Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Menurut Farmakope Edisi IV, Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Menurut Syamsuni, Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Dapat digolongkan menjadi larutan langsung dan larutan tidak langsung. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air. Larutan tidak langsung adalah larutan ang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia, misalnya jika Zn ditambah H2SO4 maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4. Biasanya menggunakan pelarut air. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya. - larutan yang mengandung air dan gula disebut sebagai sirup, - larutan yang mengandung hidroalkohol (kombinasi air dan etil alkohol) disebut eliksir - larutan yang berbau harum disebut sipiritus jika pelarut mengandung alkohol atau aqua aromatik jika pelarutnya mengandung air - larutan yang diperoleh dengan penyarian zat aktif dari bahan alam disebut ekstrak atau tinktur http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/larutan-solutio.html Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu bahan obat atau lebih dalam pelarut air suling kecuali dinyatakan lain dimaksudkan untuk digunakan sebagaai obat dalam, obat luar atau untuk dimasukan dalam rogga tubuh. Untuk larutan (solution) steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injections.. Sesuai dengan penggunaan, larutan dibagi menjadi 1. larutan steril Meliputi a. larutan untuk penggunaan luar sebagai ppengobatan luka atau kulit terbuka b. larutan iritasi kandung kemih

c. larutan intraperitoneum 2. larutan tidak steril Meliputi a. larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang harus diramu lebih dahulu b. larutan obat untuk kulit utuh c. larutan hemodialisa 3. larutan antiseptic Mudah sekali dicemari oleh jasad remik yang telah resisten. Oleh karena itu air yang harus digunakan harus air suling atau air yang baru didihkan (farmasetika dasar. Moh. Anief: gajah mada university press) B. Contoh sediaan 1. Collutaria adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodorant, antiseptika, anestetika local atau astrigen. Disimpan dalam botol putih, bermulut kecil. Etiket harus ditulis : tidak boleh ditelan. Untuk cuci mulut dan disebut pula cara pengencerannya 2. Collyria adalah sediaan berupa steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet 3. Elixir adalah sediaan berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat pengawet, zat warna dan zat pengaroma. Sebagai pelarut utama digunakan alcohol 90 % dan dapat ditambahkan gliserol, propilenglikol dan sorbitol. Karena elixir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga obat baik yang larut dalam air dan etanol.

4.

Gargarisma ialah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkan dulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah ataupengobatan infeksi tenggorokan.

5.

Potiones adalah cairan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume yang besar umunya, 50 ml

6.

Sirupi adalah larutan pekat dari gula yang ditambahkan obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.

7.

Mixtura dan solution tidak ada perbedaan yang prinsip dalam pengerjaan, hanya dikatakan larutan (solution) apabila zat yang terlarut hanya satu atau disebut mixture apabila zat yang terlarut adalah banyak. Contoh Solutio Citratis Magnesici dan Mixtura Bromoterum

8.

Tetes telinga adalah cairan yang dibuat untuk digunakan membersihkan telinga atau melunakkan secret telinga sehingga mudah dikeluarkan.

9.

Larutan cuci hidung adalah cairan yang dibuat dalam jumlah yang banyak untuk digunakan membersihkan hidung C. Keuntungan bentuk sediaan larutan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Merupakan campuran homogen Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatannya. Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi. Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak. Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.

D. Kerugiaan bentuk sediaan larutan 1. 2. 3. Volume bentuk larutan lebih besar Ada obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

E. Cara pembuatan larutan 1. 2. 3. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol. Zat-zat yang sukar larut dilarutkan dengan pemanasan. Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu dimasukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang-goyang sampai larut. 4. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam Erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya. Zat-zat tersebut adalah Glucosum, Borax dan Natrii Bromidum. 5. Untuk zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Contohnya Natrii Bicarbonas, Chloralihydras dsb 6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan dengan suhu serendah-rendahnya sambil digoyanggoyangkan. Cotohnya Camphora, Thymolum. Acidum Benzoicum dan Asam salisilat. 7. 8. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri untuk menyakinkan terlarutnya semua. Pemanasan hanya dilakukan untuk mempercepat kelarutan bukannya untuk membantu kelarutan, karena bila suhunya telah dingin maka zat terlarut dapat mengendap. 9. Cairan yang diserahkan harus jernih sehingga bila terdapat kotoran hendaknya disaring terlebih dahulu. Untuk larutan obat minum penyaringan dilakukan dengan menggunakan kapas hidrofil sedangkan untuk cuci mata atau tetes mata digunakan kertas saring yang cocok

F. Persen dinyatakan dengan 4 cara sebagai berikut yaitu : 1. 2. 3. 4. b/b% adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir (larutan atau campuran). b/v% adalah persen bobot per volume, yaitu jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (air atau pelrut lain). v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (larutan). v/b% adalah persen volume per bobot. Yaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir. G. Istilah kelarutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sangat mudah larut Mudah larut Larut Agak sukar larut Sukar larut Sangat sukar larut Praktis tidak larut kurang dari 1 1 sampai 10 10 sampai 30 30 sampai 100 100 sampai 1000 1000 sampai 10.000 lebih dari 10.000

H. Aturan pemakaian obat dalam bentuk sediaan larutan Berikut Aturan pemakaian untuk sediaan larutan yang berbentuk syrup : Untuk obat berbentuk sirup, pasien dapat langsung mengkonsumsi obat tersebut tanpa harus di kocok terlebih dahulu. Karena syrup ini dapat dengan mudah di adsorbsi dalam tubuh. Terkecuali untuik obat syrup yang berupa suspensi yang haruslah di kocok terlebih dahulu. Obat yang berbentuk larutan syrup ini sebaiknya jangan disimpan sampai berbulan-bulan apabila kemasan telah terbuka karena akan menyebabkan kerusakan pada obat tersebut.

I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Contoh obat dalam bentuk sediaan larutan yang ada di pasaran : Sanmol Syrup Betadin Listerin Vasedon Phenergan(Promethazine Elixir) Bisolvon Kidds Benadryl Cinaryl Corex

10. Chericof 11. Cosome 12. Deletes 13. Tixylix 14. Zeet Expectorant

Anda mungkin juga menyukai