Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Nasional
Disusun oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
WASITO,M.Pd
ii
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa,
Praktek Kerja Lapangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
peran, tugas, dan fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Rumah Sakit
sehingga dapat memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam
memahami tugas dan fungsinya sebagai calon Asisten Apoteker. Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan tulus kepada:
31 April 2019
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 1
1.3 Manfaat............................................................................................. 2
BAB II URAIAN UMUM ................................................................................. 3
2.1 Rumah Sakit ...................................................................................... 3
2.1.1 Definisi Rumah Sakit ...................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit ................................................. 3
2.1.3 Rumah Sakit TK II Ridwan Meuraksa ............................ 5
2.1.4 Visi Misi RS Ridwan Meuraksa ..................................... 8
2.1.5 Moto, Falsafah, Tujuan dan Nilai - Nilai
RS Ridwan Meuraksa ...................................................... 9
2.1.6 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................ 11
2.2 Struktur Organisasi ............................................................................ 11
2.2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit......................................11
2.2.2 Struktur Organisasi IIFRS .............................................. 15
2.2.3 Struktur Organisasi IFRS Ridwan Meuraksa................... 15
2.3 Tugas dan Tanggung Jawab .............................................................. 17
2.3.1 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ....................................... 17
2.3.2 Tugas dan fungsi IFRS .................................................... 18
2.3.3 Tujuan IFRS .................................................................... 18
2.3.4 Kebijakan Umum IFRS Ridwan Meuraksa...................... 19
2.3.5 Tanggung Jawab IFRS...................................................... 21
2.4 Pengelolaan perbekalan farmasi........................................................ 21
2.5 Sistem distribusi obat ........................................................................ 28
2.6 Mutu Pelayanan ................................................................................. 29
iv
2.6.1 Mutu pelayanan kesehatan ............................................. 29
2.6.2 Mutu pelayanan farmasi ................................................. 30
2.7 Gudang farmasi................................................................................. 33
2.8 Obat .................................................................................................. 33
2.9 Sediaaan Puyer.................................................................................. 35
2.10 Sediaan Kapsul ............................................................................... 36
BAB III URAIAN KHUSUS............................................................................ 39
3.1 Pengelolaan Rumah Sakit Ridwan Meuraksa.................................. 39
3.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Ridwan
Meuraksa........................................................................................... 40
3.3 Pendistribusian obat di Rumah Sakit Ridwan Meuraksa.................. 42
3.4 Tindakan Apabila Terjadi Kekosongan Obat di RS. Ridwan
Meuraksa........................................................................................... 43
3.5 Peracikan Obat di RS Ridwan Meuraksa.......................................... 45
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 46
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................... 46
4.2 Pembahsan ...................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 48
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 48
5.2 Saran ............................................................................................... 48
LAMPIRAN
DaAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktek kerja lapangan ini bertujuan:
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di
Rumah Sakit TK. II Ridwan Meuraksa.
b. Untuk mengetahui peranan asisten apoteker di Rumah Sakit TK. II
Ridwan Meuraksa.
c. Agar peserta didik mampu memahami, memantapkan, dan
mengembangkan pelajaran yang diperoleh di sekolah dan diterapkan
di lapangan kerja.
1
2
3
4
Unsur pelayanan medis meliputi rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat.
3. Unsur Keperawatan
Unsur keperawatan merupakan unsur organisasi di bidang
pelayanan keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepala kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit. Unsur
keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang,
atau manajer. Unsur keperawatan bertugas melaksanakan pelayanan
13
6. Komite Medis
Komite Medis merupakan unsur organisasi yang mempunyai
tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola klinis yang baik (good
clinical government). Komite medis dibentuk oleh dan bertanggung
jawab kepada kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit. Komite
medis bertugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja
di rumah sakit dengan cara:
1. Memelihara mutu profesi staf medis.
2. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
15
Unsur organisasi rumah sakit selain kepala rumah sakit atau direktur
rumah sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit
kerja, komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja
rumah sakit.
2.4.1. Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan
yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial,
standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
2.4.2. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran,
untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang
dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah
ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi
dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Pedoman
perencanaan berdasarkan DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi
rumah sakit, ketentuan setempat yang berlaku, data catatan medik, anggaran
yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan,data
pemakaian periode yang lalu, dan rencana pengembangan.
2.4.3.Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian secara tender (oleh panitia
pembelian barang farmasi) dan secara langsung dari pabrik, distributor,
pedagang besar farmasi, atau rekanan, melalui produksi atau pembuatan
sediaan farmasi (produksi steril dan produksi non steril), dan melalui
sumbangan, droping atau hibah.
2.4.4. Produksi
Merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan
kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan
23
2.4.5. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung,
tender, konsinasi atau sumbangan. Pedoman dalam penerimaan perbekalan
farmasi yaitu pabrik harus mempunyai sertifikat analisa, barang harus
bersumber dari distributor utama, harus mempunyai material safety data
sheet (MSDS), khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai certificate of
origin, dan expire date minimal 2 tahun.
2.4.6. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan
kestabilannya, mudah tidaknya meledak atau terbakar, dan tahan atau
tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
2.4.7. Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap
dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi
24
2.4.8. Pengendalin
Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/
kekosongan obat di unit-unit pelayanan.
Tujuan pengendalian yaitu agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan (Depkes RI,2008)
Kegiatan pengendalian mencakup:
a. Memperkirakan atau menghitung pemakaian rata-rata periode
tertentu. Jumlah stok ini disebut stok kerja.
b. Menentukan stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan atau kekosongan.
c. Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan
dari mulai pemesanan sampai obat diterima (Depkes RI,2008)
2.4.9. Penghapusan atau Pemusnahan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak
memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan
farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku.
Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun
mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar (Depkes
RI,2008).
25
Fungsi:
a. Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan
farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, atau
kadaluwarsa),
b. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data
mutasi 1(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal dari1
(satu) sumber anggaran,
c. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan,
perencanaan pengadaan distribusi dan sebagai pembanding
terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi dalam tempat
penyimpanan (Depkes RI,2008).
Tujuan:
b. Pelaksanaan, yaitu;
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja),
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian,
3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu;
a. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target
yang ditetapkan.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah
memuaskan.
Untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkan
diperlukan indikator, suatu alat atau tolak ukur yang menunjukkan
pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Indikator dibedakan menjadi:
a. Indikator persyaratan minimal yaitu indikator yang digunakan
untuk mengukur terpenuhi tidaknya standar masukkan, proses,
dan lingkungan.
b. Indikator penampilan minimal yaitu indikator yang ditetapkan
untuk mengukur tercapai tidaknya standar penampilan minimal
pelayanan yang diselenggarakan.
Pelaksanaan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian dilakukan
melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang harus dapat dilaksanakan
oleh instalasi farmasi sendiri atau dilakukan oleh tim audit internal.
Monitoring dan evaluasi merupakan suatu pengamatan dan penilaian
secara terencana, sistematis dan terorganisir sebagai umpan balik
perbaikan sistem dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
Menitoring dan evaluasi harus dilaksanakan terhadap seluruh proses
tatakelola sedian farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai ketentuan yang berlakuseperti tertera pada gambar diatas, pemasok
adalah IRFS. Sedangkan konsumen adalah pasien, dokter, perawat,
profesional kesehatan lain dan masyarakat rumah sakit pada titik temu
terjadi komuniksi antara konsumen dan pemasok untuk mengidentifikasi
32
2.7.Gudang Farmasi
Gudang farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan
dan perbekalan lainnya. Kedudukan gudang farmasi sebagai unit pelaksana
33
teknis dalam lingkungan Depkes yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung pada Ka. Dinas Kesehatan.
2.8.Obat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk
merawat penyakit, meredakan atau menghilangkan gejala, atau mengubah
proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan fisik dan psikis pada manusia atau hewan.
Selain pengertian obat secara umum di atas, arti obat secara khusus.
Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus:
1. Obat Baru
Yang dimaksud dengan obat baru adalah obat berisi zat (berkhasiat
atau tidak berkhasiat), contohnya pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau
komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui
manfaat/khasiat dan kegunaan apa yang diberikan.
2. Obat Esensial
Definisi obat esensial yakni obat yang dibutuhkan untuk layanan
kesehatan masyarakat yang kerap digunakan yang tercantum dalam daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN) oleh Menteri Kesehatan RI.
3. Obat Generik
Obat generik adalah obat yang ditetapkan oleh FI dan memiliki
nama resmi serta berkhasiat yang dikandungnya.
4. Obat Jadi
Maksud dari obat Jadi adalah obat dengan keadaan murni atau
campuran berbentuk kapsul, pil, tablet, salep, cairan, supositoria, serbuk
atau bentuk lainnya ysesuai dengan ketetapan FI atau pemerintah.
34
5. Obat Paten
Pengertian Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual
dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
6. Obat Asli
Definisi Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-
bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
7. Obat Tradisional
Maksud Obat Tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam,
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
a. Psikotropika
Maksud dari jenis obat psikotropika yaitu obat yang bekerja dalam
mempengaruhi proses mental, meransang atau menenangkan, mengubah
pikiran, perasaan, atau kelakuan seseorang. Seperti golongan ekstasi,
luminal dan diazepam.
c. Obat Keras
Arti Obat keras (daftar G sama dengan geverlijk sama dengan
berbahaya) adalah obat yang pada umumnya mempunyai takaran dosis
minimum (DM) yang diberi sebuah tanda khusus lingkaran bulat merah
garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya.
d. Obat Bebas
Maksud dari Obat bebas yaitu obat yang dapat dibeli secara bebas
dan tidak berdampak membahayakan bagi konsumen dalam batas dosis
yang dianjurkan. Ciri-ciri obat bebas dalam hal ini diberi suatu tanda
lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
e. Narkotik
Arti dari Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan IPTEK, Serta dapat menimbulkan ketergantungan dan
ketagihan atau adiksi yang sangat merugikan individu apabila digunakan
tanpa pembatasan dan pengawasan dokter. Adapun contohnya kodein,
metadon, petidin, morfin, dan opium.
1) Pasien tidak bisa menelan tablet, pil, atau kapsul. biasanya pada pasien
anak atau balita.
2) Tidak ada dosis yang sesuai pada sediaan yang ada.
3) Jika pasien anak-anak mendapat obat lebih dari satu macam.
36
4) Tidak ada sediaan bentuk lain yang sesuai. misalnya bentuk syrupnya
tidak ada.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
1. Macam-macam kapsul berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan
menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul) dan kapsul
lunak (capsulae molles, soft capsul).
URAIAN KHUSUS
40
41
3.4.1. Restitusi
44
1. Pengertian
Restitusi adalah kegiatan yang dilakukan jika apotik dinas tidak
memiliki persediaan obat yang di resepkan untuk pasien dinas, sehingga
harus diambilkan di apotik rujukan rumah sakit.
2. Tujuan
3. Kebijakan
Hanya melayani resep yang ditulis oleh Dokter, Dokter gigi rumah
sakit untuk pasien untuk pasien dinas dan keluarganya.
4. Prosedur
a. Pasien di rawat jalan dan rawat inap diperiksa oleh dokter dan dokter
memberikan resep .
b. Pasien atau keluarganya menyerahkan resep ke apotik dinas.
c. Petugas apotek memeriksa obat – obatan yang ada di resep.
d. Obat yang tidak tersedia di apotik dinas dibuatkan copy resep untuk
restitusi.
e. Copy resep di tanda tangani oleh Ka/ Waka rumkit/Ka instalasi farmasi
sebagai tanda persetujuan.
f. Setelah mendapatkan persetujuan dari KA atau Waka rumkit atau KA
instalasi farmasi, pasien atau keluarganya membawa copy resep ke
apotik rekanan .
g. Apotik rekanan memberikan atau menyerahkan obat ke pasien atau
keluarganya.
h. Pasien atau keluarganya menandatangani penerimaan obat dengan
tunggal dan nama jelas.
i. Copy resep berlaku selama tiga hari.
45
j. Jika harus lebih dari 3 hari dan pasien ingin mengambil, maka harus
legalisasi ulang ke apotik di instalisasi farmasi RS. Moh Ridwan
Meuraksa.
Janji obat adalah obat dalam daftar resep yang tidak tersedia di
apotik, akan tetapi Rumah Sakit berjanji untuk menyediakan obat dalam
jangka waktu tertentu. Pada IFRS Moh Ridwan Meuraksa janji obat di
berikan untuk pasien dinas maupun pasien umum, pada rawat jalan maupun
rawat inap, dan bagi pasien yang telah di perbolehkan pulang yang hanya
berlaku untuk pasien dinas. Biasanya janji obat di berikan untuk pasien
umum apabila harga obat tidak bisa di jangkau oleh pasien atau harga terlalu
mahal.
46
PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
47
48
2.6 Kesimpulan
Pada Praktek Kerja Lapangan kali ini, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. RS TK II Moh Ridwan Meuraksa tidak hanya melayani pasien dinas,
akan tetapi rumah sakit ini juga melayani pasien umum atau
masyarakat.
2. Distribusi obat di RS TK II Moh Ridwan Meuraksa pada pasien rawat
inap dilakukan metode unit dose dispending dan pada rawat jalan
dengan metode resep individu.
3. Penyimpanan obat di IFRS Ridwan Meuraksa diletakkan berdasarkan
efek farmakologi (khasiatnya).
4. Penerimaan dan pengeluaran obat dan alat kesehatan harus di tulis
dahulu di kartu stok.
2.7 Saran
2.7.1. Untuk Rumah Sakit
1. Perlu adanya penambahan tenaga farmasi untuk memudahkan
tercapainya pelayanan kefarmasian yang maskimal untuk pasien.
2. Mempercepat pengadaan dan melengkapi stok obat agar tidak terjadi
kekosongan.
3. Menjaga kerapian,kebersihan, dan penataan rak obat.
4. Lebih meningkatkan pelayanan yang sudah ada agar lebih memuaskan
dalam melayani pasien.
5. Lebih mendisiplinkan penyimpanan obat golongan narkotika dan
psikotropik.
6. Memperhatikan pengurutan antrian resep obat agar lebih teratur saat
penyerahan.
51
LAMPIRAN
ETIKET:
Resep umum
Resep Dinas
Gudang basah
Gudang BMHP
LEMARI PENYIMPANAN OBAT DAN ALKES
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2009). UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta:
Depkes RI.