Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

“SALEP”

Dosen Pengampu:
Nurhidayati Harun, M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

Amelia Hermawan (2204277006)

PROGRAM STUDI D3 - FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat membaca resep

2. Mahasiswa dapat menghitung perhitungan bahan obat

3. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat

4. Mahasiswa dapat meracik sediaan salep

B. Dasar Teori

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir (Farmakope Indonesia Edisi IV). Menurut Formularium Nasional salep adalah
sediaan berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung
obat,digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau
tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep
yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %

 Fungsi salep adalah :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
 Persyaratan Salep Menurut FI ed III

a. Pemerian tidak boleh berbau tengik

b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik
kadar bahan obat adalah 10 %

c. Dasar salep

d. Homogenitas, jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transaparanlain yang
cocok, harus menunjukan susunan yang homogen.

 Kualitas Dasar Salep

1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus bebas dari
inkompabilitas

2. Lunak, harus halus, dan homogen

3. Mudah di pakai

4. Dasar salep yang cocok

5. Dapat terdistribusi secara merata


BAB II

HASIL PENGAMATAN

dr. Amelia Hermawan

SIP : Du-0763/17-19-14/04-23

Jl. Kapten Murod Idrus No.34, Ciamis

No. Telp 076534221

No. 01 Ciamis, 10-11-2022

R/ Adeps lanae 3

Stearil Alkohol 3

Cera Alba 8

Vaselin ad 100

Pro : Adela Ap (18 th )

Berat Badan : 45 kg

Alamat : Jl. Maleber No.4

No. Telp : 06253325175

A. Kelengkapan Resep

No. Kelengkapan Resep Keterangan


1. Nama dokter Ada
2. SIP dokter Ada
3. Alamat dokter Ada
4. No. telp dokter Ada
5. No. resep Ada
6. Tanggal penulisan resep Ada
7. Tanda R/ Ada
8. Nama obat Ada
9. Berat obat masing-masing Ada
10. Jenis sediaan Ada
11. Nama pasien Ada
12. Umur/berat badan pasien Ada
13. Alamat pasien Ada
14. No. telp pasien Ada
15. Paraf dokter Ada
B. Monografi

 Adeps Lanae

Pemerian : Zat berupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak
tembus cahaya; bau lemah dan khas

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dala etanol (95%) P; mudah
larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ditempat sejuk.

Khasiat : Zat tambahan

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 61

 Stearil Alkohol (Stearylalcoholum)

Pemerian : Butiran atau potongan, licin, putih; bau khas; rasa tawar.

Kelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 570

 Cera Alba
Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau khas lemah.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin;
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan
dalam minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 140
 Vaselin Album
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan
dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.
Berfluoresensi lemah, juga di cairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P,dalam eter P dan dalam eter minyaktanah P, larutan kadang-
kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 633

C. Usul

D. Penggolongan Obat

1. Adeps Lanae : Zat tambahan

2. Stearil Alkohol : Zat tambahan

3. Cera Alba : Zat tambahan

4. Vaselin : Sebagai emolien atau pelembab

E. Perhitungan DM/DL

F. Perhitungan Bahan

1. Adeps Lanae = 3 gr

2. Stearil Alkohol = 3 gr

3. Cera Alba = 8 gr
4. Vaselin ad = 100 gr

100 ̵ (3+3+8) = 86 gr

G. Penimbangan Bahan

1. Adeps Lanae = 3 gr

2. Stearil Alkohol = 3 gr

3. Cera Alba = 8 gr

4. Vaselin ad = 100 gr

H. Prosedur Kerja

1) Siapkan alat dan bahan

2) Setarakan timbangan

3) Timbang masing - masing bahan

4) Masukkan adeps lanae, cera alba, vaselin kedalam cawan vap lalu leburkan hingga cair

5) Masukkan stearil alcohol kedalam mortir, tetesi alcohol (95%) gerus ad homogen

6) Tambahkan leburan vaselin, adeps lanae, cera alba kedalam mortir, aduk ad homogeny

ad dingin

7) Masukkan ke dalam pot salep

8) Beri etiket biru


I. Etiket
BAB III

PEMBAHASAN

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. .Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.

Cara membuat salep pada resep praktikum kali ini yaitu yang terlebih dahulu menyiapkan
alat dan bahan, lalu setarakan timbangan, dan timbang masing – masing bahan sesuai takaran.

Setelah bahan-bahan di timbang masukkan adeps lanae 3gr, cera alba 8gr, dan vaselin
100gr kedalam cawan vap lalu leburkan hingga mencair. Lalu masukkan stearil alcohol kedalam
mortir dan di tetesi alcohol (95%) gerus sampai homogen. Dan yang terakhir tambahkan leburan
vaselin, adeps lanae, cera alba ke dalam mortir setelah itu aduk sampai homogen dan sampai
dingin.

Kemudian keluarkan campuran salep dari mortir menggunakan sudip masukan ke dalam
pot salep dan kemudian diberi etiket biru dengan aturan pakai untuk pemakaian luar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan
digunakan untuk pemakaian obat luar.. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan
lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %.

Fungsi salep adalah :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. A. Syamsuni, Apt; 2006; Ilmu Resep; Jakarta; Kedokteran EGC

Departemen Kesehatan RI; 1979; Farmakope Indonesia Edisi Ketiga; Jakarta

Departemen Kesehatan RI; 1995; Farmakope Indonesia Edisi Keempat; Jakarta


LAMPIRAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

“PASTA”

Dosen Pengampu:
Nurhidayati Harun, M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

Amelia Hermawan (2204277006)

PROGRAM STUDI D3 - FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat membaca resep

2. Mahasiswa dapat menghitung perhitungan bahan obat

3. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat

4. Mahasiswa dapat meracik sediaan pasta

B. Dasar Teori

Pasta adalah sediaan semi padat (masa lembek) yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda
dalam konsistensinya, yaitu bahan padat nya lebih dari 50% dan kegunaannya. Misalnya pasta
Zinci oleosa (pH Bld. V). Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah: vaselin, lanolin, adeps
lanae, Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq.yang sudah atau belum bercampur dengan
sabun.

Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air misalnya pasta Na-
karboksimetilselulosa (Na-CMC). Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya pasta
Znoksida, merupakan salep yang padat, kaku, tidak melelehpada suhu tubuh, berfungsi sebagai
lapisan pelindung padabagian yang diolesi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput
lendiragar memperoleh efek lokal (misal, pasta gigi triamsinolon asetonida). Pasta Hamamelidis
saponata/Hazeline snow (C.M.N) sebetulnya bukan termasuk pasta tetapi krim.
Karakteristik dari sediaan pasta adalah:

1. Daya absorbsi pasta lebih besar

2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat

pemakaian.

3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian

luar/topikal.

5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. 7. Memiliki persentase bahan padat
lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.

Keuntungan Sediaan Pasta;

1. Mengikat cairan secret

2. Lebih melekat pada kulit, sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama

Kekurangan Sediaan Pasta:

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit


2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
BAB II

HASIL PENGAMATAN

dr. Amelia Hermawan

SIP : Du – 0567/A-20-15/05.29

Jl. Kapten Murod Idrus No.34A, Ciamis

No. Telp 087139215321

No. 4 Ciamis, 10-11-2022

R/ Asam Salisilat 2%

Amylum Oryzae 20%

Zinci Oxyd 30%

Vaselin Album 15

Mf pasta

SUC ue

Pro : Ny. Maryani (36th)

Berat badan : 55kg

Alamat : Jl. Merdeka no. 25 Ciamis

No. Telp : 081710432871

A. Kelengkapan Resep

No. Kelengkapan Resep Keterangan


1. Nama dokter Ada
2. SIP dokter Ada
3. Alamat dokter Ada
4. No. telp dokter Ada
5. No. resep Ada
6. Tanggal penulisan resep Ada
7. Tanda R/ Ada
8. Nama obat Ada
9. Berat obat masing-masing Ada
10. Jenis sediaan Ada
11. Jumlah sediaan Ada
12. Aturan pakai Ada
13. Nama pasien Ada
14. Umur/berat badan pasien Ada
15. Alamat pasien Ada
16. No. telp pasien Ada
17. Paraf dokter Ada

B. Monografi

 Asam Salisilat

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak

berbau rasa agak manis dan tajam

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah

larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam ammonium

asetat P; dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Keratolitikum, anti fungi

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 56

 Amylum Oryzae
Pemerian : Serbuk sangat halus; putih; tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 93
 Zinci Oxydum

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih kekuningan; tidak berbau;

tidak berasa. Lambat laun menyerap karbondioksida dari uadara

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral

encer dan dalam kelarutan alkali hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum lokal

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 636

 Vaselinum Album

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan

dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga

dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam

Kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyaktanah P, larutan kadang-

kadang. Beropalesensi lemah.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 633

C. Usul

-
D. Dasar Teori

Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditunjukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari
50 % zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diolesi.

Karakteristik dari sediaan pasta

1. Daya absorbsi pasta lebih besar

2. Konsistensi lebih kenyal drai salep

3. Tidak memberikan rasa minyak seperti salep

Macam-Macam Pasta

1.Pasta berlunak

2. Pasta kering

3. Pasta pendingin

4. Pasta dentifriciae (pasta gigi)

Keuntungan Sediaan Pasta

1. Mengikat cairan secret

2. lebih melekat pada kulit sehingga kontraknya dengan jaringan lebih lama

Kerugian Sediaan Pasta

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.


E. Penggolongan Obat

1. Asam salisilat : obat bebas


2. Amylum oryzae : obat bebas
3. Zinci Oxydum : obat bebas
4. Vaselin Album : obat bebas

F. Perhitungan DM/DL

G. Perhitungan Bahan

2
1. Asam Salisilat 2% = × 15=0,625 gr
48
20
2. Amylum Oryzae 20% = × 15=6,25 gr
48
30
3. Zinci oxydum 30% = × 15=9,375 gr
48

H. Penimbangan Bahan

1. Asam Salisilat : 0,625 gr=625 mg


2. Amylum Oryzae : 6,25 gr=6250 mg
3. Zinci Oxydum : 9,375 gr=9375 mg
4. Vaselin Album : 15 gr=1500 mg
I. Prosedur Kerja

1) Setarakan timbangan

2) Siapkan alat dan bahan

3) Timbang masing-masing bahan

4) Panaskan mortir menggunakan air yang mendidih sampai dinding mortir terasa panas

5) Masukkan vaselin album kedalam cawan, kemudian dipanaskan di atas water bath

6) Ayak zno dengan ayakan 100 mesh

7) Masukkan asam salisilat kedalam mortir lalu tetesi dengan etanol 3-5 tetes

8) Masukkan amylum oryzae ke dalam mortir, gerus halus ad homogen

9) Masukkan ZnO yang telah di ayak kedalam mortir, gerus halus ad homogen (m1)

10) Masukkan (m1) kedalam mortir yang telah dipanaskan lalu tambahkan vaselin album

yang telah dicairkan gerus halus ad homogeny

11) Masukkan ke dalam pot salep

12) Beri etiket biru

J. Etiket
K. Fungsi

- Asam salisilat = Antifungi

- Zno = Antiseptikum

- Amylum tritici = Zat tambahan

- Vaselin flavum = Zat tambahan

L. Daftar Pustaka

- Formularium Nasional tahun 1978 edisi Kedua

- Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979

- Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995

- Ilmu Resep

- Ilmu Meracik obat


BAB III

PEMBAHASAN

Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditunjukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari
50 % zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diolesi

Cara membuat pasta pada resep praktikum kali ini yaitu dengan cara siapkan alat dan
bahan terlebih dahulu, lalu setarakan timbangang, setelah itu menimbang masing-masing bahan.

Setelah menimbang masing – masing bahan kemudian panaskan mortir menggunakan air
yang mendidih sampai dinding mortir terasa panas. Masukan Vaselin album ke dalam cawan,
kemudian dipanaskan diatas water bath sampai mencair. Ayak ZnO dengan ayakan 100 mesh,
Masukan asam salisilat sebanyak 625 mg ke dalam mortir lalu tetesi etanol 3-5 tetes,masukkan
amylum oryzae ke dalam mortir gerus sampai homogen. Masukkan ZnO yang telah di ayak
kedalam mortir gerus sampai homogen. Setelah itu masukkan kedalam mortir yang telah
dipanaskan lalu di tambahkan vaselin album yang telah dicairkann lalu gerus sampai homogen.

Kemudian keluarkan campuran pasta dari mortir menggunakan sudip masukan ke dalam
pot obat dan kemudian diberi etiket biru dengan aturan pakai untuk pemakaian luar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasta adalah sediaan semi padat (masa lembek) yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda
dalam konsistensinya, yaitu bahan padat nya lebih dari 50% dan kegunaannya.

Keuntungan Sediaan Pasta;

1. Mengikat cairan secret

2. Lebih melekat pada kulit, sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama

Kekurangan Sediaan Pasta;

1. Dapat menyebabkan iritasi kulit

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis


DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. A. Syamsuni, Apt; 2006; Ilmu Resep; Jakarta; Kedokteran EGC

Departemen Kesehatan RI; 1979; Farmakope Indonesia Edisi Ketiga; Jakarta

Departemen Kesehatan RI; 1995; Farmakope Indonesia Edisi Keempat; Jakarta

Moh.anief, Ilmu meracik obat ; Gajah Mada University Press


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai