Anda di halaman 1dari 16

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
R

si
Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PT. OPENPORT INDONESIA, berkedudukan di Equity Tower,

In
Lt.49, SCBD, Jalan Sudirman Kav.52-52, Senayan Kebayoran
A
Baru, Jakarta Selatan 12190, diwakili oleh Audy Syamsudin
Antow, sebagai Dirketur, dalam hal ini memberi kuasa kepada M.
ah

lik
Iqbal Hadromi, S.H., dan kawan-kawan., Para Advokat, berkantor
di Setiabudi Atrium, 4 Suite 404-405, Jalan Rasuna Said Kav.62,
am

ub
Jakarta Selatan 12920, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
8 November 2016, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Tergugat;
Lawan
ep
k

JOB SURYA RAGA DJUANG, bertempat tinggal di Victoria River


ah

Park A8/21 BSD, Tangerang Selatan, sebagai Termohon Kasasi


R

si
dahulu Penggugat;
Mahkamah Agung tersebut;

ne
ng

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

do
gu

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat telah mengajukan gugatan terhadap


Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat di depan persidangan Pengadilan
In
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada pokoknya
A

sebagai berikut:
1. Tergugat telah memperkerjakan Penggugat sejak tanggal 11 Nopember
ah

lik

2015 tanpa adanya perjanjian kerja yang disetujui bersama secara tertulis
dengan upah tetap sebesar Rp40.000.000,- per bulan;
m

ub

2. Tergugat tidak pernah menerbitkan dan atau memberikan peraturan


perusahaan kepada karyawan;
ka

3. Tergugat tidak pernah memberikan secara tertulis uraian kerja dan target
ep

yang harus dicapai oleh Penggugat;


ah

4. Tergugat telah melakukan penilaian hasil kerja terhadap Tergugat pada


R

tanggal 14 Maret 2016 secara sepihak dan tidak pernah mendiskusikan


es

dengan Penggugat;
M

ng

5. Penggugat belum menerima upah bulan April 2016 sampai dengan saat ini;
on

Halaman 1 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Pada tanggal 27 Mei 2016 Tergugat meminta Penggugat untuk

si
mengundurkan diri secara sukarela dengan imbalan Rp55.205.000,00 dan
ditolak oleh Penggugat karena tidak ada alasan yang jelas;

ne
ng
7. Akun email resmi (iob.djuang@openport) yang diberikan oleh Tergugat
kepada Penggugat untuk bisa melakukan pekerjaan telah dihentikan/dicabut
melakukan oleh Tergugat pada taggal 27 Mei 2016 sehingga Penggugat

do
gu tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana mestinya;
8. Penggugat telah mengajukan permohonan pencatatan penyelesaian

In
A
perburuhan kepada Suku Dinas Tenaga kerja dan Trasmigrasi Kota
Administrasi Jakarta Selatan pada tanggal 1 Juni 2016 dan telah dilakukan
ah

lik
Mediasi dan hasilnya tertuang dalam surat anjuran Nomor 3699/-1.835.3,
tertanggal 19 September 2016 ;
9. Penggugat menolak anjuran tersebut di atas pada bagian C;
am

ub
10. Penggugat menolak anjuran Mediator pada bagian I agar Tergugat
membayarkan kepada Penggugat sebesar Rp198,666,666.67;
ep
11. Menolak surat pemutusan hubungan kerja yang diterbitkan Tergugat pada
k

tanggal 8 September 2016 pada bagian:


ah

12. Menolak surat pemutusan hubungan kerja yang diterbitkan Tergugat pada
R

si
tanggal 8 September 2016 karena tidak sesuai dengan Pasal 151 ayat 3
Undang Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003;

ne
ng

13. Menolak surat Pemutusan Hubungan Kerja yang diterbitkan Tergugat pada
tanggal 8 September 2016 karena tidak memenuhi syarat yang ditetapkan

do
gu

pada Pasal 154 Undang Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003;


14. Bahwa oleh karena PHK batal demi hukum, Penggugat dalam kesempatan
ini mengajukan permohonan PHK vide Pasal 169 ayat 1 Undang Undang
In
A

Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 dan memohon agar Pengadilan


menetapkan Tergugat harus membayar hak hak normative Penggugat
ah

lik

berupa uang pesangon menurut ketentuan Pasal 156 ayat 4, uang


penggantian hak menurut ketentuan Pasal 156 ayat 2 Undang Undang
m

ub

Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, tunjangan hari Raya keagamaan


sebagai berikut:
ka

a. Uang Pesangon:
ep

2 x 1 x Rp40.000.000,00 Rp80.000.000,00
ah

b. Uang Penggantian Perumahan serta Pengobatan dan Perawatan:


R

15%x Rp80.000.000,00 Rp15.000.000,00


es

c. Upah yang belum dibayar (April sampai September 2016:


M

ng

6 x Rp40.000.000,00 Rp240.000.000,00
on

Halaman 2 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Tunjangan Hari Raya Keagamaan :

si
10/12 x Rp40.000.000,00 Rp33.333.333,00
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada

ne
ng
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar
memberikan putusan sebagai berikut:

do
gu 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan tidak sah dan batal demi hukum surat pemutusan hubungan
kerja yang dikeluarkan Tergugat tertanggal 8 September 2016 berikut segala

In
A
akibat hukumnya;
3. Menyata Penggugat masih berstatus karyawan Tergugat sampai dengan
ah

lik
adanya putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, karenanya
Penggugat berhak untuk mendapatkan upah sebesar Rp40.000.000,- setiap
am

bulannya terhitung mulai tanggal 1 April 2016;

ub
4. Menyatakan putus hubungan kerja diantara Penggugat dan Tergugat
dengan segala akibat hukumnya;
ep
k

5. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak normative Penggugat yang


masih terhutang terhitung mulai 1 April 2016 sampai dengan diajukannya
ah

R
gugatan yang diperhitungkan seluruhnya berjumlah Rp368.333.333.00 (tiga

si
ratus enam puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tigah

ne
ng

puluh tiga rupiah) dengan segera dan sekaligus;


ATAU
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

do
gu

perkara berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;


Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan putusan Nomor 285/
In
A

Pdt.Sus-PHI/2016/PN.JKT.PST. tanggal 20 Februari 2017 yang amarnya


sebagai berikut:
ah

lik

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;


2. Menyatakan Hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus
m

ub

sejak putusan diucapkan;


3. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat secara tunai
ka

kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berupa: uang pesangon,


ep

uang penggantian hak, upah bulan April dan Mei 2016, THR tahun 2016 dan
ah

upah proses PHK yang seluruhnya sebesar Rp356.666.666,- (tiga ratus lima
R

puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh
es

enam rupiah);
M

ng

4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;


on

Halaman 3 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara yang timbul sebesar

si
Rp491.000,- (empat ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan dengan hadirnya
Tergugat pada tanggal 20 Februari 2017, terhadap putusan tersebut Penggugat
melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 8 November 2016

do
gu mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 2 Maret 2017, sebagaimana
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 25/Srt.KAS/PHI/2017/

In
A
PN.JKT.PST juncto Nomor 285/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.JKT.PST. yang dibuat
oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
ah

lik
Pusat, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 16 Maret 2017;
am

ub
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada
tanggal 6 April 2017, kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi
ep
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
k

Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 18 April 2017;


ah

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-


R

si
keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam

ne
ng

undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat


diterima;

do
gu

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh


Pemohon Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah:
A. Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum tentang pelanggaran
In
A

kerja yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/Penggugat;


1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat menolak secara tegas pertimbangan
ah

lik

hukum Judex Facti pada halaman 16-17 yang menyatakan sebagai


berikut:
m

ub

“Menimbang bahwa terkait alasan Tergugat tidak dapat memberikan


konsep Marketplace yang sesuai dengan tujuan Tergugat, Majelis tidak
ka

menemukan bukti-bukti bahwa Tergugat telah memberikan arahan,


ep

pembinaan berupa mutasi, konseling ataupun teguran melalui surat


ah

peringatan I, II, dan III kepada Penggugat selama Penggugat bekerja di


R

tempat Tergugat sebagai langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya


es

pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ketentuan


M

ng

Pasal 151 ayat (1) juncto Pasal 161 ayat (1) Undang Undang Nomor 13
on

Halaman 4 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta tidak ada bukti berupa

si
peraturan perusahaan yang menerangkan bahwa dengan tidak dapat
memberikan konsep marketplace merupakan sebuah pelanggaran yang

ne
ng
bisa dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja, sehingga Majelis
berkesimpulan bahwa Penggugat tidak terbukti telah melakukan
pelanggaran kerja, sehingga PHK terhadap Penggugat tidak didasarkan

do
gu suatu pelanggaran kerja atau kesalahan Penggugat”;
2. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangan hukum tersebut di atas telah

In
A
salah dan keliru dalam menerapkan Pasal 151 ayat (1) juncto Pasal 161
ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah

lik
Ketenagakerjaan. Adapun bunyi pasal-pasal tersebut selengkapnya
sebagai berikut:
- Pasal 151 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003:
am

ub
“Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan
pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan
ep
terjadi pemutusan hubungan kerja”;
k

Penjelasan Pasal 151 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003:
ah

“Yang dimaksud dengan segala upaya dalam ayat ini adalah kegiatan-
R

si
kegiatan yang positif yang pada akhirnya dapat menghindari terjadinya
pemutusan hubungan kerja antara lain pengaturan waktu kerja,

ne
ng

penghematan, pembenahan metode kerja, dan memberikan pembinaan


kepada pekerja/buruh”;

do
gu

- Pasal 161 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003:


“Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
In
A

kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan


kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat
ah

lik

peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut”;


3. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat melihat kinerja Termohon Kasasi/
m

ub

Penggugat yang kurang baik, dimana pada awal bekerja Termohon


Kasasi/Penggugat menempati posisi sebagai Kepala Marketplace namun
ka

ia tidak memahami dan tidak dapat memberikan konsep Marketplace


ep

yang sesuai dengan tujuan usaha Pemohon Kasasi/Tergugat. Mengenai


ah

hal ini, Direktur dari Pemohon Kasasi/Tergugat (Bpk. Audy Antouw) pada
R

dasarnya telah memberikan arahan yang cukup kepada Termohon


es

Kasasi/Penggugat sebagaimana Email tanggal 26 November 2015


M

ng

(bukti T-3) yang pada intinya menyatakan bahwa Bpk. Audy Antouw akan
on

Halaman 5 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjelaskan lagi kepada Termohon Kasasi/Penggugat mengenai materi

si
tersebut dan memberikan saran kepada Termohon Kasasi/Penggugat
untuk sebaiknya mencari tahu tentang pengertian Marketplace melalui

ne
ng
internet. Selain itu direktur dari Pemohon Kasasi/Tergugat juga
memberikan arahan bahwa dalam Marketplace seharusnya ada konsep
“Revenue Stream Generation”;

do
gu Bahwa selanjutnya Termohon Kasasi/Penggugat tidak dapat mencapai
target yang diberikan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat sebagaimana

In
A
terbukti dari bukti T-6 A dan T-6 B yaitu Email tanggal 03 Maret 2016
mengenai Laporan Harian Indonesia dan dukungan lapangan untuk 02
ah

lik
Maret 2016 beserta terjemahan tersumpah Bahasa Indonesia. Salah satu
contoh target yang tidak tercapai adalah ketika Termohon
Kasasi/Penggugat sebagai salah satu anggota dalam tim yang telah
am

ub
ditugaskan untuk membuat 100 (seratus) transaksi dalam sistem setiap
harinya, namun faktanya target tersebut tidak tercapai;
ep
Bahwa ketika melihat kinerja Termohon Kasasi/Penggugat yang tidak
k

berhasil mencapai target, Pemohon Kasasi/Tergugat kemudian


ah

melakukan upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerja


R

si
Termohon Kasasi/Penggugat, yaitu dengan cara mutasi kerja atau
memindahkan Termohon Kasasi/Penggugat ke bagian lain yaitu Project

ne
ng

Management. Namun dalam posisi ini Termohon Kasasi/Penggugat juga


tidak dapat memberikan kinerja yang baik, sehingga kemudian

do
gu

dipindahkan lagi ke dalam bagian lain yaitu sebagai Transporter Trainer.


Namun lagi-lagi Termohon Kasasi/Penggugat tidak dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik;
In
A

Bahwa dengan demikian, Pemohon Kasasi/Tergugat telah melakukan


tindakan yang sesuai dengan Pasal 151 ayat (1) Undang Undang
ah

lik

Nomor 13 Tahun 2003, yaitu Pemohon Kasasi/Tergugat telah melakukan


upaya-upaya yang cukup untuk mengusahakan agar tidak terjadi
m

ub

pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu, terbukti tidak ada


pelanggaran terhadap ketentuan dimaksud;
ka

4. Bahwa selain itu, perlu dipahami oleh Majelis Hakim Agung pemeriksa
ep

perkara kasasi a quo bahwa perusahaan Pemohon Kasasi/Tergugat


ah

adalah perusahaan yang belum lama berdiri yaitu sejak November 2015.
R

Oleh karena itu pada saat terjadinya pemutusan hubungan kerja


es

terhadap Termohon Kasasi/Penggugat, belum terdapat adanya peraturan


M

ng

perusahaan yang sah berlaku di perusahaan. Bahwa mengenai peraturan


on

Halaman 6 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perusahaan, Pasal 108 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003

si
menyatakan:
(1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya

ne
ng
10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai
berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
Adapun pada saat terjadinya pemutusan hubungan kerja terhadap

do
gu Termohon Kasasi/Penggugat, jumlah pekerja di perusahaan Pemohon
Kasasi/Tergugat belum mencapai 10 (sepuluh) orang, sehingga belum

In
A
terdapat adanya peraturan perusahaan dan/atau kode etik perusahaan
yang dibuat secara tertulis dan secara sah berlaku;
ah

lik
Begitu pula mengenai rincian tugas pekerjaan dan target yang harus
dicapai oleh Termohon Kasasi/Penggugat, pada saat itu hal-hal tersebut
tidak dibuat secara tertulis. Namun sejak awal Pemohon Kasasi/Tergugat
am

ub
telah menjelaskan secara lisan kepada Termohon Kasasi/Penggugat.
Meskipun demikian, penjelasan mengenai tugas pekerjaan dan target
ep
perusahaan tersebut seharusnya tetap dilaksanakan oleh Termohon
k

Kasasi/Penggugat selaku karyawan;


ah

Bahwa oleh karena itu, Pasal 161 ayat (1) Undang Undang Nomor 13
R

si
Tahun 2003 yang mensyaratkan adanya pelanggaran perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama dalam pemutusan

ne
ng

hubungan kerja tidak dapat diterapkan dalam perkara a quo;


5. Bahwa dengan demikian terbukti Judex Facti telah salah dan keliru dalam

do
gu

menerapkan Pasal 151 ayat (1) juncto Pasal 161 ayat (1) Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2003 sebagaimana pertimbangan hukumnya, karena
tidak ada tindakan Pemohon Kasasi/Tergugat yang bertentangan atau
In
A

melanggar ketentuan tersebut. Oleh karena itu Putusan Judex Facti patut
dibatalkan;
ah

lik

B. Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum tentang alasan


pemutusan hubungan kerja;
m

ub

1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat menolak pertimbangan hukum Judex


Facti pada halaman 19 Putusan yang menyatakan sebagai berikut:
ka

“Menimbang, bahwa sesuai bukti P-7 berupa pemberitahuan PHK yang


ep

dikirim melalui email dari Direktur Utama Tergugat (Max Ward) tanggal
ah

27 Mei 2016 diketahui fakta lainnya, bahwa alasan Tergugat melakukan


R

PHK terhadap Penggugat adalah karena hasil keuangan PT. Openport


es

Indonesia belum memenuhi harapan, sehingga tindakan melakukan PHK


M

ng

terhadap Penggugat dapat dikategorikan PHK karena sedang melakukan


on

Halaman 7 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
efisiensi sebagaimana diatur pada Pasal 164 ayat (1) Undang Undang

si
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan”;
“Menimbang bahwa terbukti PHK terhadap Penggugat tidak didasarkan

ne
ng
adanya unsur kesalahan Penggugat yang ditunjukkan dengan adanya
Surat Peringatan, namun karena adanya tindakan Tergugat melakukan
efisiensi, maka atas PHK tersebut Penggugat berhak atas kompensasi

do
gu pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan 1 (satu)
kali Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

In
A
Ketenagakerjaan, dengan demikian petitum Penggugat angka (5)
dinyatakan dikabulkan sebagian;”
ah

lik
2. Bahwa Judex Facti telah salah dan keliru dalam mempertimbangkan
alasan pemutusan hubungan kerja adalah karena efisiensi, sehingga
Judex Facti juga telah salah dalam menerapkan Pasal 164 ayat (1) UU
am

ub
No. 13 Tahun 2003 sebagai pertimbangan hukumnya;
Bahwa sesuai dengan bukti P-7 yang diajukan oleh Termohon
ep
Kasasi/Penggugat yaitu Email tanggal 27 Mei 2016, di dalamnya
k

menyebutkan bahwa hasil keuangan perusahaan Pemohon Kasasi/


ah

Tergugat belum memenuhi harapan. Namun dalam Bukti P-7 berupa


R

si
Email tanggal 27 Mei 2016 tersebut tidak ada menyebutkan bahwa
keuangan perusahaan menjadi alasan pemutusan hubungan kerja

ne
ng

terhadap Termohon Kasasi/Penggugat;


Bahwa alasan pemutusan hubungan kerja adalah kinerja Termohon

do
gu

Kasasi/Penggugat yang kurang dan tidak dapat mencapai target,


sebagaimana terbukti dari Email tanggal 26 November 2015 kepada
Termohon Kasasi/Tergugat (bukti T-3) dan fakta bahwa Termohon
In
A

Kasasi/Tergugat telah beberapa kali dipindahkan atau mutasi ke


beberapa bagian lain di perusahaan;
ah

lik

3. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa pemutusan hubungan kerja


terhadap Termohon Kasasi/Penggugat bukan karena efisiensi sehingga
m

ub

Pasal 164 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak dapat
diterapkan dalam perkara a quo. Oleh karena itu, Putusan Judex Facti
ka

a quo patut dibatalkan;


ep

C. Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum tentang perhitungan


ah

tunjangan hari raya;


R

1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat menolak pertimbangan hukum Judex


es

Facti pada halaman 20 Putusan yang menyatakan sebagai berikut:


M

ng

on

Halaman 8 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang bahwa terhadap permohonan mengenai Tunjangan Hari

si
Raya (THR) tahun 2016, Majelis berpendapat bahwa sesuai dengan
ketentuan pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

ne
ng
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi
Pekerja/Buruh di Perusahaan, maka Penggugat berhak mendapatkan
THR tahun 2016 yang besarnya diberikan secara proporsional sesuai

do
gu dengan masa kerja, yaitu sebesar 8/12 x Rp40.000.000,- =
Rp26.666.666,- (dua puluh enam juta enam ratus enam puluh enam

In
A
ribu enam ratus enam puluh enam Rupiah);”
2. Bahwa perhitungan THR yang tercantum dalam pertimbangan hukum
ah

lik
Judex Facti di atas jelas salah dan tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari
Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan (“Permenaker
am

ub
Nomor 6 Tahun 2016”), yang mengatur sebagai berikut:
Pasal 1 angka 1:
ep
“Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya disebut sebagai
k

THR Keagamaan adalah pendapatan non upah yang wajib dibayarkan


ah

oleh Pengusaha kepada Pekerja/Buruh atau keluarganya menjelang


R

si
Hari Raya Keagamaan”;
Pasal 1 angka 2:

ne
ng

“Hari Raya Keagamaan adalah Hari Raya Idul Fitri bagi Pekerja/Buruh
yang beragama Islam, Hari Raya Natal bagi Pekerja/Buruh yang

do
gu

beragama Kristen Katholik dan Kristen Protestan, Hari Raya Nyepi bagi
Pekerja/Buruh yang beragama Hindu, Hari Raya Waisak bagi
Pekerja/Buruh yang beragama Budha, dan Hari Raya Imlek bagi
In
A

Pekerja/Buruh yang beragama Konghucu”;


Pasal 3 ayat (1):
ah

lik

“Besaran THR Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat


(1) ditetapkan sebagai berikut:
m

ub

a. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas)


bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu)
ka

bulan upah;
ep

b. Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara


ah

terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan


R

secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan:


es

Masa kerja x 1 (satu) bulan upah”;


M

ng

12
on

Halaman 9 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 7 ayat (1) dan (2):

si
(1) “Pekerja/Buruh yang hubungan kerjanya berdasarkan perjanjian
kerja waktu tidak tertentu dan mengalami pemutusan hubungan

ne
ng
kerja terhitung sejak 30 (tiga puluh) hari sebelum Hari Raya
Keagamaan, berhak atas THR Keagamaan”;
(2) “THR Keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

do
gu untuk tahun berjalan pada saat terjadinya pemutusan hubungan
kerja oleh Pengusaha”;

In
A
Bahwa Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 tersebut di atas berlaku sejak
tanggal 8 Maret 2016 dan mencabut serta menggantikan peraturan
ah

lik
sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/
MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di
Perusahaan (“Permenaker Nomor PER-04/MEN/1994”), yang
am

ub
diantaranya mengatur sebagai berikut:
Pasal 2 ayat (1):
ep
“Pengusaha wajib memberikan T H R kepada pekerja yang telah
k

mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih.”


ah

3. Bahwa faktanya Termohon Kasasi/Penggugat mulai bekerja di


R

si
perusahaan Pemohon Kasasi/Tergugat sejak tanggal 11 November
2015 dan terakhir bekerja pada tanggal 27 Mei 2016. Termohon

ne
ng

Kasasi/Penggugat adalah seorang beragama Katholik sesuai dengan


KTP miliknya, oleh karena itu ia merayakan Hari Raya Natal. Pada saat

do
gu

Hari Raya Natal tahun 2015 yang jatuh pada tanggal 25 Desember
2015, masa kerja Termohon Kasasi/Penggugat baru mencapai 1 (satu)
bulan. Sesuai dengan Permenaker Nomor PER-04/MEN/1994 yang
In
A

pada saat itu masih berlaku, maka Termohon Kasasi/Penggugat tidak


berhak mendapatkan THR Keagamaan tahun 2015 karena menurut
ah

lik

Permenaker Nomor PER-04/MEN/1994, yang berhak mendapat THR


Keagamaan adalah pekerja yang mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan
m

ub

atau lebih;
Bahwa selanjutnya pada tahun 2016 Pemohon Kasasi/Tergugat
ka

melakukan pemutusan hubungan kerja dan karenanya Termohon


ep

Kasasi/Penggugat terakhir bekerja pada tanggal 27 Mei 2016. Dengan


ah

demikian, pemutusan hubungan kerja terhadap Termohon Kasasi/


R

Penggugat dilakukan melewati jangka waktu 30 (tiga puluh) hari


es

sebelum Hari Raya Natal tahun 2016 (tanggal 25 Desember 2016),


M

ng

sehingga sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) Permenaker Nomor 6 Tahun


on

Halaman 10 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2016, maka Termohon Kasasi/Penggugat juga seharusnya tidak berhak

si
untuk mendapatkan THR Keagamaan tahun 2016;
4. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terbukti Judex Facti telah

ne
ng
salah dan keliru dalam menerapkan aturan hukum tentang perhitungan
THR dan seharusnya Termohon Kasasi/Penggugat tidak berhak atas
THR, sehingga Putusan a quo patut dibatalkan;

do
gu D. Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum tentang pembebanan
upah proses;

In
A
1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat menolak dengan tegas
pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 20 Putusan
ah

lik
menyatakan sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa meskipun secara yuridis Tergugat berkewajiban
membayar upah Penggugat selama proses pemutusan hubungan kerja
am

ub
Penggugat dari bulan Juni 2016 sampai dengan adanya putusan hukum
dari Pengadilan Hubungan Industrial, namun demikian mengingat
ep
Penggugat juga tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya secara
k

aktif di perusahaan selama proses PHK, dan tidak ada bukti tertulis
ah

maupun keterangan saksi yang menunjukan Penggugat tetap berusaha


R

si
ingin bekerja, maka menurut Majelis Adil dan Patut mengenai besaran
upah proses yang harus dibayar Tergugat kepada Penggugat adalah

ne
ng

sebesar 2 (dua) kali upah Penggugat, sehingga Penggugat berhak atas


upah proses sebesar: 2 x Rp40.000.000,- = Rp80.000.000,- (delapan

do
gu

puluh juta rupiah), oleh karenanya petitum Penggugat yang memohon


kepada Majelis agar menghukum Tergugat untuk tetap membayar upah
proses kepada Penggugat beralasan hukum karena Petitum Penggugat
In
A

angka (3) dikabulkan untuk sebagian;


2. Bahwa faktanya Termohon Kasasi/Penggugat terakhir bekerja di
ah

lik

perusahaan pada tanggal 27 Mei 2016 dan sejak saat itu Termohon
Kasasi/Penggugat sudah tidak pernah lagi datang ke kantor Pemohon
m

ub

Kasasi/Tergugat, bahkan Termohon Kasasi/Penggugat juga tidak


berusaha untuk menyelesaikan tugas/pekerjaannya ataupun berusaha
ka

untuk menemui direktur Pemohon Kasasi/Tergugat. Hal ini


ep

membuktikan bahwa pada dasarnya Termohon Kasasi/Penggugat juga


ah

sudah tidak menghendaki lagi untuk bekerja di kantor Pemohon


R

Kasasi/Tergugat;
es

Oleh karena itu Termohon Kasasi/Penggugat tidak berhak untuk


M

ng

mendapatkan gaji setelah tanggal 27 Mei 2016 tersebut, sebagaimana


on

Halaman 11 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan Pasal 93 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003

si
jelas diatur sebagai berikut: ”Upah tidak dibayar apabila buruh tidak
melakukan pekerjaan”;

ne
ng
Bahwa dengan demikian, terbukti Judex Facti telah salah dan keliru
dalam menerapkan aturan hukum tentang pembebanan upah proses,
sehingga putusan a quo patut dibatalkan;

do
gu E. Pertimbangan hukum dalam putusan Judex Facti tidak seksama
(onvoldoende gemotiveerd);

In
A
1. Bahwa Judex Facti Tingkat Pertama tidak secara seksama meneliti dan
memeriksa bukti-bukti Pemohon Kasasi/Tergugat sebagaimana
ah

lik
tercermin dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 16 Putusan
dikatakan sebagai berikut:
“Menimbang bahwa terhadap bukti P-4 berupa penilaian dari Direktur
am

ub
Utama Tergugat bernama Max Ward mengenai transaksi harian team
Indonesia tanggal 4 dan 5 Maret 2016 menunjukan hasil yang luar
ep
biasa (excellent), dimana Penggugat termasuk bagian dari team
k

tersebut, hal tersebut menunjukan Penggugat turut memberikan


ah

kontribusi kinerja yang baik terhadap perusahan Tergugat”;


R

si
2. Bahwa Judex Facti Tingkat Pertama tidak secara teliti dan seksama
memeriksa bukti P-4 dari Termohon Kasasi/Penggugat yaitu email

ne
ng

tanggal 07 Maret 2016 tentang hasil transaksi yang memuaskan


(Excellent). Bukti P-4 tersebut faktanya tidak membicarakan mengenai

do
gu

penilaian terhadap kinerja Termohon Kasasi/Penggugat, namun hanya


sebatas pembicaraan antara Termohon Kasasi/Penggugat dan
Pemohon Kasasi/Tergugat. Dalam email tersebut juga tidak jelas
In
A

mengenai materi apa yang dibahas, sehingga Termohon Kasasi/


Penggugat hanya menafsirkan sendiri bahwa dirinya menunjukkan hasil
ah

lik

kerja yang bagus dan mendapat apresiasi Pemohon Kasasi/Tergugat.


Padahal faktanya Termohon Kasasi/Penggugat tidak memiliki kinerja
m

ub

yang baik dan tidak dapat memenuhi target-target;


Bahwa bukti P-4 dari Termohon Kasasi/Penggugat yang dijadikan
ka

pertimbangan oleh Judex Facti sebenarnya adalah rangkaian dari email


ep

tanggal 03 Maret 2016 mengenai Laporan Harian Indonesia dan


ah

dukungan lapangan untuk 02 Maret 2016 berikut dengan terjemahan


R

tersumpah Bahasa Indonesia (bukti T-6A dan bukti T-6B dari Pemohon
es

Kasasi/Tergugat);
M

ng

on

Halaman 12 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Judex Facti seharusnya meneliti bukti P-4 dari Termohon

si
Kasasi/Penggugat dengan menghubungkannya pada bukti T-6A dan
bukti T-6B dari Pemohon Kasasi/Tergugat, sehingga Judex Facti

ne
ng
mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas atas kata excellent
(luar biasa) yang dimaksud oleh Direktur Utama (Max Ward) dalam
emailnya. Dalam bukti T-6A dan bukti T-6B jelas ditunjukan dalam

do
gu diagram bahwa transaksi Indonesia secara harian (daily transaction)
sampai dengan tanggal 02 Maret 2016 tidak pernah mencapai 100

In
A
transaksi per-hari. Sedangkan penggunaan kata-kata excellent (luar
biasa) tidaklah dapat diartikan sebagai penilaian atas suatu performa
ah

lik
kerja. Dikarenakan sangat jelas tergambar dalam diagram bahwa sejak
tanggal 05 Januari 2016 sampai dengan 01 Maret 2016 transaksi
tertinggi per-harinya tetap di bawah nilai 90, sehingga target untuk
am

ub
Termohon Kasasi/Penggugat yang seharusnya mencapai 100 transaksi
perhari tidak pernah tercapai;
ep
3. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas terbukti bahwa Judex Facti
k

tidak memeriksa dan meneliti secara seksama isi dari bukti-bukti yang
ah

diajukan oleh Para Pihak, yang dalam hal ini adalah bukti P-4 dari
R

si
Termohon Kasasi/Penggugat dan bukti T-6A serta T-6B dari Pemohon
Kasasi/Tergugat, sehingga fakta dan peristiwa yang sebenarnya terjadi

ne
ng

tidak dapat terungkap. Hal ini juga membuktikan bahwa putusan yang
diberikan Judex Facti Tingkat Pertama mengandung cacat karena

do
gu

pertimbangan hukum yang tidak seksama (onvoldoende gemotiveerd);


Bahwa suatu putusan dengan pertimbangan hukum yang tidak
seksama (onvoldoende gemotiveerd) secara hukum dikategorikan
In
A

sebagai putusan yang mengandung kesalahan penerapan hukum. Hal


ini sebagaimana dijelaskan oleh Ahli Hukum M. Yahya Harahap dalam
ah

lik

Bukunya berjudul “Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi


dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata”, Penerbit: Sinar Grafika,
m

ub

tahun 2008, halaman 343, yang diantaranya menyatakan sebagai


berikut:
ka

“Dalam praktik peradilan, putusan yang tidak seksama


ep

mempertimbangkan semua hal yang relevan dengan perkara yang


ah

bersangkutan, dikategori putusan yang mengandung kesalahan


R

penerapan hukum atau bertentangan dengan hukum. Putusan yang


es

demikian tidak sesuai (gebrekkig, inadquate) karena berada di bawah


M

ng

on

Halaman 13 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
standar (below standar) sehingga putusan itu tidak memuaskan

si
(onbevredingend, unsatisfactory)”;
Bahwa oleh karena terbukti Putusan Judex Facti mengandung

ne
ng
pertimbangan hukum yang tidak seksama (onvoldoende gemotiveerd),
maka jelas Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum yang
mengakibatkan putusan sepatutnya dibatalkan;

do
gu Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terbukti Judex Facti telah melakukan
kesalahan dalam penerapan hukum dalam membuat dan mempertimbangkan

In
A
Putusan a quo, sehingga sesuai Pasal 30 ayat 1 Huruf b Undang Undang
Mahkamah Agung, putusan a quo sepatutnya dibatalkan oleh Majelis Hakim
ah

lik
Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah
Agung berpendapat:
am

ub
Bahwa keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah
meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 16 Maret 2017 dan kontra
ep
memori kasasi tanggal 18 April 2017 dihubungkan dengan pertimbangan Judex
k

Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
ah

Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai


R

si
berikut:
1. Bahwa Judex Facti tidak mempertimbangkan bukti T.6A dan T.6B secara

ne
ng

seksama, jika dipertimbangkan secara seksama maka dapat diperoleh fakta


hukum bahwa Penggugat tidak dapat mengemban kewajibannya sebagai

do
gu

Marketplace secara baik atau tidak dapat mencapai target pekerjaan


sementara posisi Penggugat sangat menentukan bagi perusahaan Tergugat;
2. bahwa terhadap fakta hukum demikian patut dan adil diterapkan ketentuan
In
A

Pasal 161 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 diputus hubungan


kerjanya dengan memperoleh hak-haknya dengan masa kerja 11 November
ah

lik

2015 sampai dengan 27 Mei 2016 dan upah Rp40.000.000,-/bulan sebagai


berikut:
m

ub

- uang pesangon 2 x 1 x Rp40.000.000,- = Rp 80.000.000,-


- uang pengganti hak 15% x Rp40.000.000,- = Rp 6.000.000,-
ka

- upah 2 bulan, April dan Mei 2016 = Rp 80.000.000,- +


ep

Jumlah = Rp126.000.000,-
ah

- Dikurangi kelebihan pembayaran upah = Rp 14.000.000,- +


R

Total = Rp112.000.000,-
es

(seratus dua belas juta rupiah);


M

ng

on

Halaman 14 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

si
Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. OPENPORT INDONESIA

ne
ng
tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 285/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.JKT.PST.
tanggal 20 Februari 2017 selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri

do
gu dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di atas

In
A
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta Rupiah), sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara
ah

lik
dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Pemohon kasasi;
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
am

ub
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
ep
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
k

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
ah

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


R

si
M E N G A D I L I:
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT.

ne
ng

OPENPORT INDONESIA tersebut;


Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

do
gu

Negeri Jakarta Pusat Nomor 285/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.JKT.PST. tanggal 20


Februari 2017;
MENGADILI SENDIRI
In
A

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;


- Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus;
ah

lik

- Menghukum Tergugat membayar kompensasi PHK kepada Penggugat


sebesar Rp112.000.000,- (seratus dua belas juta rupiah);
m

ub

- Menolak gugatan selain dan selebihnya;


- Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat membayar semua biaya perkara
ka

yang dalam tingkat kasasi sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah);
ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim


ah

Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 20 Juli 2017 oleh H. Panji Widagdo,
R

S.H.,M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
es

Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H.,M.H., dan Dr. Fauzan, S.H.,M.H.,
M

ng

Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut


on

Halaman 15 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua

si
dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan Jarno Budiyono, S.H.,
Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.

ne
ng
Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
Ttd./ Ttd./

do
gu Dr. Horadin Saragih, S.H.,M.H. H. Panji Widagdo, S.H.,M.H.
Ttd./

In
A
Dr. Fauzan, S.H.,M.H.
ah

lik
Panitera Pengganti
Ttd./
Jarno Budiyono, S.H.
am

ub
Biaya-biaya:
1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00
2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00
ep
k

3. Administrasi kasasi……….. Rp489.000,00


Jumlah ………………… Rp500.000,00
ah

Untuk salinan
R

si
MAHKAMAH AGUNG RI
an. Panitera

ne
ng

Panitera Muda Perdata Khusus

do
gu

RAHMI MULYATI, S.H.,M.H.


In
A

NIP.19591207 198512 2 002


ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 16 dari 16 Put. Nomor 675 K/Pdt.Sus-PHI/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai