Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

“SALEP”

Dosen Pengampu:
apt. Marlina Indriastuti., M.Sc

Disusun Oleh :

Syifa Amalia (2104277047)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat membaca resep

2. Mahasiswa dapat menghitung perhitungan bahan obat

3. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat

4. Mahasiswa dapat meracik sediaan salep

B. Dasar Teori

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Salep adalah sediaan setengah padat berupa
massa lunak yang mudah dioleskan dan digunakan untuk pemakaian obat luar.. Menurut
farmakope edisi.IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau
selaput lendir. Menurut Formularium Nasional salep adalah sediaan berupa masa lembek,
mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat,digunakan sebagai obat luar untuk
melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau
narkotik adalah 10 %

Fungsi salep adalah :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
Persyaratan Salep Menurut FI ed III

a. Pemerian tidak boleh berbau tengik

b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik
kadar bahan obat adalah 10 %

c. Dasar salep

d. Homogenitas, jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transaparanlain yang
cocok, harus menunjukan susunan yang homogen.

Kualitas Dasar Salep

1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus bebas dari
inkompabilitas

2. Lunak, harus halus, dan homogen

3. Mudah di pakai

4. Dasar salep yang cocok

5. Dapat terdistribusi secara merata


BAB II

HASIL PENGAMATAN

dr. Syifa Amalia

SIP : No.101/DKK-DN/05/2019

Jl. Mangunjaya No. 15 Pangandaran

No. Telp 087139215321

No. 01 Ciamis, 07-12-2021

R/ Acidum Salicylicum 200 mg

Sulfur 400 mg

Vaselin Album hingga 10 g

M.ds. 2 dd u.e

Pro : Kevin, 18 tahun

Alamat : Jl. Pahlawan no. 12 Ciamis

No. Telp : 082135631759

A. Kelengkapan Resep

No. Kelengkapan Resep Keterangan

1. Nama dokter Ada

2. SIP dokter Ada

3. Alamat dokter Ada

4. No. telp dokter Ada

5. No. resep Ada

6. Tanggal penulisan resep Ada

7. Tanda R/ Ada

8. Nama obat Ada


9. Berat obat masing-masing Ada

10. Jenis sediaan Ada

11. Jumlah sediaan Ada

12. Aturan pakai Ada

13. Nama pasien Ada

14. Umur/berat badan pasien Ada

15. Alamat pasien Ada

16. No. telp pasien Ada

17. Paraf dokter Ada

B. Resep Standar

Salep asam salisilat belerang/salep 24

Tiap 10 mg mengandung :

- Acydum Salycilicum 200 mg


- Sulfur 400 mg
- Vaselin album hingga 10 g

C. Monografi

1. Nama zat : Asam Salisilat

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak

berbau rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dala 500 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam ammonium asetat P;

dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.

Sumber : FI ed. III hal. 56


2. Nama zat : Sulfur Praecipitatum

Pemerian : Tidak berbau; tidak berasa

Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondisulfida P;

sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P.

Sumber : FI ed. III hal. 591

3. Nama zat : Vaselin Album

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah dileburkan dan

dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (95%) P.

Sumber : FI ed. III hal. 633

D. Usul

- Acydum Salycilicum tetesi etanol 95% 2-3 tetes

- Memakai Sulfur Praecipitatum

E. Dasar Teori

Salep (unguenta menurut FI ed. III) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar
salep yang cocok.
Penggolongan Salep :

1. Menurut konsistensinya

a. Unguenta

b. Cream (krim)

c. Pasta

d. Cerata

e. Gelones/spumae/jelly

2. Menurut sifat farmakologi

a. Salep epidermis

b. Salep endodermis

c. Salep diadermis

3. Menurut dasar salep

a. Salep hidrofobik

b. Salep hidrofilik

4. Menurut Formularium Nasional (fornas)

a. Dasar salep 1 (ds. Senyawa hidrokarbon)

b. Dasar salep 2 (ds. Serap)

c. Dasar salep 3 (ds. Emulsi M/A)


d. Dasar salep 4 (ds. yang dapat larut dalam air).

Kualitas dasar salep :

1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus bebas
dari inkompabilitas.

2. Lunak, harus halus dan homogen

3. Mudah dipakai

4. Dasar salep yang cocok

4. Dapat terdistribusi secara merata.

F. Penggolongan Obat

G. Perhitungan DM

H. Perhitungan Bahan

1. Asam salisilat = 200 mg

2. Sulfur = 400 mg

3. Vaselin album = 10 – (200 + 400)

= 10 – 600 mg

= 9.400 mg
I. Penimbangan Bahan

1. Asam salisilat 200 mg

2. Sulfur 400 mg

3. Vaselin album 9.400 mg

J. Prosedur Kerja

1) Siapkan alat dan bahan

2) Setarakan timbangan

3) Timbang bahan

4) Masukkan asam salisilat 200 mg tetesi etanol 95% 2-3 tetes

5) Masukkan sulfur 400 mg, gerus halus homogen

6) Masukkan nvaselin album 9.400 mg gerus homogen

7) Masukkan ke dalam pot salep

8) Beri etiket

K. Etiket
L. Fungsi

- Salep 24 untuk mengatasi exim

M. Daftar Pustaka

- Formularium Nasional tahun 1978 edisi Kedua

- Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979

- Ilmu Resep
BAB III

PEMBAHASAN

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. .Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.

Cara membuat salep pada resep praktikum kali ini yaitu dengan cara menimbang masing-
masing bahan Asam salisilat 200 mg, Sulfur 400 mg dan Vaselin album 9.400 mg.

Pertama siapkan alat dan bahan kemudian masukan asam salisilat terlebih dahulu ke
dalam mortir sebanyak 200 mg, kemudian tetesi etanol 95 % 2-3 tetes, kemudian gerus
homogen. Asam salisilat terlebih dahulu karena dalam jumlah yang sedikit agar tidak menempel
pada dinding mortir. Asam salisilat merupakan Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam. Lalu masukan Sulfur ke dalam
mortir sebanyak 400 mg gerus homogen. Sulfur merupakan tidak berbau, tidak berasa.
Kemudian masukan Vaselin album 9.400 mg ke dalam mortar gerus homogen. Vaselin album
merupakan massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk

Kemudian keluarkan campuran salep dari mortir menggunakan sudip masukan ke dalam
pot salep dan kemudian diberi etiket biru dengan aturan pakai untuk pemakaian luar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan
digunakan untuk pemakaian obat luar.. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan
lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %.

Fungsi salep adalah :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. A. Syamsuni, Apt; 2006; Ilmu Resep; Jakarta; Kedokteran EGC

Departemen Kesehatan RI; 1979; Farmakope Indonesia Edisi Ketiga; Jakarta

Departemen Kesehatan RI; 1995; Farmakope Indonesia Edisi Keempat; Jakarta


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

“PASTA”

Dosen Pengampu:
apt. Marlina Indriastuti., M.Sc

Disusun Oleh :

Syifa Amalia (2104277047)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat membaca resep

2. Mahasiswa dapat menghitung perhitungan bahan obat

3. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat

4. Mahasiswa dapat meracik sediaan pasta

B. Dasar Teori

Pasta adalah sediaan semi padat (masa lembek) yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda
dalam konsistensinya, yaitu bahan padat nya lebih dari 50% dan kegunaannya. Misalnya pasta
Zinci oleosa (pH Bld. V). Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah: vaselin, lanolin, adeps
lanae, Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq.yang sudah atau belum bercampur dengan
sabun.

Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air misalnya pasta Na-
karboksimetilselulosa (Na-CMC). Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya pasta
Znoksida, merupakan salep yang padat, kaku, tidak melelehpada suhu tubuh, berfungsi sebagai
lapisan pelindung padabagian yang diolesi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput
lendiragar memperoleh efek lokal (misal, pasta gigi triamsinolon asetonida). Pasta Hamamelidis
saponata/Hazeline snow (C.M.N) sebetulnya bukan termasuk pasta tetapi krim.

Karakteristik dari sediaan pasta adalah:

1. Daya absorbsi pasta lebih besar

2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat


pemakaian.

3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian

luar/topikal.

5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. 7. Memiliki persentase bahan padat
lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.

Keuntungan Sediaan Pasta;

1. Mengikat cairan secret

2. Lebih melekat pada kulit, sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama

Kekurangan Sediaan Pasta:

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit


2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
BAB II

HASIL PENGAMATAN

dr. Syifa Amalia

SIP : No.101/DKK-DN/05/2019

Jl. Mangunjaya No. 15 Pangandaran

No. Telp 087139215321

No. 3 Ciamis, 07-12-2021

R/ Asam Salisilat 3%

Pasta seng 30

M.f pasta

S applic loc

Pro : Melati, 20 tahun

Alamat : Jl. Merseka no. 15 Ciamis

No. Telp : 081317539197

A. Kelengkapan Resep

No. Kelengkapan Resep Keterangan

1. Nama dokter Ada

2. SIP dokter Ada

3. Alamat dokter Ada

4. No. telp dokter Ada

5. No. resep Ada

6. Tanggal penulisan resep Ada

7. Tanda R/ Ada

8. Nama obat Ada


9. Berat obat masing-masing Ada

10. Jenis sediaan Ada

11. Jumlah sediaan Ada

12. Aturan pakai Ada

13. Nama pasien Ada

14. Umur/berat badan pasien Ada

15. Alamat pasien Ada

16. No. telp pasien Ada

17. Paraf dokter Ada

B. Resep Standar

Pasta seng terdiri dari :

- Zinci Oxyd 2, 5 g

- Amylum Tritici 2,5 g

- Vaselin Flavum ad 100

C. Monografi

1. Nama zat : Asam Salisilat

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak

berbau rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dala 500 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam ammonium asetat P;

dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.

Sumber : FI ed. III hal. 56


2. Nama zat : Zinci Oxydum

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus putih/putih kekurangan, tidak berbau lambat

laun menyerap karbondioksida dari luar.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral

etiter dan dalam kelarutan alkalihidrat.

Sumber : FI ed. III hal. 633

3. Nama zat : Amylum Tritici

Pemerian : Kelarutan, identifikasi, kesamaan, susu pengeringan, sisa pemijaran, bahan

organik asing, batas mikroba, bahan dan penyimpanan memenuhi syarat

yang tertera pada pati singkong.

Sumber : FI ed. III hal. 636

4. Nama zat : Vaselinum Flavum

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap

setelah zat dileburkan dingin hingga diaduk. Berflueronsensi lunak, juga


jika

dicairkan; tidak berbau sampai tidak berasa.

Kelarutan : Memenuhi syarat yang tertera pada vaselinum album yaitu praktis tidak

larut dalam etanol (95%) P.

Sumber : FI ed. III hal. 633


D. Usul

- Asam salisilat 0,927 mg menjadi 900 mg

E. Dasar Teori

Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditunjukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari
50 % zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diolesi.

Karakteristik dari sediaan pasta

1. Daya absorbsi pasta lebih besar

2. Konsistensi lebih kenyal drai salep

3. Tidak memberikan rasa minyak seperti salep

Macam-Macam Pasta

1.Pasta berlunak

2. Pasta kering

3. Pasta pendingin

4. Pasta dentifriciae (pasta gigi)

Keuntungan Sediaan Pasta

1. Mengikat cairan secret


2. lebih melekat pada kulit sehingga kontraknya dengan jaringan lebih lama

Kerugian Sediaan Pasta

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.

F. Penggolongan Obat

G. Perhitungan DM

H. Perhitungan Bahan

1. Asam salisilat 3% = 3% x 30 gram/97 %

= 0,927 menjadi 0,900 gram

2. Pasta seng = 100 % - 3 %

= 97 %

3. ZnO = 30 x 25/100

= 7,5 g

4. Amylum tritici = 30 x 25/100

= 7,5 g

5. Vaselin flavum = 30 – ( 7,5 + 7,5 )

= 15 g
I. Penimbangan Bahan

1. Asam salisilat = 900 mg

2. Zno = 7,5 gram

3. Amylum tritici = 7,5 gram

4. Vaselinum flavum = 7,5 gram

J. Prosedur Kerja

1) Setarakan timbangan

2) Siapkan alat dan bahan


3) Panaskan mortar menggunakan air panas yang mendidih sampai dinding mortar terasa
panas
4) Masukan vaselin flavum ke dalam cawan, kemudian dipanaskan di atas beaker glass
yang diisi air 100 ml diatas hot plate
5) Masukan asam salisilat ke dalam mortar lalu tetesi etanol 3-5 tetes
6) Masukan amylum tritici ke dalam mortar , gerus halus ad homogen
7) Masukan ZnO ke dalam mortar yang telah dipanaskan lalu tambahkan vaselin flavum
yang telah dicairkan gerus halus ad homogen
8) Masukan campuran 1 ke dalam mortar yang telah dipanaskan lalu tambhkan vaselin
flavum yang telah dicairkan gerus halus ad homogen
9) Masukan ke dalam pot obat
10) Beri etiket
K. Etiket

L. Fungsi

- Asam salisilat = Antifungi

- Zno = Antiseptikum

- Amylum tritici = Zat tambahan

- Vaselin flavum = Zat tambahan

M. Daftar Pustaka

- Formularium Nasional tahun 1978 edisi Kedua

- Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979

- Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995

- Ilmu Resep

- Ilmu Meracik obat


BAB III

PEMBAHASAN

Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditunjukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari
50 % zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diolesi

Cara membuat pasta pada resep praktikum kali ini yaitu dengan cara menimbang masing-
masing bahan Asam salisilat 900 mg, ZnO 7,5 g, Amylum Tritici 7,5 g, dan Vaselin Flavum 15
g.

Pertama siapkan alat dan bahan kemudian panaskan mortar menggunakan air yang
mendidih sampai dinding mortar terasa panas. masukan Vaselin flavum ke dalam cawan,
kemudian dipanaskan diatas beaker glass sampai mencair. Masukan asam salisilat sebanyak 900
mg ke dalam mortar lalu tetesi etanol 3-5 tetes gerus homogen. Asam salisilat terlebih dahulu
karena dalam jumlah yang sedikit agar tidak menempel pada dinding mortir. Asam salisilat
merupakan Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa
agak manis dan tajam. Kemudian masukan Amylum tritici 7,5 g ke dalam mortar, gerus halus ad
homogen. Amylum tritici merupakan serbuk amorf, sangat halus putih/putih kekuningan, tidak
berbau lambat laun menyerap karbondioksida dari udara. Masukan ZnO 7,5 g ke dalam mortar
lalu tambahkan Vaselin Flavum yang telah dicairkan gerus halus ad homogen.

Kemudian keluarkan campuran pasta dari mortir menggunakan sudip masukan ke dalam
pot obat dan kemudian diberi etiket biru dengan aturan pakai untuk pemakaian luar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasta adalah sediaan semi padat (masa lembek) yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda
dalam konsistensinya, yaitu bahan padat nya lebih dari 50% dan kegunaannya.

Keuntungan Sediaan Pasta;

1. Mengikat cairan secret

2. Lebih melekat pada kulit, sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama

Kekurangan Sediaan Pasta;

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis


DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. A. Syamsuni, Apt; 2006; Ilmu Resep; Jakarta; Kedokteran EGC

Departemen Kesehatan RI; 1979; Farmakope Indonesia Edisi Ketiga; Jakarta

Departemen Kesehatan RI; 1995; Farmakope Indonesia Edisi Keempat; Jakarta

Moh.anief, Ilmu meracik obat ; Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai