LAPORAN PRAKTIKUM FARMASTIKA

No resep : 5

Sediaan : Unguenta

Disusun oleh : sabiq ismil adhom

Nim : 72021050104

Gelombang : 2

Korektor : Apt. M. Khudaifi, M.Pharm.Sci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S1 FARMASI

KELAS 1 D

TAHUN 2021/2022

A. DASAR TEORI
 Salep menurut FI edisi III halaman 33 adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

Pemerian salep tidak boleh berbau tengik.

Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras
atau obat narkotik, kadar bahan obat adalah 10%.

Dasar salep kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar digunakan Vaseline
putih. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih
salah satu bahan dasar berikut :

Dasar salep senyawa hidrokarbon Vaseline putih, Vaseline kuning atau

campurannya dengan malam putih, dengan malam kuning atau dengan senyawa
hidrokarbon lain yang cocok.

Dasar salep serap Lemak bulu domba ; campuran 3 bagian kolesterol. 3

bagian stearil alkohol, 8 bagian malam putih dan 8 bagian Vaseline putih ;
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak wijen.

Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dalam air.

Dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya.

Homogenitas Jika dioleskan pada keping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.

Penandaan pada etiket harus juga tertera: "obat luar".

Aturan pemakaian salep

a. Peraturan salep pertama

Zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan dalam nya jika
perlu dengan pemanasan.
b. Peraturan salep kedua
Bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain dilarutkan
terlebih dahulu dalam air. Asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep.
c. Peraturan salep ketiga
Bahan yang sukar larut atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan
air harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak.
 d. Peraturan salep keempat
Salep yang dibuat dengan dalam mencairkan campuran harus diaduk
sampai dingin.

B. RESEP
Unguenta

Resep no.5

R/ Chloramphenicol 0,5
Hidrokortison 0,2
Cold cream ad. 30

m. da S. Vesp.
Sue

pro : Nania (10th)

1. Resep standar
FMS edisi III hal 100
UNGUENTUM LENIENS ROSATUM
(Cold cream)

R/ Cerae flav 2,500 titik lebur 62°-65°

Cetacei 5 titik lebur 42°-56°

Ad lanaeae 5

Ol. Sesami 25

Aq. Rosar 12,500

M.f.ung

S.u.e
2. Perhitungan dan penimbangan bahan
a. Chloramphenicol = 0,5gram
b. Hidrokortison = 0,2gram
c. Cold cream = 30 - (0,5 + 0,2)
= 30-0,7
= 29,3
3. Perhitungan dosis/ dosis maksimal
-
4. Cara kerja
a. Lihat formula cold cream dalam resep standar.
b. Timbang semua bahan.
c. Campur kloramfenikol dan hidrokortison dalam mortir sampai
homogen, sisihkan.
d. Melelehkan Cera Flava, cetaceum dalam water bath suhu 63° /
64°C, lelehkan pada cawan, angkat dan aduk sampai agak dingin.
Setelah agak dingin tambahkan air dan aduk sampai homogen.
Campur dengan adeps lanae dan oleum sesami ad homogen.
e. Masukkan campuran basis sedikit demi sedikit ke dalam mortir
yang berisi campuran chloramphenicol dan hidrokortison aduk
sampai homogen.
f. Masukkan pot salep dan beri etiket yang sesuai.
5. Etiket
a. Bentuk etiket

APOTEK UM KUDUS
Jl. Ganeha 1, purwosari kudus 59316
Apoteker : Liliana. S. Farm., Apt
SIPA : 121/per/XIV/2017
NO. Resep : 5 tanggal : 16 Januari 2022
An. Nania (10thn)
Untuk pemakaian luar
Oleskan pada kulit yang sakit
Pada sore hari

b. Warna etiket
 Biru

6. Khasiat obat secara keseluruhan

 Resep tersebut digunakan sebagai Antibiotik untuk peradangan yang
terdapat pada kulit.

7. Pemerian dan khasiat masing-masing obat

a. Chloramphenicol
 Pemerian : habis halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang,
putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau,
rasa sangat pahit. (FI edisi III hal 143)
 Khasiat : infeksi pada kulit yang disebabkan oleh infeksi gram
positif dan gram negatif khususnya yang sensitif terhadap
chloramphenicol. (ISO volume 52 hal 91)
b. Hidrokortison
 Pemerian : serbuk halus, putih atau hampir putih tidak berbau. (FI
edisi III hal 290)
 Khasiat : menekan reaksi radang yang bukan disebabkan infeksi,
alergi kulit seperti dermatitis atopik atau kontak, neurodermatitis.
(ISO volume 52 hal 278)

C. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini saya melakukan praktikum pembuatan sediaan

setengah padat unguentum. Unguentum (salep) adalah sediaan setengah
padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Pemerian tidak boleh berbau tengik.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan unguenta adalah

chloramphenicol dan hidrokortison dengan zat tambahan cold cream
chloramphenicol berhasiat sebagai antibiotik umum dan hidrokortison
sebagai anti inflamasi (anti alergi).

Pertama yang dilakukan dalam pembuatan unguenta adalah menyiapkan

alat dan bahan, kemudian menimbang semua bahan, kemudian lihat formula
dalam resep, kemudian campur kloramfenikol dan hidrokortison dalam
mortir sampai homogen. lalu ambil mortir. Lalu ambil dari mortir, kemudian
tambahkan cold cream 29, 3 gram. Aduk ad homogen. Kemudian kemas
dalam wadah dan beri etiket etiket yang digunakan kali ini adalah etiket
biru, karena sediaan salep (unguentum) ditunjukkan untuk penggunaan pada
luar tubuh.

D. KESIMPULAN
 Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa chloramphenicol dan
hidrokortison berhasiat untuk mengobati peradangan yang terdapat pada
kulit atau semacam gatal-gatal yang disebabkan oleh alergi. Obat ini diberi
etiket warna biru karena untuk pemakaian topikal (luar) dan penggunaan
obat ini hanya pada sore hari di bagian kulit yang sakit.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1978, Formularium Nasional, edisi kedua, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi ketiga, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

IAI, 2017-2018, ISO INDONESIA VOLUME 50, Isfi Penerbitan, Jakarta

Moh. Anief, 1997, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta