Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

“RESEP MAGISTRALIS UNGUENTA, LINIMENT, CREAM, DAN


PASTA”

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Cokorda Istri Sri Arisanti, S. Farm., M.Si
KELOMPOK 1
GOLONGAN II

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

NI PUTU AYU PRADNYA PARAMITHA U. (2108551026)

I WAYAN ARI SUDARMA (2108551027)

NI MADE GLADIS DESYANI PUTRI (2108551028)

LUH GEDE WINDA KUSUMA DEWI (2108551029)

NI PUTU ARISTA DEWI (2108551030)

NI PUTU ASTINI PUTRI (2108551031)

GABRIOS BONAULI OMPUSUNGGU (2108551032)

NASYA NATHANIA CHANDRA (2108551033)

PRASTI YUNIARNI (2108551034)

PEPITA CAPRILIA CHANDRA (2108551035)

I WAYAN ADITH YOGA SAPUTRA (2108551037)

NI PUTU WULAN SARI DEWI (2108551038)


I. RESEP I

II. RESEP STANDAR


Tidak terdapat resep standar
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter : Ada
2. Tempat dan tanggal ditulisnya resep (inscriptio) : Ada
3. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio) : Ada
4. Nama, jumlah, & cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio) : Ada
5. Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura) : Ada
6. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio) : Ada
7. Nama, umur, dan alamat pasien (signatura) : Ada
IV. PERMASALAHAN
1. Tidak terdapat nomor izin dokter 
2. Penulisan tanggal pada resep tidak jelas 
3. Tidak terdapat umur pasien 
4. Basis salep menggunakan vaselin dimana kelarutan obat umumnya lebih
besar dalam lemak daripada dalam vaselin (Ilmu Meracik Obat, halaman
55)
5. Neomisin sulfat bersifat higroskopis, mudah larut dalam air, dan stabil
(Ilmu Meracik Obat, halaman 55)
V. PENGATASAN
1. Melakukan konfirmasi kepada dokter yang mengeluarkan resep
2. Menghubungi dokter yang mengeluarkan resep untuk dapat memperjelas
tanggal penulisan resep
3. Menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai umur pasien (Ilmu
Resep, halaman 19) 
4. Digerus halus dan ditambahkan sebagian (kurang lebih sama banyak)
vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar
salep yang lain (Ilmu Meracik Obat, halaman 55).
5. Dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar
salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap,
baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk
hingga homogen (Ilmu Meracik Obat, halaman 57)
VI. PEMERIAN BAHAN
a. Neomisin sulfat
 Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan
kering mirip es; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
higroskopik; larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam
eter.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya.
 Khasiat : Infeksi kulit bakteria

(Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 915).

b. Hidrokortison Asetat
 Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; tidak
berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 200° disertai
penguraian.
 Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol
dan kloroform.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Khasiat : Pengobatan lokal inflamasi (jangka pendek)
(Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 524-526).
c. Vaseline Album
 Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan biarkan hingga dingin tanpa
diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan,tidak berbau,
hamper tidak berasa.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), larut dalam kloroform,dalam eter dan dalam eter minyak
tanah, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
 Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
 Khasiat : Zat tambahan (basis salep)
(Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 633).
VII. PERHITUNGAN DOSIS
Tidak ada perhitungan dosis
VIII. CARA KERJA
IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan
Karena terdapat “ad” maka persentase artinya dalam 100.
 Neomisin sulfat
Neomisin sulfat = 1100x 50 mg = 0,5 mg
 Hidrokortison asetat
Hidrokortison asetat = 1100x 50 = 0,5 mg
 Vaselin album
Vaselin album = 50 - (0,5+0,5) = 50 -1
= 49 mg
2. Tabel penimbangan

No. Nama Bahan Penimbangan Paraf

1. Neomisin sulfat 0,5 mg

2. Hidrokortison asetat 0,5 mg

3. Vaselin album 49 mg

X. PEMBAHASAN
Pada resep pertama, dokter meresepkan apoteker untuk membuat sediaan
ungeantum atau salep. Salep merupakan sediaan semisolid atau setengah
padat yang mudah diaplikasikan pada kulit sebagai obat luar. Bahan obat
pembentuk salep harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok. Salep merupakan sediaan obat setengah padat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (Farmasetika Dasar,
hal 76). Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kelompok yaitu, dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar
salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep
obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. Persyaratan salep antara
lain sebagai berikut. Pemberian salep tidak boleh berbau tengik. Kadar salep
kecuali dinyatakan lain serta untuk salep yang mengandung obat keras atau
narkotik, kadar bahan salepnya adalah 10%. Kualitas dasar salep (Ds) yang
baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan, dan harus
bebas dari inkompatibilitas selam pemakaian; Lunak, harus halus, dan
homogen; mudah dipakai; Dasar salep yang cocok; Dapat terdistribusi secara
merata. Jika salep dioleskan pada kepingan kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Pemberian etiket
pada salep harus menyertakan etiket obat luar (Farmakope Indonesia VI, hal
61 - 62).
Terdapat empat permasalahan yang terdapat dalam resep ini.
Permasalahan pertama adalah tidak terdapatnya nomor surat izin praktik
dokter. Tentu ketidakadaan nomor SIP membuat lisensi dari dokter penulis
resep akan dipertanyakan. Pengatasan untuk permasalah ini adalah
menghubungi kembali dokter penulis resep untuk memverifikasi keabsahan
resep yang ditulis. Permasalahan kedua adalah penulisan tanggal resep tidak
jelas. Ketiadaan tanggal dalam resep tentu menyalahi inscription sebagai
salah satu ciri resep yang baik. Pengatasan untuk permasalahan ini ialah
menghubungi kembali dokter penulis resep untuk memperjelas tanggal dari
penulisan resep. Permasalahan ketiga adalah tidak terdapatnya umur dari
pasien. Walaupun jenis obat yang diresepkan adalah obat topikal yang tidak
memerlukan penentuan dosis berdasarkan umur pasien, kelengkapan resep
harus tetap diperhatikan. Karena umur merupakan bagian dari kelengkapan
resep, maka umur pasien harus tetap dimasukkan ke resep. Pengatasan untuk
permasalahan ini ialah menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai
umur pasien agar kelengkapan resep jelas sesuai dengan pentunjuk dalam
buku Ilmu Meracik Obat. Permasalahan keempat adalah basis salep yang
digunakan adalah vaselin yanng memiliki kelarutan lebih kecil daripada
kelarutan obat pada umumnya (Ilmu Meracik Obat, halaman 55). Sehingga
sediaan obat akan mengalami penyerapan yang tidak optimal ke dalam tubuh
dan dapat mengurangi efek terapi obat yang didapatkan karena perbedaan
kelarutan basis salep yang digunakan. Pengatasan untuk permasalahan
tersebut ialah digerus halus dan ditambahkan sebagian (kurang lebih sama
banyak) vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian
dasar salep yang lain (Ilmu Meracik Obat, halaman 55). Permasalahan
terakhir dalam resep ini adalah bahan obat neomisin sulfat bersifat
higroskopis, mudah larut dalam air, dan stabil (Ilmu Meracik Obat, halaman
55). Sehingga obat ini harus dikombinasika dengan campuran lain agar dapat
membentuk salep. Pengatasan untuk permasalahan ini adalah bahan obat
dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep
yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk hingga
homogen (Ilmu Meracik Obat, hal 57).
Proses peracikan obat dilakukan dengan menyampurkan 0,5 mg
Neomisin sulfat, 0,5 mg hidrokortison asetat dan 49 mg vaselin album.
Kemudian bahan dibuat sesuai dengan arahan dalam bagian cara kerja.
Selanjutnya, sediaan salep dimasukan ke wadah yang sesuai dan diberi etiket
warna biru dan label bertuliskan OBAT LUAR.
XI. PENANDAAN
1. Etiket

APOTEK SEHAT SELALU


Jl. Raya Ir Soekarno, Tabanan
Telp. (0361) 218315
APA : Siti Aisyah,S.Farm,Apt
SIPA : 2108551029
No. 1 APOTEK SEHAT7 SELALU
Tabanan, Agustus 2010
APA : Siti Aisyah, S.Farm,Apt
SIPAReza
: 2108551030
Alamat : Jl. Raya Ir Soekarno,Tabanan
Unguenta
TelpPemakaian
Untuk : (0361) 218315
Luar
Tabanan,
(Dioles pada bagian sakit)7 Agustus 2010

COPY RESEP
Nomor Resep : 1 Lekas Sembuh
Semoga
Nama Dokter : Dr. Ali Akbar Gayo
Tgl Resep :- 2. Label
Nama Pasien : Reza ing
Umur : - OBAT LUAR
Alamat : Petikusumat Jati 5
R/ Neomicyn 1%
XII. COPY RESEP
Hydrocortison asetat 1%
Vaselin album ad mg 50
m.f.la ungeantum
sue
det

PCC

Siti Aisyah, S.Farm,Apt


I. RESEP 2

II. RESEP STANDAR


Tidak terdapat resep standar
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter : Ada
2. Tempat dan tanggal ditulisnya resep (inscriptio) : Ada
3. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio) : Ada
4. Nama, jumlah, dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio) : Ada
5. Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura) : Ada
6. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio) : Ada
7. Nama, umur, dan alamat pasien (signatura) : Ada
I. PERMASALAHAN
1. Tidak terdapat tanda tangan/paraf dokter
2. Tidak terdapat umur pasien
3. Neomisin sulfat bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan stabil
(Ilmu Meracik Obat, halaman 55)
4. Prednisolone, neomisin sulfat dan amyli tritici merupakan zat padat
(serbuk)
I. PENGATASAN
1. Menghubungi dokter penulis resep untuk memberikan konfirmasi terkait
tanda tangan resep.
2. Menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai umur pasien (Ilmu
Resep, halaman 19) 
3. Dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar
salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap,
baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk
hingga homogen (Ilmu Meracik Obat, halaman 57)
4. menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan
bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk hingga homogen
(Ilmu Meracik Obat, halaman 57)
II. PEMERIAN BAHAN
a. Prednisolon
 Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
berbau; rasa pahit,
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P; sukar larut dalam
kloroform P; larut dalam metanol Pndan dalam dioksan P.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Khasiat : Adrenoglukortikoidum.
(Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 512)

b. Neomisin sulfat
 Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan
kering mirip es; tidakberbau atau praktis tidak berbau; higroskopik;
larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam eter.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya.
 Khasiat : Infeksi kulit bakteria
(Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 915).

c. Amilum triciti
 Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, serbuk putih. Terdiri
dariserbuk granul atau butiran yang sangat kecil.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan dalam
air dingin. Amylum mengembag dalam air dengankonsentrasi 5-10%
pada suhu 37° C. Amylum menjadi larut dalam air panas pada suhu
diatas suhu gelanisasi. Amylum praktis tidak larut dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
 Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
daricahaya, di tempat sejuk dan kering.
 Khasiat : Basis salep.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th, halaman 685-690).

d. Vaseline album
 Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan biarkan hingga dingin tanpa diaduk.
Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan,tidak berbau, hamper tidak
berasa.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), larut dalam kloroform,dalam eter dan dalam eter minyak
tanah, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
 Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
 Khasiat : Zat tambahan (basis salep)
(Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 633).
III. PERHITUNGAN DOSIS
Tidak ada perhitungan dosis
IV. CARA KERJA
V. PENIMBANGAN
1. Perhitungan:

 Prednisolon =  298 x 10,2 = 208,2 mg


 Neomycini sulfas = 0,2 x 1,43 = 286 mg
 Amyl triciti =5g
 Vaseline album =5g

2. Penimbangan

No. Nama Bahan Penimbangan Paraf

1. Prednisolon 208,2 mg

2. Neomycini sulfas 286 mg

3. Amyl triciti 5g

4. Vaseline album 5g

VI. PEMBAHASAN
Pada resep kedua, dokter meresepkan apoteker untuk membuat sediaan
pasta atau pastae. Pasta adalah sediaan semisolid (massa lembek) yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian
topikal (diaplikasikan ke kulit). Pasta serupa dengan salep namun dapat
dibedakan dalam segi kegunaan dan konsistensinya yang mengandung bahan
padat lebih dari 50%. Bahan dasar pasta yang sering digunakan antara lain
vaselin, lanolin, adeps lanae, Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq.
Yang sudah atau belum tercampur dengan sabun (Buku Ajar Farmasetika,
halaman 95). Pasta digunakan untuk mengobati lesi aku yang cenderung
membentuk kerak, menggelembung dan mengeluarkan cairan. Cara
pemakaian pasta relatif mudah, pengguna hanya tinggal mengoleskan
langsung pada permukaan lesi atau dioleskan ke kain kasa (Farmasetika
Dasar, halaman 95).
Terdapat empat permasalahan yang terdapat dalam resep kedua ini.
Permasalahan pertama adalah tidak adanya unsur tanda tangan sebagai
kelengkapan resep subscription. Unsur tanda tangan juga menjadi penanda
persetujuan dan pertanggungjawaban dokter terhadap resep yang dibuat.
Pengatasan untuk masalah ini adalah menghubungi dokter penulis resep
untuk memberikan konfirmasi terkait tanda tangan dalam resep.
Permasalahan kedua adalah tidak terdapatnya umur pasien. Walaupun jenis
obat yang diresepkan adalah obat topikal yang tidak memerlukan penentuan
dosis berdasarkan umur pasien, kelengkapan resep harus tetap diperhatikan.
Karena umur merupakan bagian dari kelengkapan resep, maka umur pasien
harus tetap dimasukkan ke resep. Pengatasan untuk permasalahan ini adalah
menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai umur pasien agar
kelengkapan resep jelas sesuai dengan pentunjuk dalam buku Ilmu Meracik
Obat. Permasalahn ketiga dalam resep ini ialah neomisin sulfat bersifat
higroskopis, mudah larut dalam air dan stabil (Ilmu Meracik Obat, halaman
55). Sehingga pengatasan untuk permasalah ini adalah bahan obat terlebih
dahulu harus dilarutkan dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep
yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk hingga
homogen (Ilmu Meracik Obat, halaman 57). Permasalahan terakhir dalam
resep ini adalah bahan obat prednisolone, neomisin sulfat dan amyli tritici
merupakan zat padat (serbuk) sehingga harus dicampurkan terlebih dahulu
agar dapat membentuk pasta. Pengatasan untuk permasalahan ini sama
dengan permasalah sebelumnya, yaitu bahan dilarutkan terlebih dahulu
dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air,
setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain
dasar salep, digerus, dan diaduk hingga homogen (Ilmu Meracik Obat,
halaman 57).
Proses peracikan obat dilakukan dengan menyampurkan 208,2 mg
prednisolon, 286 mg neomycini sulfas, 5 g amyl triciti dan 5 g vaselin
album. Kemudian bahan dibuat sesuai dengan arahan dalam bagian cara
kerja dan sediaan pasta dimasukan ke wadah yang sesuai dan diberi etiket
warna biru beserta label bertuliskan OBAT LUAR.
VII. PENANDAAN
1. Etiket

APOTEK DHARMA MEDIKA


Jl. Melati No.8 Denpasar
Telp. (0361) 287654
APA : Winda Kusuma, S.Farm,Apt
SIPA : 2108551029
No. 3 Denpasar, 2 Oktober 2019

Ferry
Pasta
Untuk Pemakaian Luar
(Dioles pada bagian sakit)

Semoga Lekas Sembuh

2. Labeling
OBAT LUAR
VIII. COPY RESEP

APOTEK DHARMA MEDIKA


APA : Winda Kusuma, S.Farm,Apt
SIPA : 2108551029
Alamat : Jl. Melati No.8 Denpasar
Telp : (0361) 287654
Denpasar, 2 Oktober 2019

COPY RESEP
Nomor Resep : 2
Nama Dokter : Dr. Arnold Simatupang
Tgl Resep : 2 Oktober 2019
Nama Pasien : Ferry
Umur :-
Alamat : Jl. Kelinci II/43 Bdg
R/ Prednisolon 2%
Neomycin 0,2
Amyl tritici
Vaselin aa 5
m.f. pasta
S. 2. d.d, p.a.a
det
PCC

Winda Kusuma, S.Farm,Apt


I. RESEP 3

II. RESEP STANDAR


Pada resep ini tidak terdapat resep standar.
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter :
Tidak ada

2. Tempat dan tanggal ditulisnya resep (inscriptio) :


Tidak ada
3. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio) : Ada
4. Nama, jumlah, dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio) : Ada
5. Aturan pakai dari obat yang tertulis : Ada
6. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep sesuai (subscriptio) :
Tidak ada
7. Nama, umur, dan alamat pasien :
Nama ada, umur dan alamat tidak ada
IV. PERMASALAHAN
1. Tidak terdapat nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter.
2. Tidak terdapat tanda tangan dokter.
3. Tidak terdapat umur dan alamat pasien.
V. PENGATASAN
1. Maka dari itu resep 3 ini harus dilengkapi terlebih dahulu.
2. Maka dari itu resep 3 ini harus dimintakan tanda tangan dokter agar
dapat melanjutkan pembuatan resep racikan ini.
3. Maka dari itu harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pasien agar
mendapatkan umur dan alamat yang jelas.
VI. PEMERIAN BAHAN
a. Metil Salisilat
 Pemerian : Cairan tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan,
berbau khas dan  rasa seperti gandapura. Mendidih antara 219°C  dan
224 °C  disertai peruraian.
 Kelarutan  : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan salam
asetat glacial

 Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada


suhu ruang terkendali
 Khasiat : Antiiritan, Zat tambahan
(Farmakope Indonesia 4 , hal 551)

b. Menthol
 Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna,
biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur, mempunyai bau
yang enak seperti minyak permen
 Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam atnol,
dalam kloloform, dalam eter dan dalam heksana, mudah larut dalam
asam asetat
 Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu tidak
lebih dari 25°C
 Khasiat : Anti-iritan
(Farmakope Indonesia 3, hal 362)
c. Ol eucalyptus
 Pemerian : Tidak berwarna, kuning atau hijau, bau khas aromatik,
rasa pahit
 Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol 80% p, jika disimpan lama
kelarutan akan berkurang; mudah larut dalam etanol 90%
 Wadah dan Penyimpanan: Simpan pada disimpan pada suhu tidak
melebihi 25 ° C di sumur dan lindungi dari cahaya
 Zat berkhasiat : Anti-iritan
(Farmakope Indonesia 4, hal 627)

d. Ol Arachidis
 Pemerian : Cairan kuning pucat, bau khas lemah, tawar
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol ( 95%) P, mudah
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P
 Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup baik, dan terisi
penuh
 Khasiat : Sebagai zat tambahan
(Farmakope Indonesia 3, hal 452)

VII. PERHITUNGAN DOSIS


Liniment atau obat gosok merupakan obat luar. Obat luar tidak memerlukan
perhitungan dosis.
VIII. CARA KERJA

Disetarakan timbangan dan siapkan alat bahan yang akan digunakan.

Semua bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu.

Dimasukkan menthol sebanyak 800 mg ke dalam wadah.

Dimasukkan Oleum Arachidis sebanyak 13 mL ke dalam wadah.


Dimasukkan Methyl Salicylas sebanyak 5 mL ke dalam wadah.

Dimasukkan Oleum Eucalypti sebanyak 2 mL ke dalam wadah.

Semua bahan dalam wadah dicampur hingga homogen.

Dimasukkan campuran bahan tersebut ke dalam botol, lalu dikocok pelan.

Diberi etiket biru dengan labeling dan copy resep disertai KIE yang benar.

IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan

1
 Methyl Salicylas = x 25 mL
5

= 5 mL

1
 Menthol = x4g
5

= 0,8 g=800 mg

1
 Oleum Eucalypti = x 10 mL
5

= 2 mL

1
 Oleum Arachidis = ( x 100 mL)−¿)
5

= 20 mL−(5+ 2)mL

= 13 mL

2. Penimbangan
No. Nama Bahan Penimbangan Paraf

1. Methyl Salicylas 5 mL

2. Menthol 800 mg
3. Oleum Eucalypti 2 mL
4. Oleum Arachidis 13 mL

X. PEMBAHASAN
Pada resep 3 ini diminta untuk membuat sediaan liniment. Liniment
adalah sediaan cair atau kental yang mengandung algetik dan zat yang
mempunyai sifat rubefacient untuk melemaskan otot atau menghangatkan.
Sediaan ini digunakan sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit
menggunakan kain fanel dan diurut.  Liniment tidak boleh digunakan pada
kulit yang luka atau lecet. Bahan dasar yang biasa digunakan dalam sediaan
ini adalah lanolin, emulgid, dan cera (Ilmu Resep, halaman 75). 
Pada resep ini, terdapat 3 permasalahan. Pertama tidak terdapat nama,
alamat, dan SIP dokter, maka pengatasan dari permasalahan ini yakni
melengkapi data tersebut. Kedua tidak terdapat tanda tangan dokter,
pengatasan dari permasalahan tersebut adalah harus meminta tanda tangan
dari dokter yang bersangkutan agar pembuatan obat dari resep bisa
dilanjutkan. Ketiga tidak terdapat umur dan alamat yang jelas dari pasien,
pengatasan dari masalah ini yakni harus mengkonsultasikan dengan pasien
agar mendapatkan umur dan alamat yang jelas.
Peracikan dimulai dengan mencampurkan Methyl Salicylas 5 mL,
Menthol 800 mg, Oleum Eucalypti 2 mL, dan Oleum Arachidis 13 mL.
Kemudian memanaskan mortir dan stamper, lalu fase air dan fase minyak
dicampurkan dalam mortir panas. Campuran fase air dan fase minyak
digerus stabil hingga terbentuk basis krim yang homogen, kemudian basis
didinginkan. Setelah basis dingin, campurkan dengan campuran 1, setelah
semuanya tercampur lalu dimasukkan ke dalam tube krim yang sudah jadi.
Selanjutnya, sediaan harus disimpan dalam tube dan bermulut kecil di
tempat sejuk, serta diberikan etiket berwarna biru dengan label “obat luar”.
XI. PENANDAAN
A. Etiket

APOTEK BINTANG
Jl. Pisang V, Bandung
Telp. (021) 283147
APA: apt. Melia Astika, S. Farm.
SIPA: 2108551035
SIA: 201/ACC/2019

No. I Bandung, 19 Mei 2019

Bachtiar
2 x sehari
Untuk Pemakaian Luar

Semoga Lekas Sembuh

B. Labeling

OBAT LUAR

XII. COPY RESEP


APOTEK BINTANG
Jl. Pisang V, Bandung
Telp. (021) 283147
APA: apt. Melia Astika, S. Farm.
SIPA: 2108551035
SIA: 201/ACC/2019

COPY RESEP
Nomor resep :1
Nama dokter :-
Tgl resep : 19 Mei 2019
Nama pasien : Bachtiar H.

R/ Methyl salycilas 25 ml
Methol 4
Ol. Eucalypti 10 ml
Ol. Arachidis ad 100 ml
m.f. liniment
S 2.dd u.e
_______________________ det

Bandung, 19 Mei 2019

apt. Melia Astika, S.Farm


I. RESEP 4

dr. Laras Melati


SIP: 456/DU-09/VI/2019
Jl. Rambutan X, Jimbaran
Telp. 0219387206

Jimbaran, 10 Juli 2019

R/ Hidrocortison asetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglikol 1%
Emulgid cream 20

m.f. cream
S. u.e

Pro : Qodir
Alamat: Jl. Durian Runtuh II, Jimbaran

II. RESEP STANDAR

Standar Emulgid Cream


R/ Emulgid 15
Oleum sesami 15
Aqua ad 100
(Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek dan Teori, hal 119)
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter : Ada

2. Tempat dan tanggal ditulisnya resep (inscriptio) : Ada


3. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio) : Ada
4. Nama, jumlah, dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio) : Ada
5. Aturan pakai dari obat yang tertulis : Ada
6. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep sesuai (subscriptio) :
Tidak ada
7. Nama, umur, dan alamat pasien : Ada
IV. PERMASALAHAN
1. Tidak terdapat tanda tangan dokter.
2. Tidak terdapat umur pasien.
3. Tidak diketahui resep standar dari resep tersebut.
4. Chloramfenicol sukar larut pada air.
V. PENGATASAN
1. Resep 4 harus mendapatkan tanda tangan untuk melanjutkan pembuatan
resep tersebut.
2. Apoteker harus menanyakan umur pasien untuk mengisi syarat
kelengkapan resep.
3. Resep standar dapat dilihat pada formularium nasional atau literatur
sejenisnya.
4. Melarutkan chlormafenicol menggunakan propylenglikol.
VI. PEMERIAN BAHAN
a. Hydrocortisone asetat
 Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; tidak berbau.
Melebur pada suhu lebih kurang 200° disertai penguraian.
 Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dan
kloroform.
 Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
(Farmakope Indonesia V Edisi 1, hal 534)
b. Chloramfenicol
 Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang;
putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan; Larutan praktis netral
terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.

 Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
 Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat. Simpan ditempat
sejuk dan kering.
 Khasiat : Antibiotik
(Farmakope Indonesia III, hal 45)

c. Propylenglikol
 Pemerian : Tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair,
dengan rasa manis dan rasa sedikit pedas menyerupai gliserin

 Kelarutan : Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin,


dan air, larut pada 1:6 bagian eter, tidak larut dengan minyak atau tetap
minyak mineral ringan, tetapi akan larut beberapa minyak esensial
 Khasiat : Humektan

(Farmakope Indonesia V Edisi 2, hal 1070)


d. Emulgid Cream
 Pemerian : cairan lilin, berwarna putih atau hampir putih, hampir tidak
berwarna, tidak berasa, dan bau khas

 Kelarutan : bebas larut dalam propelan aerosol, kloroform dan


hidrokarbon, cukup larut dalam etanol (95%), larut dalam bagian eter
dan tidak dapat larut dalam air.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, hal 685)

VII. PERHITUNGAN DOSIS


Tidak terdapat perhitungan dosis.
VIII. CARA KERJA

Disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian timbangan disetarakan.

Ditimbang Hidrocortison asetat sebanyak 0,208 g , Chloramfenicol sebanyak 0,416


g, Propylenglikol sebanyak 0,208 g, Emulgid krim sebanyak 3 g.

Dilebur Hidrocortison asetat, Chloramfenicol, Emulgid krim, serta Oleum sesame di


atas penangas air dengan cawan porselen kemudian aduk hingga melebur dan
homogen (campuran I)

Dilarutkan Propylenglikol dengan sedikit air panas kemudian diaduk sampai larut dan
homogen (campuran 2).
Disiapkan mortir, lalu dimasukkan campuran I.

Dimasukkan campuran II ke dalam mortir, lalu diaduk cepat hingga membentuk


massa krim.

Krim yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam wadah dengan menggunakan sudip,
kemudian diberi etiket berwarna biru dan dilengkapi dengan labeling.

IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan
 100% – (1%+2%+1%) = 100 – 4
= 96 %
Bobot bahan
 Hidrocortison asetat = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
1
= × 20
96
= 0,208 g
Bobot bahan
 Chloramfenicol = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
2
= × 20
96
= 0,416 g
Bobot bahan
 Propylenglikol = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
1
= × 20
96
= 0,208 g
Bobot bahan
 Emulgid = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
20
= × 15
100
=3g
Bobot bahan
 Oleum sesami = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
20
= × 15
100
=3g
 Aquadest = 20 – (3+3)
= 20 – 6
= 14 g
2. Penimbangan

No. Nama Bahan Penimbangan Paraf


1. Hidrocortison asetat 0,208 g
2. Chloramfenicol 0,416 g
3. Propylenglikol 0,208 g
4. Emulgid 3g
5. Oleum Sesami 3g
6. Aquadest 14 g

X. PEMBAHASAN

Pada resep 4 ini diperintahkan membuat sediaan berbentuk krim. Sediaan


krim adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut yang terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Farmakope
Indonesia Edisi IV, hal 7). Krim sendiri merupakan sediaan yang
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim dibedakan menjadi dua tipe, krim
tipe minyak-air dan krim tipe air-minyak. Untuk membuat krim digunakan
zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan anion, kation, atau nonion
(Formularium Nasional Edisi Kedua, hal 312-313).
Pada resep ini terdapat tiga permasalahan. Yang pertama adalah tidak
adanya tanda tangan dokter, pengatasan yang harus dilakukan dengan
meminta tanda tangan dokter agar proses pelayanan resep ini dapat
dilanjutkan. Permasalahan yang kedua adalah tidak tercantumnya umur
pasien, untuk mengatasi permasalahan ini dianjurkan apoteker bertanya
langsung kepada pasien berapa umur pasien tersebut, hal ini untuk
memenuhi kelengkapan resep serta agar apoteker dapat memperkirakan
berapa dosis yang diberikan sesuai umur pasien. Dan permasalahan yang
ketiga adalah tidak diketahui resep standar dari resep tersebut. Resep standar
dari Emulgid cream dapat dicari pada Forrmularium nasional dan literatur
sejenisnya. Permasalahanyang terakhir adalah chloramfenicol memiliki sifat
yang sukar latut terhadap air, untuk cara pengatasannya chloramfenicol
dilarutkan dengan propylenglicol yang bekerja sebagai humektan karena
merupakan salah satu bahan yang dapat mengikat air disediaan agar tidak
menguap, serta menstabilkan sediaan sebagai pelembab di kulit.

XI. PENANDAAN
A. Etiket

APOTEK KEJORA
Jl. Mangga XI, Jimbaran
Telp. (021) 6273846
APA: apt. Sarah Sehan, S. Farm.
SIPA: 21083645265445
SIA: 123/ACC/2019

No. I Jimbaran, 10 Juli 2019

Qodir
OBAT LUAR

Semoga Lekas Sembuh

B. Labeling
OBAT LUAR

XII. COPY RESEP

APOTEK KEJORA
Jl. Mangga XI, Jimbaran
Telp. (021) 6273846
APA: apt. Sarah Sehan, S. Farm.
SIPA: 21083645265445
SIA: 123/ACC/2019

COPY RESEP
Nomor resep :1
Nama dokter : dr. Laras Melati
Tgl resep : 10 Juli 2019
Nama pasien : Qodir

R/ Hidrocortison asetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglikol 1%
Emulgid cream 20

m.f. cream
S. u.e
_______________________ det

Jimbaran, 10 Juli 2019

apt. Sarah Sehan, S.Farm


DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 55-57,
68
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 512, 633
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 524-526, 915
Kemenkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Murtini, Gloria. 2016. Farmasetika Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Rowe, Raymond C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6 th ed. London:
Pharmaceutical Press. 685-690
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 19, 75
Van Duin, C. F. 1954. Buku Penuntun Ilmu Resep Praktek dan Teori. Jakarta:
Soeroengan
Yamlean, Paulina V. Y..2020. Buku Ajar Farmasetika. Jakarta: Lakeisha

Anda mungkin juga menyukai