapar.
27
iii. Suhu.
Kebanyakan bahan kimia menyerap
panas bila dilarutkan ! panas
larutan negatif = endoterm,
sebaliknya segolongan kecil bahan
kimia mempunyai panas larutan
positif = eksoterm ! berkurangnya
kelarutan dg kenaikan suhu.
28
iii. Kosolven
Elektrolit lemah dan mol. non elektrolit, kelarutan
dalam air buruk dapat ditingkatkan dengan
penambahan pelarut yang dapat bercampur (water
micible solvent).
Proses ini disebut kosolvensi
Pelarut campuran disebut kosolven
Contoh kosolven :
- etanol, sorbitol, gliserin, propilen glikol.
29
v. Kompleksasi
y.i : interaksi antara senyawa tak larut dg zat
yang larut dg membentuk seny.komplex.
Misal : HgI2 larut dalam larutan KI jenuh
karena terbtk garam complex
K2HgI4(kalium-tetra-iodo-hydragirat)
31
mg/100 ml
32
ix. Hidrotrofi
!Y.i peristiwa bertambahnya kelarutan
suatu senyawa yang tidak larut atau sukar
larut dengan penambahan suatu senyawa
lain yang bukan surfaktan.
Mis. Coffein + Na.benzoat ! mudah larut
37
39
STABILITAS
ZAT TAMBAHAN
1. PENGAWET
Syarat : efektif, stabil, tdk toksik,bercampur, dll
Cth pengawet :
a. seny.asam : fenol, as.benzoat
b. netral : alkohol 5 10%
c. merkuri ! mudah direduksi menjadi merkuri bebas
d. seny.amonium kuartener : benzalkonium Cl.
2. PEMANIS
- Sukrosa ! +sorbitol, gliserin, dan poliol-poliol lain yang dapat
mengurangi sukrosa untuk mengkristal.
- Glukosa cair ! sangat kental.
- Sakarin ! 250500x lbh manis dr gula, sesdhnya pahit
- Aspartam ! 200x lebih manis, sesudahnya tdk pahit.
41
3. KONTROL VISKOSITAS
Sebagai zat pembantu agar mudah dimakan, atau untuk
memperbaiki kemampuan tuangnya.
- Polivinilpirolidon
- Turunan sellulosa (metilsellulosa atau Na-CMC).
4. PEMBERI RASA
Mentol & kloroform ! zat desensitisasi, menanamkan
rasa dan bau zat itu sendiri ke produk tsb, dan
mempunyai rasa anaestetik ringan
Monosodium glutamate ! industri makanan
42
EVALUASI
Organoleptis
Kejernihan
pH
Bj
Viskositas
43