Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal

pada kulit atau selaput lendir (FI Edisi IV). Bahan obatnya larut atau

terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI Edisi III). Salep tidak

boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep

yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sediaan setengah

padat ini tidak menggunakan tenaga.

Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak

terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam

salep harus halus. Oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang

mangalami banyak masalah salep yang harus digerus dengan homogen, agar

semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserab oleh kulit.

Dalam pembuatan sediaan bentuk salep bersumber dari bahan-bahan

yang berperan sebagai zat aktif serta bahan-bahan yang berperan sebagai zat

tambahan. Bahan obat yang berperan sebagai zat aktif dalam sediaan bentuk

salep seperti vaselin album, vaselin flavum, lanolin, asam salisilat, adeps

lanae serta ichthyol. Bahan-bahan tersebut diracik dalam lumping sampai

terbentuk massa salep. Salep yang diracik harus bebas dari butiran-butiran.

Penyimpanan sediaan dalam bentuk salep harus pada ruang pada kondisi suhu

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

tertentu agar komponen-komponen obat dalam pot salep tetap dapt member

khasiat yang maksimal pada pasien. Sediaan dalam bentuk salep dikemas

dalam pot salep dengan ukuran yang sesuai jumlah bobot sediaan yang

dibuat. Pembuatan sediaan salep dapat dilakukan dengan cepat karena tidak

memerlukan bahan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan

sediaan dalam bentuk pil maupun sediaan dalam bentuk tablet (Anief, 2004).

B. Maksud dan Tujuan Praktikum

1. Maksud Praktikum

Adapun maksud praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Agar dapat mengetahui proses pembuatan sediaan salep.

b. Agar dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan salep serta

mengetahui cara pengemasan salep.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk memberi pemahaman dan lebih

mendalam dalam pembuatan salep, khususnya proses pembuatan dan

sediaan dasar salep yang digunakan. Selain itu juga agar praktikan lebih

mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sediaan salep.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam

dasar salep yang cocok. Salep adalahsdiaan setengah padat ditujukan untuk

pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir (Anonim, 1979).

B. Kualitas Dasar Salep

1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari

inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam

kamar.

2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi

lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang

teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.

3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah

dipakai dan dihilangkan dari kulit.

4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika

dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh

merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas

obatnya pada daerah yang diobati.

5. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep

padat atau cair pada pengobatan.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

C. Fungsi Salep

Fungsi salep antara lain :

1. Sebagai bahan aktif pembawa sustansi obat untuk pengobatan kulit

2. Sebagai bahan pelumas pada kulit

3. Sebagai bahan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit

yang dengan larutan berair dan perangsang kulit

D. Penggolongan Salep

1. Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega,

tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai

tenaga

2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air , mudah diserap kulit

suatu tipe yang mudah dicuci dengan air.

3. Pasta adalah salep yang menagandung lebih dari 50 % zat padat ( serbu)

suatu salep yang tebal karna merupakan penutup atau pelindung bagian

luar kulit yang diolesi.

4. Jelly/ gelanoes adalah salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit

mengandung atau tanpa mokusa sebagai pelican atau basis, biasanya

terdiri atau campuran sederhana dari minyak lemak dan titik lebur.

5. Cerata adalah salep lemak yang mengandung persentase lilin yang tinggi

sehingga konsentrasinya lebih keras.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

E. Persyaratan Salep Menurut FI Edisi III

1. Pemerian: tidak boleh bau tengik

2. Kadar : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep( basis salep )

yang digunaakan vaselin putih (vaselin album), tergantung dari sifat bahan

obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep

sebagai berikut :

a. Dasar salep hidrokarbon : vaselin putih, vaselin kunig, malam putih

atau malam kunig atau campurannya.

b. Dasar salep serap : lemak, bulu domba campuran 3 bagian kolestrol dan

3 bagian stearil alcohol, campuran 8 bagian malam putih dan 8 bagian

vaselin putih.

c. Dasar salep yang dapat larut dalam air

d. Dasar salep yangdapat dicuci dengan air

3. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan

lain yang cocok harus menunjukan susunan yang homogen.

4. Penandaan : etiket harus tertera obat luar

F. Cara Pembuatan Salep

Aturan umum :

1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan

pemanasan rendah

2. Zat yang tidak cukup larutdalam dasar salep, lebih dulu disebut dan

diayak dengan ayakan no 100.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

3. Zat yang mudah larut dalam air danstabil serta dasarr salep mampu

mendukung/ menyerap air tersebut,dilarutkan didalam air yagn tersedia,

selain itu ditambahkan bagian dasar salep.

4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebuut

harus diaduk sampai dingin.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

BAB III
METODE KERJA

1. Rasep 26 Unguenta Acid Benzoic

dr. Rina

SIP : 9786/IDI/2001

Jalan Bunga Seroja 16 Kendari, Telp. 987654

R/ Acid Benzoic 3 gram

Acid Salicylic 3 gram

Lanolin 30 gram

Vaselin Album 30 gram

m. f. unguenta

s. u. e.

da 12

Pro : Sulle

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

2. Resep 27 Unguenta Acid Boric

dr. Rina

SIP : 9786/IDI/2001

Jalan Bunga Seroja 16 Kendari, Telp. 987654

R/ Acid Boric 4 gram

Adeps Lanae 2 gram

Glycerin 11 gram

Vaselin Album 25 gram

s. ad us. ext.

da 12

Pro : Martisar

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

3. Resep 28 Unguenta Camphora

dr. Rina

SIP : 9786/IDI/2001

Jalan Bunga Seroja 16 Kendari, Telp. 987654

R/ Camphora 1 gram

Zinc Oxid 3 gram

Ichthyol 2 gram

Unguenta Simplex 20 gram

s. ad us. ext.

Pro : Ningsih

4. Resep 38 Zalf 24

dr. Shilla

SIP : 9786/IDI/2001

Jalan Teratai 32 Kendari, Telp. 987654

R/ Zalf 24

m. f. ungt. ad 30

s. u. e.

Pro : Aksal

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, yang di maksud dengan salep

(unguenta) adalah bentuk sediaan semi padat yang ditujukan untuk pemakain oral

atau penggunaan luar. Sediaan salep dikemas dalam pot salep. Pada umumnya

obat-obat yang dalam bentuk sediaan salep harus bebas dari butiran-butiran kasar.

Selain itu, penyimpanan sediaan salep harus pada tempat dengan kondisi suhu

yang sesuai agar komponen-komponen obat dalam salep tidak rusak.

Penyimpanan salep pada suhu yang tinggi menyebabkan sediaan tersebut dapat

mencair. Sediaan salep dapat digunakan pada anak, orang dewasa maupun yang

lanjut usia.

Pada praktikum ini dibuat obat-obat dalamsediaan salep (unguenta)

berdasarkan resep yang ada. Dalam peracikan bahan obat menggunakan alat-alat

berupa lumping dan alu, timbangan dan anak timbangan, kertas perkamen, sudip,

sak obat, sendok tanduk dan pot salep serta hot plate. Masing-masing alat tersebut

mempunyai fungsi tersendiri misalnya, lumping sebagai tempat mengerus bahan-

bahan yang akan dibuat timbangan yang digunakan terdiri atas timbangan mili

gram dan timbangan gram. Dalam penggunaan timbangan tersebut disesuaikan

dengan berat bahan yang akan ditimbang. Penimbangan bahan yang mempunyai

bobot kurang dari satu gram ditimbang pada timbangan mili gram. Kertas

perkamen digunakan sebagai tempat menyimpan sediaan yang akan ditimbang.

Untuk beberapa bahan seperti vaselin album dan vaselin flavum penimbangannya

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

dilakukan pada kertas perkamen yang telat diolesi dengan paraffin cair. Sendok

tanduk digunakan saat mengambil bahan-bahan yang akan ditimbang. Sedangkan

hot plate digunakan untuk melebur cera flavum yang terdapat pada resep 028.

Bahan-bahan obat yang diracik harus homogen dan halus atau bebas dari butiran.

Sediaan yang telat diracik dimasukkan dalam pot salep.

Bahan obat diracikn dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi

sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit dengan maksud

mempercepat tercapainya keadaan homogen dari suatu campuran bahan-bahan

tersebut.

Pada resep 026 terdapat bahan obat Asam Salisilat yang berfungsi

sebagaiAntifungi yakni mencegah perkembanganjamur serta berfungsi sebagai

Keratolitikum yakni untuk menebalkan lapisan tanduk pada kulit. Pada

reseptersebut terdapat pula Lanolin dan Vaselin Album yang ditimbang dikertas

perkamen yang diolesi paraffin cair. Terlebih dahulu dimasukkan dalam lumpang

yakni Vaselin album untuk menutupi pori-pori lumpang.

Pda resep 27 terdapat bahan obat yaitu acsi boric, adeps lanae, glycerin, dan

vaselin album. Pada resep ini juga terdapat bahan obat yang mengandung lemak

yang dalam penimbangannya manggunakan kertas perkamen yang sudah diolesi

paraffin cair. Pada resep ini juga terdapat glycerin yang sediaannya dalam bentuk

cairan yang harus ditimbang di cawan krussible. Khasiat yang terdapat dari resep

ini yaitu anti septikum eksternyakni antiseptik dalam pengobatan akibat bakteri

dan jamur.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

Pada resep 028 terdapat bahan Unguenta Simpleks. Komposisi unguenta

simpleks menurut Farmakope Belanda Edisi VI terdapat Cera Flava 30% dan

Vaselin album 70%. Pada resep tersebut terdapat pula lchthyol yang merupakan

cairan kental, hampir hitam serta bau khas. Berfungsi sebagai Antiseptikum

Ekstrern yakni Antiseptik dalam pengobatan akibat bakteri dan jamur.

Pada resep 038 terdapat bahan sulfur yang berfungsi sebagai Antiskabies

yakni mencegah penyakit skabies. Pada resep tersebut yang terlebih dahulu

dimasukkan dalam lumping yakni asam salisilat dan ditetesi dengan satu tetes

etanol. Setelah itu, ditambahkan sulfur dan digerus sampai homogen. Kemudian

dimasukkan vaselin album sedikit demi sedikit lalu digerus sampai berbentuk

massa salep. Setelah itu dimasukkan dalam pot salep dan diberi etiket biru.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR DIPLOMA - III

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

a. Salep adalah bentuk sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan

digunakan sebagai obat luar.

b. Salep harus terdispersi danbebas dari inkompatibilitas, stabil, pada suhu

kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.

B. SARAN

Dalam melakukan praktikum, praktikan harus mengerjakan dengan teliti

dan hati-hati dalam menjaga keselamat alat-alat yang digunakan selama

praktikum berlangsung.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

Anda mungkin juga menyukai