DOSEN PENGAMPU :
Apt. Cokorda Istri Sri Arisanti, S. Farm., M.Si
KELOMPOK 1
GOLONGAN II
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
b. Hidrokortison Asetat
Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; tidak
berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 200° disertai
penguraian.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol
dan kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Pengobatan lokal inflamasi (jangka pendek)
(Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 524-526).
c. Vaseline Album
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan biarkan hingga dingin tanpa
diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan,tidak berbau,
hamper tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), larut dalam kloroform,dalam eter dan dalam eter minyak
tanah, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
Khasiat : Zat tambahan (basis salep)
(Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 633).
VII. PERHITUNGAN DOSIS
Tidak ada perhitungan dosis
VIII. CARA KERJA
IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan
Karena terdapat “ad” maka persentase artinya dalam 100.
Neomisin sulfat
Neomisin sulfat = 1100x 50 mg = 0,5 mg
Hidrokortison asetat
Hidrokortison asetat = 1100x 50 = 0,5 mg
Vaselin album
Vaselin album = 50 - (0,5+0,5) = 50 -1
= 49 mg
2. Tabel penimbangan
3. Vaselin album 49 mg
X. PEMBAHASAN
Pada resep pertama, dokter meresepkan apoteker untuk membuat sediaan
ungeantum atau salep. Salep merupakan sediaan semisolid atau setengah
padat yang mudah diaplikasikan pada kulit sebagai obat luar. Bahan obat
pembentuk salep harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok. Salep merupakan sediaan obat setengah padat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (Farmasetika Dasar,
hal 76). Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kelompok yaitu, dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar
salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep
obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. Persyaratan salep antara
lain sebagai berikut. Pemberian salep tidak boleh berbau tengik. Kadar salep
kecuali dinyatakan lain serta untuk salep yang mengandung obat keras atau
narkotik, kadar bahan salepnya adalah 10%. Kualitas dasar salep (Ds) yang
baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan, dan harus
bebas dari inkompatibilitas selam pemakaian; Lunak, harus halus, dan
homogen; mudah dipakai; Dasar salep yang cocok; Dapat terdistribusi secara
merata. Jika salep dioleskan pada kepingan kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Pemberian etiket
pada salep harus menyertakan etiket obat luar (Farmakope Indonesia VI, hal
61 - 62).
Terdapat empat permasalahan yang terdapat dalam resep ini.
Permasalahan pertama adalah tidak terdapatnya nomor surat izin praktik
dokter. Tentu ketidakadaan nomor SIP membuat lisensi dari dokter penulis
resep akan dipertanyakan. Pengatasan untuk permasalah ini adalah
menghubungi kembali dokter penulis resep untuk memverifikasi keabsahan
resep yang ditulis. Permasalahan kedua adalah penulisan tanggal resep tidak
jelas. Ketiadaan tanggal dalam resep tentu menyalahi inscription sebagai
salah satu ciri resep yang baik. Pengatasan untuk permasalahan ini ialah
menghubungi kembali dokter penulis resep untuk memperjelas tanggal dari
penulisan resep. Permasalahan ketiga adalah tidak terdapatnya umur dari
pasien. Walaupun jenis obat yang diresepkan adalah obat topikal yang tidak
memerlukan penentuan dosis berdasarkan umur pasien, kelengkapan resep
harus tetap diperhatikan. Karena umur merupakan bagian dari kelengkapan
resep, maka umur pasien harus tetap dimasukkan ke resep. Pengatasan untuk
permasalahan ini ialah menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai
umur pasien agar kelengkapan resep jelas sesuai dengan pentunjuk dalam
buku Ilmu Meracik Obat. Permasalahan keempat adalah basis salep yang
digunakan adalah vaselin yanng memiliki kelarutan lebih kecil daripada
kelarutan obat pada umumnya (Ilmu Meracik Obat, halaman 55). Sehingga
sediaan obat akan mengalami penyerapan yang tidak optimal ke dalam tubuh
dan dapat mengurangi efek terapi obat yang didapatkan karena perbedaan
kelarutan basis salep yang digunakan. Pengatasan untuk permasalahan
tersebut ialah digerus halus dan ditambahkan sebagian (kurang lebih sama
banyak) vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian
dasar salep yang lain (Ilmu Meracik Obat, halaman 55). Permasalahan
terakhir dalam resep ini adalah bahan obat neomisin sulfat bersifat
higroskopis, mudah larut dalam air, dan stabil (Ilmu Meracik Obat, halaman
55). Sehingga obat ini harus dikombinasika dengan campuran lain agar dapat
membentuk salep. Pengatasan untuk permasalahan ini adalah bahan obat
dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep
yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk hingga
homogen (Ilmu Meracik Obat, hal 57).
Proses peracikan obat dilakukan dengan menyampurkan 0,5 mg
Neomisin sulfat, 0,5 mg hidrokortison asetat dan 49 mg vaselin album.
Kemudian bahan dibuat sesuai dengan arahan dalam bagian cara kerja.
Selanjutnya, sediaan salep dimasukan ke wadah yang sesuai dan diberi etiket
warna biru dan label bertuliskan OBAT LUAR.
XI. PENANDAAN
1. Etiket
COPY RESEP
Nomor Resep : 1 Lekas Sembuh
Semoga
Nama Dokter : Dr. Ali Akbar Gayo
Tgl Resep :- 2. Label
Nama Pasien : Reza ing
Umur : - OBAT LUAR
Alamat : Petikusumat Jati 5
R/ Neomicyn 1%
XII. COPY RESEP
Hydrocortison asetat 1%
Vaselin album ad mg 50
m.f.la ungeantum
sue
det
PCC
b. Neomisin sulfat
Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan
kering mirip es; tidakberbau atau praktis tidak berbau; higroskopik;
larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya.
Khasiat : Infeksi kulit bakteria
(Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 915).
c. Amilum triciti
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, serbuk putih. Terdiri
dariserbuk granul atau butiran yang sangat kecil.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan dalam
air dingin. Amylum mengembag dalam air dengankonsentrasi 5-10%
pada suhu 37° C. Amylum menjadi larut dalam air panas pada suhu
diatas suhu gelanisasi. Amylum praktis tidak larut dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
daricahaya, di tempat sejuk dan kering.
Khasiat : Basis salep.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th, halaman 685-690).
d. Vaseline album
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan biarkan hingga dingin tanpa diaduk.
Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan,tidak berbau, hamper tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), larut dalam kloroform,dalam eter dan dalam eter minyak
tanah, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
Khasiat : Zat tambahan (basis salep)
(Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 633).
III. PERHITUNGAN DOSIS
Tidak ada perhitungan dosis
IV. CARA KERJA
V. PENIMBANGAN
1. Perhitungan:
2. Penimbangan
1. Prednisolon 208,2 mg
3. Amyl triciti 5g
4. Vaseline album 5g
VI. PEMBAHASAN
Pada resep kedua, dokter meresepkan apoteker untuk membuat sediaan
pasta atau pastae. Pasta adalah sediaan semisolid (massa lembek) yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian
topikal (diaplikasikan ke kulit). Pasta serupa dengan salep namun dapat
dibedakan dalam segi kegunaan dan konsistensinya yang mengandung bahan
padat lebih dari 50%. Bahan dasar pasta yang sering digunakan antara lain
vaselin, lanolin, adeps lanae, Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq.
Yang sudah atau belum tercampur dengan sabun (Buku Ajar Farmasetika,
halaman 95). Pasta digunakan untuk mengobati lesi aku yang cenderung
membentuk kerak, menggelembung dan mengeluarkan cairan. Cara
pemakaian pasta relatif mudah, pengguna hanya tinggal mengoleskan
langsung pada permukaan lesi atau dioleskan ke kain kasa (Farmasetika
Dasar, halaman 95).
Terdapat empat permasalahan yang terdapat dalam resep kedua ini.
Permasalahan pertama adalah tidak adanya unsur tanda tangan sebagai
kelengkapan resep subscription. Unsur tanda tangan juga menjadi penanda
persetujuan dan pertanggungjawaban dokter terhadap resep yang dibuat.
Pengatasan untuk masalah ini adalah menghubungi dokter penulis resep
untuk memberikan konfirmasi terkait tanda tangan dalam resep.
Permasalahan kedua adalah tidak terdapatnya umur pasien. Walaupun jenis
obat yang diresepkan adalah obat topikal yang tidak memerlukan penentuan
dosis berdasarkan umur pasien, kelengkapan resep harus tetap diperhatikan.
Karena umur merupakan bagian dari kelengkapan resep, maka umur pasien
harus tetap dimasukkan ke resep. Pengatasan untuk permasalahan ini adalah
menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai umur pasien agar
kelengkapan resep jelas sesuai dengan pentunjuk dalam buku Ilmu Meracik
Obat. Permasalahn ketiga dalam resep ini ialah neomisin sulfat bersifat
higroskopis, mudah larut dalam air dan stabil (Ilmu Meracik Obat, halaman
55). Sehingga pengatasan untuk permasalah ini adalah bahan obat terlebih
dahulu harus dilarutkan dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep
yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus, dan diaduk hingga
homogen (Ilmu Meracik Obat, halaman 57). Permasalahan terakhir dalam
resep ini adalah bahan obat prednisolone, neomisin sulfat dan amyli tritici
merupakan zat padat (serbuk) sehingga harus dicampurkan terlebih dahulu
agar dapat membentuk pasta. Pengatasan untuk permasalahan ini sama
dengan permasalah sebelumnya, yaitu bahan dilarutkan terlebih dahulu
dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air,
setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain
dasar salep, digerus, dan diaduk hingga homogen (Ilmu Meracik Obat,
halaman 57).
Proses peracikan obat dilakukan dengan menyampurkan 208,2 mg
prednisolon, 286 mg neomycini sulfas, 5 g amyl triciti dan 5 g vaselin
album. Kemudian bahan dibuat sesuai dengan arahan dalam bagian cara
kerja dan sediaan pasta dimasukan ke wadah yang sesuai dan diberi etiket
warna biru beserta label bertuliskan OBAT LUAR.
VII. PENANDAAN
1. Etiket
Ferry
Pasta
Untuk Pemakaian Luar
(Dioles pada bagian sakit)
2. Labeling
OBAT LUAR
VIII. COPY RESEP
COPY RESEP
Nomor Resep : 2
Nama Dokter : Dr. Arnold Simatupang
Tgl Resep : 2 Oktober 2019
Nama Pasien : Ferry
Umur :-
Alamat : Jl. Kelinci II/43 Bdg
R/ Prednisolon 2%
Neomycin 0,2
Amyl tritici
Vaselin aa 5
m.f. pasta
S. 2. d.d, p.a.a
det
PCC
b. Menthol
Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna,
biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur, mempunyai bau
yang enak seperti minyak permen
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam atnol,
dalam kloloform, dalam eter dan dalam heksana, mudah larut dalam
asam asetat
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu tidak
lebih dari 25°C
Khasiat : Anti-iritan
(Farmakope Indonesia 3, hal 362)
c. Ol eucalyptus
Pemerian : Tidak berwarna, kuning atau hijau, bau khas aromatik,
rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol 80% p, jika disimpan lama
kelarutan akan berkurang; mudah larut dalam etanol 90%
Wadah dan Penyimpanan: Simpan pada disimpan pada suhu tidak
melebihi 25 ° C di sumur dan lindungi dari cahaya
Zat berkhasiat : Anti-iritan
(Farmakope Indonesia 4, hal 627)
d. Ol Arachidis
Pemerian : Cairan kuning pucat, bau khas lemah, tawar
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol ( 95%) P, mudah
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P
Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup baik, dan terisi
penuh
Khasiat : Sebagai zat tambahan
(Farmakope Indonesia 3, hal 452)
Diberi etiket biru dengan labeling dan copy resep disertai KIE yang benar.
IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan
1
Methyl Salicylas = x 25 mL
5
= 5 mL
1
Menthol = x4g
5
= 0,8 g=800 mg
1
Oleum Eucalypti = x 10 mL
5
= 2 mL
1
Oleum Arachidis = ( x 100 mL)−¿)
5
= 20 mL−(5+ 2)mL
= 13 mL
2. Penimbangan
No. Nama Bahan Penimbangan Paraf
1. Methyl Salicylas 5 mL
2. Menthol 800 mg
3. Oleum Eucalypti 2 mL
4. Oleum Arachidis 13 mL
X. PEMBAHASAN
Pada resep 3 ini diminta untuk membuat sediaan liniment. Liniment
adalah sediaan cair atau kental yang mengandung algetik dan zat yang
mempunyai sifat rubefacient untuk melemaskan otot atau menghangatkan.
Sediaan ini digunakan sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit
menggunakan kain fanel dan diurut. Liniment tidak boleh digunakan pada
kulit yang luka atau lecet. Bahan dasar yang biasa digunakan dalam sediaan
ini adalah lanolin, emulgid, dan cera (Ilmu Resep, halaman 75).
Pada resep ini, terdapat 3 permasalahan. Pertama tidak terdapat nama,
alamat, dan SIP dokter, maka pengatasan dari permasalahan ini yakni
melengkapi data tersebut. Kedua tidak terdapat tanda tangan dokter,
pengatasan dari permasalahan tersebut adalah harus meminta tanda tangan
dari dokter yang bersangkutan agar pembuatan obat dari resep bisa
dilanjutkan. Ketiga tidak terdapat umur dan alamat yang jelas dari pasien,
pengatasan dari masalah ini yakni harus mengkonsultasikan dengan pasien
agar mendapatkan umur dan alamat yang jelas.
Peracikan dimulai dengan mencampurkan Methyl Salicylas 5 mL,
Menthol 800 mg, Oleum Eucalypti 2 mL, dan Oleum Arachidis 13 mL.
Kemudian memanaskan mortir dan stamper, lalu fase air dan fase minyak
dicampurkan dalam mortir panas. Campuran fase air dan fase minyak
digerus stabil hingga terbentuk basis krim yang homogen, kemudian basis
didinginkan. Setelah basis dingin, campurkan dengan campuran 1, setelah
semuanya tercampur lalu dimasukkan ke dalam tube krim yang sudah jadi.
Selanjutnya, sediaan harus disimpan dalam tube dan bermulut kecil di
tempat sejuk, serta diberikan etiket berwarna biru dengan label “obat luar”.
XI. PENANDAAN
A. Etiket
APOTEK BINTANG
Jl. Pisang V, Bandung
Telp. (021) 283147
APA: apt. Melia Astika, S. Farm.
SIPA: 2108551035
SIA: 201/ACC/2019
Bachtiar
2 x sehari
Untuk Pemakaian Luar
B. Labeling
OBAT LUAR
COPY RESEP
Nomor resep :1
Nama dokter :-
Tgl resep : 19 Mei 2019
Nama pasien : Bachtiar H.
R/ Methyl salycilas 25 ml
Methol 4
Ol. Eucalypti 10 ml
Ol. Arachidis ad 100 ml
m.f. liniment
S 2.dd u.e
_______________________ det
R/ Hidrocortison asetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglikol 1%
Emulgid cream 20
m.f. cream
S. u.e
Pro : Qodir
Alamat: Jl. Durian Runtuh II, Jimbaran
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat. Simpan ditempat
sejuk dan kering.
Khasiat : Antibiotik
(Farmakope Indonesia III, hal 45)
c. Propylenglikol
Pemerian : Tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair,
dengan rasa manis dan rasa sedikit pedas menyerupai gliserin
Dilarutkan Propylenglikol dengan sedikit air panas kemudian diaduk sampai larut dan
homogen (campuran 2).
Disiapkan mortir, lalu dimasukkan campuran I.
Krim yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam wadah dengan menggunakan sudip,
kemudian diberi etiket berwarna biru dan dilengkapi dengan labeling.
IX. PENIMBANGAN
1. Perhitungan
100% – (1%+2%+1%) = 100 – 4
= 96 %
Bobot bahan
Hidrocortison asetat = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
1
= × 20
96
= 0,208 g
Bobot bahan
Chloramfenicol = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
2
= × 20
96
= 0,416 g
Bobot bahan
Propylenglikol = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
1
= × 20
96
= 0,208 g
Bobot bahan
Emulgid = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
20
= × 15
100
=3g
Bobot bahan
Oleum sesami = × Total
Total bobot bahan dalam resep
bobot bahan yang diperlukan
20
= × 15
100
=3g
Aquadest = 20 – (3+3)
= 20 – 6
= 14 g
2. Penimbangan
X. PEMBAHASAN
XI. PENANDAAN
A. Etiket
APOTEK KEJORA
Jl. Mangga XI, Jimbaran
Telp. (021) 6273846
APA: apt. Sarah Sehan, S. Farm.
SIPA: 21083645265445
SIA: 123/ACC/2019
Qodir
OBAT LUAR
B. Labeling
OBAT LUAR
APOTEK KEJORA
Jl. Mangga XI, Jimbaran
Telp. (021) 6273846
APA: apt. Sarah Sehan, S. Farm.
SIPA: 21083645265445
SIA: 123/ACC/2019
COPY RESEP
Nomor resep :1
Nama dokter : dr. Laras Melati
Tgl resep : 10 Juli 2019
Nama pasien : Qodir
R/ Hidrocortison asetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglikol 1%
Emulgid cream 20
m.f. cream
S. u.e
_______________________ det