Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU RESEP
P2
JUDUL :
PULVIS & PULVERES

Nama : Eca Rahma Fatihatul Fajriyah


NIM : 20613086
Kelompok : B2
Kelas Farmasi : B

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
I. PULVIS

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining resep dari kelengkapan administratif dan
kesesuaian farmasetis
2. Mahasiswa memahami perbedaan pulvis dan pulveres
3. Mahasiswa mampu meracik dan menyiapkan obat dengan bentuk sediaan pulvis
dan pulveres berdasarkan resep

B. Dasar Teori
a. Teori
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Serbuk lebih mudah terdispersi
dan lebih mudah larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan karena serbuk
mempunyai luas permukaan yang luas. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk
terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Pulvis adalah campuran berbentuk serbuk yang bersifat kering dari bahan obat
atau zat kimiawi yang telah sebelumnya melewati prosedur penghalusan. Pemakaian
pulvis bisa untuk bagian tubuh luar atau pun dalam (oral melalui mulut). Serbuk
tentunya memiliki permukaan yang lebih luas sehingga lebih gampang larut daripada
bentuk sediaan padat yang lain, semisal tablet, kapsul, atau pun kaplet. Pulvis
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
I. Pulvis adspersorius (serbuk tabur atau bedak)

Serbuk yang ringan untuk pemakaian topikal. Pengemasan biasanya


menggunakan wadah yang bagian atas nya memiliki lubang yang halus untuk
mempermudah pemakaian pada kulit. Serbuk tabur ini harus bisa melewati alat
ayakan berderajat halus 100 mesh. Hal ini untuk menghindari timbulnya iritasi
pada area kulit yang peka.

II. Pulvis dentrificius (serbuk gigi)


Serbuk ini memiliki kandungan carmin yang berperan sebagai pewarna yang
terlebih dahulu dilarutkan ke kloroform atau etanol 90%.

III. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin)

Pulvis sternutatorius adalah serbuk untuk pemakaian hisapan hidung. Serbuk ini
harus sangat halus untuk penggunaan pada hidung.

IV. Pulvis efervesen

Pulvis efervesen adalah serbuk yang kita larutkan terlebih dahulu ke dalam air
dingin atau hangat sebelum kita minum. Jenis pulvis ini akan menghasilkan gas
CO2 yang akan membuat larutan yang jernih. Serbukan ini adalah campuran
senyawa asam (asam sitrat atau tartat) dengan senyawa basa (natrium karbonat
atau bikarbonat).

b. Monografi bahan
a) Nama : Menthol

Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya


berbentuk jarum, massanya melebur, bau enak seperti minyak permen
Kelarutan : Sukar dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform,
dalam eter, dan dalam heksana (FI VHal 832)
Khasiat : Antiiritasi (FI IV Hal 362)

b) Nama : Camphora
Pemerian : Hablur, granula atau massa hablur, putih atau tidak berwarna jernih,
bau khas tajam, rasa pedas dan aromatic
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, kloroform dan
eter (FI V Hal 607)
Khasiat : Anti iritan ( FI IV Hal 130)

c) Nama : Adeps Lanae

Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas


Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dalam air kuning lebih dua
kali bobotnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter dan kloroform (FI V Hal 760)

d) Nama : Zinci Oksidum ( ZnO )

Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau,
lambat lalu menyerap karbon dioksida di udara
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer (FI V
Hal 1333)
Khasiat : Antiseptik Lokal (FI III Hal 637)
e) Nama : Amylum Oryzae

Pemerian : Serbuk sangat halus putih


Kelarutan : Prasetis tidak larut dalam air dingin dan etanol (FI V Hal 1002)

f) Nama : Acyd Salicyl

Pemerian : Hablur, biasanya terbentuk jarum halus atau serbuk halus,putih,rasa


agak manis, tajam, dan stabil di udara
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzene, mudah larut dalam etanol dan
eter, larut dalam air mendidih (FI V Hal 163)
Khasiat : Keratolitikum dan Antifungi (FI III Hal 57)

g) Nama : Bals Peruv

Pemerian : Cairan kental, tidak berserat, coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna
coklat, transparan kemerahan, bau aromatic khas, menyerupai vanili
Kelarutan : Larut dalam kloroform P.sukar larut dalam eter P
Khasiat : Antiseptikum ekstern (FI III Hal 103)
h) Nama : Talcum ad

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu (FI V Hal 124)
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut (FI IV Hal 591)

C. Resep

Dr.Indra.SpA
Praktek : Senin-Sabtu Jam 16:00-20:00
Jl.Pemuda No.28 Yogyakarta
Yogyakarta,

R/ Menthol 0,5
Camphora 0,5
Adeps lanae 0,5
ZnO 5
Amylum 4
Acid salicyl 1
Bals peruv 1
Talkum ad 25

Mf pulv adsp
S bd due pulv adsp

Pro : An Budi (16th)

D. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Mortir Stamper
2. Sudip
3. Kertas perkamen
4. Plastik Etiket
5. Pot tempat Pulvis
b) Bahan
1. Camphora 0,5 gr
2. Adeps lanae 0,5 gr
3. Zno 0,5 gr
4. Amylum 4 gr
5. Acid salicyl 1 gr
6. Bals Peruv 1 gr
7. Talcum ad 12,5
8. Aceton
9. Alkohol 95%

E. Penimbangan

1. Menthol = 0,5 g = 500 mg


2. Camphora = 0,5 g = 500 mg
3. Adeps lanae = 0,5 g = 500 mg
4. Zno = 5 g = 5000 mg
5. Amyilum = 4 g = 4000 mg
6. Asam salisilat = 1 g = 1000 mg
7. Bals peruv = 1 g = 1000 mg
8. Talcum ad = 25 g = 25000 mg

F. Cara Kerja

Dilakukan skrining resep dan ditimbang bahan sesuai


kebutuhan (masing-masing dilebihkan 10%)

Spiritus Fortior di tetesi dengan Asam salisilat hingga larut


kemudian keringkan dengan sebagian Talcum
Ether/Aceton di tetesi dengan Balsam kemudian dikeringkan
dengan sebagian Talcum

Ether Lanae ditetesi dengan Adeps Lanae kemudian keringkan


dengan sebagian Talcum

Dicampurkan hasil Spiritus Fortior di tetesi dengan Asam salisilat


hingga larut kemudian keringkan dengan sebagian Talcum dan
hasil Ether/Aceton di tetesi dengan Balsam lalu dikeringkan
dengan sebagian Talcum dan hasil Ether Lanae ditetesi dengan
Adeps Lanae kemudian keringkan dengan sebagian Talcum

Campuran diatas ditambah dengan ZnO (100) dan


Amilum kemudian diaduk hingga homogen.

Di ayak dengan pengayak No.44 hingga semua terayak


kemudian homogenkan lagi

Spiritus Fortior di tetesi dengan Menthol dan Champor kemudian di


keringkan dengan sisa Talcum dan di tambahkan campuran diatas lalu
homogenkan lagi

Di timbang jumlah yang diminta dan masukkan ke dalam wadah dan


beri etiket

G. Lembar Kerja
Standar Pelayanan Resep
1. Skrining Administratif

No. Uraian Ada Tidak Ada


1. Nama dokter √
2. SIP dokter √
3. Alamat dokter √
4. Tanggal penulisan resep √
5. Paraf/tanda tangan dokter √
6. Nama pasien √
7. Alamat pasien √
8. Umur pasien √
9. Jenis kelamin √
10. Berat badan √
11. Nama obat √
12. Kekuatan obat √
13. Jumlah obat √
14. Aturan pakai √
Kesimpulan : Resep tersebut lengkap / tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak ada SIP dokter, tanggal penulisan R/, tidak
ada paraf, alamat pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien serta
kekuatan obat.

Cara pengatasan hal tersebut yaitu dengan yang berhubungan dengan dokter
bisa langsung ditanyakan pada dokter dan yang berhubungan dengan pasien
bisa langsung ditanyakan kepada pasien atau keluarga pasien itu sendiri

2. Skrining Farmasetis
Sediaan obat

No. Kriteria Permasalahan Pengatasan


1. Bentuk sediaan - -
2. Stabilitas obat Mudah lembab Disimpan di tempat
kering
3. Inkompabilitas
4. Cara pemberian
5. Jumlah dan aturan pakai

Dosis obat

No. Nama obat Dosis Dosis literatur Kesimpulan Rekomendasi


resep
1. - - - - -
2. - - - - -
3. - - - - -
4. - - - - -

3. Jumlah obat yang ditimbang

a) Menthol = 0,5 gram


b) Camphora = 0,5 gram
c) Adeps Lanae = 0,5 gram
d) ZnO = 0,5 gram
e) Amylum = 4 gram
f) Acid Salicyl = 1 gram
g) Bals. Peruv = 1 gram
h) Talcum = 25 gram
Talcum ad = 25 – ( 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 + 4 + 1 + 1 )
= 17 gram

4. Cara kerja

Dilakukan skrining resep dan ditimbang bahan sesuai


kebutuhan (masing-masing dilebihkan 10%)

Spiritus Fortior di tetesi dengan Asam salisilat hingga larut


9.
kemudian keringkan dengan sebagian Talcum

Ether/Aceton di tetesi dengan Balsam kemudian dikeringkan


dengan sebagian Talcum

Ether Lanae ditetesi dengan Adeps Lanae kemudian keringkan


dengan sebagian Talcum

Dicampurkan hasil Spiritus Fortior di tetesi dengan Asam salisilat


hingga larut kemudian keringkan dengan sebagian Talcum dan
hasil Ether/Aceton di tetesi dengan Balsam lalu dikeringkan
dengan sebagian Talcum dan hasil Ether Lanae ditetesi dengan
Adeps Lanae kemudian keringkan dengan sebagian Talcum

Campuran diatas ditambah dengan ZnO (100) dan


Amilum kemudian diaduk hingga homogen.
Di ayak dengan pengayak No.44 hingga semua terayak
kemudian homogenkan lagi

Spiritus Fortior di tetesi dengan Menthol dan Champor kemudian di


keringkan dengan sisa Talcum dan di tambahkan campuran diatas lalu
homogenkan lagi

Di timbang jumlah yang diminta dan masukkan ke dalam wadah dan


beri etiket

5. Etiket dan Salinan resep

APOTEK LAB. FARMASETIKA


Jl. Kaliurang Km 14,4 Jogjakarta
Apoteker : Eca Rahma S.Farm.,Apt
SIA : 250/10022/DKS/2018
APOGRAPH
R/ Menthol 0,5
Camphora 0,5
Adeps Lanae 0,5
ZnO 0,5
Amylum 4
Acid Salicyl 1
Bals. Peruv 1
Talcum ad 25

Mf pulc adsp
Sbdd ue pulv adsp
Pro. An Budi
------------------------------------------------det

Apoteker
PCC

APOTEK SUN FARMA


Jl. Kaliurang Km 14,4 Jogjakarta
APOTEKER : Eca Rahma S.Farm.,Apt
SIA : 250/10022/DKS/2018

Apotek Farmasetik
Jalan Kerinci no. 25 Jogjakarta
No :1 tgl: 12/03/18
Nama : An. Budi
2 x 1 hari
OBAT LUAR
Nama obat : Serbuk tabur
Jml :1
ED: 18/03/18

H. Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mampu atau dapat melakukan skrining
resep dari kelengkapan administratif dan kesesuaian farmasetis. Serta dapat
menyiapkan obat mulai dari proses meracik obat hingga memberi etiket (modul
praktikum Ilmu Resep Hal 28)

Pulvis  (serbuk tak terbagi) adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk
pemakaiannya, contohnya serbuk tabur, serbuk gigi dan serbuk effervecent.
Pulveres (serbuk terbagi) adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama,
dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi
secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya
serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa. Penimbangan diperlukan apabila
pasien memperoleh dosis 80% dari dosis maksimum untuk sekali atau sehari pakai.
(ilmu-kefarmasian/2013/03)
Kelebihan bentuk sediaan serbuk ( pulvis & pulveres ) adalah campuran obat
dan bahan obat yang sesuai kebutuhan, dosis lebih tepat dan lebih stabil dari
sediaan larutan, disolusi atau melarut lebih cepat ditubuh dan tidak memerlukan
banyak bahan tambahan yang tidak perlu. Sedangkan kekurangannya adalah
kurang baik untuk zat yang mudah terurai karena kontak dengan udara, sulit untuk
ditutupi rasanya dan peracikan nya membutuhkan waktu yang cukup lama.
(rissolimpuz.xtgem.com/). Manfaat pulvis adalah untuk mengurangi gatal-gatal
dikulit. Sedangkan pulveres contohnya puyer untuk melegakan saluran pernafasan.
(biofar.id/pulvis-pulveres).
Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul
itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang (untuk pulveres tidak perlu)
. Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet / kapsul
terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat
kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4
mg, dapat juga diambil Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah
di encerkan dalam lactosa. (dasar-dasar kefarmasian, Jakarta, 2014).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Umumnya sebuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar
tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Dalam praktikum ini, serbuk yang dibuat mengandung adeps lanae ( mengandung
lemak) jadi harus diayak dengan pengayakan nomor 44.
(tsffarmasiunsoed2012/05/23).
Metode pembuatan pulveres ( serbuk terbagi ) Secara umum serbuk dibungkus
dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan
kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk
terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Kemasan untuk serbuk terbagi Pada
umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga
dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama
jumlahnya. Kemudian untuk pulveres ( serbuk tak terbagi ) Untuk pemakaian luar,
serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang
atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak
tabur. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol
bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut
botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa. Wadah dari gelas digunakan
pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah mencair, serbuk
yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang
komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau
atau amber. (dasar-dasar kefarmasian, Jakarta, 2014).

I. Kesimpulan
Pada resep ini isi dalam resep tidak lengkap karena tidak ada SIP dokter, tanggal
penulisan R/, tidak ada paraf, alamat pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien
serta kekuatan obat.
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama,dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang
cocok. ndikasi dari pulveres yang dibuat yaitu sebagai antipiretik dan analgetik.
Serbuk tidak terbagi (pulvis) resep tersebut merupakan bentuk sediaan serbuk dan
pasaran beredar sebagai bedak. Obat tersebut berfungi untuk mengobati alergi
seperti gatal-gatal, atapun yang lainnya. Obat ini termasuk obat luar yang
pemakaiannya langsung pada tempat atau wilayah yang ingin di obati.

Referensi
1) Modul praktikum Ilmu Resep
2) Ilmu-kefarmasian/2013/03
3) Rissolimpuz.xtgem.com/
4) Biofar.id/pulvis-pulveres
5) Dasar-dasar Kefarmasian, Jakarta, 2014
6) Tsffarmasiunsoed2012/05/23
II. Pulveres

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining resep dari kelengkapan administratif dan
kesesuaian farmasetis
2. Mahasiswa memahami perbedaan pulvis dan pulveres
3. Mahasiswa mampu meracik dan menyiapkan obat dengan bentuk sediaan pulvis
dan pulveres berdasarkan resep

B. Dasar Teori
a. Teori
Pulveres adalah serbuk yang terbagi menjadi bagian yang kurang lebih sama.
Sediaan ini terbungkus dengan menggunakan kertas perkamen atau kemasan lainnya
yang sesuai. Tiap bagian biasanya adalah takaran untuk sekali minum. Pulveres
memiliki kelebihan yaitu dosisnya mudah diatur dan kombinasi obatnya sesuai
dengan kebutuhan pasien. Tetapi sediaan pulveres memiliki kelemahan yaitu
ketidakseragaman bobot dan tidak homogen. Hal ini terkait dengan ketelitian,
keterampilan, serta waktu dalam menyiapkan suatu sediaan pulveres.
b. Monografi bahan
a) Nama : Aminophillin

Pemerian : butir atau serbuk ,putih atau agak kekuningan ,bau ammonia
lemah,agak pahit (FI III Hal 591 )
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan eter,larut dalam kurang lebih 5 bagian
air
Khasiat : Bronkodilator, anti spasmodic,dieuretik ( FI III Hal 82 )
b) Nama : Ephedrin

Pemerian : Serbuk atau hablur halus ,putih tidak berbau


Kelarutan : Mudah larut dalam air ,larut dalam etanol,tidak larut dalam eter (FI
V Hal 363 )
Khasiat : Simpatomimetikum ( FI III Hal 236 )

c) Nama : Dexamethasonum

Pemerian : Serbuk hablur ,putih,tidak berbau , stabil di udara Kelarutan : Praktis


tidak larut dalam air ,agak sukar larut dalam etanol ( FI V hal 276 )
Khasiat : Adrenoglukokortikodum ( FI III hal 195 )

d) Nama : Ambroxol HCL

Pemerian : Serbuk kristal warna putih atau kekuningan


Kelarutan : Sedikit larut dalam air ,praktis tidak larut di kloroform
Khasiat : Mengencerkan dahak ( mukolitik ) ( Martindale,hal 904 )

C. Resep

Dr. Indra
Praktek :Senin-Sabtu Jam 16:00-20:00
Jl. Pemuda No.28 Yogyakarta
Yogyakarta,

R/ Aminophyllin 100mg
Ephedrin HCl 15mg
Dexamethason 0,25mg
Ambroxol HCL 30mg

mf Pulv. dtd no XII


s prn tdd Pulv 1 pc

Pro: An andi (6 th)

D. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Mortir dan Stamper
2. Sudip
3. Kertas perkamen

b) Bahan
1. Aminophyllin 100mg
2. Ephedrin 15mg
3. Dexamethason 0,25mg
4. Ambroxol 30mg

E. Penimbangan
1. Amynophyllin = 100 mg/200 mg x 12 = 6 tablet
2. Ephedrine = 15 mg/15 mg x 12= 12 tablet
3. Dexamethasone = 0,25 mg/1 mg x 12 = 7,2 tablet
4. Ambroxol = 15 mg/ 30 mg x 12 = 6 tablet
F. Cara Kerja

Dilakukan skrining resep

Dihitung kesesuaian dosis

Dilakukan penimbangan/pengambilan
obat

Dicampur dan dibuat bentuk sediaan


sesuai permintaan pengerjaan

Dibagi dalam bagian yang sama sesuai


jumlah yang dikehendaki

Dimasukkan ke wadah, beri etiket,


dan serahkan kepada pasien

G. Lembar Kerja
Standar Pelayanan Resep
1. Skrining Administratif

No. Uraian Ada Tidak Ada


1. Nama dokter √
2. SIP dokter √
3. Alamat dokter √
4. Tanggal penulisan resep √
5. Paraf/tanda tangan dokter √
6. Nama pasien √
7. Alamat pasien √
8. Umur pasien √
9. Jenis kelamin √
10. Berat badan √
11. Nama obat √
12. Kekuatan obat √
13. Jumlah obat √
14. Aturan pakai √
Kesimpulan : Resep tersebut lengkap / tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak ada SIP dokter, tanggal penulisan R/, tidak
ada paraf, alamat pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien serta
kekuatan obat.

Cara pengatasan hal tersebut hal yang berhubungan dengan dokter seperti
SIP dokter, paraf/ tanda tangan dokter, tanggal penulisan resep di
konsultasikan kepada dokter dan hal yang berhubungan dengan pasien
seperti jenis kelamin, alamat pasien, dan berat badan pasien dapat di
konsultasikan kepada pasien atau keluarga pasien

2. Skrining Farmasetis
Sediaan obat

No. Kriteria Permasalahan Pengatasan


1. Bentuk sediaan Tidak sesuai Dapat diganti
dengan pasien sediaan menjadi
yang berumur 6 puyer
tahun minum
kapsul
2. Stabilitas obat - -
3. Inkompabilitas
4. Cara pemberian Diberi dalam Dibuat menjadi
bentuk kapsul puyer
5. Jumlah dan aturan pakai Aturan pakai 3x 3x sehari 1 puyer
sehari satu kapsul ( bungkus )

Dosis obat

No. Nama obat Dosis Dosis Kesimpulan Rekomendasi


resep literatur
1. Amynophilin 100 mg 1x = 500 mg Dihitung dosis 1x = 66,67 mg
1 h = 1500 gabungan dg 1 h = 200 mg
mg HCL sbg dosis
aman
2. Efedrin HCL 15 mg 1x = 50 mg Dihitung dosis 1x = 6,67 mg
1 h = 150 mg gabungan dg 1 h = 20 mg
amynophilin
sbg dosis aman
3. Dexamethason 0,25 mg 1x = 0,25-2 Dosis aman -
mg
1 h = 0,2-4
mg
4. Ambroxol 30 mg 1x = 15 mg Dosis aman 1x = 15 mg
1 h = 45 mg 1 h = 45 mg

3. Jumlah obat yang ditimbang

a) Amynophilin 100 mg = 6 tab


b) Efedrin HCL 15 mg = 12 tab
c) Dexamethason 0,25 = 7,2 tab
d) Ambroxol 30 mg = 6 tab

4. Cara kerja

Dilakukan skrining resep

Dihitung kesesuaian dosis

Dilakukan penimbangan/pengambilan
obat

Dicampur dan dibuat bentuk sediaan

Dibagi dalam bagian yang sama sesuai


jumlah yang dikehendaki
Dimasukkan ke wadah, beri etiket,
dan serahkan kepada pasien

5. Etiket dan Salinan resep

APOTEK LAB. FARMASETIKA


Jl. Kaliurang Km 14,4 Jogjakarta
Apoteker : Fathya S.Farm.,Apt
SIA : 17/18/DKS/2016
APOGRAPH
Tgl : 25/06/2018 No: 1
Dr. : Indra, SpA Tgl:
25/6/18
Pro : An. Andi ( 6 th )

R/ Aminophilin
Ephedrine HCL
Dexamethason
Ambroxol HCL

Mf pulv dtd no. XII


Sprn tdd pulv 1 pc
----------------------------------------------det
Apoteker
PCC

APOTEK SUN FARMA


Jl. Kaliurang Km 14,4 Jogjakarta
APOTEKER : Eca Rahma S.Farm.,Apt
SIA : 250/10022/DKS/2018

Apotek Farmasetik
Jalan Kerinci no. 25 Jogjakarta
No :1 tgl: 25/06/18
Nama : An. Andi ( 6 th )
3 x sehari 1 tablet/kapsul
bungkus/tetes/ml
Jika perlu . sebelum/sesudah makan
Nama obat :
Jml :
ED:

H. Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mampu atau dapat melakukan skrining
resep dari kelengkapan administratif dan kesesuaian farmasetis. Serta dapat
menyiapkan obat mulai dari proses meracik obat hingga memberi etiket (modul
praktikum Ilmu Resep Hal 28)

Pulvis  (serbuk tak terbagi) adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk
pemakaiannya, contohnya serbuk tabur, serbuk gigi dan serbuk effervecent.
Pulveres (serbuk terbagi) adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama,
dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi
secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya
serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa. Penimbangan diperlukan apabila
pasien memperoleh dosis 80% dari dosis maksimum untuk sekali atau sehari pakai.
(ilmu-kefarmasian/2013/03)
Kelebihan bentuk sediaan serbuk ( pulvis & pulveres ) adalah campuran obat
dan bahan obat yang sesuai kebutuhan, dosis lebih tepat dan lebih stabil dari
sediaan larutan, disolusi atau melarut lebih cepat ditubuh dan tidak memerlukan
banyak bahan tambahan yang tidak perlu. Sedangkan kekurangannya adalah
kurang baik untuk zat yang mudah terurai karena kontak dengan udara, sulit untuk
ditutupi rasanya dan peracikan nya membutuhkan waktu yang cukup lama.
(rissolimpuz.xtgem.com/). Manfaat pulvis adalah untuk mengurangi gatal-gatal
dikulit. Sedangkan pulveres contohnya puyer untuk melegakan saluran pernafasan.
(biofar.id/pulvis-pulveres).
Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul
itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang (untuk pulveres tidak perlu)
. Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet / kapsul
terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat
kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4
mg, dapat juga diambil Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah
di encerkan dalam lactosa. (dasar-dasar kefarmasian, Jakarta, 2014).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Umumnya sebuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar
tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Dalam praktikum ini, serbuk yang dibuat mengandung adeps lanae ( mengandung
lemak) jadi harus diayak dengan pengayakan nomor 44.
(tsffarmasiunsoed2012/05/23).
Metode pembuatan pulveres ( serbuk terbagi ) Secara umum serbuk dibungkus
dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan
kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk
terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Kemasan untuk serbuk terbagi Pada
umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga
dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama
jumlahnya. Kemudian untuk pulveres ( serbuk tak terbagi ) Untuk pemakaian luar,
serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang
atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak
tabur. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol
bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut
botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa. Wadah dari gelas digunakan
pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah mencair, serbuk
yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang
komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau
atau amber. (dasar-dasar kefarmasian, Jakarta, 2014).

I. Kesimpulan
Pada resep ini isi dalam resep tidak lengkap karena tidak ada SIP dokter, tanggal
penulisan R/, tidak ada paraf, alamat pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien
serta kekuatan obat.
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama,dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang
cocok. ndikasi dari pulveres yang dibuat yaitu sebagai antipiretik dan analgetik.
Serbuk tidak terbagi (pulvis) resep tersebut merupakan bentuk sediaan serbuk dan
pasaran beredar sebagai bedak. Obat tersebut berfungi untuk mengobati alergi
seperti gatal-gatal, atapun yang lainnya. Obat ini termasuk obat luar yang
pemakaiannya langsung pada tempat atau wilayah yang ingin di obati.

Referensi
1) Modul praktikum Ilmu Resep
2) Ilmu-kefarmasian/2013/03
3) Rissolimpuz.xtgem.com/
4) Biofar.id/pulvis-pulveres
5) Dasar-dasar Kefarmasian, Jakarta, 2014
6) Tsffarmasiunsoed2012/05/23
Hafalan Obat

Pertemuan 1

1. Paracetamol
Nama Zat Aktif : Dextrometrophan, Phenylephrine, Pseudophedrine
Bentuk Sediaan :
- Tablet 500 / 650 mg
- Sirup 120mg / 5 ml
- Supositoria
- Infus
Indikasi :
- Meredakan gejala demam
- Tifoid
- Infeksi saluran kemih
- Meredakan sakit gigi
Dosis aturan pakai :
- Dewasa 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1.000 mg tiap 6-8 jam /hari
- Anak <2 bulan 10-15 /kgBB tiap 6-8 jam sekali
- Anak 2 bulan – 12 tahun 10-15 /kgBB tiap 4-6 jam sekali
- Anak >12 tahun 325-650 mg per 4-6
Efek samping :
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Muncul sariawan
- Nyeri punggung
- Badan menjadi lemah

2. Ibuprofen
Nama zat aktif : Brufen
Bentuk sediaan :
- Tablet 400mg
- Kapsul
- Sirup
- Suntik
Indikasi :
- Meredakan nyeri
- Meredakan peradangan
- Meredakan demam
- Meredakan sakit gigi
- Meredakan nyeri haid
- Radang sendi
Dosis aturan pakai :
- Dewasa 200-800 mg 3-4 kali sehari, dosis maksimal per hari 3,2gram
- Anak-anak dengan nyeri dan demam 4-10 mg /kgBB tiap 6-8 jam ( dosis untuk
anak usia 6 bulan ke atas )
Efek samping:
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Diare atau sembelit
- Sakit maag
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati

3. Acetosal
Nama zat aktif : Aspirin atau asam salisilat
Bentuk sediaan : Tablet
Indikasi :
- Mencegah penggumpalan darah
- Menghilangkan rasa sakit
- Meredakan pembengkakan
- Menurunkan demam
Dosis aturan pakai :
Dewasa 325-650 mg tiap 4 jam sekali atau 975 mg tiap 6 jam sekali baiknya
dikonsumsi setelah makan karena obat ini dapat menimbulkan sakit maag
Efek samping :
- Sakit maag
- Telinga berdenging
- Sakit pada persendian
- Perut mulas
- Mudah mengalami perdarahan seperti mimisan dan lebam

4. Dimenhidrinat
Nama zat aktif : Antimo, dramasine
Bentuk sediaan : Tablet dan sirup
Indikasi :
- Mencegah dan mengobati mual, muntah dan pusing akibat perjalanan
- Terkadang dapat digunakan untuk mengatasi vertigo
Dosis aturan pakai :
- Dewasa 3x sehari 1 tablet
- Anak 8-12 tahun 2-3x sehari ½-1 tablet
- Anak 6-8 tahun 2-3x sehari ¼-1/2 tablet
Diberikan Bersama makanan
Efek samping :
- Sakit kepala
- Kantuk
- Muntah
- Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Sembelit
- Kehilangan nafsu makan
-

5. CTM
Nama zat aktif : chlorpheniramine maleat
Bentuk sediaan :
- Tablet/kaplet : 4 mg, 5 mg
- Siriup : 2 mg / 5 ml
- Ampul : 10mg/ml
Indikasi :
- Mengatasi gejala alergi
- Bersin-bersin
- Mata berair
- Gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit
Dosis aturan pakai :
- Dewasa 3-4 kali/hari ½-1 tablet
- Anak 3-4 kali/hari ¼-1/2 tablet
Diberikan Bersama atau tanpa makanan

Efek Samping :
- Mengantuk
- Pusing
- Mulut kering
- Penglihatan kabur

Pertemuan 2

1. Ketokonazol salep
Nama zat aktif : Nizoral
Bentuk sediaan :
- Tablet 200mg
- Krim 2%
- Sampo
Indikasi :
- Mengatasi infeksi jamur di kulit seperti panu, kurap, kutu air
- Menghentikan dan mencegah pertumbuhan jamur
Dosis aturan pakai :
- Dewasa 1 tablet /hari selama 14 hari untuk penderita infeksi mikosis
- Untuk penderita kandidias vaginal 2 tablet selama 5 hari
Diberikan segera setelah makan
Efek samping :
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Mata sensitive terhadap cahaya
- Depresi

2. Klotrimazol salep
Nama zat aktif : canesten
Bentuk sediaan :
- Krim, topical 1%
- Tablet vaginal 100mg, 200mg, 500mg
- Tablet hisap 10mg
Indikasi :
- Mengobati infeksi jamur pada kulit, telinga atau vagina
Dosis aturan pakai :
- Untuk dewasa oleskan secukupnya di area kulit yang bermasalah 2x sehari selama
4 minggu. Untuk tablet hisap, 1 tablet 5x sehari selama 14 hari
Efek samping :
- Mual muntah
- Sakit perut
- Gatal-gatal
- Sensasi panas atau terbakar di kulit

3. Miconazole salep
Nama zat aktif : Daktarin oral gel
Bentuk sediaan :
- Krim topical 2% , 2,5%
- Serbuk topical 2%
Indikasi :
- Mengatasi infeksi jamur pada kulit, seperti kurap, kutu air, panu dan candidiasis
- Mengobati infeksi jamur di mulut, kuku, atau vagina
Dosis aturan pakai :
Kondisi candidiais mulut untuk dewasa dan anak anak diatas umur 2 tahun
- Gel untuk mulut yang mengandung 24 mg/mL miconazole: Oleskan 2,5 ml, 4 kali
sehari. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu meski gejala telah reda.
- Tablet isap: 50 mg per hari sebagai dosis tunggal selama 1–2 minggu.
Efek samping :
- Sakit kepala
- Perubahan rasa di lidah
- Mulut kering
- Mual
- Diare
- Nyeri ulu hati

4. Bezoyl peroxide 5% salep ( Benzolac )


Nama zat aktif : Clyndamicin
Bentuk sediaan : Gel
Indikasi : Membunuh bakteri penyebab jerawat, mengurangi peradangan, serta
membersihkan pori-pori yang tersumbat. Benzolac juga diyakini bisa mempercepat
pertumbuhan sel kulit baru dan membantu menyamarkan bekas jerawat. Namun, hal
ini masih terus diteliti.
Dosis aturan pakai :
Untuk pasien dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun, oleskan gel yang
mengandung 2,5-5% benzoyl peroxide pada jerawat, 1-2 kali sehari
Efek samping :
- Kulit kering
- Kulit mengelupas
- Kulit berminyak
- Kemerahan dan sensasi terbakar pada kulit
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Diare

5. Salep 24
Nama zat aktif : Salycilic acid dan sulfur praecipitatum
Bentuk sediaan : salep
Indikasi : digunakan untuk mengatasi psoriasis, kutil, mata ikan dan kapalan.
Dosis aturan pakai : sesuai kebutuhan oleskan secukupnya pada bagian kulit yang
sakit
Efek samping :
- Iritasi, kering, atau nyeri pada kulit.
- Gatal-gatal.

Anda mungkin juga menyukai