Anda di halaman 1dari 6

I.

SKENARIO

Seorang anak perempuan berusia 14 tahun diantar ibunya ke UGD di Rumah


Sakit Melania Bogor, dengan keluhan buang air besar sebanyak 5-7x per hari selama
2 hari. Buang air besar dengan konsistensi cair bercampur dengan lender dan tidak
disertai darah. Pasien mengaku awalnya pasien hanya merasa melilit seperti sakit
perut, tetapi hal ini terus berlanjut selama 2 hari hingga pasien merasa lemas.
Keluhan mual dirasakan oleh pasien dan muntah 1x sejak 2 hari dengan isi air dan
makanan yang sebelumnya dimakan. Nafsu makan pasien menjadi menurun. Keluhan
demam disangkal. Pasien mengaku memakan telur gulung dengan saus di depan
sekolahnya dan tidak lama kemudian pasien langsung mengalami diare. Pasien juga
mengaku jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Pasien di diagnosis
mengalami diare akut. Kemudian dokter memberikan terapi ORS dan Bismuth
Hydroxide Gel untuk mengatasi nya.

II. PERTANYAAN KLINIS:


Apakah kombinasi Gel Bismut Hidroksi dan ORS lebih efektif menurunkan frekuensi
BAB dibandingkan ORS dalam mengatasi diare akut pada anak-anak?

III. KOMPONEN PICO:


Patient/Problem : Anak berusia 12 tahun dengan diare akut
Intervention/Indicator : Kombinasi ORS dan Bismuth Hydroxide Gel
Comparison/Control : ORS
Objective/Outcome : Efektivitas terapi menurunkan frekuensi BAB dalam
mengatasi diare akut pada anak.

IV. KATA KUNCI:


Acute diarrhea AND Children AND Bismuth AND Oral Rehydration

V. PEMILIHAN SITUS:
Ebscohost

VI. LIMITASI:
2015-2019

VII. HASIL PENCARIAN:


11 artikel

VIII. ARTIKEL TERKAIT


1. Recommendation For The Diagnosis and Management of Pediatric Acute
Gastroenteritis in Israel – Update 2017
2. Antidiarrheal Drug Therapy
3. Small Intestinal Infections
4. Management of Diarrhea – Changging Trends in Last 50 Years
5. Management of Acute Diarrheal Illness During Deployment: A Deploment
Health Guideline and Expert Panel Report
6. Diagnosis and Management of Foodborne ilness
7. Role of Honey in Topical and Systemic Bacterial Infections
8. The older Traveller
9. Pathogen-Induced Secretory Diarrhea and Its Prevention
10. Traveler’s Diarrhea: A Clinical Review

IX. ARTIKEL YANG DIPILIH:


Acute Diarrhoea in Children: Determination of Duration Using a Combined Bismuth
Hydroxide Gel and Oral Rehydration Solution Therapy vs. Oral Rehydration Solution

X. REVIEW JURNAL
CRITICAL APPRAISAL

A. VALIDITY
1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok dan teknik
randomisasi yang digunakan.
Ya, penelitian ini menggunakan teknik randomisasi. Terdapat kata randomised
pada bagian metode paragraf.
(Metode: Paragraf 1)

2. Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan penyertaan semua pasien


dalam pembuatan kesimpulan.
A. Mengidentifikasi lengkap tidak nya follow up
Ya, dilakukan adanya follow up pada pasien. Jumlah total pasien yang akan di
teliti sama seperti jumlah total pasien pada tabel clinical characteristics
sebanyak 63 pasien. Karena kelengkapan pasien yang akan diteliti dengan
sesudah diteliti harus berjumlah ≥80%.
(Result: Paragraf 3)

B. Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok randomisasi


semula.
Ya, adanya analisis pada kelompok randomisasi
(Metode: Paragraf 9)
3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi dan peneliti.
Ya, ada metode blinding pada pasien. Terdapat kalimat double-blind, yang berarti
bahwa pada penelitian ini pasien dan dokter tidak mengetahui treatment apa yang
diberikan kepada pasien.
(Metode: Paragraf 1)

4. Menentukan ada atau tidaknya persamaan pada kedua kelompok di awal


penelitian.
Ya, ada persamaan pada kedua kelompok diawal penelitian. Nilai p pada seluruh
karakteristik penelitian ini adalah p>0,05 yang berarti bahwa tidak berbeda
bermakna secara statistiknya.
5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok
selain perlakuan eksperimen.
Ya, perlakuan yang diberikan sama pada kedua kelompok eksperimen.
(Metode: Paragraf 12)

B. IMPORTANCE
6. Menentukan besar efek terapi (CER, EER, RR, RRR, ARR, ARI, NTT)
(Pengaruh ke muntah setelah 5 hari terapi)

Tidak Muntah Muntah Jumlah


CBHG+ORS 29 0 29
ORS 33 1 34
Jumlah 62 1 63

• Experimental Event Rate (EER)= 0/(29+0) = 0/29 = 0


Artinya, Kejadian muntah pada pasien kelompok eksperimen setelah 5 hari
terapi dengan kombinasi adalah 0 %
• Control Event Rate (CER) = 1/(33+1) = 1/34 = 0,029
Artinya, Kejadian muntah pada pasien kelompok Kontrol setelah 5 hari terapi
dengan ORS adalah 2,9 %
• Relative Risk (RR) = EER / CER = 0/0,029 = 0
Artinya, perbandingan antarara laju insiden terjadinya muntah yang muncul
dalam kelompok kombinasi dan dalam kelompok ORS adalah 0 %
• Relative risk reduction (RRR) = (|CER-EER|/CER) = (|0,029-0|/0,029) = 1
Artinya, pemberian obat kombinasi dapat menurunkan resiko muntah sebanyak
100% dibandingkan dengan obat ORS.
• Absolute risk reduction (ARR) = (|CER−EER|) = 0,029 – 0 = 0,029
Artinya, selisih kegagalan pemberian obat kombinasi dengan ORS sebesar
2,9%
• Number Needed to Treat (NNT) = 1 / ARR = (1/0,029) = 34,4
Artinya, untuk mendapatkan pasien yang tidak muntah maka diperlukan 35
pasien yang harus diobati.
7. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95% CI)
95% confidence interval (CI) ARR
!"#$(!!!"#) !!"#(!!!!")
95% CI = ARR ± 1,96 ! !"#$%"&
+ ! !"#

!,!"#!(!!!,!"#) !!(!!!)
95% CI = 0,029 ± 1,96 !"
+ !"
!,!"# !
95% CI = 0,029 ± 1,96 !"
+ !"
!,!"#!!"
95% CI = 0,029 ± 1,96 !"#
!",!"#
95% CI = 0,029 ± 1,96 !"#

95% CI = 0,029 ± 1,96 0,035


95% CI = 0,029 ± 1,96 0,187
95% CI = 0,029 ± 0,367
95% CI = -0,338 – 0,396
Artinya, efek terapi kombinasi ini salah satu sisi mengurangi resiko terjadinya
muntah terhadap 40 orang tetapi dapat menambah resiko terjadinya muntah
tehadap 34 orang.

C. APPLICABILITY
8. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spektrum pasien dan
setting)
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pasien ini, karena adanya kesamaan
pada karakteristik.
(Metode: Paragraf 3)

9. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien


KEUNTUNGAN
(Conclusions: Paragraf 1)

Anda mungkin juga menyukai