Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PEMBUATAN SALEP DAN PASTA

Mata Kuliah : Farmakologi


Dosen : Shinta Dewi Permata Sari, S.Si M.Biomed
Disusun oleh:
Nama : Azka Dzikry Fuady
NIM : 2210015079

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2023
I. JUDUL PRAKTIKUM
Pembuatan salep dan pasta

II. TUJUAN PRAKTIKUM


 Mahasiswa mampu melakukan pembuatan salep dan pasta
 Mahasiswa mampu menghitung rumus penghitungan resep salep dan pasta

III. DASAR TEORI


Salep adalah sediaan setengah padat yang digunakan untuk pemakaian topical pada kulit
atau selaput lender. Ada 4 kelompok dasar salep yang digunakan sebagai pembawa: dasar salep
senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep
larut dalam air.
1. Dasar salep hidrokarbon, dikenal sebagai dasar salpe berlemak antara lain vaselin putih
dan salep putih. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit
dan bertindak sebagai pembalut penutup, terutama digunakan sebagai emolien dan sukar
dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
2. Dasar salep serap, dapat dibagi 2 kelompok. Dasar salep yang bercampur dengan air
membentuk emulsi air dalam minyak ( Parafin hidrofolik dan Lanolin anhidrat ). Dan
emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahin (
Lanolin ).
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, merupakan emulsi minyak dalam air antara
lain Salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “krim”. Dasar salep ini mudah dicuci dari kulit
atau dilap basah, sehingga dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini dapat
diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan
dermatologic.
4. Dasar salep larut dalam air, disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari
konstituen larut air. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”
Untuk pemilihan dasar salep tergantung pada khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat
yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Salep dipakai
untuk dermatosis yang kering dan tebal ( proses kronik ), termasuk likenifikasi, hyperkeratosis.
Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena tidak dapat melekat.
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta merupakan campuran salep dan bedak, sehingga
komponen pasta terdiri dari bahan salep misalnya vaselin dan bahan beedak seperti talcum,
oxydum zincicum. Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini
cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum; dan mempunyai daya penetrasi dan daya
maserasi lebih rendah dari salep. Oleh karena itu pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung
membentuk kerak, menggelembung atau mengeluarkan cairan.
IV. PEMBUATAN SALEP DAN PEMBAHASAN

A. CARA MERACIK SALEP


1. Bahan obat yang larut dalam dasar salep, dilarutkan di dalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
2. Bahan obat yang larut dalam air, dilarutkan di dalamnya. Dengan catatan air yang digunakan dapat
diserap oleh dasar salep.
3. Bahan obat yang sukar larut dalam dasar salep, digerus halus dan dicampur dengan dasar salep.
4. Salep yang dibuat dengan cara melebur dasar salep, harus digerus sampai dingin

B. MENGERJAKAN BAHAN OBAT DALAM SALEP


1. Bahan obat yang larut dalam air, harus dilarutkan dulu dalam air seperti Ureum, baru kemudian
dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air.
2. Bahan obat yang larut dalam Etanol 95%, harus dilarutkan terlebih dahulu dalam Etanol 95% seperti
Asam Salisilat, Asam Benzoat, Menthol, Kamfer, Resorcinol dll, baru kemudian ditambah basis
salep.
3. Bahan obat yang harus ditambahkan terakhir karena mudah rusak bila diaduk terlalu lama seperti
Ichtammolum, Balsam Peru
4. Bahan obat mudah menguap dimasukkan teakhir, karena bila dimasukkan sejak awal lebih banyak
yang menguap contoh: Liquor Carbonates Detergent, minyak menguap seperti Oleum Rosae,
Minyak Cayuputih, Minyak Mentahe piperitae.
5. Untuk bahan lain yang tidak mempunyai sifat tersebut diatas, seperti Chloramphenicol,
Hidrocortison, Mikonazol, Sulfur, Zinc Oxyd, dihaluskan terlebih dahulu baru kemudian dicampur
dengan basis salep.

C. BATAS KESALAHAN SALEP


Batas kesalahan salep dihitung dengan membandingkan :

*Hasilnya tidak boleh >5%


D. ALAT
 Timbangan analitik
 Sudip
 Batang pengaduk
 Botol timbang
 Beaker glass
 Pot/wadah menyimpan salep/pasta

E. RESEP SALEP 2

Perhitungan bahan :
 Jumlah seluruh obat dalam resep = 100%
 Vaselin 10 gr = 100%-(2%+2%) = 96%
 Benzoic acid = 2%/96% x 10gr = 0,2 gr
 Salicylic acid = 2%/96% x 10gr = 0,2 gr

Penimbangan bahan :
 Benzoic acid = 0,2 gr
 Salicylic acid = 0,2 gr
 Vaselin = 10 gr
Berat keseluruhan salep yang seharusnya = 10,4 gr.
Batas kesalahan : (10,4-10,2)/10,4 x 100% = 2,9%, berhasil karena <5%

Dokumentasi

1.

2.

3. Pencairan vaselin
4. Pengadukan semua bahan

5. Hasil akhir
IV. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, jika saat penimbangan
melakukannya lebih teliti dan sesuai data, makan akan dihasilkan berat akhir yang mendekati dengan berat
yang seharusnya atau dapat dibilang tidak melebihi batas kesalahan maksimal.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. https://eprints.uny.ac.id/64616/4/4.%20BAB%20II.pdf
2. Yanhendri SW. Berbagai bentuk sediaan topikal dalam dermatologi. Cermin Dunia Kedokteran.
2012;194(39):6.
3. https://ejournal.poltekgal.ac.id
4. Farmakope Indonesia edisi VI 2020. https://farmalkes.kemkes.go.id/2020/11/farmakopeindonesia-
edisi-vi/
5. Penuntun praktikum

Anda mungkin juga menyukai