BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada kulit atau selaput lendir (FI Edisi IV). Bahan obatnya larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI Edisi III). Salep tidak
boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep
Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam
salep harus halus. Oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang
mangalami banyak masalah salep yang harus digerus dengan homogen, agar
semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserab oleh kulit.
yang berperan sebagai zat aktif serta bahan-bahan yang berperan sebagai zat
tambahan. Bahan obat yang berperan sebagai zat aktif dalam sediaan bentuk
salep seperti vaselin album, vaselin flavum, lanolin, asam salisilat, adeps
terbentuk massa salep. Salep yang diracik harus bebas dari butiran-butiran.
Penyimpanan sediaan dalam bentuk salep harus pada ruang pada kondisi suhu
tertentu agar komponen-komponen obat dalam pot salep tetap dapt member
khasiat yang maksimal pada pasien. Sediaan dalam bentuk salep dikemas
dalam pot salep dengan ukuran yang sesuai jumlah bobot sediaan yang
dibuat. Pembuatan sediaan salep dapat dilakukan dengan cepat karena tidak
sediaan dalam bentuk pil maupun sediaan dalam bentuk tablet (Anief, 2004).
1. Maksud Praktikum
2. Tujuan Praktikum
sediaan dasar salep yang digunakan. Selain itu juga agar praktikan lebih
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok. Salep adalahsdiaan setengah padat ditujukan untuk
1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah
4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
C. Fungsi Salep
D. Penggolongan Salep
tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga
2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air , mudah diserap kulit
3. Pasta adalah salep yang menagandung lebih dari 50 % zat padat ( serbu)
suatu salep yang tebal karna merupakan penutup atau pelindung bagian
4. Jelly/ gelanoes adalah salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit
terdiri atau campuran sederhana dari minyak lemak dan titik lebur.
5. Cerata adalah salep lemak yang mengandung persentase lilin yang tinggi
2. Kadar : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep( basis salep )
yang digunaakan vaselin putih (vaselin album), tergantung dari sifat bahan
obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep
sebagai berikut :
b. Dasar salep serap : lemak, bulu domba campuran 3 bagian kolestrol dan
vaselin putih.
Aturan umum :
1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan
pemanasan rendah
2. Zat yang tidak cukup larutdalam dasar salep, lebih dulu disebut dan
3. Zat yang mudah larut dalam air danstabil serta dasarr salep mampu
BAB III
METODE KERJA
dr. Rina
SIP : 9786/IDI/2001
Lanolin 30 gram
m. f. unguenta
s. u. e.
da 12
Pro : Sulle
dr. Rina
SIP : 9786/IDI/2001
Glycerin 11 gram
s. ad us. ext.
da 12
Pro : Martisar
dr. Rina
SIP : 9786/IDI/2001
R/ Camphora 1 gram
Ichthyol 2 gram
s. ad us. ext.
Pro : Ningsih
4. Resep 38 Zalf 24
dr. Shilla
SIP : 9786/IDI/2001
R/ Zalf 24
m. f. ungt. ad 30
s. u. e.
Pro : Aksal
BAB IV
PEMBAHASAN
(unguenta) adalah bentuk sediaan semi padat yang ditujukan untuk pemakain oral
atau penggunaan luar. Sediaan salep dikemas dalam pot salep. Pada umumnya
obat-obat yang dalam bentuk sediaan salep harus bebas dari butiran-butiran kasar.
Selain itu, penyimpanan sediaan salep harus pada tempat dengan kondisi suhu
Penyimpanan salep pada suhu yang tinggi menyebabkan sediaan tersebut dapat
mencair. Sediaan salep dapat digunakan pada anak, orang dewasa maupun yang
lanjut usia.
berdasarkan resep yang ada. Dalam peracikan bahan obat menggunakan alat-alat
berupa lumping dan alu, timbangan dan anak timbangan, kertas perkamen, sudip,
sak obat, sendok tanduk dan pot salep serta hot plate. Masing-masing alat tersebut
bahan yang akan dibuat timbangan yang digunakan terdiri atas timbangan mili
dengan berat bahan yang akan ditimbang. Penimbangan bahan yang mempunyai
bobot kurang dari satu gram ditimbang pada timbangan mili gram. Kertas
Untuk beberapa bahan seperti vaselin album dan vaselin flavum penimbangannya
dilakukan pada kertas perkamen yang telat diolesi dengan paraffin cair. Sendok
hot plate digunakan untuk melebur cera flavum yang terdapat pada resep 028.
Bahan-bahan obat yang diracik harus homogen dan halus atau bebas dari butiran.
Bahan obat diracikn dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi
sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit dengan maksud
tersebut.
Pada resep 026 terdapat bahan obat Asam Salisilat yang berfungsi
reseptersebut terdapat pula Lanolin dan Vaselin Album yang ditimbang dikertas
perkamen yang diolesi paraffin cair. Terlebih dahulu dimasukkan dalam lumpang
Pda resep 27 terdapat bahan obat yaitu acsi boric, adeps lanae, glycerin, dan
vaselin album. Pada resep ini juga terdapat bahan obat yang mengandung lemak
paraffin cair. Pada resep ini juga terdapat glycerin yang sediaannya dalam bentuk
cairan yang harus ditimbang di cawan krussible. Khasiat yang terdapat dari resep
ini yaitu anti septikum eksternyakni antiseptik dalam pengobatan akibat bakteri
dan jamur.
simpleks menurut Farmakope Belanda Edisi VI terdapat Cera Flava 30% dan
Vaselin album 70%. Pada resep tersebut terdapat pula lchthyol yang merupakan
cairan kental, hampir hitam serta bau khas. Berfungsi sebagai Antiseptikum
Pada resep 038 terdapat bahan sulfur yang berfungsi sebagai Antiskabies
yakni mencegah penyakit skabies. Pada resep tersebut yang terlebih dahulu
dimasukkan dalam lumping yakni asam salisilat dan ditetesi dengan satu tetes
etanol. Setelah itu, ditambahkan sulfur dan digerus sampai homogen. Kemudian
dimasukkan vaselin album sedikit demi sedikit lalu digerus sampai berbentuk
massa salep. Setelah itu dimasukkan dalam pot salep dan diberi etiket biru.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Salep adalah bentuk sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan
B. SARAN
praktikum berlangsung.