Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI APOTEK ADEVA FARMA PADANG
( 20 MARET – 15 APRIL 2023 )

DISUSUN OLEH :
ZAKYYATUL UMI
21074052
XI FARMASI 1

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI


SMK KESEHATAN GEMA NUSANTARA SUMBAR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Industri yang disusun oleh :


Nama : Zakyyatul Umi
Tempat, Tgl Lahir : Lubuk Basung, 25 September 2005
Jenis Kelamin : Perempuan
NIS : 21074052
Program Keahlian : Farmasi
Tanggal Pelaksanaan : 20 Maret 2023 – 15 April 2023
Judul Laporan : Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Di Apotekn Adeva Farma

Telah disetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Apt.Fathya Intan Lestari,S.Farm. Conny Adeva Putri, S.ST. S.Kes

Mengetahui,
Ketua Jurusan

Tania Putri Sitepu, S.Farm

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Di Apotek Adeva Farma

Yang disusun oleh :


Niken Agnesia Ferona
21074033

Telah dipresentasikan kepada penguji pada tanggal 12- Mei-2023

Telah disahkan,
Penguji II Penguji I

Hellen Hafsahnur,SKM. Nama Penguji

Mengetahui,
Kepala SMK Kesehatan Genus Sumbar

Rina, S.Si., M.M


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismilahirahmanirrahim segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahansehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin),
serta dapat menyelesaikan Laporan Prakerin bidang Aptek di Apotek Adeva Farma dengan
lancar dan tanpa adanya halangan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada berbagai belah pihak yang
telah memberikan bantuan materi dan non-materi. Penulis menyadari dalam menyusun
laporan ini banyak mendapat dukungan, bimbingan bantuan dan kemudahan dari berbagai
pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Dengan setulus hati, penulis menyampaikan
ucap terimakasih kepada :
1. Ibu Rina, S.Si., M.M selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Gema Nusantara
Sumatera Barat.
2. Ibu Indah Kumala Sari, M.Pd.E, Gr selaku Wakil Kurikulum SMK Kesehatan Gema
Nusantara Sumatera Barat.
3. Bapak Rahmadani, S.pd selaku Wakil Kesiswaan SMK Kesehatan Gema Nusantara
Sumatera Barat.
4. Ibu Tania Putri Sitepu, S.fram selaku Ketua Jurusan Farmasi SMK Kesehatan Gema
Nusantara Sumatera Barat.
5. Ibuk nnnnn selaku Pembimbing dalam Prakerin dibidang Apotek.
6. Penguji 1
7. Pihak Apotek yang memfasilitasi dalam kegiatan Praktik Kerja Industri dan seluruh
pegawai Apotek adeva Farma yang membantu dalam melancarkan kegiatan Prakerin.
8. Bapak Ibu guru, beserta Staf SMK Kesehatan Gema Nusantara Sumatera Barat.
9. Orang tua yang memberikan dukungan secara mental dan materi.
10. Saudara serta teman-teman yang memberikan dukungan selama Prakerin.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu segala nasehat,
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membaca laporan ini. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Padang, Maret 2023


Penyusun

Zakyyatul Umi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin).......................................................
C. Kopetensi Yang Didapat................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................
A. Pengertian Apotek..........................................................................................
B. Tugas Dan Fungsi Apotek..............................................................................
C. Landasan Hukum Apotek...............................................................................
D. Pengelolaan Apotek.......................................................................................
E. Jenis Dan Klasifikasi Apotek.........................................................................
F. Penggolongan Obat........................................................................................
1. Penggolongan Narkotika....................................................................
2. Penggolongan Psikotropika................................................................
G. Penggolongan Obat High Alert Dan LASA...................................................
1. Defenisi Obat High Alert...................................................................
2. Defenisi Obat LASA..........................................................................
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN...................................................................
A. Pelaksanaan Prakerin.....................................................................................
B. Sejarah Apotek...............................................................................................
C. Struktur Organisasi Apotek............................................................................
D. Waktu Pelaksanaan Prakerin..........................................................................
E. Kegiatan.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) atau bisa juga disebut dengan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) merupakan program yang dilaksanakan dengan tujuan untuk bisa melatih
kemampuan siswa dalam dunia industri. Pelaksanaan Prakerin dilakukan agar siswa bisa
memahami dan mengukur seberapa jauh kompetensi keahlian yang dimilikinya. Selain itu,
PKL membantusiswa untuk bisa mendapatkan bekal dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
Saat sudah memasuki dunia kerja, siswa diharapkan bisa untuk bersaing secara sehat dalam
dunia industri maupun usaha. Prakerin diberikan agar siswa secara teknis mendapatkan
wawasan yang lebih luas dan fleksibel, terutama dalam bidang teknologi dan ilmu
pengetahuan. ADVERTISEMENT Di sisi lain, Prakerin bisa membantu meningkatkan
kualitas dan mutu SMK agar siswa dapat mengimplementasikan secara langsung materi yang
didapatkan di bangku sekolah.
Pada dasarnya Prakitk Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu model penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi antara kegiatan belajar siswa di
sekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan
kerja.
Metode tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatkan mutu lulusan dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) guna mencapai relevansi antara lulusan SMK dan pendidikan
dengan kebutuhan tenaga kerja di Dunia Usaha dan Industri.
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin diharapkan siswa dapat meningkatkan keahlian
dan keterampilannya, sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Selain itu siswa juga
dapat memiliki etos kerja, kemampuan kerja, inovasi, inisiatif, kreatif, berkualitas serta
mampu bersaing di dunia kerja.

B. Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di Apotek Adeva Farma yang
bertujuan untuk :
1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang membentuk
kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2. Mengenal kegiatan–kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat secara
menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi teknis maupun sosial budaya.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan lapangan kerja yang nyata
dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi,
Rumah Sakit, Puskesmas, PBF, Gudang Farmasi, Apotek, dan Penyuluhan Alat
Kesehatan kepada masyarakat.
4. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja yang
professional.
C. Kopetensi Yang Didapat
Adapun kopetensi yang didapat antara lain :
1. Dapat lebih mengenal, mengetahui, dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan
dunia kerja.
2. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi siswa yang
bersangkutan apabila telah menyelesaikan sekolahnya, sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan dunia kerja.
3. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
4. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa
sekolah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
5. Mengetahui strategi pengadaan, pengelolaan obat, dan pelayanan pembekalan
farmasi.
6. Dapat berkomunikasi langsung dengan pasien/pembeli.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Apotek

Berdasarkan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 mengatakan apotek adalah sarana


pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
dalam bidang farmasi adalah pelayanan langsung, bertanggung jawab bagi pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi bertujuan mencapai hasil yang baik untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien (Permenkes RI, 2016).

Menurut Permenkes RI No. 9 Tahun 2017, tentang apotek, pelaksanaan pelayanan


kefarmasian dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian atau TTK. Pelayanan kefarmasian meliputi pelayanan resep, sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Menurut Permenkes No. 9 tahun 2017, apotek
dapat bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS.
Fungsi apotek terkait BPJS JKN adalah memberikan pelayanan obat PRB yang diberikan
kepada peserta PRB untuk kebutuhan maksimal setiap 30 (tiga puluh) hari setiap kali
peresepan (BPJS kesehatan, 2014).

B. Tugas Dan Fungsi Apotek


Tugas dan fungsi apotek Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek
adalah:
1) Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker.
2) Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3) Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan farmasi,
antara lain obat, bahn baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
4) Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau 5 penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat, dan obat tradisional (Bogadenta A, 2013).
C. Landasan Hukum Apotek
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki beberapa
landasan hukum antara lain :
1) Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
2) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
3) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang
registrasi Tenaga Kesehatan.
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
7) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
8) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
9) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika.
10) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika dan
precursor farmasi.
11) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
12) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2016 tentang
perubahan Menteri Kesehatan Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang
Registrasi Izin Praktek dan Izin Tenaga Kefarmasian.
13) Undang- Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
14) Perka BPOM No. 7 Tahun 2016 tentang pengelolaan Obat-Obat Tertentu (OOT).
D. Pengelolaan Apotek
Pengelolaan Apotek menurut Pasal 10 Permenkes 922/1993,
Pengelolaan Apotik meliputi:
1) Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk pencampuran, penyimpanan
dan penyerahan obat atau bahan obat.
2) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3) Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
E. Jenis Dan Klasifikasi Apotek
Menurut manajemenya ada tiga klasifikasi Apotek yaitu :
1) Apotek Mandiri
Apotek mandiri adalah Apotek yang Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus
merupakan pemilik sarana Apotek tersebut, dan memiliki ciri khasnya sendiri.
2) Apotek PSA (pemilik sarana apotek)
Apotek PSA (Pemilik Sarana Apotek) pemilik modal yang terdiri dari bangunan,
perlengkapan Apotek, dan perbekalan Kesehatan di bidang farmasi.
3) Apotek Jaringan
Apotek Jaringan adalah Apotek dimana segala sesuatunya terikat dengan suatu system
kinerja, Visi, Misi, dan tujuan yang sama serta mempunyai suatu ciri khas yang
menunjukan identitas jaringannya.

F. Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat narkotika. Penggolongan obat ini
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/per/1993.
Penggolongan obat ini terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang bisa dibeli bebas di apotek, toko obat, bahkan diwarung.
Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas adalah
paracetamol, antasida dan contoh obat batuk hitam. Penandaan obat bebas diatur berdasarkan
SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1993 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat
bebas terbatas.

Gambar 1. Logo Obat Bebas


2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas atau yang termasuk kedalam golongan “W” menurut bahasa
Belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Obat ini ditandai dengan
lingkaran biru berbaris tepi hitam. Contoh obat bebas terbatas adalah paratusin, proris, dan
ctm. Obat-obatan yang termasuk kedalam daftar obat “W” atau obat bebas terbatas adalah
obat keras yang diserahkan kepada konsumen apabila memakai resep dokter, dalam
penyerahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Obat tersebut hanya dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau pembuatannya.
2) Pada penyerahan oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan yang tercetak sesuai contoh tanda peringatan tersebut berwarna hitam,
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm sebagai berikut :

Gambar 2. Logo Peringatan Obat Bebas Terbatas

Gambar 3. Logo Obat Bebas Terbatas


3. Obat Keras
Obat keras disebut juga dengan obat daftar “G” dalam bahasa Belanda “G” singkatan
dari “Gevaarlijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat keras adalah obat yang diapotik
dan hanya diberikan dengan resep dokter. Penandaannya adalah lingkaran bewarna merah
dengan garis tepi bewarna hitam dan terdapat huruf K yang menyentuhgaris tepi. Contoh obat
keras adalah amoxicillin, dexamethason dan ambroxol.

Gambar 4. Logo Obat Keras


4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, yang dimaksud dengan narkotika adalah
zat atau bahan obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan kesadaran,hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilang rasa
nyeri dan dapat menimbukan ketergantungan. Penandaan obat narkotika yaitu palang mandali
merah. Obat narkotika dibagi menjadi 3 golongan:
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya digunakan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak
di gunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan contoh obat narkotik golongan II adalah pethidine.
c. Narkotik Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan yang
banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi
ringanmenimbulkan ketergantungn, contoh obat narkotika golongan III adalah codein.

Gambar 5. Logo Obat Narkotika

5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang dimaksud dengan
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bahkan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Penandaan obat
psikotropika hampir sama dengan penandaan obat keras yaitu lingkaran merah bergaris putih
hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Psikotropika terbagi menjadi 4 golongan:

a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan I adalah
lisergida dan meskalina.
b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah yang berkhasiat untuk pengobatan dan digunakan
dalam terapi atau tujuan pengetahuan serta mempunyai potensi kuat untuk menimbulkan
sindrom ketergantuan. Contoh psikotropika golongan II adalah amfetamin.
c. Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
digunakan dalam terapi atau tujuan pengetahuan serta mempunyai potensi sedang untuk
menimbulkan sindrom ketergantungan. Contoh psikotropik golongan III adalah Amobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
digunakan dalam terapi atau tujuan pengetahuan serta mempunyai potensi rendah uantuk
sindrom ketergantungan. Contoh psikotropika Golongan IV adalah Allobarbital.

Gambar 6. Logo Obat Psikotropika

6. Obat Wajib Apotek


Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pasien diapotek
tanpa resep dokter, tetapi harus diserahkan langsung oleh apoteker kepada pasien disertai
informasi lengkap tentang penggunaan obat. Contoh obat wajib apotek adalah asam
mefenamat, lidokain, omeprazole. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.347/Menkes/SK/VII/1990 menyatakan bahwa:
1) Obat wajib apotek boleh diserahkan tanpa resep dokter.
2) Peringatan peran apoteker diapotek dalam pelayanan Komunikasi Informasi
Edukatif (KIE).
3) Peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk swamedikasi.
Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) terbagi menjadi 3 daftar, yaitu:
1) DOWA No.1 berdasarkan Kepmenkes RI No. 347 tahun 1990
a. Obat kontrasepsi: linesterol (etinil estradiol) dan dogestrel.
b. Obat saluran cerna : antasida
c. Obat alergi: hidrokortison dan betamethason.
2) DOWA No. 2 berdasarkan permenkes RI No. 924 tahun 1993
a. Dexamethason
b. Omeprazole
c. Albendazo
3) DOWA No. 3 berdasarkan Kepmenkes RI No. 1176 tahun 1999
a. Allopurinol
b. Diklofenak Natrium
c. Ranitidin.
8. Obat Herbal
Obat Herbal adalah obat atau bahan obat yang berasal dari alam baik dari hewan,
mineral ataupun dari tumbuhan. Berdasarkan Keputusan Kepala Pengawasan Badan
Pengawas Obat dan MAkanan Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.2411 Tentang
Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Obat Herbal
dikelompokkan Menjadi:
a. Jamu
Jamu adalah Obat Herbal yang khasiatnya atau kegunaannya tidak teruji Klinis
ataupun Praklinis, melainkan hanya secara turun temurun. Contohnya adalah: Kuku Bima,
Pegal linu, Tolak Angin, dan Antangin Jahe Merah[10].

Gambar 7. Logo Obat Herbal Jamu


b. Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar adalah Obat Herbal yang sudah dibuktikan mutu, keamanan
dan manfaatnya secara ilmiah serta menggunakan bahan baku yang telah memnuhi standar
dan telah dilakukan uji Praklinik. Contohnya adalah Antangin JRG, OB Herbal,Mastin,
Lelap, dan Diapet.
Gambar 8. Logo Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat herbal yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya Serta
telah melalui pengujian pada manusia untuk mengetahui atau memastikan efek, keamanan
dan manfaat klinik untuk pencegahan penyakit, atau pengobatan penyakit. Contohnya adalah
Stimun,tensugard, X-gra, Nodiar, dan Inclain.

Gambar 9. Logo Obat Fitofarmaka


BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

A. Waktu dan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Industri


Pelaksanaan Praktik Kerja Industri untuk program studi farmasi dilaksanakan pada 20
Maret-15 April 2023 di Apotek Adeva Farma, Padang.
1. Alamat : Jl. Empat Lima, Balai Gadang, Kec. Koto Tangah, Padang, Sumbar
2. Waktu Praktik Kerja Lapangan
Tanggal pelaksanaan PKL : 20 Maret-15 April 2023
Hari pelaksanaan PKL : Selama 6 hari dalam Seminggu
Waktu pelaksanaan : Shift Pagi 09.00-15.00 WIB
: Shift Sore 15.00-21.00WIB
B. Kompetensi Yang Diperoleh
a. Memahami penggunaan, khasiat efek samping obat.
b. Melakukan administrasi dokumen-dokumen sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan.
c. Mengetahui dan membantu pengelolaan serta pengelompokkan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan.
d. Mengetahui fungsi dan sistem dan macam-macam distribusi sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan.
e. Menulis copy resep.
f. Membuat sediaan obat guna keperluan di apotik.
g. Menyiapkan keperluaan sediaan non steril di rumah sakit.
h. Mencatat kebutuhan, memesan, menerima serta menyimpan sediaan farmasi dan
perbekalan farmasi.
i. Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan kesehatan.
j. Memberikan pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas dan perbekalan kesehatan.
k. Melakukan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi.
l. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi.
m. Melakukan distribusi sediaan farmasi dan perbekalan farmasi.
n. Berkomunikasi dengan orang lain.
C. Kegiatan Prakerin
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilaksanakan di (tempat Prakerin) dengan rentang
waktu.
Paraf
No Hari/tanggal Kegiatan Pemb. Pemb.
Lapangan Akademik
1. Senin, a.) Melakukan serah terima di
20 maret 2023 Apotek Adeva Farma.
b.) Memperhatikan kakak yang
sedang melayani pasien.
2. Selasa, 21 – a) Mengambilkan salah satu obat
26 Maret yang diminta pasien sesuai
2022 penyakit yang di deritanya, Salah
satu contohnya obat batuk herbal
yaitu : Komix Herbal yang
memiliki khasiat untuk membantu
meredakan batuk kering maupun
batuk berdahak.
3. 27 Maret – a. Mengisi stok obat yang kosong
02 April 2022 seperti : Paracetamol,
Dexametasone, Metformin
b. Menyusun barang seperti : Hot
In Cream. Hot In Cream ini banyak
sekali jenisnya salah satunya
adalah varian Aroma Terapi yang
dapat membantu meringankan
pegal-pegal, nyeri sendi, dan nyeri
otot.
4 03 April-09 a. Mencatat setiap apa yang
April 2023 dibeli oleh pembeli pada buku
kas Apotek.
b. Salah satu salep yang ada di
Apotek seperti Benzolac Salaf
yaitu suatu gel yang
mengandung Benzoil Peroksida
2,5%, yang digunakan untuk
pengobatan jerawat. Yang
memiliki efek samping :
1) Kulit kering
2) Pengelupasan pada kulit
3) Iritasi
5 10 April-15
April 2023
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Handayani, maka
saya dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Apotek Handayani menjual obat bebas dan obat terbatas. Selain itu, melayani resep
dokter yang mengandung psikotropika.
2. Bekerja sebagai tenaga farmasi bukan saja dalam meracik obat, tetapi juga harus
mengetahui cara pelayanan dan penyerahan obat kepada pasien.
3. Dalam mengerjakan resep dan penyerahan obat kepada pasien, siswa membutuhkan
keterampilan, ketelitian, keramahan, kesopanan dan kesabaran.
4. Apotek Handayani telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam upaya pelayanan
kesehatan masyarakat.
5. Adanya kerjasama yang baik antara apoteker, tenaga teknis kefarmasian, dan tenaga
kesehatan lainnya dalam penyelenggaraan resep dan pemberian informasi dibidang
farmasi kepada masyarakat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan
merugikan masyarakat.
B. Saran
1) Sebaiknya lebih teliti dan cermat lagi dalam memperkirakan stok obat agar tidak ada
terjadinya kekosongan sediaan farmasi di apotek sebelum di lakukannya pemesanan.
2) Perlu diadakannya peningkatan dalam kelengkapan sediaan farmasi.
3) Perlu adanya karyawan untuk membantu di Apotek.
LAMPIRAN

Gambar 10. Etalase samping Apotek

Anda mungkin juga menyukai