Anda di halaman 1dari 69

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T USAN

si
No. 621 K/Pdt.Sus/2009
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata niaga Hak atas Kekayaan Intelektual (Desain
Industri) dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

do
gu ASAI HARUM, bertempat tinggal di JaIan Kemurnian II No.86
Rt.011/Rw.001 Kelurahan Glodok, KecamatanTamansari Jakarta

In
A
Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada : H.ABDUL RAHUM,
SH., Advokat, berkantor di Jalan RA. Kartini-Banjarsari I No.16 A,
ah

lik
RT.001/RW.08, Cilandak, Jakarta Selatan,
Pemohon Kasasi dahulu Tergugat ;
melawan :
am

ub
PT. BAYI KIDDY INDONESIA, suatu perseroan terbatas yang
didirikan berdasarkan hukum Negeri Republik Indonesia,
ep
berkedudukan di Indonesia, dalam hal ini memilih memberi kuasa
k

kepada : ANDRY OKTAVIANES, SH.,MH., Advokat, berkantor di


ah

Komplek Duta Harapan Indah Blok V V No.4-6 Kelurahan Kapuk,


R

si
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara,
Termohon Kasasi dahulu Penggugat ;

ne
ng

dan :
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq. DEPARTEMEN

do
gu

HUKUM dan HAK cq. DIREKTORAT JENDERAL HAK


KEKAYAAN INTELEKTUAL cq. DIREKTORAT HAK CIPTA
In
DESAIN INDUSTRI, DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU
A

dan RAHASIA DAGANG, berkedudukan di Jalan Daan Mogot Km.


24 Tangerang,
ah

lik

Turut Termohon Kasasi dahulu Turut Tergugat ;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
m

ub

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat telah menggugat sekarang


Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat dan turut Termohon Kasasi dahulu
ka

sebagai Turut Tergugat di muka persidangan Pengadilan Niaga pada


ep

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya atas dalil-dalil :


ah

Bahwa Penggugat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


R

perdagangan barang perlengkapan dan asesoris bayi dan anak-anak, antara


es

lain berupa cangkir dan mangkuk tempat makan bayi sejak tahun 2000 sampai
M

ng

dengan saat ini ;


on
gu

Hal. 1 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam memperdagangkan barang perlengkapan dan asesoris

si
bayi dan anak-anak tersebut, antara lain berupa cangkir dan mangkuk tempat
makan bayi, Penggugat juga bekerja sama dengan beberapa pasar swalayan

ne
ng
dalam hal distribusi dan pemasaran
Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat, ternyata pada tahun 2003
Tergugat telah mendaftarkan barang perlengkapan dan asesoris bayi dan anak-

do
gu anak tersebut, antara lain berupa cangkir dan mangkuk tempat makan bayi,
kepada Turut Tergugat untuk mendapatkan Hak Desain Industri atas barang-

In
A
barang tersebut ;
Bahwa mengenai telah didaftarkannya Desain Industri atas cangkir dan
ah

lik
mangkuk tempat makan bayi tersebut oleh Tergugat, baru Penggugat ketahui
setelah :
- adanya tindakan penyitaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dari Polres
am

ub
Metro Bekasi atas barang-barang milik Penggugat dari beberapa pasar
swalayan yang bekerja sama dengan Penggugat pada tanggal 23 Januari
ep
2009, dan ;
k

- adanya surat panggilan dari penyidik Polres Metro Bekasi yang ditujukan
ah

kepada Penggugat, terkait dengan adanya dugaan tindak pidana


R

si
pelanggaran Desain Industri ;
Bahwa Penggugat adalah pihak yang berkepentingan dalam mengajukan

ne
ng

gugatan a quo karena Penggugat merasa sangat keberatan dengan adanya


pendaftaran Desain Industri oleh Tergugat, mengingat senyatanya barang

do
gu

perlengkapan dan asesoris bayi dan anak-anak yang didaftarkan oleh Tergugat
tersebut, antara lain berupa berupa cangkir dan mangkuk tempat makan bayi,
In
telah diperdagangkan baik oleh Penggugat maupun oleh pihak lain yang
A

bergerak dalam bidang usaha yang sama, jauh sebelum Tergugat mendaftarkan
Desain Industri atas barang-barang tersebut kepada Turut Tergugat. Dengan
ah

lik

demikian sudah sepatutnya apabila pendaftaran Desain Industri diajukan oleh


Tergugat kepada Turut Tergugat, dinyatakan batal dengan segala hukumnya
m

ub

oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga yang memeriksa dan perkara a quo ;
Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan oleh pihak
ka

berkepentingan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 atau


ep

Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga.' vide Pasal 38 Undang-undang No. 31 Tahun


ah

2000 tentang Desain Industri ;


R

Bahwa dari informasi yang Penggugat dapatkan, ternyata benar Tergugat


es

telah mendaftarkan Desain Industri atas barang perlengkapan dan asesoris bayi
M

ng

dan anak- anak tersebut, antara lain berupa berupa cangkir dan mangkuk
on
gu

Hal. 2 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tempat makan bayi, kepada Turut Tergugat, dan atas permohonan Tergugat

si
tersebut Turut Tergugat juga telah menerbitkan Sertifikat Desain Industri kepada
Tergugat, yang terdiri dari :

ne
ng
a. Judul Desain Industri : TEMPAT MAKAN BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 871 ;
Tanggal Penerimaan Permohonan : 4 September 2003 ;

do
gu Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;
Nama Pendesain : Asai Harum ;

In
A
b. Judul Desain Industri : CANGKIR MINUM BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 970 ;
ah

lik
Tanggal Penerimaan Permohonan : 16 September 2003 ;
Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;
Nama Pendesain : Asai Harum ;
am

ub
c. Judul Desain Industri : TUTUP CANGKIR MINUM BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 971 ;
ep
Tanggal Penerimaan Permohonan : 16 September 2003 ;
k

Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;


ah

Nama Pendesain : Asai Harum ;


R

si
Bahwa barang perlengkapan dan asesoris bayi dan anak-anak yang
didaftarkan oleh Tergugat tersebut, yaitu berupa TEMPAT MAKAN BAYI ,

ne
ng

CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI, senyatanya


telah lama beredar dan telah diungkapkan kepada masyarakat luas melalui iklan

do
gu

pada media cetak, setidak-tidaknya sejak tahun 1999, antara lain di majalah
'Nakita' dan majalah 'Ayahbunda', sehingga bukan lagi merupakan suatu Desain
In
Industri yang memiliki nilai kebaruan (not novel), baik dari segi bentuk maupun
A

konfigurasinya. Oleh karena itu sudah selayaknya ketiga Desain Industri


tersebut dibatalkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga ;
ah

lik

‘Hak Desain Industri diberikan untuk Desain lndustri yang baru' vide Pasal 2
Undang-Undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri ;
m

ub

Bahwa selain tidak dipenuhinya unsur kebaruan pada pendaftaran


Desain Industri BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM
ka

ada angka 6 di atas, senyatanya Tergugat juga telah mendaftarkan ketiga


ep

Desain Industri tersebut dengan itikad tidak baik (bad faith), yaitu dengan tujuan
ah

agar Tergugat dapat mengklaim dirinya sebagai Pendesain dan Pemegang


R

Desain Industri atas TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan
es

TUTUP CANGKIR MINUM BAYI tersebut, padahal senyatanya Tergugat telah


M

ng

mengetahui bahwa ketiga Desain Industri yang didaftarkannya tersebut


on
gu

Hal. 3 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebenarnya sudah tidak baru lagi dari segi bentuk maupun konfigurasinya, atau

si
dengan kata lain sudah menjadi milik umum (public domain) dan Tergugat
hanya memanfaatkan celah hukum dalam Undang-undang No. 31 Tahun 2000

ne
ng
tentang Desain Industri, yang menganut azas/prinsip pendaftaran pertama
dalam perlindungan Desain Industri. Oleh karena itu sudah selayaknya Majelis
Hakim Pengadilan Niaga menyatakan bahwa Tergugat telah beritikad tidak baik

do
gu dalam mendaftarkan ketiga Desain Industri pada angka 6 tersebut di atas ;
Bahwa adanya itikad tidak baik Tergugat dalam mendaftarkan Desain

In
A
Industri TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP
CANGKIR MINUM BAYI tersebut pada angka 6 di atas, jelas telah melanggar
ah

lik
ketertiban umum, sehingga karenanya sangat beralasan bagi Majelis Hakim
Pengadilan Niaga untuk membatalkan ketiga Desain Industri tersebut ;
'Hak Desain Industri tidak dapat diberikan apabila Desain Industri tersebut
am

ub
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban
umum, agama, atau kesusilaan' vide Pasal 2 Undang-undang No. 31 Tahun
ep
2000 tentang Desain Industri ;
k

Bahwa pemberian Hak Desain Industri kepada Tergugat atas TEMPAT


ah

MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI
R

si
tersebut pada angka 6 di atas, sangat merugikan Penggugat yang hendak
mencari keadilan di muka hukum. Hal mana terbukti dari adanya panggilan dari

ne
ng

penyidik Polres Metro Bekasi yang ditujukan kepada Penggugat, dimana


seolah-olah Penggugat telah melanggar hak Tergugat dan telah melakukan

do
gu

tindak pidana pelanggaran Desain Industri. Oleh karena itu sudah sepatutnya
apabila Majelis Hakim yang mulia dan terhormat, yang memeriksa dan
In
mengadili perkara a quo untuk membatalkan ketiga Desain Industri yang
A

terdaftar atas nama Tergugat tersebut ;


Bahwa dengan dibatalkannya pendaftaran atas ketiga Desain Industri
ah

lik

tersebut pada angka 6 di atas, maka Penggugat mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Niaga agar menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan mematuhi
m

ub

serta melaksanakan putusan dalam perkara a quo, dengan mencatatkannya


dalam Daftar Umum Desain Industri serta mengumumkannya dalam Berita
ka

Resmi Desain Industri ;


ep

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada


ah

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan


R

putusan sebagai berikut :


es

I. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;


M

ng

II. Menyatakan Desain Industri, berupa :


on
gu

Hal. 4 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Judul Desain Industri : TEMPAT MAKAN BAYI ;

si
Nomor Desain Industri : ID 0 005 871 ;
b. Judul Desain Industri : CANGKIR MINUM BAYI ;

ne
ng
Nomor Oesain Industri : ID 0 005 970 ;
c. Judul Desain Industri : TUTUP CANGKIR MINUM BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 971 ;

do
gu yang ketiganya terdaftar atas nama Tergugat, tidak memiliki nilai
kebaruan ;

In
A
III. Menyatakan Tergugat telah beritikad tidak baik dalam mendaftarkan ketiga
Desain Industri yang terdaftar atas nama Tergugat tersebut ;
ah

lik
IV. Menyatakan pendaftaran Desain Industri, yaitu :
a. Judul Desain Industri : TEMPAT MAKAN BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 871 ;
am

ub
b. Judul Desain Industri : CANGKIR MINUM BAYI ;
Nomor Desain Industri : ID 0 005 970 ;
ep
c. Judul Desain Industri : TUTUP CANGKIR MINUM BAYI ;
k

Nomor Desain Industri : ID 0 005 971 ;


ah

yang ketiganya terdaftar atas nama Tergugat, batal dengan segala akibat
R

si
hukumnya ;
V. Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan mematuhi serta

ne
ng

melaksanakan putusan dalam perkara a quo, dengan mencatatkannya


dalam Daftar Umum Desain Industri serta mengumumkannya dalam Berita

do
gu

Resmi Desain Industri ;


VI. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ;
In
Atau:
A

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya berdasarkan Ketuhanan
ah

lik

Yang Maha Esa (ex a quo et bono) ;


Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi
m

ub

yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:


A. Eksepsi Kompetensi Absolut karena terdapat obyek gugatan Pengadilan Tata
ka

Usaha Negara
ep

1. Bahwa mengingat dalam gugatan Penggugat mengenai Pembatalan


ah

Desain Industri sebagaimana dimohonkan kepada Pengadilan


R

Negeri/Niaga Jakarta Pusat terdapat "obyek gugatan Pengadilan Tata


es

Usaha Negara (selanjutnya disebut PTUN), yaitu mengenai keabsahan


M

ng

perbuatan hukum Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual cq.


on
gu

Hal. 5 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

si
dan Rahasia Dagang (selanjutnya disebut Dirjen HaKI) selaku Pejabat
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan desain industri Daftar No.ID 0 005

ne
ng
871 dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI" dan ID 0 005 970 dengan judul
"TEMPAT CANGKIR MINUM BAYI" dan ID 0 005 971 dengan judul
"TUTUP CANGKIR MINUM BAYI", sebagaimana dimuat dalam posita

do
gu angka 5 dari gugatan, sebagaimana Tergugat kutip sebagai berikut :
"dinyatakan batal atau setidak-tidaknya membatalkan pendaftaran Desain

In
A
Industri Daftar No. ID 0 0005 871 dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI"
dan ID 0 005 970 dengan judul "TEMPAT CANGKIR MINUM BAYI" dan ID
ah

lik
0 005 971 dengan judul "TUTUP CANGKIR MINUM BAYI", atas nama
Tergugat dalam Daftar Umum Desain Industri dengan segala akibat
hukumnya" sebagaimana dimohonkan juga dalam petitum angka IV
am

ub
romawi dari gugatan, merupakan kompetensi Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 4 Undang-
ep
Undang No.9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang
k

mengatur sebagai berikut :


ah

"Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang
R

si
Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah,

ne
ng

sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk


sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

do
gu

berlaku";
2. Bahwa berkenaan dengan adanya obyek gugatan Pengadilan Tata Usaha
In
Negara (PTUN) maka gugatan Penggugat "terdapat obyek gugatan
A

ganda", maka sudah semestinya terlebih dahulu permasalahan mengenai


"keabsahan perbuatan hukum Dirjen HaKI, selaku Pejabat Tata Usaha
ah

lik

Negara yang mengeluarkan Desain Industri Daftar No. ID 0 005 871


dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI" dan ID 0 005 970 dengan judul
m

ub

CANGKIR MINUM BAYI" dan ID 0 005 971 dengan judul "TUTUP


CANGKIR MINUM BAYI", diperiksa dan diputuskan terlebih dahulu oleh
ka

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta ;


ep

3. Bahwa sesuai dengan dalil Tergugat di alas, dengan sangat memohon


ah

kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk dapat memberikan putusan


R

sela terlebih dahulu sehubungan dengan kompetensi absolut dari gugatan


es

Penggugat dan menyatakan gugatan ditolak atau setidak-tidaknva tidak


M

ng

dapat diterima ;
on
gu

Hal. 6 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
B. Eksepsi Penggugat tidak mempunvai kualitas untuk menggugat

si
(Disquafificatoire exeptie)
1. Bahwa Penggugat merupakan pihak yang tidak berhak dan berwenang

ne
ng
(disqua/ifikasi in person) untuk mengajukan gugatan dengan mengatas-
namakan sebagai pihak yang telah memperdagangkan cangkir dan
tutupnya serta mangkuk tempat makan bayi sejak tahun 2000 yang

do
gu memiliki persamaan dengan milik atau Desain Tergugat ;
2. Bahwa mengingat sesuai dengan Desain Industri Daftar No.ID 0 005 871

In
A
dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI", ID 0 005 970 dengan judul
"CANGKIR MINUM BAYI" dan ID 0 005 971 dengan judul "TUTUP
ah

lik
CANGKIR MINUM BAYI" yang dikeluarkan oleh Dirjen HaKI dan juga telah
diumumkan kepada publik, Tergugat adalah satu-satunya pemilik desain
industri yang telah memenuhi syarat formil pendaftaran sebagaimana
am

ub
dibuktikan dengan diterima dan disahkan permohonan pendaftaran oleh
Dirjen HaKI. Bahwa dalil Penggugat ini sesuai dengan Yurisprudensi
ep
Mahkamah Agung No.2872 K/Pdt/1998, tanggal 29 Desember 1998.
k

"Tampilnya seseorang sebagai Penggugat atas suatu gugatan di


ah

Pengadilan yang mempermasalahkan kepemilikan suatu benda, padahal


R

si
ia bukan pemilik, maka tampilannya ia sebagai Penggugat berada dalam
diskualifikasi in person";

ne
ng

3. Bahwa berkenaan dengan dalil Tergugat di atas, maka sudah semestinya


Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan gugatan Penggugat tidak

do
gu

dapat diterima ;
C. Eksepsi gugatan Penggugat kabur (obscuur libel).
In
1. Bahwa Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk
A

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima mengingat gugatan


Penggugat kabur, karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum materiil
ah

lik

sebagaimana diatur dalam :


a) Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri (selanjutnya
m

ub

disebut Undang-Undang Desain Industri) dan ;


b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.1 Tahun 2005 tentang
ka

pelaksanaan Undang-Undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain


ep

Industri ("Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2005") ;


ah

2. Bahwa dalil Penggugat "seolah-olah perbuatan Tergugat melakukan


R

pengakuan desain industri melalui "Pendaftaran Desain Industri"


es

perwujudan adanya itikad tidak baik (bad faith) -quad non- adalah tidak
M

ng

berdasar sesuai dengan fakta hukum perbuatan hukum Tergugat untuk


on
gu

Hal. 7 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan pendaftaran dan pengakuan desain industri, telah

si
memperhatikan serta berdasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku
dan terkait yaitu :

ne
ng
a) Undang-Undang Desain Industri ; dan ;
b) Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2005 ;
3. Bahwa dalam posita gugatan, Penggugat mendalilkan "seolah-olah

do
gu desain industri Daftar No.ID 005 871, ID 005 970 dan ID 005 971 tidak
memenuhi unsur kebaruan (not novel) karena telah lama beredar dan

In
A
telah diungkapkan kepada masyarakat luas melalui iklan pada media
cetak sejak tahun 1999 serta bahwa desain TEMPAT MAKAN BAYI,
ah

lik
CANGKIR MINUM BAYI, TUTUP CANGKIR M/NUM BAYI yang
didaftarkan Tergugat adalah sudah menjadi milik umum (public domain),
namun sesungguhnya dengan memperhatikan dan merujuk pada
am

ub
Undang-Undang Desain Industri, kedudukan hukum Tergugat selaku
pemegang industri Daftar No. ID 0 005 871, ID 0 005 970 dan ID 0 005
ep
971 telah memenuhi syarat untuk sahnya suatu desain industri. Bahwa
k

mengingat Tergugat telah memenuhi seluruh syarat untuk sahnya


ah

Desain Industri a quo dengan merujuk dan memperhatikan Undang-


R

si
Undang Desain Industri, maka jelas gugatan Penggugat tidak
mendasarkan gugatannya pada ketentuan hukum dan perundang-

ne
ng

undangan yang berlaku ;


4. Bahwa gugatan Penggugat kabur karena tidak memenuhi syarat formal

do
gu

sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Reglemen op de Rechts-vordering,


yang menentukan bahwa suatu surat gugatan haruslah memuat secara
In
jelas peristiwa hukum, berikut dasar hukum dan petitum secara terperinci
A

dan dapat dipahami ;


5. Dengan demikian gugatan jelas menjadi kabur dan oleh karenanya harus
ah

lik

dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknva dinyatakan tidak dapat diterima ;


Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat telah
m

ub

menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan gugatan


balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
ka

Bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi adalah pendesain


ep

TEMPAT MAKAN BAYI, yang telah dimohonkan pendaftarannya tanggal 4


ah

September 2003 dengan Nomor. ID 0 005 871 dan CANGKIR MINUM BAYI,
R

TUTUP CANGKIR pertama di Indonesia yang telah dimohonkan pendaftarannya


es

tanggal 16 September 2003 yang masing-masing dengan Nomor. ID 0 005 970


M

ng

dan 10 0 005 971, untuk itu diberikan hak eksklusif selama 10 tahun sejak
on
gu

Hal. 8 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal penerimaannya dan hak untuk melarang orang lain yang tanpa

si
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan desain TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM

ne
ng
BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI, yang sama dengan TEMPAT
MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI
milik Penggugat Rekonvensi (Pasal 5 dan Pasal 9 Undang-Undang Desain

do
gu Industri) yang berbunyi :
Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka waktu 10

In
A
(sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan ;
Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak
ah

lik
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri ;
am

ub
Bahwa Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi telah membuat,
mengedarkan dan menjual TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI,
ep
dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI dengan desain TEMPAT MAKAN BAYI,
k

CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI milik Penggugat
ah

Rekonvensi/Tergugat Konvensi selama kurang lebih 6 (enam) tahun yaitu sejak


R

si
didaftarkannya desain industri a quo pada tahun 2003 dengan mengeruk
keuntungan yang ditaksir Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;

ne
ng

Perbuatan Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi tersebut menyebabkan


Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi kehilangan potensi keuntungan yang

do
gu

seharusnya dapat diterima oleh Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi


akibat perbuatan melanggar hukum yang terus-menerus dilakukan oleh
In
Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi atau dengan kata lan telah
A

menimbulkan kerugian bagi Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi yaitu


dengan menurunnya omzet penjualan produk sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu
ah

lik

milyar rupiah) ;
Bahwa akibat gugatan yang telah diajukan oleh Tergugat Rekonvensi/
m

ub

Penggugat Konvensi tersebut, menimbulkan kerugian bagi Penggugat


Rekonvensi/Tergugat Konvensi yaitu berupa pengeluaran biaya jasa hukum
ka

advokat serta biaya-biaya lain seperti biaya pengadilan dan lain-lain sebesar
ep

Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) yang merupakan kerugian


ah

materiil dan juga immaterial ;


R

Bahwa dengan demikian kerugian yang dialami Penggugat


es

Rekonvensi/Tergugat Konvensi baik secara materiil maupun immateriil dapat


M

ng

dirinci sebagai berikut :


on
gu

Hal. 9 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Kerugian materiil yakni karena keuntungan yang didapat Tergugat

si
Rekonvensi/Penggugat Konvensi dalam menjual produk TEMPAT MAKAN
BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI dengan

ne
ng
desain TEMPAT MAKAN BAYI Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi
sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
b. Kerugian materiil akibat telah mengeluarkan biaya jasa hukum advokat serta

do
gu biaya-biaya lain seperti biaya pengadilan sebesar Rp.150.000.000,- (seratus
lima puluh juta rupiah) ;

In
A
c. Kerugian materiil yakni kehilangan potensi keuntungan yang sepatutnya
dapat di peroleh akibat omzet penjualan menurun setelah Tergugat
ah

lik
Rekonvensi/ Penggugat Konvensi yang menggunakan desain TEMPAT
MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI
RekonvensiITergugat Konvensi sebesar .... Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
am

ub
rupiah) ;
d. Kerugian immateriil Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi yakni
ep
tercemarnya nama baik yang tidak ternilai di kalangan relasi bisnisIkonsumen
k

akibat adanya perkara ini serta telah kehilangan waktu, tenaga, dan pikiran
ah

yang sebenarnya tidak dapat dinilai dengan uang tetapi untuk membuat
R

si
semuanya menjadi jelas Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi perlu
menetapkan sesuatu untuk kepentingan perkara ini dengan menyatakan

ne
ng

dalam nilai uang sebesar ……....Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;


Total kerugian sebesar : Rp.3.150.000.000,- (tiga milyar seratus lima puluh

do
gu

juta rupiah) ;
Bahwa agar gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi tidak
In
sia-sia perlu pula diletakan sita jaminan (Conservatoir Beslag) atas sebidang
A

tanah berikut bangunannya yang terletak di Jalan Pluit Raya No. 19 Blok B 3 A,
Jakarta Utara untuk sekedar cukup Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi
ah

lik

melaksanakan segala kewajibannya dalam melaksanakan putusan ini ;


Bahwa untuk menjamin ketepatan waktu pembayaran ganti rugi tersebut,
m

ub

maka perlu ditetapkan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.1.000.000,- (satu


juta rupiah) per-hari untuk setiap hari keterlambatan pembayaran tersebut ;
ka

Bahwa mengingat gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi ini


ep

cukup beralasan dan didukung dengan alat-alat bukti yang sah maka Penggugat
ah

Rekonvensi/Tergugat Konvensi mohon putusan uit voerbaar bij voorraad


R

(putusan serta mertaI putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu) ;


es

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat dalam


M

ng

Rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri


on
gu

Hal. 10 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta Pusat supaya memberikan putusan sebagai berikut :

si
DALAM PROVISI :
1. Meletakkan sita jaminan (Conservatoir Beslag) atas sebidang tanah berikut

ne
ng
bangunannya yang terletak di Jalan Pluit Raya No. 19 Blok B 3 A, Jakarta
Utara ;
2. Memerintahkan Penggugat untuk segera menghentikan segala perbuatan

do
gu pelanggaran pidana bidang Desain Industri berupa memproduksi, membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan atau menjual/memper-

In
A
dagangkan barang berupa TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI
, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI yang desainnya sama atau meniru
ah

lik
desain industri milik Tergugat ;
3. Menerbitkan Surat Penetapan Sementara terhadap Penggugat untuk
mencegah masuknya produk yang berkaitan dengan pelanggaran Hak
am

ub
Desain Industri dan untuk menyimpan bukti yang berkaitan dengan
pelanggaran Hak Desain Industri oleh Penggugat ;
ep
4. Memerintahkan Penggugat untuk mengumumkan Permohonan maaf kepada
k

Tergugat melalui media massa di sedikitnya 3 (tiga) surat kabar skala


ah

nasional selama sedikitnya 3 (tiga) hari secara berturut-turut atas


R

si
perbuatannya telah membajak dan menjual desan industri Daftar No.ID 0
005 871 dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI", ID 0 005 970 dengan judul

ne
ng

"CANGKIR MINUM BAYI" dan ID 0 005 971 dengan judul "TUTUP


CANGKIR MINUM BAYI" milik Tergugat ;

do
gu

DALAM EKSEPSI :
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat seluruhnya ;
In
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima menurut hukum ;
A

DALAM REKONVENSI :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya ;
ah

lik

2. Menyatakan desain industri Daftar No.ID 0 005 871 dengan judul "TEMPAT
MAKAN BAYI", ID 0 005 970 dengan judul "CANGKIR MINUM BAYI" dan ID
m

ub

0 005 971 dengan judul "TUTUP CANGKIR MINUM BAYI" atas nama
Penggugat Rekonvensi adalah sah dari sesuatu yang baru ;
ka

3. Menyatakan Tergugat Rekonvensi melakukan perbuatan melawan hukum


ep

karena telah melanggar hak eksklusif Penggugat Rekonvensi ;


ah

4. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar seketika dan sekaligus


R

kerugian materiil sejumlah Rp.2.150.000.000,- (dua milyar seratus lima puluh


es

juta rupiah) ;
M

ng

5. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar seketika dan sekaligus


on
gu

Hal. 11 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kerugian immateriil sejumlah Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;

si
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar uang paksa (dwangsom)
seketika dan sekaligus Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari untuk

ne
ng
setiap hari keterlambatan pembayaran tersebut ;
7. Menghukum Tergugat RekonvensiIPenggugat Konvensi untuk menghentikan
pembuatan, menggunakan, menjual TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR

do
gu MINUM BAYI, dan TUTUP CANGKIR MINUM BAYI yang sama dengan
desain TEMPAT MAKAN BAYI, CANGKIR MINUM BAYI, dan TUTUP

In
A
CANGKIR MINUM BAYI milik Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi
yang merupakan pelanggaran hak desain industri ;
ah

lik
8. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan dalam perkara ini ;
9. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini ;
am

ub
10. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun
Tergugat Rekonvensi mengajukan kasasi ;
ep
Atau :
k

Dalam peradilan yang baik, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
ah

bono) ;
R

si
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan No. No.10/Desain

ne
ng

Industri/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 23 Juni 2009 yang amarnya sebagai berikut :


I. Gugatan Konvensi :

do
gu

1. Dalam Eksepsi :
- Menolak Eksepsi Tergugat seluruhnya ;
2. Dalam Pokok Perkara :
In
A

a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;


b. Menyatakan Desain Industri, berupa :
ah

lik

1) a. Judul Desain Industri : Tempat Makan Bayi ;


b. No.: Desain Industri : ID 0 005 871 ;
m

ub

c. Tanggal Penerimaan Permohonan : 04-09-2003 ;


d. Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;
ka

e. Nama Pendesain : Asai Harum ;


ep

2) a. Judul Desain Industri : Cangkir Minum Bayi ;


ah

b. No.: Desain Industri : ID 0 005970 ;


R

c. Tanggal Penerimaan Permohonan : 16-09-2003 ;


es

d. Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;


M

ng

e. Nama Pendesain : Asai Harum ;


on
gu

Hal. 12 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3) a. Judul Desain Industri : Tutup Cangkir Minum Bayi ;

si
b. No.: Desain Industri : ID 0 005 971 ;
c. Tanggal Penerimaan Permohonan : 16-09-2003 ;

ne
ng
d. Pemegang Desain Industri : Asai Harum ;
e. Nama Pendesain : Asai Harum ;
yang ketiganya terdaftar alas nama Tergugat tidak memiliki nilai

do
gu kebaruan pada saat diterimanya permohonan pendaftaran oleh
Turut Tergugat ;

In
A
c. Menyatakan Tergugat beritikad tidak baik dalam mendaftarkan ketiga
Desain Industri tersebut ;
ah

lik
d. Menyatakan pendaftaran Desain Industri yaitu :
a.) Judul Desain Industri : Tempat Makan Bayi ;
No.: Desain Industri : ID 0 005 871 ;
am

ub
b.) Judul Desain Industri : Cangkir Minum Bayi ;
No.: Desain Industri : ID 0 005 970 ;
ep
c.) Judul Desain Industri : Tutup Cangkir Minum Bayi ;
k

No.: Desain Industri : ID 0 005971 ;


ah

yang terdaftar atas nama Tergugat batal dengan segala akibat


R

si
hukumnya ;
e. Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan mematuhi serta

ne
ng

melaksanakan putusan dalam perkara a quo dengan


mencatatkannya dalam Daftar Umum Desain Industri serta

do
gu

mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain Industri ;


f. Menghukum Tergugat dan Turut Tergugat membayar biaya perkara
In
secara tanggung renteng Rp.1.041.000,- (satu juta empat puluh satu
A

ribu rupiah) ;
II. Gugatan Rekonvensi :
ah

lik

1. Dalam Eksepsi :
- Menolak eksepsi Tergugat Rekonvensi seluruhnya ;
m

ub

2. Dalam Pokok Perkara :


1. Menolak gugatan Rekonvensi seluruhnya ;
ka

2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara


ep

sebesar Nihil ;
ah

Menimbang, bahwa setelah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan


R

Negeri tersebut dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada
es

tanggal 23 Juni 2009 kemudian terhadapnya oleh Tergugat diajukan


M

ng

permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 02 Juli 2009 dengan perantaraan
on
gu

Hal. 13 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
khuasanya khusus berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 30 Juni 2009

si
sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No.28/HaKI/2009/PN.
Niaga.Jkt.Pst, Jo. No.10/Desain Industri/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat

ne
ng
oleh Panitera Muda Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri tersebut

do
gu pada tanggal 21 Agustus 2009 ;
bahwa setelah itu oleh Penggugat yang pada tanggal 24 Juli 2009 telah

In
A
diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat diajukan jawaban memori
kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
ah

lik
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 03 Agustus 2009 ;
bahwa setelah itu oleh Turut Tergugat yang pada tanggal 23 Juli 2009
telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat diajukan jawaban memori
am

ub
kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 03 Agustus 2009 ;
ep
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
k

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam


ah

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,


R

si
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

ne
ng

Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :


Bahwa putusan Judex Facti didasarkan atas Pemohon Kasasi

do
gu

berpendapat demikian satu dan lainnya akan Pemohon Kasasi jelaskan dalam
keberatan-keberatan yang menjadi dasar dan alasan diajukannya Memori
In
Kasasi berikut ini :
A

DALAM KONVENSI :
DALAM EKSEPSI :
ah

lik

Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat tetap menolak dan membantah


pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
m

ub

Pusat dalam putusannya halaman 27 yang menyatakan :


"Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ke-1, Majelis Hakim dengan
ka

mendasarkan Pasal 38 ayat (1) Undang-undang No.31 tahun 2000 tentang


ep

Desain lndustri yang menyatakan Gugatan Pembatalan pendaftaran Desain


ah

lndustri dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan dengan alasan


R

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 atau 4 kepada Pengadilan Niaga ;


es

"Menimbang, bahwa mendasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut


M

ng

di atas Majelis Hakim menolak seluruh eksepsi Tergugat, Keberatan Pemohon


on
gu

Hal. 14 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi/Tergugat berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

si
1. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan hukum atau melanggar hukum
yang berlaku. Pertama, karena hanya dengan mendasarkan pada ketentuan

ne
ng
Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
(selanjutnya disebut dengan "Undang-Undang Desain Industri") serta
menerapkannya secara sempit tanpa melihat bahwa gugatan Termohon

do
gu Kasasi/Penggugat sesungguhnya tanpa didasari oleh atas hak kekayaan
intelektual apapun apakah hak desain industri yang telah didaftarkan

In
A
sebelumnya ataupun hak cipta yang lebih dahulu, namun hanya semata-mata
atas dasar dugaannya bahwa desain Pemohon Kasasi sudah menjadi public
ah

lik
domain, -quad non- dan kemudian Judex Facti tetap saja menerima dan
memeriksa hingga memutuskan mengabulkan gugatan pembatalan desain
industri atas dasar kepentingan Termohon Kasasi yang tidak jelas, tidak
am

ub
dapat dibenarkan secara hukum, dan tidak memiliki justifikasi atau
pembenaran hukum. Kedua, Judex Facti tidak menerapkan ketentuan-
ep
ketentuan HaKI secara komprehensif dan secara nyata gugatan yang
k

diajukan oleh Termohon Kasasi ke Pengadilan Niaga dilandasi iktikad buruk


ah

karena nyata-nyata gugatannya itu memperkosa Hak Cipta dan/atau Hak


R

si
Desain lndustri Pemohon Kasasi dan ketidakadilan ini kemudian dibenarkan
dalam putusan Judex Facti sehingga putusannya sama sekali tidak

ne
ng

memenuhi rasa keadilan bagi Pemohon Kasasi sebagai pencipta, pendesain,


pemakai pertama serta pendaftar pertama peralatan tempat makan dan

do
gu

minum bayi (feeding set) yang didaftarkan sebagai Desain lndustri No. ID 0
005 871 dengan judul "TEMPAT MAKAN BAYI" dan ID 0 005 970 dengan
In
judul "TEMPAT CANGKIR MINUM BAYI" dan ID 0 005 971 dengan judul
A

"TUTUP CANGKIR MINUM BAYI" (selanjutnya disebut dengan "feeding


set") ;
ah

lik

2. Bahwa Judex Facti tidak melihat dengan cermat bahwa substansi gugatan :
Termohon Kasasi sesungguhnya merupakan obyek gugatan Pengadilan Tata
m

ub

Usaha Negara yaitu mengenai keabsahan perbuatan hukum berupa


Keputusan Pejabatan Tata Usaha Negara dalam hal ini Direktorat Jenderal
ka

Hak Kekayaan lntelektual cq. Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain
ep

Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang (selanjutnya disebut dengan
ah

"Dirjen HaKI") selaku Pejabat Tata Usaha Negara yang telah menerbitkan
R

Sertifikat Desain Industri Daftar No. ID 0 005 871 dengan judul "TEMPAT
es

MAKAN BAYI" dan lD 0 005970 dengan judul "TEMPAT CANGKIR MINUM


M

ng

BAYI" dan lD 0 005 971 dengan judul "TUTUP CANGKIR MINUM BAYI"
on
gu

Hal. 15 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehingga merupakan kompetensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara

si
sebagaimana diatur dalam Pasal 53 Undang-Undang No.5 Tahun 1986 jo
Undang-Undang No.9 Tahun 2004 yang berbunyi :

ne
ng
(1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya di-
rugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan
gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan

do
gu agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi

In
A
dan/atau direhabilitasi.
(2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana
ah

lik
dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
am

ub
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
asas- asas umum pemerintahan yang baik ;
ep
3. Bahwa Judex Facti sepatutnya tidak memeriksa suatu perkara gugatan
k

pembatalan desain industri yang bersifat spekulatif dan semena-mena,


ah

dimana terdapat obyek gugatan yang lebih merupakan obyek sengketa Tata
R

si
Usaha Negara dan terlebih lagi gugatannya yang diajukan ke Pengadilan
Niaga itu tanpa didasari oleh alas HaKI apapun yang dimiliki Termohon

ne
ng

Kasasi, sudah semestinya permasalahan mengenai Keputusan Dirjen HaKI,


selaku Pajabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan sertifikat desain

do
gu

industri tersebut di atas, seyogyanya cukuplah diperiksa dan diputuskan oleh


Pengadilan Tata Usaha Negara di Jakarta ;
In
Bahwa dengan tidak diajukannya gugatan pembatalan keputusan pejabat
A

Tata Usaha Negara oleh Termohon Kasasi ke Pengadilan Negeri Jakarta tanpa
didasari alas HaKI apapun, maka Pemohon Kasasi berpendapat gugatan
ah

lik

seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima.


Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat tetap menolak dan membantah
m

ub

pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat dalam putusannya halaman 27 yang kami kutip kembali berikut ini :
ka

"Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ke-2, Majelis Hakim mendasarkan pada


ep

hukum acara perdata, di mana dinyatakan bahwa siapapun yang merasa


ah

memiliki hak dan haknya tersebut dilanggar serta ingin mempertahankan


R

haknya, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan; (ligitima persona


es

standi in yudicio);
M

ng

"Menimbang, bahwa selanjutnya dalam Pasal 38 ayat (1) Gugatan dapat


on
gu

Hal. 16 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diajukan oleh pihak yang berkepentingan... dan –seterusnya ;

si
"Menimbang, bahwa dengan memperhatikan posita gugatan Penggugat dapat
disimpulkan bahwa Penggugat adalah Perusahaan yang lama bergerak di

ne
ng
bidang perdagangan barang-barang perlengkapan bayi dan anak, dan telah
menjamin kerja sama dengan pasar swalayan dalam hal distribusi dan
pemasaran yang mana pada tanggal 23 Januari 2009 barang-barang

do
gu Penggugat disita oleh aparat Kepolisian Polres Metro Bekasi dengan sangkaan
melanggar hak Desain lndustri milik Tergugat ;

In
A
"Menimbang, bahwa mendasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis Hakim
berpendapat bahwa Penggugat dalam perkara a quo mempunyai kualitas untuk
ah

lik
mengajukan gugatan karena kepentingan merasa dilanggar dengan adanya Hak
Eksklusif Desain lndustri milik Tergugat. Namun demikian apakah Penggugat
dapat membuktikan kebenaran dalil gugatannya sepenuhnya tergantung hasil
am

ub
pemeriksaan alat bukti para pihak ;
"Menimbang, bahwa mendasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut
ep
di atas Majelis Hakim menolak seluruh eksepsi Terugugat ;
k

Keberatan Pemohon Kasasi/Tergugat berdasarkan alasan-alasan sebagai


ah

berikut :
R

si
1. Bahwa Judex Facti menurut hemat Pemohon Kasasi telah salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku atau lalai memenuhi

ne
ng

syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, dalam


hal ini telah keliru dan salah, secara a priori menyatakan bahwa Termohon

do
gu

Kasasi memiliki hak dan kepentingan yang dilanggar sehingga mempunyai


kualitas untuk mengajukan gugatan pembatalan Hak Desain Industri
In
Pemohon Kasasi padahal faktanya Termohon Kasasi sama sekali tidak
A

memiliki alas hak Desain Industri atas feeding set yang diproduksi dan
dipasarkannya, dengan demikian Termohon Kasasi sama sekali bukanlah
ah

lik

pihak yang berhak dan berwenang (disqualifikasi in person) untuk


mengajukan gugatan Termohon Kasasi hanyalah pihak peniru/penjiplak
m

ub

barang (free rider) dan dirinya bukanlah pemilik desain, Pemohon Kasasi-
lah si pencipta, pendesain, pemakai pertama serta pendaftar pertama dan
ka

oleh karenanya sebagai pemilik desain satu-satunya, dan desain ciptaannya


ep

belumlah menjadi milik umum (public domain) karena belum habis masa
ah

perlindungan Hak Cipta dan/atau Hak Desain Industrinya.


R

2. Bahwa dengan mendasarkan kepada Yurisprudensi Tetap Mahkamah


es

Agung No.2872 K/Pdt/1998, tanggal 29 Desember 1998 :


M

ng

"Tampilnya seseorang sebagai Penggugat atas suatu gugatan di


on
gu

Hal. 17 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan yang mempermasalahkan kepemilikan suatu benda, padahal ia

si
bukan pemilik, maka tampilannya ia sebagai Penggugat berada dalam
diskualifikasi in person ",

ne
ng
Karena dalam hal ini Termohon Kasasi mengklaim secara sepihak atas
dasar dugaannya semata bahwa desain produk feeding set a quo telah
menjadi milik umum (public domain), dimana Termohon Kasasi juga

do
gu merupakan bagian dari masyarakat umum sehingga turut memiliki desain
a quo -quad non-, dan sesungguhnya desain produk a quo adalah hak milik

In
A
kekayaan intelektual yang merupakan hak eksklusif Hak Cipta dan/atau Hak
Desain Industri Pemohon Kasasi yang masih berlaku masa perlindungannya
ah

lik
dan oleh karena itu maka sepatutnya Termohon Kasasi dinyatakan
diskualifikasi in person.
3. Bahwa apa yang disyaratkan dalam Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang
am

ub
Desan Industri yaitu pembatalan pendaftaran desain dapat diajukan oleh
pihak yang berkepentingan, menurut hemat Pemohon Kasasi adalah
ep
merupakan hal spesifik yang perlu mendapatkan pertimbangan secara
k

tersendiri dan wajib dibuktikan adanya kepentingan Penggugat dalam


ah

mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran desain industri tersebut.


R

si
Bahwa Pemohon Kasasi sependapat dengan pertimbarlgan Judex Facti
bahwa "Namun demikian apakah Penggugat dapat membuktikan kebenaran

ne
ng

dalil gugatannya sepenuhnya tergantung hasil pemeriksaan alat bukti para


pihak", akan tetapi kenyataannya dalam pertimbangan selanjutnya Judex

do
gu

Facti dalam memutus perkara a quo, tidak pernah memberi pertimbangan


hukum yang kuat dan fair serta memadai bahwa Penggugat adalah sebagai
In
pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan pembatalan
A

pendaftaran desain industri.


4. Bahwa menurut ketentuan tentang pembatalan desain industri,
ah

lik

sebagaimana dinyatakan dalam buku "Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori


dan Prakteknya di Indonesia", oleh Drs. Muhammad Djumhana, S.H dan R.
m

ub

Djubaedillah, SH, diterbitkan PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1993, halaman
168 :
ka

"Sesungguhnya pendaftaran desain hanya dapat dimintakan pembatalan


ep

oleh pihak yang berkepentingan yaitu pemilik desain yang telah terdaftar
ah

berdasarkan alasan tertentu. Permintaan pembatalan diajukan melalui


R

gugatan kepada pengadilan, diantaranya karena alasan :


es

• Adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dari desain


M

ng

miliknya yang terlebih dahulu terdaftar.


on
gu

Hal. 18 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Penggunaan secara tidak sah atas desain milik orang lain yang

si
menggugat.
• Peniruan atau menyerupai desain dengan secara tidak sah (tanpa ijin

ne
ng
tertulis). "
Sehingga dengan demikian cukuplah jelas dan tegas bahwa antara

do
Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi tidak memiliki causaliteit untuk
gu pihaknya mengajukan gugatan pembatalan, karena secara yuridis bukanlah
pihak yang secara nyata dirugikan oleh keberadaan Hak Eksklusif Hak Cipta

In
A
dan/atau Hak Desain Industri, dengan demikian Termohon Kasasi tidak
berkualitas sebagai Penggugat karena Termohon Kasasi tidak mempunyai
ah

lik
alas HaKI sarna sekali kecuali hanya mempunyai kepentingan untuk
mengulur-ulur waktu agar Termohon Kasasi dapat lebih lama menikmati
keuntungan dengan menggunakan desain Pemohon Kasasi dan justru
am

ub
sebaliknya Pemohon Kasasi-lah yang mempunyai hak dan kepentingan
untuk menggugat balik Termohon Kasasi atas pelanggaran Hak Cipta
ep
dan/atau Hak Desain Industri yang dilakukan oleh Termohon Kasasi.
k

5. Bahwa Judex Facti mengabaikan fakta bahwa Pemohon Kasasi-Iah yang


ah

R
memilik hak kekayaan intelektual atas desain ciptaannya sejak tahun 1981

si
dan Judex Facti seharusnya melihat kepentingan Termohon Kasasi tidak

ne
lebih dari kepentingan seorang pembajak dan peniru desain ciptaan
ng

Pemohon Kasasi yang tanpa mau jerih payah mengorbankan waktu, tenaga
dan pikiran guna menciptakan dan mendesain suatu barang, namun ingin

do
gu

secara instant mengambil keuntungan dengan membuat dan menjual


produk desain industri yang meniru desain ciptaan orang lain.
In
6. Bahwa dengan adanya fakta bahwa Termohon Kasasi sama sekali
A

bukanlah pemilik dan pendesain atas produk feeding set, sehingga


Termohon Kasasi sama sekali tidak memiliki hak ataupun kepentingan
ah

lik

apapun, maka bagaimana bisa dikatakan oleh Majelis Hakim bahwa hak
eksklusif Desain Industri Pemohon Kasasi telah melanggar suatu hak dan
m

ub

kepentingan yang memang sama sekali tidak ada atau dimiliki oleh
Termohon Kasasi. Gugatan pembatalan desain industri Penggugat terlalu
ka

spekulatif dan tidak renting (frivolous) dan sekaligus semena-mena karena


ep

hanya memanfaatkan celah hukum sisi lemah (loophole) Undang-Undang


ah

Desain Industri, maka untuk menjaga wibawa lembaga Peradilan Niaga,


R

seyogyanya hanya memeriksa perkara-perkara contentiosa yang bermutu


es
M

dan valid yang didasari oleh klaim alas hak yang jelas dan sah.
ng

Bahwa atas dasar hal-hal tersebut. secara yuridis Penggugat tidak


on
gu

Hal. 19 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai kepentingan dan kualitas untuk mengajukan gugatan a quo

si
dengan demikian pertimbangan Judex Facti adalah sangat tidak beralasan
menurut hukum dan tidak atas dasar hukum dan oleh karenanya cukup

ne
ng
beralasan apabila Pemohon Kasasi berpendapat bahwa gugatan harus
dinyatakan diskualifikasi ini person sehingga gugatan seharusnya ditolak
atau setidak-tidaknva tidak dapat diterima.

do
gu Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat tetap menolak dan membantah dengan
pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

In
A
Jakarta Pusat dalam putusannya halaman 27 yang menyatakan :
"Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ke-3, Majelis Hakim setelah
ah

lik
memeriksa posita dan petitum gugatan Penggugat menyimpulkan bahwa
obyek gugatan adalah Desain lndustri atas ketiga barang a/n Tergugat;
dasar hukum gugatan Penggugat Pasal 38, alasan gugatan Penggugat
am

ub
sebagaimana diatur Pasal 2 yakni pada saat pendaftaran bukanlah Desain
lndustri yang baru ;
ep
"Menimbang, bahwa mendasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
k

tersebut di atas Majelis Hakim menolak selurluh eksepsi Tergugat ;


ah

Keberatan Pemohon Kasasi/Tergugat berdasarkan alasan-alasan sebagai


R

si
berikut :
1. Bahwa Judex Facti tidak cermat dan telah salah dalam menerapkan hukum

ne
ng

dan sama sekali tidak berupaya menggali dan menemukan hukum dimana
Judex Facti idealnya justru menciptakan hukum baru yang lebih berkeadilan

do
gu

guna menjamin kepastian hukum bagi seorang pencipta desain produk


industri, akan tetapi justru Judex Facti hanya semata-mata terpaku dan
In
terkungkung pada bunyi Pasal 2 Undang-Undang Desain Industri secara
A

kaku menafsirkan mengenai syarat kebaruan (novelty) tanpa


mempertimbangkan hal-hal dan kondisi-kondisi yang dapat dijadikan analogi
ah

lik

untuk kepentingan pemeriksaan perkara a quo secara adil, yaitu dalam hal ini
dimungkinkannya pengecualian atas syarat kebaruan Pasal 2 tersebut,
m

ub

sehingga sesungguhnya ketentuan kebaruan itu bersifat tidak mutlak/absolut,


seperti digambarkan secara eksplisit dalarn semangat ketentuan Pasal 3
ka

Undang-Undang Desain Industri mengenai tidak dianggap sebagai suatu


ep

pengumuman atau pengungkapan desain industri jika dipakai untuk


ah

kepentingan-kepentingan tertentu dan Pasal 55 Undang-Undang Desain


R

Industri mengenai diperbolehkannya produk-produk yang diciptakan sebelum


es

berlakunya Undang-Undang Desain Industri untuk dapat didaftarkan melalui


M

ng

Undang-Undang Desain Industri, sehingga tentunya produk-produk itu tidak


on
gu

Hal. 20 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
baru lagi atau sama dengan pengungkapan yang te.lah ada sebelumnya

si
pada saat tanggal penerimaan permohonan pendaftarannya.
2. Bahwa ketentuan Pasal 2 telah nyata-nyata dipakai secara tidak patut dan

ne
ng
dengan iktikad buruk oleh Termohon Kasasi untuk dijadikan sebagai dasar
gugatannya, dan kesalahan ini kemudian dibenarkan dalarn putusan Majelis
Hakim, tanpa melihat dan mendalami fakta bahwa Pemohon Kasasi adalah

do
gu pencipta dan pendesain produk feeding set a quo, melakukan permohonan
pendaftaran atas desain produk Industri ciptaannya sendiri bukan

In
A
ciptaan/desain orang lain, dan kemudian mendapatkan Sertifikat Desain
Industri, semata-mata dilandasi iktikad baik tanpa pretensi apapun, yaitu
ah

lik
guna mendapatkan perlindungan hukum atas desain yang diciptakannya
pada tahun 1981 dan kemudian guna menegaskan Hak Cipta desain produk
Pemohon Kasasi telah bersedia menundukkan diri pada ketentuan undang-
am

ub
undang baru yang lebih sesuai yaitu Undang-Undang Desain Industri yang
mulai berlaku pada Juni 2001.
ep
3. Bahwa Judex Facti sepatutnya menggali rasa keadilan sehingga dapat
k

menyatakan bahwa gugatan Termohon Kasasi sesungguhnya kabur (obscuur


ah

libel) karena jelas-jelas bahwa gugatan Termohon Kasasi tidak memenuhi


R

si
syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal 1-8 Reglemen op de Rechts-
vodering, yang menentukan bahwa suatu surat gugatan haruslah secara jelas

ne
ng

menjelaskan peristiwa hukum, berikut dasar hukum dan petitum secara


terperinci dan dapat di pahami, narnun Termohon Kasasi hanya sekedar

do
gu

memakai dan memanfaatkan sisi kelemahan dan celah hukum (loophole)


dalam Undang-Undang Desain Industri terutama Pasal 2 yang sangat
In
potensial multitafsir, sementara dirinya tidak memiliki alas hak kekayaan
A

intelektual apapun, sehingga jelas-jelas Termohon Kasasi tidak hanya


membajak desain produk Pemohon Kasasi namun juga telah membajak
ah

lik

Pasal 2 Undang-Undang untuk suatu kepentingan yang tidak patut dan tidak
dapat dibenarkan berdasarkan hukum dan keadilan, sementara di sisi lain,
m

ub

Pemohon Kasasi, dalam upaya mengajukan permohonan pendaftaran


perlindungan Hak Cipta atas desain ciptaannya pacta akhir dekade 90-an,
ka

telah disarankan oleh Dirjen HAKI untuk mendaftarkan melalui Hak Desain
ep

lndustri yang lebih sesuai yang mulai berlaku Juni 2001, sehingga Pemohon
ah

Kasasi telah mentaati semua ketentuan hukum yang berlaku dan telah
R

memenuhi seluruh syarat untuk sahnya Desain lndustri berdasarkan Undang-


es

Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri dan Peraturan


M

ng

Pemerintah Republik Indonesia No.1 Tahun 2005 tentang pelaksanaan


on
gu

Hal. 21 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri ;

si
4. Bahwa Judex Facti telah terbukti tidak konsiten dalam pertimbangannya
dalam eksepsi ke-2 dan eksepsi ke-3 di mana dalam pertimbangan eksepsi

ne
ng
ke-2 Judex Facti menilai masih akan melihat "Bahwa mendasarkan hal-hal
tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dalam perkara
a quo mempunyai kualitas untuk mengajukan gugatan karena kepentingan

do
gu merasa dilanggar dengan adanya Hak Eksklusif Desain Industri milik
Tergugat; Namun demikian apakah Penggugat dapat membuktikan

In
A
kebenaran dalil gugatannya sepenuhnya tergantung hasil pemeriksaan alat
bukti para pihak" sementara dalam pertimbangan eksepsi ke-3 sudah menilai
ah

lik
pokok perkara. Bahwa terhadap eksepsi ke-3, Majelis Hakim setelah
memerika posita dan petitum gugatan Penggugat menyimpulkan bahwa
obyek gugatan adalah Desain Industri atas ketiga barang a/n Tergugat, dasar
am

ub
hukum gugatan Penggugat Pasal 38, alasan gugatan Penggugat
sebagaimana diatur Pasal 2 yakni pada saat pendaftaran bukanlah Desain
ep
Industri yang baru ;
k

5. Bahwa dengan pembuktian sederhana sebenarnya sudah cukup jelas dan


ah

tegas bahwa Termohon Kasasi tidak memiliki alas HaKI apapun sehingga
R

si
seharusnya Judex Facti menjatuhkan Putusan Sela menolak gugatan
pembatalan Desain Industri Termohon Kasasi sebelum memeriksa pokok

ne
ng

perkara karena hal ini menyangkut formalitas, belum sampai pada


pemeriksaan pokok perkara. Judex Facti jelas-jelas tidak menerapkan

do
gu

hukum acara dengan benar, masih dalam Eksepsi sudah memeriksa materi
pokok perkara dan lebih parah lagi kemudian menjatuhkan Putusan Sela di
In
akhir bersamaan dengan putusan pokok perkara dan justru sama sekali tidak
A

memeriksa dan menjatuhkan Putusan Provisionil yang diminta oleh Pemohon


Kasasi.
ah

lik

Bahwa dengan tidak didasarkannya gugatan oleh pihak Termohon Kasasi


dengan alas hak kekayaan intelektual apapun dan hanya memanfaatkan sisi
m

ub

lemah ketentuan-ketentuan mengenai kepastian hukum perlindungan Hak


Cipta dan Hak Desain itu Industri dan dimungkinkannya pengecualian atas
ka

ketentuan syarat kebaruan dalam Undang-Undang Desain Industri, dan oleh


ep

karenanya gugatan harus dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya tidak


ah

dapat diterima.
R

DALAM PROVISI :
es

- Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat sangat keberatan bahwa Judex Facti


M

ng

sama sekali tidak memeriksa, mempertimbangkan dan memutuskan tuntutan


on
gu

Hal. 22 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
provisionil Pemohon Kasasi dengan tidak memberikan pertimbangan hukum

si
apapun sama sekali dalam putusannya.
- Bahwa Tuntutan Provisionil yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat

ne
ng
menyangkut sita jaminan, penghentian perbuatan pelanggaran dan
penetapan sementara dan permintaan maaf, merupakan hal yang wajar dan
dibenarkan oleh undang-undang terutama tentang adanya mekanisme

do
gu penetapan sementara terhadap barang-barang tiruan sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 49 Undang-Undang Desain Industri yang berbunyi :

In
A
"Berdasarkan bukti yang cukup, pihak yang haknya dirugikan dapat meminta
Hakim Pengadilan Niaga untuk menerbitkan surat penetapan sementara
ah

lik
tentang :
- pencegahan masuknya produk yang berkaitan dengan pelanggaran Hak
Desain lndustri ;
am

ub
- Penyimpanan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Desain
lndustri ;
ep
DALAM POKOK PERKARA :
k

1. Bahwa Judex Facti Telah Melakukan Undue Process Of Law Dan Tidak
ah

Menerapkan Hukum Acara Sebagaimana Mestinya.


R

si
• Bahwa Judex Facti di dalam pertimbangannya halaman 5 menyatakan
sebagai berikut :

ne
ng

"Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha dengan sungguh-


sungguh agar kedua belah pihak menyelesaikan sengketa ini secara

do
gu

damai akan tetapi tidak berhasil dan seterusnya"


Bahwa Pemohon Kasasi menolak pertimbangan ini karena tidak
In
benar Judex Facti telah berupaya mendamaikan sebagaimana disebutkan
A

dalam putusannya, secara faktual Judex Facti tidak pernah sama sekali
mengupayakan mediasi namun langsung pada acara pemeriksaan
ah

lik

gugatan dan jawaban. Hal ini sebagaimana telah disampaikan secara lisan
oleh Panitera Pengganti bahwa dalam perkara Disain lndustri tidak ada
m

ub

mediasi karena waktu pemeriksaan dan putusan dibatasi paling lama 90


(sembilan puluh) hari, dan pada saat itu Pemohon Kasasi/Tergugat telah
ka

menentang dan tidak menyetujuinya. Mediasi merupakan kewajiban


ep

imperatif Majelis Hakim yang sama sekali tidak boleh diabaikan dan
ah

dilalaikan dalam rangka mendamaikan kedua belah pihak yang


R

berperkara, sebagaimana diatur dalam Pasal 130 ayat (1) jo. Pasal 131 (1)
es

HIR maupun Pasal 154 RBG serta PERMA No.2 Tahun 2003 tentang
M

ng

Prosedur Mediasi di Pengadilan sebagai landasan formil yang


on
gu

Hal. 23 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
komprehensif sebagai pedoman tata tertib bagi para Hakim di pengadilan

si
tingkat pertama mendamaikan para pihak yang berperkara.
"Bahwa Hakim yang mengabaikan pemeriksaan tahap mendamaikan dan

ne
ng
langsung tahap pemeriksaan jawab-menjawab, dianggap melanggar tata
tertib beracara, sehingga proses pemeriksaan dikualifikasikan undue
process.

do
gu Akibatnya pemeriksaan :
- Dianggap tidak sah, dan

In
A
- Pemeriksaan harus dinyatakan batal demi hukum ;
(dikutip dari buku "Hukum Acara Perdata, Tentang Gugatan, Persidangan,
ah

lik
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan", M. Yahya Harahap, SH,
terbitan Sinar Grafika, Jakarta, cetakan ke empat, Mei 2006, halaman 240-
241) ;
am

ub
• Bahwa Judex Facti telah melanggar asas peradilan yang cepat (vide Pasal
4 ayat (2) Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
ep
Kehakiman) dan telah melanggar Pasal 39 ayat (6) Undang-Undang
k

Desain Industri yang menentukan bahwa :


ah

"Sidang pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam


R

si
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari setelah gugatan
didaftarkan. Diketahui bahwa Gugatan Penggugat didaftarkan tanggal 11

ne
ng

Februari 2009 dan sidang pemeriksaan perkara a quo ternyata masih


berlangsung hingga tanggal 8 Juni 2009 (tanggal 15 Juni 2009 adalah

do
gu

sidang tahap Kesimpulan), maka masa pemeriksaan perkara a quo telah


melebihi jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari, tepatnya
In
pemeriksaan ini telah berlangsung selama 2 (dua) bulan, lebih 20 (dua
A

puluh) hari kerja aktif.


Pelanggaran jangka waktu di atas dikarenakan dalam persidangan pada
ah

lik

tahap pembuktian dalam perkara ini, tepatnya pada sidang tanggal 30 April
2009 setelah acara pemeriksaan saksi-saksi Tergugat selesai, Majelis
m

ub

Hakim menunda sidang selama 1 (satu) bulan lamanya, Ketua Majelis


Hakim menjelaskan bahwa akan bepergian ke luar negeri dalam hal ini ke
ka

negara Amerika Serikat dalam rangka tugas dinas, sehingga sidang akan
ep

dibuka lagi pada tanggal 1 Juni 2009, di mana hal ini ternyata di kemudian
ah

hari telah merugikan Pemohon Kasasi/Tergugat karena waktu yang


R

tersedia menjadi semakin sempit, berkurang atau habis waktunya untuk


es

kepentingan pembelaan diri Pemohon Kasasi/Tergugat, melihat batas


M

ng

waktu pemutusan yang ditentukan Pasal 39 ayat (8) Undang-Undang


on
gu

Hal. 24 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Desain Industri adalah paling lama 90 (sembilan puluh hari). Maka hal ini

si
sangatlah kontras dengan alasan Panitera Pengganti bahwa tidak ada
upaya mediasi dalam perkara Desain lndustri ini karena waktunya

ne
ng
terbatas.
Pemohon Kasasi menguraikan permasalahan ini karena ternyata pada
tahap pembuktian dalam rangka mempersiapkan dan mengajukan saksi-

do
gu saksi Tergugat untuk kepentingan membantah dalil-dalil yang disampaikan
saksi Lim Andrani (saksi Penggugat) yang mana pada sidang tanggal 30

In
A
April 2009 telah menerangkan hal-hal atau fakta-fakta baru yang bukan
hanya tidak relevan dengan konteks gugatan pembatalan tapi juga
ah

lik
ternyata terbukti keterangan palsu, tidak sesuai fakta kebenaran
menyangkut keterangannya tentang produk feeding set merek Crocco
yang diproduksi oleh PT. Mensa Prima yang menurutnya bentuknya
am

ub
adalah sama dengan desain industry feeding set merek PBX milik
Pemohon Kasasi dan bahwa produk merek Crocco itu telah dibuat sejak
ep
tahun 1976, maka kemudian Pemohon Kasasi melalui permohonan
k

bantuan pemanggilan saksi-saksi melalui Pengadilan. Meskipun kemudian


ah

bahwa pada sidang tanggal 8 Juni 2009, saksi-saksi yang telah dipanggil
R

si
yaitu Bpk. Jimmy selaku Direktur Utama PT. MENSA PRIMA (yang
memproduksi merk CHICCO) dan Bpk. Asep Wahyu selaku Penyidik di

ne
ng

Polres Metro Bekasi yang telah memeriksa Direktur Utama PT.BAYI


KIDDY INDONESIA selaku tersangka pelanggaran pidana Desain Industri

do
gu

a quo, melalui Surat Pemanggilan Saksi oleh Pengadilan Niaga pada


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, No : W10.Ul.3914.Pdt.02.VI.2009/3 dan
In
No : W10.Ul.3915.Pdt.02.VI.2009/3 tanggal 4 Juni 2009, saksi-saksi yang
A

mana tidak ada yang hadir memenuhi panggilan, maka kemudian Ketua
Majelis Hakim memperkenankan agar bukti-bukti tambahan dan
ah

lik

penyempurnaan dari kedua belah pihak untuk di-nazegelen dan dibubuhi


materai dan dapat diterima sebagai bukti surat dan agar disampaikan pada
m

ub

sidang tanggal 15 Juni 2009 bersamaan dengan Kesimpulan, dan akhirnya


bukti-bukti surat itulah yang dapat menangkal atau mematahkan
ka

keterangan saksi Lim Andrani tersebut.


ep

Bahwa karena panggilan itu tidak dipenuhi oleh saksi-saksi, dan


ah

karena jangka waktu pemeriksaan sudah hampir habis tinggal cukup


R

sedikit waktu untuk tahap penyampaian Kesimpulan hingga perkara ini


es

akhirnya diputuskan pada tanggal 23 Juni 2009, sesuai batas akhir waktu
M

ng

yang diperkenankan undang-undang, yaitu tepat pada hari ke-90 hari kerja
on
gu

Hal. 25 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejak didaftarnya gugatan pada 11 Februari 2009, sehingga bagi Pemohon

si
Kasasi/Tergugat tidak ada waktu yang cukup luang untuk mengupayakan
secara paksa secara maksimal untuk panggilan kedua ataupun ketiga

ne
ng
terhadap saksi-saksi tersebut.
Bahwa menurut hemat Pemohon Kasasi/Tergugat pencatuman
upaya mendamaikan dalam putusan yang sesungguhnya upaya itu tidak

do
gu pernah dilakukan oleh Majelis Hakim adalah merupakan kebohongan yang
nyata dan pelanggaran serius yang harus dipertanggungjawabkan secara

In
A
moral dan hukum dan mengakibatkan pemeriksaan menjadi tidak sah,
demikian pula apabila dalam Berita Acara juga telah dicantumkan upaya
ah

lik
mediasi padahal tidak pernah ada mediasi, maka Berita Acara Sidang
juga tidak sah, dan adanya pelanggaran terhadap asas peradilan yang
cepat membuktika secara nyata bahwa Judex Facti telah melakukan
am

ub
undue process dan tidak menerapkan hukum acara sebagaimana
mestinya.
ep
2. Bahwa Judex Facti Telah Melakukan Pelanggaran Asar Fair Trial, Asas Audi
k

Et Alteram Partem Dan Asas Imparsialitas.


ah

• Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 18-22 menyatakan


R

si
sebagai berikut :
"Menimbang, bahwa Tergugat untuk membuktikan dalil-dalil bantahannya telah

ne
ng

mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut: dst. (Listing bukti TERGUGAT


No.1 sampai No. 38)

do
gu

Bahwa PEMOHON KASASI sangat keberatan atas tidak dicantumkan atau


diuraikannya secara lengkap bukti-bukti PEMOHON KASASI DAHULU Tergugat
In
secara utuh dan sempurna yang mengakibatkan lalainya Judex Facti dalam
A

menilai dan mempertimbangkan keseluruhan bukti-bukti yang telah diajukan,


terlebih bukti-bukti yang tidak dimasukkan dalam putusan ini adalah bukti-bukti
ah

lik

yang sangat menentukan dalam rangka pembelaan diri Tergugat untuk


mematahkan dalil-dalil Penggugat dan mengukuhkan dalil-dalil bantahan serta
m

ub

membuktikan dalil-dalil Gugatan Rekonvensi Tergugat.


Bahwa dalam acara pembuktian keseluruhan bukti Tergugat, baik daftar bukti
ka

yang pertama diajukan pada persidangan tanggal 15 April 2009, kemudian


ep

perbaikan dan/atau penambahan bukti yang kedua yang diajukan pada


ah

persidangan tanggal 22 April 2009 dan penyampaian bukti yang ketiga


R

merupakan bukti lawan (tegenbewijs/counterproof) yang diajukan pada


es

persidangan tanggal 15 Juni 2009 sebagaimana telah diuraikan oleh PEMOHON


M

ng

KASASI DAHULU Tergugat dalam Kesimpulan halaman 5-10, telah diterima dan
on
gu

Hal. 26 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan oleh Ketua Majelis Hakim dapat diterima sebagai bukti surat.

si
Bukti-bukti PEMOHON KASASI DAHULU Tergugat yang telah dengan
sengaja tidak dimasukkan dalam daftar bukti Tergugat dalam putusan sebagai

ne
ng
berikut:
1. Bukti T8-3 Foto-foto lama [4 buah] feeding set dan perlengkapan bayi
lainnya produk dari PT. Lulu Wena; membuktikan produk feeding set telah

do
gu dibuat oleh Tergugat sejak tahun 1986 (bukti awal yang kemudian dikoreksi
karena ada bukti lain yang menunjukkan lebih lama lagi yaitu adalah sejak

In
A
tahun 1981) sebagaimana terlihat pada catatan kecil di pinggir foto (foto kiri)
dan juga pada tahun 1993 terlihat pada tanggal foto (foto kanan atas).
ah

lik
Feeding set ini adalah hasil produksi dari moulding (besi pencetak) milik
Tergugat yang dibuat atas pesanannya berdasarkan hasil ciptaan orisinal
seni gambar produk yang dibuat oleh Tergugat. Produk ini pernah
am

ub
dimohonkan pendaftaran hak ciptanya oleh Tergugat sekitar akhir dekade
90-an namun ditolak oleh Dirjen HaKI dengan alasan didaftarkan nanti saja
ep
setelah berlaku UU Desain Industri. Tergugat sebagai pencipta orisinal atas
k

produk feeding set ini mendapatkan perlindungan Hak Cipta berdasarkan


ah

Asas Deklaratif, karena sebelum ada perlindungan karya Desain Industri, hal
R

si
ini masih diatur melalui Undang-Undang Hak Cipta sebagai Karya Seni
Terapan. Maka setelah berlakunya sistim perlindungan hak Desain Industri

ne
ng

yaitu sejak disahkannya Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 Tentang


Desain Industri pada tanggal 20 Desember 2000 dan mulai dilaksanakannya

do
gu

permohonan Desain Industri pada bulan Juni 2001, maka semata-mata


untuk kepentingan mendapatkan perlindungan HaKI atas produknya,
In
Tergugat baru memohonkan pendaftarannya melalui Undang-Undang
A

Desain Industri pada tahun 2003;


2. Bukti T5- 7 Rekapitulasi Penjualan Feeding Set PT. Lulu Wena milik
ah

lik

Tergugat tahun 2004 sampai tahun 2008 pada 188 toko dan swalayan di
seluruh Indonesia dalam bentuk tabel jumlah angka Rupiah yang disusun
m

ub

oleh staf accounting PT. Lulu Wena pada tanggal 8 Juni 2009; membuktikan
bagaimana akibat langsung dari masuknya produk-produk feeding set tiruan
ka

diantaranya dari Penggugat yang dapat dilihat pada rekap penjualan yang
ep

nampak dalam tabel rekap penjualan di 188 toko dan swalayan di seluruh
ah

Indonesia, untuk toko-toko tertentu tidak mencatat penjualan sama sekali


R

dalam tahun-tahun tertentu, untuk kepentingan perkara ini, hanya dibuktikan


es

dari tahun 2004-2008, sehingga pantas dan wajar Tergugat menuntut ganti
M

ng

kerugian baik materiil maupun immateriil.


on
gu

Hal. 27 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bukti T6-5 Sertifikat Merek PEX, No. 160373 tanggal 28 Oktober 1981,

si
didaftarkan dalam Daftar Umum dengan No. 260342 untuk barang-barang
dalam kelas 3, 8, 10 dan 21 pemilik atas nama Asai Harum, dengan

ne
ng
perpanjangan 18 Oktober 1989 dan 13 Juni 1990
4. Bukti T6-6 Sertifikat Merek PEX, No. 160374 tanggal 28 Oktober 1981,
didaftarkan dalam Daftar Umum dengan No. 260346 untuk barang-barang

do
gu dalam kelas 3, 8, 10 dan 21 pemilik atas nama Asai Harum, dengan
perpanjangan 18 Oktober 1989 dan 13 Juni 1990.

In
A
Bukti T6-5 don T6-6 di atas; membuktikan bahwa jauh sebelum adanya
Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000 dan bahkan sebelum
ah

lik
adanya Undang-Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, Tergugat telah
memproduksi barang-barang perlengkapan bayi dan anak termasuk feeding
set berupa tempat makan bayi, cangkir minum bayi dan tutupnya, jelasnya
am

ub
sudah sejak tahun 1981, dengan memakai merek PEX sebagaimana
tercantum dalam kedua sertifikat merek tersebut untuk kelas 3, 8, 10 21 untuk
ep
barang-barang diantaranya cangkir, mangkok, gelas.
k

5. Bukti T8-4 Foto-foto produk cangkir dan tutupnya merek Chicco dalam foto
ah

disandingkan dengan produk merek PEX milik Tergugat untuk tujuan


R

si
perbandingan (5 buah); membuktikan keterangan saksi Penggugat Lim
Andrani pada sidang tanggal 30 April 2009 yang menyatakan bahwa produk

ne
ng

feeding set merek PEX milik Tergugat kurang lebih sama dengan produk
merek Chicco dimana dia telah pernah bekerja sebagai salesman pada PT.

do
gu

Menjangan Sakti/Mensa Prima (produsen merek Chicco) pada tahun 1980


adalah nyatanya tidak benar. Tergugat telah melakukan riset di PT. Mensa
In
Prima pada awal Mei 2009, bertemu dengan Marketing Manager PT. Mensa
A

Prima dan mengambil foto produk cangkir minum bayi dan tutupnya merek
Chicco dan menyandingkannya dengan cangkir dan tutupnya merek PEX
ah

lik

milik Tergugat dan bahkan Tergugat menemukan fakta bahwa PT. Mensa
Prima hanya pernah memproduksi cangkir dan tutupnya dan tidak pernah
m

ub

memproduksi mangkok/tempat makan bayi dan itupun bentuknya sama sekali


berbeda sebagaimana nampak dalam foto perbandingan ini.
ka

6. Bukti T8-5 Foto-foto moulding untuk mencetak feeding set mangkok/tempat


ep

makan bayi, cangkir dan tutupnya tempat minum bayi milik Tergugat (4
ah

buah); membuktikan produk feeding set milik Tergugat bermerek PEX telah
R

diproduksi sejak lama dengan memakai moulding/pencetak yang telah diakui


es

dimiliki Tergugat sejak tahun 1981


M

ng

7. Bukti T8-6 Foto-foto feeding set merek NISHIKAWA milik Penggugat untuk
on
gu

Hal. 28 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang mangkok / tempat makan bayi telah dimodifikasi bentuknya dan untuk

si
cangkir dan tutupnya telah dimodifikasi konfigurasinya, produk merek
NISHIKAWA ini dibeli oleh Tergugat di toko Nabila Baby Shop Children Plaza

ne
ng
Ciputat, menurut pemilik toko baru dijual sejak 3 bulan yang lalu (6 buah foto
dan bukti nota pembelian dilampirkan bersamaan dengan awal perkara ini
diperiksa); membuktikan Penggugat telah merubah konfigurasi produk-produk

do
gu feeding set merek NISHIKAWA miliknya dengan menambahkan
benjolan/butir-butir timbul sebanyak tiga buah masing-masing pada

In
A
permukaan cangkir dan tutup cangkir dan merubah bentuk mangkoknya
menjadi bundar, hal ini mempertegas bahwa Penggugat tidak konsisten
ah

lik
menganggap bahwa desain industri feeding set milik Tergugat adalah sudah
menjadi public domain, kalau dianggapnya public domain mengapa harus
merubah produknya. Penggugat kemungkinan besar takut untuk melanggar
am

ub
desain industri orang lain lagi, dan tidak ingin lagi meniru desain hak cipta
maupun hak desain industri milik Tergugat supaya tidak lagi dianggap
ep
melanggar hak eksklusif Hak Cipta maupun Desain Industri Tergugat.
k

Padahal perubahan sedikit oleh Penggugat ini-pun masih bisa saja


ah

melanggar desain industri Tergugat, karena bentuk dan kesan estetis cangkir
R

si
dan tutupnya masih sama dengan milik Tergugat, karena perbedaan yang
ada hanya pada bagian lain yang lebih minor saja

ne
ng

8. Bukti T9-1 Berita Acara Pemeriksaan Saksi Ahli Ribon Sitorus, SH, MH
tanggal 19 Januari 2009 oleh Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, yang

do
gu

meminta keterangan dan pendapat selaku Ahli mengenai dugaan tindak


pidana penggunaan desain industri secara tanpa hak atas barang tempat
In
makan bayi, tutup cangkir minum banyi dan cangkir minum bayi yang
A

terdaftar di Ditjen HKI milik Tergugat; membuktikan terutama pada point 15


dalam BAP Ahli bahwa Ahli berpendapat dan menilai produk bajakan/tiruan
ah

lik

dengan logo panda dan logo kepala singa merek My Dear milik Penggugat
terhadap produk serupa bermerek PEX milik Tergugat; untuk tempat makan
m

ub

bayi memiliki kesan estetis yang sama; sedangkan tutup cangkir minum bayi
dan cangkir minum bayi juga memiliki kesan estetis yang sama pula,
ka

perbedaan (komposisi) warna tidak menghilangkan kesamaan desain pada


ep

bentuk dan konfigurasinya, sehingga kesimpulan Ahli pada point 16, Ahli
ah

menilai produk merek My Dear diduga merupakan hasil pelanggaran atas


R

ketiga Desain Industri milik Tergugat.


es

Bahwa dengan tidak diuraikannya secara lengkap meskipun ringkas,


M

ng

sehingga tidak mengkaji dan mendiskripsikan bukti-bukti Tergugat secara utuh


on
gu

Hal. 29 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan secara keseluruhan terutarna bukti-bukti yang sangat menentukan di atas

si
(kecuali untuk Bukti T6-5 sampai dengan T6-6 memang telah dipertimbangkan
oleh Judex Facti dalam putusannya halaman 32, telah dikesampingkan karena

ne
ng
dinilai oleh Majelis Hakim tidak relevan, namun tanpa memberikan alasan
pertimbangan hukum yang kuat mengapa mengenyampingkannya, untuk itu
Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat sangat keberatan dan akan menanggapinya

do
gudalam uraiannya nanti), dan sebaliknya pengkajian dan penilaian secara utuh
hanya dilakukan terhadap bukti-bukti Penggugat, maka membuktikan bahwa

In
A
Judex Facti telah mengadili secara tidak adil sehingga terbukti Judex Facti telah
melanggar asas fair trial dan telah melanggar asas audi et alteram partem
ah

lik
(mendengar dan memeriksa kedua belah pihak secara seimbang) sebagaimana
diamanatkan Pasal 131 HIR, pelanggaran atas asas pokok yang bersifat
universal dalam gugatan perdata bahwa seseorang yang digugat atau dihukum
am

ub
melakukan suatu perbuatan, haruslah terlebih dulu diberi kesempatan untuk
membela diri, serta melanggar asas imparsialitas sebagaimana diatur dalarn
ep
Pasal 28 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 jo. Pasal 29 Undang-Undang No.4
k

Tahun 2004.
ah

Bahwa dalam pertimbangan hukumnya, Judex Facti telah memberikan


R

si
pertimbangan hukum yang tidak cermat dan tidak teliti terhadap bukti-bukti yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat, sehingga mengakibatkan

ne
ng

terjadinya kekeliruan dan/atau kesalahan dalam menerapkan hukum


pembuktian. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI,

do
gu

Mahkamah Agung berhak untuk melakukan pemeriksaan atas suatu surat bukti
sepanjang penafsiran yang dilakukan oleh Judex Facti bertentangan dengan
In
Undang- Undang atau ada hukum yang dilanggar, dalam hal ini khususnya
A

penilaian atas surat bukti yang diajukan Pemohon Kasasi, selengkapnya


yurisprudensi dimaksud dikutip sebagai berikut:
ah

lik

“Soal penafsiran surat-surat pada umumnya bersifat kenyataan yang tidak


takluk pada Kasasi, kecuali jika dalam cara penafsirannya telah dilanggar
m

ub

hukum/undang-undang ". (Putusan Mahakamah Agung RI tanggal 14 Agustus


1957, No. 143K/Sip/1956";
ka

"Penilaian alat bukti yang merupakan penilaian yuridis, bukan penilaian fakta
ep

semata-mata, tunduk pada Kasasi ". (Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 2-


ah

11- 1976, No. 178K/Sip/1976);


R

Bahwa oleh karena putusan Judex Facti a quo tidak mendiskripsikan dan
es

mempertimbangkan alat bukti dan nilai pembuktian secara lengkap dan


M

ng

seksama maka mengakibatkan putusan a quo dianggap tidak cukup


on
gu

Hal. 30 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan hukumnnya atau onvoldoende gemotiveerd dan putusan a quo

si
bertentangan dengan Pasal 178 ayat (1) HIR, Pasal 189 RBG dan Pasal 18
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 sebagaimana jo. Pasal 19 Undang-Undang

ne
ng
No. 4 Tahun 2004. Maka menurut hemat Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat
putusan Judex Facti patut dibatalkan berdasarkan Yurisprudensi Tetap
Mahkamah Agung:

do
gu - Putusan Mahkamah Agung No. 4434 K/Sip/1986 yang menjelaskan,
pangabulan gugatan tanpa disertai pertimbangan yang seksama alat bukti

In
A
lawan yang diajukan Tergugat. dinyatakan putusan yang tidak cukup
pertimbangan;
ah

lik
- Putusan No. 2461 K/Pdt/1984 yang menegaskan putusan yang dijatuhkan
tidak cukup pertimbangan, karena Hakim tidak seksama dan rinci menilai
segala fakta yang ditemukan di persidangan;
am

ub
- Putusan Mahkamah Agung No. 672 K/Sip/1972 yang menegaskan, putusan
harus dibatalkan, karena tidak cukup pertimbangan (niet voldoende
ep
gemotiveerd) mengenai alat bukti dan nilai kekuatan pembuktian.
k

• Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya tidak lengkap, tidak seksama


ah

dan tidak cermat serta akurat dalam memeriksa dan menilai keterangan
R

si
saksi-saksi dan ahli sehingga keliru dalam pertimbangan putusannya:
- Putusan Judex Facti halaman 22-23 menyatakan sebagai berikut:

ne
ng

"Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya kuasa hukum


Penggugat, selain mengajukan surat bukti tersebut di atas, juga mengajukan

do
gu

saksi Ahli dan saksi Fakta, antara lain sebagai berikut:


Saksi ke-1 Ahli, bernama: Prof. DR. Agus Sardjono, SH, MH, di muka sidang
In
dst.
A

Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat sangat keberatan atas tidak


diuraikannya secara lengkap meskipun secara ringkas saja, keterangan ahli di
ah

lik

atas, bahkan banyak keterangan dan pendapat ahli yang telah diungkapkan
oleh ahli di persidangan, telah sengaja diselundupkan, ditutup-tutupi serta tidak
m

ub

diungkapkan oleh Judex Facti dalam putusannya, padahal keterangan tersebut


sangat obyektif, reIevan, signifikan dan sangat menentukan dalam perkara a
ka

quo.
ep

Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat telah menemukan fakta bahwa


ah

keterangan ahli yang telah diuraikan dalam putusan Judex Facti di atas adalah
R

sangatlah minim dan sangat tidak lengkap, padahal telah terungkap fakta di
es

persidangan bahwa ahli telah menerangkan secara panjang lebar mengenai


M

ng

beberapa aspek perlindungan HaKI, sebagaimana telah diuraikan dalam


on
gu

Hal. 31 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kesimpulan Penggugat halaman 13 sampai dengan 21 (yang dituliskan secara

si
faktual, utuh dan akurat karena berdasarkan rekaman audio yang telah
ditranskripkan), terutama berkenaan dengan berlakunya perlindungan Hak Cipta

ne
ng
atas ciptaan desain produk feeding set milik Tergugat karena diciptakan jauh
sebelum adanya UUDl dan justru terdapat indikasi kuat adanya praktek bisnis
curang (unfair business practices) yang dilakukan oleh Penggugat (keterangan

do
gu Ahli selengkapnya akan kembali diuraikan secara utuh dalam Keberatan
Pemohon Kasasi di bawah nanti).

In
A
- Putusan Judex Facti halaman 23 menyatakan sebagai berikut:
Saksi ke-2 bemama: Lim Andrani, dst.
ah

lik
Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat sangat keberatan atas tidak
diuraikannya keterangan saksi Lim Andrani sesuai dengan fakta persidangan
secara benar dan akurat, bahkan keterangan saksi yang telah diungkapkan di
am

ub
persidangan ini, telah dimanipulasi, dirubah dan/atau diganti dengan keterangan
yang sama sekali tidak benar, sehingga Judex Facti dalam pertimbangan
ep
putusannya telah salah dan tidak cermat dalam menilai pembuktian keterangan
k

saksi, padahal keterangan saksi apakah memang palsu ataupun memang telah
ah

dirubah maksudnya tersebut, sangat signifikan dan relevan dalam pemeriksaan


R

si
perkara a quo.
Keterangan saksi yang dimaksud dalam putusan, dikutip kembali sebagai

ne
ng

berikut:
"Bahwa menurut saksi perusahaan dengan merek Chiko ini menjual produk-

do
gu

produk dengan desain industri seperti ditunjukkan barang-barang bukti dan


persis barang-barang tersebut dijual oleh Chiko, serta barang tersebut sudah
In
ada sejak tahun 1976";
A

Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat telah menemukan fakta bahwa


keterangan saksi yang telah diuraikan dalam putusan Judex Facti di atas adalah
ah

lik

tidak benar, sangat berbeda jauh dengan yang telah diuraikan


dalamKesimpulan Penggugat halaman 10-11 (yang telah dituliskan secara
m

ub

faktual, utuh dan akurat karena berdasarkan rekaman audio yang telah
ditranskripkan), bahwa telah terungkap fakta di persidangan menurut
ka

keterangan saksi tersebut sebagai berikut:


ep

- Bahwa barang bukti produk yang ditunjukkan di muka persidangan bentuknya


ah

adalah seperti merek CHICCO yang dulu pada awal tahun 1980 telah
R

diproduksi oleh CHICCO yang merupakan produk impor dari Itali;


es

- Bahwa saksi tidak tahu persis bahwa barang yang dijual juga oleh Tergugat
M

ng

pada tahun 1985-1986 adalah seperti produk barang bukti yang ditunjukkan
on
gu

Hal. 32 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di muka persidangan;

si
- Bahwa saksi mengetahui produk bayi yang bentuknya kurang lebih sama
seperti barang bukti yang ditunjukkan di muka persidangan yang selain

ne
ng
CHICCO pada tahun 1985 ada merek lain yaitu Baby Joy;
- Bahwa CHICCO sudah berada di Indonesia sejak sekitar tahun 1976 namun
berupa perusahaan perorangan yang belum berbadan hukum PT.

do
gu Keterangan saksi tersebut menunjukkan tidak benar bahwa desain produk
perlengkapan bayi yang desainnya seperti milik Tergugat telah diproduksi oleh

In
A
Chicco sejak tahun 1976, tahun 1976 adalah tahun berdirinya PT. Mensa Prima
yang mempunyai merek Chicco dan memproduksi produk perlengkapan bayi itu
ah

lik
baru pada tahun 1985; dan bahkan bentuk feeding set merek Chicco ternyata
sama sekali berbeda dan hal ini berhasil dapat dibuktikan oleh Pemohon Kasasi
Dahulu Tergugat (vide Bukti T8-4, dan bukti keterangan saksi Tergugat) yang
am

ub
mana akan diuraikan lebih lanjut dalam keberatan selanjutnya.
- Putusan Judex Facti halaman 23 menyatakan sebagai berikut:
ep
Saksi ke-3 bernama: David Sutanto dst.
k

Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat sangat keberatan atas tidak


ah

diuraikannya keterangan saksi David Sutanto secara lengkap, bahkan ada satu
R

si
hal penting dalam keterangan saksi yang telah diungkapkan di persidangan ini ,
telah sengaja dihilangkan atau tidak dimuat dalam putusan, sehingga Judex

ne
ng

Facti dalam pertimbangan putusannya telah salah dan tidak cermat dalam
menilai pembuktian keterangan saksi, padahal keterangan saksi tersebut sangat

do
gu

signifikan dan relevan dalam pemeriksaan perkara a quo.


Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat telah menemukan fakta bahwa
In
keterangan saksi ada yang telah dihilangkan, ada satu hal yang cukup berbeda
A

dengan yang telah diuraikan dalam Kesimpulan Penggugat halaman 11 (yang


telah dituliskan secara faktual, utuh dan akurat karena berdasarkan rekaman
ah

lik

audio yang telah ditranskripkan), yaitu bahwa saksi menerangkan


perusahaannya hanya membuat produk pesanan dari PT. BAYI KIDDY
m

ub

INDONESIA (dalam hal ini Penggugat) saja dan tidak untuk PT-PT lain;
sehingga dengan demikian Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi
ka

keberatan dan meragukan independensi keterangan selaku saksi, karena saksi


ep

mempunyai hubungan pekerjaan dengan pihak Penggugat meskipun tidak


ah

dalam satu perusahaan selaku majikan dan karyawan, namun saksi hanya
R

mengerjakan order pesanan pihak perusahaan Penggugat sehingga


es

membuktikan ketergantungannya pada satu pemberi order pekerjaan saja telah


M

ng

menghilangkan independensinya ke arah tindakan yang berat sebelah memihak


on
gu

Hal. 33 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Penggugat, terlebih Penggugat mengajukan keberatan, maka

si
berdasarkan Pasal 172 HIR, Hakim berwenang mempertimbangkan kedudukan
saksi ini dalam arti luas, termasuk hubungan kerja.

ne
ng
- Putusan Judex Facti halaman 23-24 menyatakan sebagai berikut:
"Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil bantahannya, Tergugat selain
surat bukti tersebut di atas juga mengajukan saksi sebagai berikut:

do
gu Saksi ke-1 bernama: Erick Setianto dst.
Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Tergugat sangat keberatan atas tidak

In
A
diuraikannya keterangan saksi Erik Setianto secara lengkap, bahkan ada satu
hal penting dalam keterangan saksi yang telah diungkapkan di persidangan ini,
ah

lik
telah sengaja dihilangkan atau tidak dimuat dalam putusan, sehingga Judex
Facti dalam pertimbangan putusannya telah salah dan tidak cermat dalam
menilai pembuktian keterangan saksi, padahal keterangan saksi tersebut sangat
am

ub
signifikan dan relevan dalam pemeriksaan perkara a quo.
Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat telah menemukan fakta bahwa
ep
keterangan saksi yang telah dihilangkan adalah bahwa saksi menerangkan:
k

- Bahwa benar Saksi ketika masih bekerja sebagai sales di PEX (PT. LULU
ah

WENA) telah mengalami hambatan dalam pemasaran karena menemukan


R

si
adanya produk-produk tiruan, sehingga mengakibatkan secara otomatis
penjualan PEX menurun drastis, kira-kira 40% dari seluruh omzet penjualan

ne
ng

itu menurun atau menghilang pasarnya, namun Saksi tidak dapat menilai
kerugian dalam bentuk Rupiah;

do
gu

- Bahwa benar Saksi kemudian diminta Penggugat Konvensi/Tergugat


Rekovensi mendiskripsikan produk CHICCO yang dia ketahui sejak tahun
In
1980-an waktu bekerja di PIGEON membandingkannya dengan produk PEX
A

barang bukti yang ditunjukkan di muka persidangan mendiskripsikan


perbedaannya bahwa produk cangkir CHICCO itu kembung sedangkan PEX
ah

lik

lurus, sedangkan moncong/tutup cangkir CHICCO itu lengkung sedangkan


PEX bentuknya lurus;
m

ub

Bahwa dengan banyaknya fakta persidangan yang telah terungkap dari


keterangan saksi ahli maupun saksi fakta baik yang diajukan oleh Penggugat
ka

maupun Tergugat, namun sebagaimana keterangan itu tidak hanya sengaia


ep

dihilangkan dan tidak dipertimbangkan tanpa memberikan alasan_pertimbangan


ah

hukum yang cukup dan bahkan banyak keterangan saksi telah dimanipulasi dan
R

dirubah maksudnya sedemikian rupa sehingga tidak sesuai fakta


es

sesungguhnya, di mana kemudian hanya dipakai untuk mendukung gugatan


M

ng

Penggugat tanpa menjalankan asas audi et alteram partem, asas fair trial dan
on
gu

Hal. 34 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
asas imparsialitas. Majelis Hakim tidak mempertimbangkan keterangan saksi -

si
saksi yang membuktikan dasar dan dalil-dalil bantahan serta dalil-dalil Gugatan
Rekonvensi Tergugat, maka terbukti nyata bahwa Judex Facti telah melakukan

ne
ng
kekeliruan yang nyata dalam menerapkan prinsip dan sistim_hukum pembuktian
yang benar sebagaimana digariskan Pasal 170 HIR dan Pasal 1908 KUH
Perdata, bilamana pertimbangan putusan dibuat berdasarkan__Berita Acara

do
gu yang isinya sama, maka Pemohon Kasasi dahulu Tergugat berkeyakinan bahwa
Berita Acara Sidang itu sangat tidak akurat dan dipalsukan serta mengandung

In
A
kebohongan yang nyata karena tidak mengubah maksud sebagaimana
disampaikan saksi-saksi dan telah dibuat tidak sesuai dengan keterangan yang
ah

lik
sebenarnya disampaikan oleh saksi-saksi, dengan demkian menurut hemat
Pemohon Kasasi dahulu Tergugat putusan Judex Facti patut untuk dibatalkan.
am

ub
3. Judex Facti Telah Salah Menerapkan Hukum Dan Melanggar hukum Yang
Berlaku Dalam hal Ini Adanya Perlindungan Hukum HaKi Ganda/Double Yaitu
ep
Undang-Undang Hak Cipta Dan Undang-Undan Desain Industri Atas Produk
k

Desain Industri Milik Pemohon kasasi Dahulu Tergugat


ah

si
- Bahwa latar belakang perkara ini secara historis sesungguhnya berangkat
dari adanya desain produk industri tempat makan bayi, cangkir minum bayi

ne
ng

dan tutup cangkir minum bayi (feeding set) yang telah diciptakan oleh
Pemohon Kasasi dahulu Tergugat pada tahun 1981. Desain industri original

do
gu

ciptaan Pemohon Kasasi dahulu Tergugat jelas merupakan salah satu dari
hak milik intelektual, yang mempunyai obyek pengaturan atas karya yang
In
berupa gambar atau model awal dari suatu barang yang akan dibuat secara
A

masal. Desain produk industri ini kemudian didaftarkan sebagai hak desain
industri oleh Pemohon Kasasi dahulu Tergugat pada tabun 2003 berdasarkan
ah

lik

UUDI No. 31 tahun 2000 untuk mendapatkan perlindungan HaKI Desain


Industri.
m

ub

- Bahwa Pemohon Kasasi Dahulu Tergugat berdasarkan hak eksklusif feeding


set a quo melaporkan ke Polres Metro Bekasi terhadap pihak-pihak yang
ka

melanggar hak eksklusif desain Industri Pemohon Kasasi. Buntut dari laporan
ep

polisi dan rasia barang-barang tiruan yang diproduksi oleh pihak-pihak yang
ah

diduga melanggar hak eksklusif desain Industri Pemohon Kasasi termasuk


R

dilakukan oleh PT. Bayi Kiddy IndonesIa (Penggugat), akhirnya Penggugat


es
M

mengajukan gugatan pembatalan desain Industri milik Prmohon Kasasi di


ng

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.


on
gu

Hal. 35 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sesungguhnya harus dicermati bahwa desain produk industri feeding

si
set bayi ini merupakan basil karya intelektual yang dilahirkan dari suatu karya
seni gambar desain, meskipun kertas gambar desain itu saat ini sudah tidak

ne
ng
ada lagi pada diri Pemohon Kasasi dahulu Tergugat karena memang sudah
sangat lama sekali dan tidak disimpan dalam arsip dokumen, namun
berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta, perlindungan Hak Cipta diberikan

do
gu secara otomatis semenjak ciptaan itu dilahirkan berdasarkan asas deklaratif.
dalam hal ini timbulnya hak desain industri itu otomatis setelah dilahirkannya

In
A
karya cipta berupa rancangan barang yang akan diproduksi secara industri
tersebut. Hak atas desain produk industri dimiliki oleh penciptanya (desainer)
ah

lik
sebagai orang yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan (desain)
berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilan atau
keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
am

ub
- Bahwa desain produk industri yang diciptakan oleh Pemohon Kasasi Dahulu
Tergugat pada tahun 1981 a quo pada hakikatnya mendapatkan
ep
perlindungan hukum Hak Cipta yang masih diberikan oleh Undang-Undang
k

Hak Cipta yang lama, sebagaimana terbukti berdasarkan keterangan Ahli


ah

Prof. Dr. Agus Sardjono, SH, MH (Ahli yang diajukan Penggugat)


R

si
sebagaimana diuraikan dalam Kesimpulan Penggugat halaman 18-20
diantaranya menyatakan bahwa:

ne
ng

Kemudian Tergugat bertanya kepada Ahli untuk menerangkan terkait


Undang-Undang Desain Industri tahun 2000, itu berlaku sejak tahun 2001

do
gu

pendaftarannya, sebelum diundangkannya Undang-Undang Desain


Industri,bagaimana ketentuan Undang-Undang mengatur mengenai produk-
In
produk sifatnya yang ditujukan untuk produksi massal atau merupakan
A

produk industri, sebelum Undang-Undang Desain Industri ini berlaku,


bagaimana rezim undang-undang atau hukum yang berlaku, terhadap
ah

lik

produk-produk sejenis yang maksudnya terkait dengan produk untuk produksi


massal yang yang sifatnya adalah merupakan ciptaan atau desain
m

ub

seseorang, rezim hukum manakah yang mengatur? Namun Ahli tidak paham
maksud pertanyaan Tergugat begitupun Ketua Majelis Hakim ;
ka

Tergugat kembali menegaskan misalnya seseorang membuat suatu barang


ep

atau produk, sementara produk itu dibuat sebelum adanya Undang-Undang


ah

Desain Industri, maka yang berlaku rezim undang-undang apa? ;


R

Kemudian Majelis Hakim merumuskan pertanyaan, sebelum berlakunya


es

Undang-Undang Desain Industri, apakah desain industri itu dilindungi atau


M

ng

tidak?;
on
gu

Hal. 36 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atas pertanyaan di atas, Ahli menjawab, tidak, karena undang-undangnya

si
belum ada.
Undang-Undang menanggapi dengan menyatakan meragukan keterangan

ne
ng
Ahli ;
Majelis Hakim menegaskan kembali pertanyaan dengan bertanya, jadi kalau
pendapat Ahli, sebelum Undang-Undang Desain lndusti itu diundangkan,

do
gu terhadap produk-produk seperti ini, jika setelah undang-undang itu lahir tidak
didaftarkan, berarti tidak terlindungi begitu? ;

In
A
Bahwa Ahli atas persoalan di atas menjelaskan dengan menyatakan bahwa
tidak terlindungi berdasarkan undang-undang desain, tapi kalau didasarkan
ah

lik
pada 'unfair business practices', itu bisa, artinya ada sistim hukum yang lain,
tapi bukan.
Majelis Hakim menginterupsi dengan menyatakan ada sistim hukum yang lain
am

ub
yang bisa digunakan, yang kemudian ingin Ketua Majelis tanyakan kan,
misalnya palu ini sudah Ketua Majelis produksi sebelum tahun 2000 dan
ep
kemudian tahun 2002 ada Undang-Undang Desain lndustri, kalau ini tidak
k

Ketua Majelis daftarkan itu berarti tidak mendapatkan perlindungan, tapi


ah

kalau Ketua Majelis daftarkan mungkin dapat perlindungan apakah begitu?


R

si
Produksi lama tapi baru Ketua Majelis daftarkan desain industrinya, yang
menjadi pertanyaaan adalah didaftarkan sebagai apa? Desain industri,

ne
ng

palunya bentuknya seperti ini, sedangkan Desain lndustri undang-undangnya


belum ada. Cara Mendaftarkannya bagaimana? lni maksud Ketua Majelis

do
gu

hanya mengambil contoh, sekarang bicaranya ini produksi palu ini kan
sebelum tahun 2002, tahun 2002 keluar Undang-Undang Desain lndustri,
In
kemudian tahun 2002 ini Ketua Majelis mendaftarkan palu ciptaannya ini
A

sebagai hak desain industri Ketua Majelis bisa tidak? Tahun 2002 ini tanpa
bukti-bukti yang lalu, apakah bisa tidak daftarkan? ;
ah

lik

Bahwa Ahli atas permasalahan di atas menerangkan bahwa kalau sebagai


desain industri, Ahli agak kurang yakin bisa, tapi kalau itu dianalogikan
m

ub

dengan ciptaan seperti yang Ketua Majelis sampaikan tadi, ciptaan, maka
berlakunya Undang-Undang Desain Industri berlaku undang-undang hak
ka

cipta, bahkan itu sejak zaman Belanda yaitu Auterswet, itu...;


ep

Tergugat menyampaikan bahwa persis itulah yang dimaksud dalam


ah

pertanyaan Tergugat.
R

Bahwa Ahli menerangkan lebih lanjut, kalau misalnya, kita gunakan undang-
es

undang yang lama, undang-undang hak cipta, ternyata kita masuk unsur-
M

ng

unsurnya, maka bisa digunakan undang-undang itu, tetapi kalau dikatakan


on
gu

Hal. 37 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai desain industri, karena undang-undangnya belum ada, ya belum

si
bisa, tapi kalau menggunakan rezim hak cipta, untuk melindungi desain itu,
maka bisa dilakukan, ternyata di dalam undang-undang hak cipta, tidak

ne
ng
diperlukan adanya pendaftaran, artinya sejak kapan ciptaan itu dilahirkan,
maka sejak saat itulah, perlindungan diberikan ;
Penggugat kemudian menanyakan bahwa sebelum adanya Undang-Undang

do
gu Desain lndustri suatu produk bisa dilindungi oleh rezim hukum hak cipta,
sebagai ciptaan, apakah sebagai ciptaan, barang tersebut, berlaku atau

In
A
dilindungi sebagai suatu desain? ;
Bahwa Ahli menjelaskan bahwa sebagai ciptaan asal unsur-unsurnya
ah

lik
sebagai desain ciptaan sesuai undang-undang hak cipta terpenuhi. Ada
beberapa bentuk ciptaan dalam Pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta, itu ada
beberapa bentuk ;
am

ub
Kemudian Penggugat menegaskan dengan mengutip sendiri Pasal 12
Undang-Undang Hak Cipta dikatakan bahwa ayat (1) "Ciptaan yang
ep
dilindungi: huruf f mengatakan dalam hal ini adalah seni rupa berupa gambar,
k

seni lukis, gambar, dan lain sebagainya, dan penjelasannya menyebutkan


ah

bahwa yang dimaksud dengan gambar-gambar antara lain dan gambar


R

si
tersebut dibuat bukan untuk tututan desain industri, apa yang dimaksud
dengan dikecualikan bukan untuk tujuan desain industri itu? ;

ne
ng

Bahwa Ahli atas pertanyaan di atas menerangkan bahwa itu Undang-Undang


yang baru, Undang-Undang tahun 2001, sedangkan di dalam Undang-

do
gu

Undang Auterswet tidak menyebutkan tentang desain industri, Ahli


menjelaskan bahwa tentang desain itu sebetulnya ada dua jenis desain, 1.
In
Desain grafts, 2. Desain industri, Desain grafts itu biasanya menggunakan
A

rezim hak cipta, sedangkan desain industri menggunakan rezim desain


industri. Kalau kita kaitkan dengan pertanyaan dari pihak Tergugat,
ah

lik

bagaimana perlindungan sebelum ada Undang-Undang Desain Industri? Dan


Ahli nyatakan kalau memang itu dinyatakan sebagai desain industri maka ada
m

ub

perlindungan desain, tapi kalau itu bisa menyesuaikan dengan Undang-


Undang yang sudah ada sebelumnya, di mana ada yang menyebut dengan
ka

Undang-Undang Cipta atau Hak Cipta lama, terdapat unsur-unsur yang


ep

dimaksudkan, unsur-unsur yang dimaksud dalam Undang-Undang Hak Cipta


ah

itu terpenuhi, maka bisa digunakan. Sebetulnya ada model perkembangan


R

lain, yaitu 'unfair business practices', atau praktek yang curang, misalnya ada
es

orang sudah memproduksi dengan desain A, kemudian ada orang lain meniru
M

ng

itu, meniru desain ini untuk membuat barang yang lain, desain industri itu
on
gu

Hal. 38 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maka tidak bisa, nah bisa dikenakan persaingan itu curang, yaitu apa, bahwa

si
itu curang, dengan menggunakan desain saya, tetapi kita tahu bahwa
pertanyaan Penggugat itu tidak bisa diatur sebagaimana dalam undang-

ne
ng
undang, oleh sebab itu, itu menjadi keputusan Hakim, melihat kasus sepert
itu apakah ada atau tidak ada, apakah terbukti atau tidak terbukti adanya
persaingan curang,. Business unfair atau Unfair competition atau unfair

do
gu business practices, yaitu persaingan yang curang atau praktek bisnis yang
curang ;

In
A
- Bahwa menurut hemat Pemohon Kasasi/Tergugat atas produk desain lndustri
yang diciptakan pada tahun 1981. ketentuan-ketentuan Undang-Undang
ah

lik
Desain Industri Tahun 2000 maupun Undang-Undang Hak Cipta tahun 2002
seharusnya tidak dapat diberlakukan secara retroaktif secara merugikan
terhadap desain industri Pemohon Kasasi tanpa melihat aspek perlindungan
am

ub
hukum HaKI secara komprehensif. Menurut buku "Perlindungan Desain
Industri di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas" oleh DR. Ranti Fauza
ep
Mayana. SH, terbitan Grasindo. halaman 4 menyebutkan bahwa :
k

"Pengaturan mengenai desain industri yang dapat dijadikan acuan bagi


ah

Indonesia adalah Konvensi Paris yang merupakan induk bagi perlindungan


R

si
Hak Kepemilikan Industri yang merupakan cabang dari dari HaKI Selain itu,
Konvensi Berne yang mengatur bidang hak cipta juga dapat dijadikan acuan

ne
ng

bagi Indonesia karena Konvensi Berne juga mengatur desain industri sebagai
suatu karya seni.

do
gu

- Bahwa masih menurut buku yang sarna oleh DR. Ranti Fauza Mayana, SH.
pada halaman 5 menyebutkan bahwa :
In
"Desain industri juga diatur dalam beberapa persetutujuan, yaitu Persetujuan
A

Hague yang mengatur deposit internasional atas desain industri dan


Persetujuan Locarno yang mengatur penggolongan internasional untuk
ah

lik

desain industri.
Sampai saat ini, walaupun karya intelektual di bidang desain industri di
m

ub

Indonesia sudah dilindungi melalui rezim hak desain industri, dalam


prakteknya desain industri juga masih dapat dilindungi oleh hukum hak cipta
ka

yang antara lain mempunyai ciri-ciri tidak diperlukan pendaftaran,


ep

perlindungan yang lama dan berlaku di seluruh dunia. Akan tetapi, karena
ah

desain lndustri mempunyai karakter tertentu dan menempatkan pola, patron


R

sebagai cakupan obyek perlindungannya dan dalam konsepsi perlindungan


es

desain industri, unsur seni dan estetika merupakan elemen yang signifikan
M

ng

serta unsur terpenting dalam desain industri adalah kemampuannya untuk


on
gu

Hal. 39 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat digunakan membuat produk yang sarna secara berulang-ulang, sudah

si
selayaknya pengaturan perlindungan mengenai desain industri diatur dalam
perundang-undangan tersendiri. Hal ini telah telah direalisasikan dengan

ne
ng
diundangkannya Undang-Udang No.31 Tahun 2000 tersebut"
- Bahwa untuk perbandingan, kita dapat melihat praktek perlindungan desain
industri di Inggris, yang dikutip dalarn buku "Hak Milik Intelektual, Sejarah,

do
gu Teori dan Prakteknya di Indonesia", oleh Drs. Muhammad Djumhana, S.H
dan R. Djubaedillah, SH, diterbitkan PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1993,

In
A
halaman 157-158, menyatakan bahwa :
" Di Inggris dikenal 3 kategori perlindungan untuk desain industri :
ah

lik
1. Design registration, hak ini bisa didapatkan karena pendaftaran dan jangka
waktu hak monopolinya maksimum 15 tahun.
2. Design copyright. Desain yang dapat didaftarkan dan memenuhi syarat
am

ub
untuk mendapat perlindungan hak cipta selama 25 tahun. Perlindungan ini
secara otomatis timbul, hanya saja rancangan tersebut harus original
ep
dalam bentuk ciptaan yang diatur dalam ketentuan hak cipta. Perlindungan
k

ini pun hanya menyangkut segi perbanyakan yang tidak sah.


ah

3. Full copyright, Desain industri tersebut memenuhi syarat sebagai


R

si
konsekuensi penafsiran ketentuan yang diatur Undang-Undang Hak Cipta
Tahun 1956, yaitu digolongkan sepenuhnya sebagai hak cipta. Jangka

ne
ng

waktu perlindungan desain industri yang digolongkan ke dalam


sepenuhnya hak cipta adalah sama dengan perlindungan hak cipta yaitu

do
gu

selama hidup si pencipta dan 50 tahun setelah si pencipta meninggal ".


- Bahwa masih menurut buku yang sama karya Drs. Muhammad Djumhana,
In
S.H dan R. Djubaedillah, SH di atas, pada halarnan 158 menyebutkan
A

bahwa :
"Di Indonesia pengaturan desain industri sangatlah minim, jadi belum banyak
ah

lik

ketentuan yang mengaturnya. Ketentuan perlindungan terhadap desain


industri belum ada, apakah ditentukan dalam beberapa kategori seperti di
m

ub

Inggris atau hanya ditentukan satu kategori saja. Hanya saja maksud untuk
diadakannya perlindungan terhadap desain industri ini telah tersurat dalam
ka

dalam Pasal 17 Undang-Undang Industri No.5 Tahun 1984 dinyatakan bahwa


ep

desain industri adalah hasil rancangan suatu barangjadi untuk diproduksi


ah

oleh suatu perusahaan industri dan Pasal 18 yang pada penjelasannya


R

menyebutkan bahwa pasal ini dimaksudkan agar bagi bangsa Indonesia


es

terbuka kesempatan seluas-luasnya untuk memiliki keahlian dan pengalaman


M

ng

menguasai teknologi dan perencanaan pendirian industri serta perancangan


on
gu

Hal. 40 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan pembuatan mesin pabrik dan peralatan industri termasuk dalam

si
pengertian perekayasaan, perekayasaan konstruksi, perekayasaan peralatan
dan mesin industri. "

ne
ng
- Bahwa juga buku yang sama karya Drs. Muhammad Djumhana, S.H dan R.
Djubaedillah, SH, pada halaman 152-153, menyatakan bahwa :
"Desain industri tidak akan terlepas dari hak cipta. Pada permulaan desain

do
gu industri tidak dipisahkan dengan bidang hak cipta. Desain industri dianggap
sebagai bagian dari pekerjaan artistik atau paling tidak adalah bagian dari

In
A
seni terapanlseni pakai (applied art).
Desain industri tidak bisa terlepas dari kerja cipta manusia yang
ah

lik
pengaturannya secara tegas melalui ketentuan hak cipta, yaitu seperti seni
lukis, seni patung dan yang lainnya. Hal ini kita lihat dari wujud desain industri
itu yang tidak terlepas dari langkah menggambar dan membentuk model.
am

ub
Selain bersinggungan dengan hak cipta, desain industri inipun bersinggungan
dengan hak milik intelektuallainnya misalnya hak paten maupun hak merek.
ep
Hal ini karena melihat bentuknya ini serta penerapannya di bidang industri
k

dan perdagangan, maka desain industri tidak terlepas dari dari perhatian
ah

aturan hak cipta, hak paten, dan hak merek."


R

si
- Maka sejalan dengan pernyataan di atas tidak heran bahwa dalam Pasal 1
Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000, mendefinisikan Desain

ne
ng

lndustri adalah suatu kreasi atau dengan kata lain adalah ciptaan,
selengkapnya definisinya dikutip sebagai berikut :

do
gu

"Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau


komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
In
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan
A

kesan estetis daii dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serra dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
ah

lik

industri, at au kerajinan tangan."


- Bahwa dalam buku "Hak Kekayaan Intelektual, Suatu Pengantar" oleh Prof.
m

ub

Tim Lindsey, B.A.,LL.B., BLitt, Ph.D; Prof. Dr. Eddy Damian, SH; Simon Butt,
B..A.,LL.B, dan Tomi Suryo Utomo, SH,LL.M; terbitan PT. Alumni Bandung,
ka

2006, halaman 219 menyebutkan bahwa :


ep

"Cabang HaKI lain yang mengalami perkembangan pesat yaitu desain


ah

industri. Desain Industri adalah cabang HaKI yang melindungi penampakan


R

luar suatu produk Sebelum perjanjian TRIPS lahir, desain industri dilindungi
es

oleh Undang-Undang Hak Cipta”.


M

ng

Selanjutnya pada halaman 224 menyebutkan bahwa :


on
gu

Hal. 41 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"Adanya hubungan saling tumpang tindih antara Hak Cipta dan Desain

si
menjadi suatu masalah yang membingungkan para ahli HaKI dan perancang
undang- undang di seluruh dunia. Hubungan tumpang tindih ini muncul

ne
ng
karena sebuah desain (suatu cetak biru dari penampilan produk tertentu)
biasanya juga merupakan karya seni yang dapat dilindungi Hak Cipta.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Hak Cipta, jika karya seni tersebut

do
gu dipakai sebagai cetak biru untuk pembuatan suatu produk, maka pemegang
hak cipta juga mempunyai Hak Cipta atas produk tersebut.

In
A
Selanjutnya pada halaman 225 buku yang sama menyebutkan bahwa :
"Dibandingkan dengan Undang-Undang Desain, Undang-Undang Hak Cipta
ah

lik
banyak memberikan manfaat bagi seseorang, misalnya pendaftaran tidak di
perlukan dan masa perlindungan Hak Cipta berlangsung lebih lama. Undang-
Undang Desain memang diarahkan untuk melindungi barang-barang yang
am

ub
diproduksi massal. "
- Sebagai bahan perbandingan bahwa di Australia, masih dalam bukti Hak
ep
Kekayaan Intelektual, Suatu Pengantar" oleh Prof. Tim Lindsey dan kawan-
k

kawan pada halaman 225 menyebutkan :


ah

"Di Australia mengenai masalah tumpang tindih an tara Hak Cipta dengan
R

si
desain diselesaikan dengan cara, jika sebuah gambar digunakan untuk
membuat sebuah barang yang berbentuk tiga dimensi dan barang tersebut

ne
ng

'diproduksi massa!' perlindungan hak cipta dianggap hilang. Pembuatan


sebuah barang dianggap sebagai 'diproduksi massal' jika barang tersebut

do
gu

dibuat sebanyak 50 buah atau lebih. Berdasarkan ketentuan ini, seseorang


lebih memilih mencari perlindungan desain daripada mengandalkan Undang-
In
Undang Hak Cipta."
A

- Sedangkan praktek di Selandia Baru, berbeda sekali dari Australia,


sebagaimana diuraikan dalam catatan kantor hukum Baldwinson & Carey,
ah

lik

Baldwins Intellectual Property di situs internetnya di http:/www. baldwins.


com/australia-new-zealand-copyright-designl-overlap/menyebutkan bahwa :
m

ub

"In New Zealand, functional, industrial and fashion products such as clothing
are automatically protected under the Copyright Act 1994 regardless of
ka

whether a registered design is held or not. Even if the product has been
ep

industrially applied it will attract copyright protection, albeit that the duration of
ah

such protection may be shorter than the ordinary copyright term."


R

Terjemahannya :
es

"Di Selandia Baru, produk-produk fungsional, industrial dan fashion seperti


M

ng

baju otomatis dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta 1994 tanpa melihat
on
gu

Hal. 42 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
apakah hak desain terdaftar di punyai atau tidak. Meskipun jika produk itu

si
diterapkan secara industri, produk itu tetap akan mendapatkan perlindungan
Hak Cipta, meskipun masa perlindungannya mungkin lebih pendek dari masa

ne
ng
perlindungan Hak Cipta biasanya."
- Sementara itu sebagai perbandingan di Inggris, sebagaimana disebutkan
dalam buku "Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Era

do
gu Perdagangan Bebas" oleh DR. Ranti Fauza Mayana, SH, terbitan Gmsindo,
halaman 94 menyebutkan bahwa :

In
A
"Untuk mengurangi tumpang-tindih antara perlindungan atas hak cipta dan
hak desain, Pasal 236 dan Pasal 51 Copyright, Design and Patent Act 1988
ah

lik
(CDPA 1988) telah mengatur ketentuan yang sangat penting. Pasal 236
CDPA 1988 selengkapnya berbunyi :
"Where copyright subsist in a work which consists of or includes a desin in
am

ub
which design right subsists, it is not an infringement of design right in the
design to do anything which is an infringement of the copyright in that work"
ep
Berdasarkan ketentuan tersebut apabila sebuah pekerjaan yang terdiri atas
k

atau termasuk sebuah desain yang dengan sendirinya dilindungi hak cipta,
ah

hak desain dibatalkan untuk kepentingan hak cipta. Apabila yang terjadi
R

si
adalah pelanggaran atas hak cipta dalam pembuatan, tindakan yang di ambil
di dasarkan pada hukum hak cipta bukan didasarkan atas pelanggaran

ne
ng

terhadap hak desain."


- Sedangkan di Canada, sebagaimana dinyatakan dalam buku "An Emerging

do
gu

Intellectual Property Paradigm, Perspectives from Canada "; Edited by Y


solde Gendreau, diterbitkan oleh Queen Mary Studies in Intellectual Property,
In
halaman 270, (diambil dari buku online di Google Books http:/books,
A

google.com/books?id=V6guvlPozrEC&pg=PA270&lpg=PA270&dq=
overlaving + of copyright+and+industrial+ right&source+bl&ots=1xhuza-
ah

lik

iE4&JMm64 cpp Xvx44CggjBgTAEK6g-Y&hl=en&ei=gChh.SoGKL. ZWJKQ


Wij8HzDw&sa = X&oi=bookresult &ct = result &resnum=2) menyebutkan
m

ub

bahwa :
"In the early 1980s, a series of court decisions afforded greater scope for
ka

copyright protection in industrial designs by restrictively construing the


ep

prohibitions against overlap in the existing Copyright Act. This line of


ah

reasoning led Parliament to more clearly delineate the exclusion of industrial


R

designs from the ambit of copyright. In 1988, the Copyright Act was amended
es

to disallow claims of copyright infringement in respect of designs applied to


M

ng

useful articles that were multiplied in 50 copies or more. The provisions,


on
gu

Hal. 43 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
contained in ss. 64 et seq., are crafted in such a way that the design drawings

si
themselves remain the subject of copyright but it is not an infringement of that
copyright for competitors to reproduce the manufactured article embodying

ne
ng
the design ".
Terjemahannya :
"Di awal tahun 1980, beberapa putusan pengadilan memberikan cakupan

do
gu yang lebih besar bagi perlindungan hak cipta dalam desain industri dengan
menafsirkan secara terbatas pelarangan terhadap tumpang tindih dalam

In
A
undang-undang Hak Cipta yang berlaku. Batasan dalam pemahaman ini
mendorong parlemen untuk lebih jelas menggambarkan untuk dikeluarkannya
ah

lik
desain industi dari ruang lingkup hak cipta. Di tahun 1988, Undang-Undang
Hak Cipta diamandemen untuk menolak klaim pelanggaran hak cipta
sehubungan dengan desain-desain yang dipakai dalam barang-barang
am

ub
bermanfaat yang dilipat gandakan 50 buah kali atau lebih. Ketentuan-
ketentuan yang termaktub dalam ss. 64 et seq., dibuat sedemikian rupa
ep
bahwa gambar-gambar desain itu sendiri tetap menjadi subyek hak cipta, tapi
k

bukan merupakan pelanggaran hak cipta itu bagi pesaing-pesaing yang


ah

mereproduksi barang-barang yang dibuat pabrikan yang mengambil bentuk


R

si
desain itu ".
- Bahwa di Indonesia belum mempunyai pengaturan yang jelas tentang

ne
ng

bagaimana menerapkan ketentuan sehubungan dengan adanya tumpang


tindih atau overlapping antara Hak Cipta dan Hak Desain Industri terhadap

do
gu

perkara-perkara produk desain industri yang mengandung Hak Cipta, karena


diciptakan jauh sebelum adanya Undang-Undang Desain Industri,
In
sebagaimana produk feeding set milik Pemohon Kasasi/Tergugat, sehingga
A

dengan demikian Pemohon Kasasi sepatutnya dianggap secara hukum


sebagai pendaftar hak desain yang beriktikad baik yang harus yang dilindungi
ah

lik

oleh hukum dan undang-undang karena Pemohon Kasasi/Tergugat


mendaftarkan desain industri atas produk yang desainnya diciptakannya
m

ub

sendiri, bukan desain orang lain, demi menegakkan prinsip keadilan yang
berlaku dalam perlindungan HaKI yaitu bahwa Pencipta sebuah karya, atau
ka

orang lain yang bekerja membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya,


ep

wajar memperoleh imbalan berupa materi (hak ekonomi) dan immateri (hak
ah

moral) seperti adanya rasa aman karena dilindungi dan diakui atas hasil
R

karyanya. Hukum memberikan perlindungan tersebut demi kepentingan


es

pencipta berupa suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka


M

ng

kepentingannya tersebut yang disebut hak. Setiap orang menurut hukum


on
gu

Hal. 44 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi alasan

si
melekatnya hak itu pada pemiliknya. Menyangkut HaKI, peristiwa yang
menjadi alasan melekatnya itu adalah penciptaan yang didasarkan atas

ne
ng
kemampuan intelektualnya.
- Bahwa melihat posisi kasus di atas, seharusnya Judex Facti dalam hal ini
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo, seharusnya

do
gu menegakkan prinsip Curia Novit Just, yaitu bahwa :
"Dalam mencari dan menemukan hukum, Hakim dianggap mengetahui

In
A
semua hukum at au curia novit jus. Prinsip ini ditegaskan dalam penjelasan
Pasal 14 Undang-Undang No.14 Tahun 197, diubah dengan Undang-Undang
ah

lik
No. 35 Tahun 1999. Meskipun hal itu tidak disebut, dalam penjelasan Pasal
16 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, ketentuan itu dianggap tetap
melekat pada Undang-Undang No.4 Tahun 2004 sesuai dengan
am

ub
keberadaannya sebagai pengganti Undang-Undang No.14 Tahun 1970.
Dikatakan, Hakim sebagai organ pengadilan :
ep
- dianggap memahami hukum ;
k

- oleh karena itu harus memberi pelayanan kepada setiap pencari keadilan
ah

yang memohon keadilan kepadanya ;


R

si
- apabila Hakim dalam memberi pelayanan menyelesaikan sengketa, tidak
menemukan hukum tertulis, Hakim wajib menggali hukum tidak tertulis

ne
ng

untuk memutus perkara berdasar hukum sebagai orang yang bijaksana


dan bertanggung jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

do
gu

masyarakat, bangsa dan negara.


Berdasar adagium curia novit jus, Hakim dianggap mengetahui dan
In
memahami segala hukum. Dengan demikian, Hakim yang berwenang
A

menentukan hukum obyektif mana yang harus diterapkan (toepassing) sesuai


dengan materi pokok perkara yang menyangkut hubungan hukum pihak-
ah

lik

pihak yang berperkara secara konkreto."


(dikutip dari buku "Hukum Acara Perdata, Tentang Gugatan, Persidangan,
m

ub

Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan", M. Yahya Harahap, SH,


terbitan Sinar Grafika, Jakarta, cetakan keempat, Mei 2006, halaman 823).
ka

- Pemohon Kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti pada


ep

halaman 29-30 dari putusannya yang selengkapnya dikutip sebagai berikut :


ah

“Menimbang, bahwa setelah membaca dan memperhatikan dalil-dalil para


R

pihak Majelis Hakim menarik kesimpulan pokok persoalan dalam gugatan


es

pembatalan Desain Industri adalah :


M

ng

1. Apakah Desain Industri barang-barang tersebut di atas sebagai hak


on
gu

Hal. 45 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
eksklusif milik Tergugat tidak bersifat baru pada saat pendaftarannya?

si
2. Apakah pendaftaran Desain Industri barang-barang tersebut oleh Tergugat
dilandasi iktikad tidak baik?

ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena dalil Penggugat dibantah maka
mendasarkan Pasal 164 HIR Penggugat diwajibakan untuk mengajukan
alat bukti guna membuktikan kebenaran gugatannya,.

do
gu Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pokok persoalan tersebut di
atas, Majelis Hakim akan mengkaji alat bukti para pihak sepanjang relevan

In
A
dan signifikan dengan pokok persoalan perkara a quo ;
Menimbang, bahwa persoalan pertama adalah apakah desain industri
ah

lik
barang-barang tersebut di atas sebagai hak eksklusif milik Tergugat tidak
bersifat baru pada saat pendaftarannya? Dengan kala lain, apakabar
barang-barang tersebut senyatanya telah diperdagangkan oleh Penggugat
am

ub
maupun pihak lain, telah lama beredar dan telah diungkapkan kepada
masyarakat luas melalui iklan media cetak, setidak-tidaknya sejak tahun
ep
1999 di antaranya di majalah Nakita dan Ayahbunda, sehingga bukan lagi
k

merupakan Desain Industri yang memiliki nilai kebaruan (Not novel)?


ah

Menimbang, bahwa gugatan pembatalan hak eksklusif Desain Industri


R

si
sebagaimana dalil yang diajukan oleh Penggugat mendasarkan pada
Pasal 2 Undang-Undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri yang

ne
ng

berbunyi sebagai berikut :


1) Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru ;

do
gu

2) Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan,


Desain Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah
In
ada sebelumnya;
A

3) Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


adalah Pengungkapan Desain Industri yang sebelum :
ah

lik

a. tanggal penerimaan; atau


b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak
m

ub

Prioritas;
c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar
ka

Indonesia.
ep

Menimbang, bahwa dalam penjelasan ayat (2) yang dimaksud dengan


ah

'pengungkapan" adalah pengungkapan melalui mesia cetak ala elektronik,


R

termasuk juga keikutsertaan dalam suatu pameran. Selanjutnya, yang


es

dimaksud dengan pameran resmi "pameran yang resmi" adalah pameran


M

ng

yang diselenggarakan oleh Pemerintah, sedangkan 'pameran yang diakui


on
gu

Hal. 46 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai resmi" adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat,

si
tetapi diakui atau memperoleh persetujuan Pemerintah.
Menimbang, bahwa di persidangan Penggugat mengajukan alat bukti :

ne
ng
Surat dan barang sebanyak 26 diberi tanda P-1 sampai dengan P-6g dan
satu Ahli serta dua saksi ;
Menimbang, bahwa dari bukti bertanda P-1a.1 sampai dengan P-1.a.3

do
gu berupa barang produk Penggugat dan P-1.b.1 sampai dengan P-1.b.3
barang produk Tergugat, selanjutnya Majelis Hakim memeriksa dan

In
A
menunjukkan Ahli dan kepada para pihak ;
Menimbang, bahwa terhadap barang bertanda P-1.a.1 sampai dengan P-
ah

lik
I.a.3 produk Penggugat dan barang P-1.b.1 sampai dengan P-1.b.3 produk
Tergugat, Ahli Prof. Dr. Agus Sardjono, SH, MH, berpendapat bahwa
barang-barang tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan/significantly
am

ub
dftferent ;
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mengamati sendiri Majelis
ep
Hakim sependapat dengan pendapat Ahli tersebut bahwa barang tersebut
k

adalah memiliki bentuk dan konfigurasi yang sama ;


ah

Menimbang, bahwa dari surat bukti P-l.a dapat disimpulkan bahwa barang
R

si
seperti di atas telah diproduksi sejak 12-09-1995 ;
Menimbang, bahwa selanjutnya dari sural bukti bertanda P-4.b sampai

ne
ng

dengan P-4.f barang tersebut di atas telah diiklan/promosi di majalah


Ayahbunda terbitan 28 Agustus 1999,. 19 Februari, 02 Maret 2000, tanggal

do
gu

21-17 Maret 2000 dan Majalah Nakita April 2001 ;


Menimbang, bahwa saksi Lim Andardi (saksi Penggugat) menerangkan
In
bahwa pernah sebagai sales yang menjual alat perlengkapan bayi merek
A

Chico di mana barang sebagaimana tersebut di atas telah diproduksi dan


dijual/dipasarkan sejak tahun 1976; dan saksi David Sutanto (saksi
ah

lik

Penggugat) menerangkan bahwa ia bergerak dalam usaha produksi


plastic/injection plastic (Karya Mandiri); sejak tahun 1986 ia telah
m

ub

memproduksi barang tersebut di atas atas pesanan CV Tri Terang Sakti


yang merupakan awal usaha berdirinya PT.Bayi Kiddy Indonesia/
ka

Penggugat ;
ep

Menimbang, dari alat bukti tersebut Majelis Hakim menyimpulkan bahwa


ah

barang sebagaimana terurai di atas telah diproduksi, dipasarkan sebelum


R

Tergugat mengajukan pendaftaran Desain Industrinya kepada Turut


es

Tergugat ;
M

ng

Bahwa pertimbangan hukum di atas jelas keliru dan menyesatkan, terlalu


on
gu

Hal. 47 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
naif dan terlalu menyederhanakan permasalahan, di mana Judex Facti telah

si
mengambil kesimpulan tanpa memperhatikan dengan cermat aspek-aspek
penerapan perlindungan hukum HaKI secara komprehensif yaitu terkait barang-

ne
ng
barang yang dilindungi Hak Cipta, Hak Desain Industri dan didukung oleh Hak
Merek. Judex Facti juga tidak cermat memperhatikan bukti-bukti yang diajukan
oleh Pemohon Kasasi, dan dengan demikian Judex Facti telah salah dalam

do
gu menilai bukti-bukti dimaksud dan keadaan ini menjadi wewenang Mahkamah
Agung untuk memperbaiknya dalam tingkat kasasi. Adapun kesalahan

In
A
dimaksud antara lain :
a) Bahwa Judex Fatci telah salah menerapkan hukum dan melanggar hukum
ah

lik
yang berlaku dalarn hal ini sehubungan dengan adanya perlindungan hukum
HaKI ganda/double yaitu Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang
Desain Industri atas produk desain industri milik Pemohon Kasasi/Tergugat,
am

ub
Judex Facti seharusnya tidak terpaku ataupun terjebak pada bunyi Pasal 2
Undang-Undang Desain Industri mengenai kebaruan dengan
ep
menerapkannya secara sempit dan kaku tanpa melihat aspek perlindungan
k

HaKI secara komprehensif, sehingga Judex Facti telah gagal dalamn melihat
ah

substansi perkara a quo secara utuh, karena sesungguhnya ketentuan Pasal


R

si
2 tidak bersifat absolut/mutlak.
b) Bahwa berdasarkan buku "Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual oleh

ne
ng

Insan Budi Maulana, Ridwan Khairandy dan Nurjihad, terbitan Yayasan Klinik
HAKI Jakarta bekerja sarna dengan Pusat Studi Hukum FH UII Yogyakarta,

do
gu

Cetakan I, Juni 2000, halaman 219; buku ini diterbitkan 6 (enam) bulan
sebelum Undang-Undang No.31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
In
disahkan pada tanggal 20 Desember 2000, para akademisi ini telah
A

memberikan analisa mendalam terhadap RUU Desain Industri, yang menurut


hemat Pemohon Kasasi sangat relevan dan signifikan bahwa pemikiran
ah

lik

mereka terbukti masih sama atau sejalan dengan Undang-Undang Desain


Industri yang kemudian disahkan dan berlaku sejak Juni 2001, catatan para
m

ub

akademisi terhadap RUU Undang-Undang Desain Industri tersebut sebagai


berikut :
ka

"Perlu direnungkan apakah Indonesia hanya akan memilih syarat "kebaruan"


ep

saja? Sementara TRIP's Agreement memberikan pilihan atau alternative


ah

sistim desain Industri yang dapat dipilih oleh negara-negara anggota. Pilihan
R

itu diatur dalam Pasal 25 ayat 1 yang menyatakan : 'members shall provide
es

for the protection of independently created industrial designs that are new or
M

ng

original. Dengan adanya pilihan alternative itu, sesungguhnya Indonesia


on
gu

Hal. 48 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat saja mengikuti ketentuan yang diatur dalam TRIP's Agreement itu.

si
Karena sesungguhnya perlindungan terhadap desain Industri dapat dilakukan
dengan melakukan pendekatan hak cipta (copyright approach) dan atau

ne
ng
pendekatan paten (patent approach). Dengan memilih persyaratan 'new' atau'
'orginial, maka akan dapat bermanfaat bagi kepentingan ekonomi Indonesia
yang memiliki keragaman seni dan budaya yang pada dasarnva telah

do
gu mendapat perlindungan hak cipta. Adanya alternative persyaratan desain
Industri itu, seharusnya dapat dikembangkan oleh para pengusaha nasional

In
A
menjadi desain Industri yang memiliki potensi ekonomi yang besar".
c) Bahwa Judex Facti tidak cermat menilai bukti-bukti surat yang diajukan oleh
ah

lik
Tergugat khususnya, namun hanya mendasarkan pada Undang-Undang
Desain Industri sebagaimana gugatan Pemggugat, tanpa menerapkan
Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang Merek yang melandasi hak
am

ub
pembelaan diri Tergugat.
d) Bahwa sertifikat desain Industri tahun 2003 atas nama Pemohon Kasasi (vide
ep
bukti T6-1 sampai dengan T6-3); sertifikat merek PEX tahun 1981 atas nama
k

Pemohon Kasasi (vide T6-4 sampai dengan T6-6) dan rata-rata produk
ah

Pemohon Kasasi (vide bukti T8-1 sampai dengan T8-3 dan T8-5) serta
R

si
berdasarkan keterangan saksi Erik Setianto (saksi Tergugat) yang
menerangkan bahwa benar Saksi tahu yang pertama kali membuat produk

ne
ng

feeding set cangkir, tutupnya dan mangkok adalah PEX, maka atas dasar
alat-alat bukti di atas sangat jelas dan nyata telah menunjukkan bahwa

do
gu

Pemohon Kasasi/Tergugat adalah pencipta, pendesain, pemakai pertama


dan pendaftar pertama produk feeding set a quo ;
In
e) Bahwa berdasarkan buku "Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual I" oleh
A

Insan Budi Maulana, Ridwan Khairandy dan Nurjihad, terbitan Yayasan Klinik
HAKI Jakarta bekerja sarna dengan Pusat Studi Hukum FH UII Yogyakarta,
ah

lik

Cetakan I, Juni 2000, halaman 217; buku ini diterbitkan 6 (enam) bulan
sebelum Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
m

ub

disahkan pada tanggal 20 Desember 2000, para akademisi ini telah


memberikan analisa mendalam terhadap RUU Desain Industri, yang menurut
ka

hemat Pemohon Kasasi sangat relevan dan signifikan bahwa pemikiran


ep

mereka terbukti masih sama atau sejalan dengan Undang-Undang Desain


ah

Industri yang kemudian disahkan dan berlaku sejak Juni 2001, catatan para
R

akademisi terhadap RUU Undang-Undang Desain Industri tersebut sebagai


es

berikut :
M

ng

"First to file atau first to use? Indonesia merupakan negara kepulauan dan
on
gu

Hal. 49 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kelompok pengusaha sebagaian besar adalah pengusaha menengah dan

si
kecil yang berbasis pada industri kecil. Untuk itu perlu dipikirkan sistim desain
industri yang bagaimana yang akan dipilih. Apakah sistim perlindungan itu

ne
ng
didasarkan pada sistim 'first to file' atau 'first to use'. Atau bisa saja
mengkombinasikan kedua system. Jika system 'first to file' yang dipilih berarti
hak desain Industri didasarkan pada siapa pendaftar pertama. Artinya, siapa

do
gu saja yang mendaftar lebih dulu maka ia yang berhak atas desain industri itu.
Sedangkan jika system 'first to use' yang dipilih, maka hak desain industri

In
A
akan didasarkan pada siapakah pemakai pertama desain industri itu. Dengan
memperhatikan RUU dapat disimpulkan bahwa sistim yang: akan dianut oleh
ah

lik
Indonesia adalah mengkombinasikan kedua sistem itu. Artinya, meskipun hak
desain industri itu timbul karena pendaftaran, tetapi hal itu dapat dibatalkan
apabila terdapat pihak lain yang dapat membuktikan bahwa hak desain
am

ub
industri itu adalah miliknya. Asas yang perlu diterapkan dalam Undang-
Undang ini adalah asas iktikad baik, artinya tidak ada hakt bagi siapapun
ep
yang mendaftarkan desain Industri apabila dilakukan dengan iktikad buruk "
k

f) Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon Kasasi/


ah

Penggugat sesungguhnya mengukuhkan bahwa telah terjadi pelanggaran


R

si
hak eksklusif Hak Cipta dan/atau Hak Desain Industri Pemohon
Kasasi/Tergugat, sebagaimana telah diuraiakan dalam Kesimpulan Pemohon

ne
ng

Kasasi/Tergugat halaman 4-5 yaitu :


Bukti P-1 (a.1 sampai a.3 dan b.1 sampai b.3) yang diajukan Penggugat

do
gu

Konvensi/Tergugat Rekonvensi justru memperkuat dan mempertegas


Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah membuat/memproduksi
In
feeding set (tempat makan bayi, cangkir dan tutup cangkir minum bayi) yang
A

desainnya meniru dan/atau melanggar hak eklusif desain industri Tergugat


Konvensi/Penggugat Rekonvensi yang telah didaftarkan dan mendapatkan
ah

lik

perlindungan Desain Industrinya sejak Tahun 2003, sehingga melanggar


ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000,.
m

ub

Bahwa dengan demikian kesimpulan yang dibuat oleh Judex Facti


berdasarkan bukti-bukti yang diajukan adalah keliru dan tidak fair karena
ka

hanya dinilai secara sepihak untuk membuktikan bahwa barang telah telah
ep

diproduksi dan didasarkan sebelum Tergugat mengajukan pendaftaran


ah

Desain lndustrinva kepada Turut Tergugat sehingga memenuhi unsur Pasal 2


R

Undang-Undang Desain Industri tanpa menerapkan ketentuan-ketentuan


es

pengecualian dan ketentuan-ketentuan perlindungan Hak Cipta yang berlaku


M

ng

atas desain industri Pemohon Kasasi.


on
gu

Hal. 50 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Judex Facti Telah Lalai Memenuhi Syarat-Syarat Yang Diwajiibkan Oleh

si
Peraturan Perundang-Undangan Yang Mengancam Kelalaian ltu Dengan
Batalnya Putusan Yang Bersangkutan.

ne
ng
- Bahwa Pasal 30 ayat (1) huruf c Undang Undang No.5 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung RI tidak memberikan definisi atau pengertian tentang

do
gu "Telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancarn kelalaian itu dengan batalnya

In
A
putusan yang bersangkutan". Akan tetapi di dalam praktek berkembang
pengertian yang sama yakni kewajiban Hakim untuk memberikan
ah

lik
pertimbangan yang cukup pada putusan yang dijatuhkannya dengan kata
lain disebut dengan "Motiveringsplicht";
"Bahwa Putusan Hakim yang dianggap tidak memberikan pertimbangan
am

ub
yang cukup pada putusan yang dijatuhkannnya, haruslah memenuhi
salah satu kriteria-kriteria di bawah ini :
ep
a. Apabila diabaikan suatu dalil (yang dapat memberi arah untuk suatu
k

kesimpulan yang lain yang berbeda) ;


ah

b. Apabila diabaikan suatu sanggahan atau keberatan (terhadap hasil


R

si
pemeriksaan ahli) ;
c. Apabila diabaikan suatu penawaran/kesanggupan untuk membuktikan

ne
ng

suatu perintah untuk suatu sumpah pemutus ;


d. Apabila putusan itu tidak memberikan gambaran yang jelas tentang

do
gu

jalan pikiran yang diikuti (Hakim) ;


e. Tidak memberikan gambaran yang jelas tentang penilaian terhadap
In
keadan-keadaan yang meliputi (suatu hal/peristiwa tertentu) ;
A

f. Apabila putusan itu secara umum dapat dikatakan sebagai suatu


putusan yang tidak dapat dimengerti atau tidak jelas ;
ah

lik

g. Apabila putusan itu didasarkan alas suatu kekhilafan ;


h. Apabila dilupakan suatu pemutusan tentang susuatu hal tertentu ;
m

ub

(dikutip dari buku "Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata",
Setiawan, SH., terbitan Alumni, Bandung, cetakan I/1992, halaman 388).
ka

- Bahwa berpijak terhadap kriteria-kriteria tersebut di atas, maka putusan


ep

Judex Facti dalam perkara a quo telah tidak memenuhi persyaratan huruf
ah

a, b, d, e, f, g, h. Dengan kata lain putusan Judex Facti dalam perkara


R

a quo tidak memberikan pertimbangan hukum yang cukup atau kurang


es

cukup mempertimbangkan (niet voeldoende gemotiveerd) sehingga


M

ng

sudah sepatutnya dibatalkan dalarn tingkat kasasi (vide Putusan


on
gu

Hal. 51 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mahkamah Agung RI No. 638 K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970 jo.

si
Putusan Mahkamah Agung RI No.9 K/Sip/1972 tanggal 19 Agustus 1972
jo. Putusan Mahkamah Agung RI 672 K/Sip/1972 tanggal 18 Oktober

ne
ng
1972 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 588 K/Sip/1975 tanggal 13
Juli 1976).
- Bahwa ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

do
gu tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa :
"Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar

In
A
putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis untuk
ah

lik
dijadikan dasar untuk mengadili".
Ketentuan pasal ini merupakan dasar dari kewajiban seorang Hakim
untuk memberikan motivering yang cukup bagi putusannya. Dalam hal
am

ub
tidak adanya motivering atau dalam hal suatu motivering dianggap tidak
memadai, maka Mahkamah Agung dapat membatalkan putusan tersebut
ep
di tingkat kasasi ;
k

- Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 03 Tahun


ah

1974 jo, Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 04 Tahun 1977,


R

si
ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Kekuasaan KeHakiman RI Nomor 4
Tahun 2004, telah dikukuhkan secara jelas dan tegas dan menjadi salah

ne
ng

satu alasan bagi Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan


pengadilan bawahan, apabila tidak ada suatu motivering yang cukup

do
gu

dalam suatu putusan Hakim, yang intinya berbunyi :


"Dengan tidak kurang memberikan pertimbangan/alasan, bahkan apabila
In
alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat dimengerti ataupun
A

bertentangan satu sama lain, maka hal yang demikian dapat dipandang
sebagai suatu kelalaian dalam acara (vormverzuim) yang dapat
ah

lik

mengakibatkan batalnya putusan pengadilan yang bersangkutan di


tingkat kasasi. “
m

ub

- Bahwa kewajiban seorang Hakim untuk memberikan motivering yang


cukup bagi putusannya sesuai dengan pendapat Setiawan, SH, dalam
ka

bukunya "Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata", terbitan


ep

Alumni, Bandung, Cetakan 1/1992, halo 372, menjelaskan bahwa :


ah

"Adanya kewajiban bagi seorang Hakim untuk memberikan suatu


R

motivering terhadap putusan-putusannya memberikan jaminan akan


es

adanya suatu "fair hearing";


M

ng

Motivering suatu vonis diperlukan agar supaya para pihak (dan pencari
on
gu

Hal. 52 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keadilan lainnya) dapat mengerti mengapa Hakim sampai kepada suatu

si
putusan yang demikian. Tidaklah cukup apabila Hakim di dalam
putusannya hanya menyatakan bahwa dari keterangan saksi-saksi dan

ne
ng
dapat disimpulkan gugatan Penggugat telah terbukti ;
Motivering diperlukan agar Hakim dalam pemeriksaan di tingkat yang
lebih tinggi dapat meneliti serta menelusuri dan menilai apakah

do
gu konstatering Hakim pertama sejauh mengenai fakta-faktanya telah tepat
dan benar dan apakah dengan demikian penerapan hukum terhadap

In
A
fakta-fakta tersebut sudah tepat dan benar pula. Oleh karenanya maka
kewajiban bagi seorang Hakim untuk memberikan dasar pertimbangan
ah

lik
yang cukup bagi putusan-putusannya berhubungan erat dan tidak dapat
dipisah-pisahkan dengan sistem pemeriksaan dalam dua tingkatan
peradilan tingkat pertama dan peradilan tingkat banding. Bahkan
am

ub
Mahkamah Agung di tingkat kasasi dapat membatalkan putusan
Pengadilan (baik Pengadilan Negeri ataupun Pengadilan Tinggi) alas
ep
dasar pertimbangan bahwa putusan itu tidak diberikan pertimbangan
k

yang cukup (niet voldoende gemotiveerd).


ah

- Bahwa pendapat tersebut di atas sejalan dengan Yurisprudensi Tetap


R

si
Mahkamah Agung RI antara lain: Putusan Mahkamah Agung RI No. 384
K/Sip/1961 tanggal 4 Juli 1961 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 698

ne
ng

K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No.9


K/Sip/1972 tanggal 9 Agustus 1972 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No.

do
gu

072 K/Sip/1972 tanggal 10 Oktober 1972 jo. Putusan Mahkamah Agung


RI No. 672 K/Sip/1961 tanggal 18 Oktober 1972 jo. Putusan Mahkamah
In
Agung RI No. 588 K/Sip/1975 tanggal 13 Juli 1976. Dengan demikian
A

mohon kiranya Majelis Hakim Kasasi dalam perkara a quo berkenan


melihat lagi pertimbangan hukum dari Judex Facti yang nyata-nyata telah
ah

lik

tidak cukup memberikan pertimbangan hukum atas gugatan dan bukti-


bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dan selanjutnya dengan
m

ub

mengadili sendiri membatalkan putusan Judex Facti ini ;


- Bahwa menurut pendapat ahli hukum Prof.R.Subekti, SH, dalam bukunya
ka

“Hukum Pembuktian", Pradnya Paramita, Jakarta, Cetakan ke-ll, 1995,


ep

halaman 15, menyatakan :


ah

“Suatu masalah yang sangat penting dalam hukum pembuktian adalah


R

masalah pembagian beban pembuktian. Pembagian beban pembuktian


es

harus dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah, karena suatu
M

ng

pembagian beban pembuktian yang berat sebelah berarti a priori


on
gu

Hal. 53 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjerumuskan pihak yang menerima beban yang terlalu berat dianggap

si
sebagai suatu soal hukum atau yuridis, yang dapat diperjuangkan sampai
tingkat kasasi di muka Pengadilan Kasasi, yaitu Mahkamah Agung.

ne
ng
Melakukan pembagian beban pembuktian yang tidak adil dianggap
sebagai suatu pelanggaran hukum atau undang-undang yang merupakan
alasan bagi Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan Hakim atau

do
gu Pengadilan yang bersangkutan; "
- Bahwa berkaitan dengan pendapat tersebut di atas, maka bukti-bukti

In
A
yang diajukan Pemohon Kasasi di Pengadilan tingkat pertama secara
jelas dan tegas telah menunjukkan bahwa :
ah

lik
1. Hak Eksklusif Desain lndustri atas feeding set atas nama Pemohon
Kasasi/Tergugat telah didapatkan secara sah, benar dan berlaku
secara hukum yang keabsahannya tidak dapat diragukan lagi yang
am

ub
mana telah diterbitkan sertifikatnya oleh Turut Tergugat pada tahun
2003 (vide bukti T6-1 sampai dengan T6-3) setelah melalui
ep
mekanisme dan prosedur hukum yang telah ditentukan oleh Undang-
k

Undang Desain Industri itu sendiri, sehingga desain produk feeding set
ah

itu masih dalam perlindungan baik terhadap bentuk, konfigurasi


R

si
dan/atau komposisi warnanya hingga tahun 2013.
2. Bahwa sertifikat-sertifikat Merek PEX atas nama Pemohon

ne
ng

Kasasi/Tergugat tahun 1981 untuk kelas 3, 8, 10 21 untuk barang-


barang diantaranya cangkir, mangkok, gelas, menunjukkan bahwa

do
gu

jauh sebelum adanya Undang-Undang Desain lndustri No. 31 Tahun


2000 dan bahkan sebelum adanya Undang-Undang Hak Cipta No.6
In
Tahun 1982, Tergugat telah memproduksi barang- barang
A

perlengkapan bayi dan anak termasuk feeding set berupa tempat


makan bayi, cangkir minum bayi dan tutupnya dengan memakai merek
ah

lik

PEX (vide bukti T7-1 sampai dengan T7-6) untuk memberikan


identitas dan jaminan kualitas yang pada saat itu adalah produk
m

ub

feeding set pioner dan belum ada produk sejenis yang dibuat oleh
pengusaha lainnya (vide bukti-bukti T6-4 sampai dengan T6-6)
ka

sehingga membuktikan secara kuat dan sempurna pembuktiannya


ep

bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat telah menggunakan merek PEX


ah

untuk dilekatkan atau disematkan pada produk feeding set tempat


R

makan bayi, cangkir minum bayi dan tutup cangkir minum bayi, yang
es

desainnya telah diciptakannya sendiri pada tahun 1981, sehingga jelas


M

ng

bahwa sejak awal produksinya pada saat itu (vide bukti T8-5)
on
gu

Hal. 54 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengukuhkan bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat adalah pencipta,

si
pendesain dan pemakai pertama yang mana hak ekslusif Hak
Ciptanya telah dilanggar oleh Termohon Kasasl, terlebih dari itu

ne
ng
sebagai pemilik dan pemakai desain pertama Pemohon Kasasi telah
memenuhi asas first to use untuk dapat didaftarkan dalam hak desain
industri sebagai pemilik desain original (asli) sebagai pendaftar

do
gu pertama sesuai asas 'first to file' adalah sebagai pemilik desain (vide
bukti-bukti TT-1 sampai dengan TT-9) telah memenuhi segala per-

In
A
syaratan pendaftaran yang ditentukan dalam Pasal 25 jo. 26 Undang-
Undang Desain lndustri sehingga akhirnya sertifikat desain industri
ah

lik
diterbitkan oleh Dirjen HaKI sesuai ketentuan Pasal 29 Undang-
Undang Desain lndustri ;
3. Bahwa apa yang diklaim Termohon Kasasi/Penggugat bahwa feeding
am

ub
set dengan bentuk yang sama telah diproduksi oleh PT. Mensa Prima
dengan merek Chicco sejak tahun 1976 adalah tidak benar, karena
ep
berdasarkan foto-foto perbandingan produk feeding set merek Chicco
k

yang disandingkan dengan feeding set merek PEX milik Pemohon


ah

Kasasi (vide bukti T8-4 dan keterangan saksi Erik Setianto) jelas sekali
R

si
desainnya ternyata berbeda jauh, bentuk cangkir merek Chicco
kembung sementara PEX lurus, tutup cangkir merek Chicco lengkung

ne
ng

sementara PEX lurus, dan Chicco sama sekali tidak memproduksi


mangkok atau tempat makan bayi, sedangan PEX memproduksinya.

do
gu

Dari segi tahun pembuatannya, PEX adalah yang pertama membuat-


nya sejak tabun 1981 sedangkan Chicco baru membuat produk serupa
In
dengan bentuk kembung pada tahun 1985.
A

4. Bahwa berdasarkan Berita Acara Persidangan Saksi Ahli Rikson


Sitorus,SH.,MH., di Polres Metro Bekasi (vide bukti T9-1) membuktikan
ah

lik

telah terjadinya pelanggaran atas ketiga Desain Industri milik Tergugat


sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 Undang-Undang Desain
m

ub

Industri, yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/Penggugat yang telah


memproduksi produk bajakan/tiruan dengan logo panda dan logo
ka

kepala singa merek My Dear milik Penggugat terhadap produk serupa


ep

bermerek PEX milik Tergugat, untuk tempat makan bayi memiliki


ah

kesan estetis yang sama; sedangkan tutup cangkir minum bayi dan
R

cangkir minum bayi juga memiliki kesan estetis yang sama pula,
es

perbedaan (komposisi) warna tidak menghilangkan kesamaan desain


M

ng

pada bentuk dan konfigurasinya.


on
gu

Hal. 55 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa akibat dilanggarnya Hak Eksklusif Desain Industri dan/atau Hak

si
Cipta di atas oleh Termohon Kasasi/Penggugat selama beberapa
tahun, Pemohon Kasasi/Tergugat telah menderita kerugian

ne
ng
merosotnya angka penjualan, hilangnya pasar, dan hilangnya potensi
keuntungan, yang mana kerugian itu ditaksir mencapai hingga 40%
(vide bukti T5-1 dan T5-7 dan bukti keterangan saksi Erik Setianto).

do
gu - Bahwa terhadap semua bukti-bukti yang diajukan Pemohon Kasasi dalam
perkara a quo yang melekat dalam berkas perkara dan telah dimaterai

In
A
pos secukupnya maka keseluruhan bukti-bukti tersebut adalah otentik,
sempurna, dan mengikat (vide Pasal 1870 KUHPerdata).
ah

lik
- Bahwa Pasal 1865 KUHPerdata dan Pasal 163 HIR sebenarnya ber-
maksud memberikan pedoman dalam hal pembagian beban pembuktian.
Disebutkan bahwa barang siapa mempunyai hak atau guna membantah
am

ub
hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan
adanya hak atau peristiwa tersebut. Bahwa dalam acara pembuktian di
ep
Pengadilan tingkat pertama, nyata-nyata Pemohon Kasasi telah
k

memberikan pembuktian yang cukup guna mendukung dalil-dalil


ah

bantahan dan dalil-dalil gugatan Rekonvensi pelanggaraan Hak Desain


R

si
Industri dan atau Hak Cipta.
- Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas,

ne
ng

Mahkamah Agung sudah selayaknya mengadili sendiri perkara ini sesuai


ketentuan Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 52 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

do
gu

2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1985


tentang Mahkamah Agung RI baik atas dasar alasan-alasan yang
In
dikemukakan oleh Pemohon Kasasi maupun alasan Mahkamah Agung RI
A

sendiri dan sesuai dengan Yurisprudensi berikut ini :


“Dalam hal putusan Pengadilan Tinggi dibatalkan, Mahkamah Agung
ah

lik

dapat mengadili sendiri perkaranya, bait mengenai pengetrapan hukum


maupun penilain hasil pembuktiannya". (Putusan Mahkamah Agung RI
m

ub

No. 981 K/Sip/1972 tanggal 31-10-1974).


- Dan oleh karena pertimbangan hukum dari Judex Facti dalam perkara ini
ka

telah salah menerapkan hukum/undang-undang (Undang-Undang Hak


ep

Cipta, Desain Industri, Merek dan hukum pembuktian) maupun ber-


ah

tentangan dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI maka sudah


R

selayaknya Mahkamah Agung RI mengadili sendiri perkara ini baik


es

dengan mempertimbangkan alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon


M

ng

Kasasi maupun alasan-alasan lainnya yang ditentukan oleh Mahkamah


on
gu

Hal. 56 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Agung RI, seperti tersebut di bawah ini :

R

si
Putusan Mahkamah Agung RI No. 638 K/Sip/1972 tanggal 22 Juli 1970
yang berbunyi : "Putusan-putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan

ne
ng
Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan (onvoldoende gemoti-veerd)
harus dibatalkan";

do
Putusan Mahkamah Agung RI No. 672 K/Sip/1972 tanggal 18 Oktober
gu 1972 yang intinya berbunyi : "Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan
karena kurang cukup dipertimbangkan (niet voldoende gemotiveerd)";

In
A
• Putusan Mahkamah Agung RI No.588 K/Sip/1975 tanggal 13 Juli 1976 yang
intinya berbunyi : "Keputusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri,
ah

lik
karena kurang tepat dan tidak terperinci harus dibatalkan".
5. Judex Facti Telah Salah Menafsirkan Hukum Dan Telah Tidak Menerap-
kan Hukum sebagaimana Mestinya.
am

ub
- Pemohon Kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti pada
halaman 31-32 dari putusannya yang selengkapnya dikutip sebagai berikut :
ep
k

Menimbang, bahwa dari Ahli Prof. Dr. Agus Sardjono, SH.,MH., menerangkan
pengertian yang baru pada Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun
ah

R
2000 Tentang Desain Industri sebagai berikut :

si
- Bahwa kata baru merupakan syarat pada saat tanggal penerimaan pada saat

ne
proses pendaftaran di Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak
ng

Sirkuit Terpadu,
- Bahwa kata baru, Desain Industri itu tidak sarna dengan pengungkapan

do
gu

sebelumnya, berbeda secara signifikan dengan pengungkapan sebelumnya/


sign ificantly different.
In
Menimbang, bahwa selanjutnya pendapat Ahli tentang Pasal 2 ayat (2)
A

pengungkapan sebelumnya Desain Industri telah ada sebelum didaftarkan, di


mana desain tersebut telah dipamerkan dalam pameran nasional atau
ah

lik

internasional dalam kurun waktu 6 bulan atau desain telah beredar umum
sebelum tanggal pendaftaran; Desain industri yang demikian/sudah dianggap
m

ub

tidak baru tidak dapat didaftarkan atau dibatalkan ;


Menimbang, bahwa dari alat bukti Tergugat bertanda T6-1 sampai dengan
ka

ep

T6-3 diperoleh fakta sebagai berikut :


a. Judul Desain Industri : Tempat Makan Bayi.
ah

No. Desain Industri : ID 0 005 871.


R

Tanggal Penerimaan Permohonan : 04-09-2003.


es
M

Pemegang Desain Industri : Asai Harum.


ng

on
gu

Hal. 57 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nama Pendesain : Asai Harum.

si
b. Judul Desain Industri : Cangkir Minum Bayi.
No. Desain Industri : ID 0 005 970.

ne
ng
Tanggal Penerimaan Permohonan : 16-09-2003.
Pemegang Desain Industri : Asai Harum.
Nama Pendesain : Asai Harum.

do
gu c. Judul Desain Industri : Tutup Cangkir Minum Bayi.
No. Desain Industri : ID 0 005 971.

In
A
Tanggal Penerimaan Permohonan : 04-09-2003.
Pemegang Desain Industri : Asai Harum.
ah

lik
Nama Pendesain : Asai Harum.
Menimbang, bahwa saksi Erik Setianto (saksi Tergugat) menerangkan
bahwa pada tahun 1980 barang-barang seperti tersebut hanya diproduksi
am

ub
oleh Tergugat dengan merek PEX, saksi order pertama kali pada tahun
1981, belakangan saksi baru tahu di lapangan beredar barang
ep
sejenis/saingan yang diproduksi merek CHICCO bukan PEX Dengan
k

Demikian menegaskan bahwa barang tersebut sudah diproduksi,


ah

dipasarkan sejak tahun 1980 an ;


R

si
Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan surat bukti bertanda T6-4
sampai dengan T6-6 di mana Tergugat dinyatakan sebagai pemegang

ne
ng

merek PEX untuk barang berupa : Cangkir, Mangkok, piring, gelas, sisir
dan sikat gigi, botol hampa udara ; Menurut pendapat Majelis Hakim

do
gu

persoalan a quo bukan Merek tapi Desain Industri atas barang-barang


tersebut di atas, sehingga Majelis Hakim mengesampingkan bukti tersebut
In
karena tidak relevan dengan persoalan ini ;
A

Menimbang bahwa mendasarkan uraian pertimbangan di atas Majelis


Hakim berpendapat bahwa :
ah

lik

a. Judul Desain Industri : Tempat Makan Bayi.


No. Desain Industri : ID 0 005 871.
m

ub

Tanggal Penerimaan Permohonan : 04-09-2003.


Pemegang Desain Industri : Asai Harum.
ka

Nama Pendesain : Asai Harum.


ep

b. Judul Desain Industri : Cangkir Minum Bayi.


ah

No. Desain Industri : ID 0 005 970.


R

Tanggal Penerimaan Permohonan : 16-09-2003.


es

Pemegang Desain Industri : Asai Harum.


M

ng

Nama Pendesain : Asai Harum.


on
gu

Hal. 58 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Judul Desain Industri : Tutup Cangkir Minum b. Bayi.

si
No. Desain Industri : ID 0 005 971.
Tanggal Penerimaan Permohonan : 04-09-2003.

ne
ng
Pemegang Desain Industri : Asai Harum.
Nama Pendesain : Asai Harum.
tidak memiIik niIai kebaruan pada saat diterimanya permohonan

do
gu pendaftaran oleh Turut Tergugat ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Desain Industri sebagaimana

In
A
tersebut terbukti tidak baru pada saat dlterimanya permohonan
pendaftarannya oleh Turut Tergugat sehingga mendasarkan Pasal 38
ah

lik
Undang-Undang No.31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri Majelis
Hakim dapat mengabulkan petitum ke dua dan ke empat dengan segala
akibat hukumnya.
am

ub
Bahwa pertimbangan hukum di atas jelas keliru dan menyesatkan,
terlalu naif dan terlalu menyederhanakan persoalan, dimana Judex Facti
ep
telah mengambil kesimpulan tanpa memperhatikan dengan cermat aspek-
k

aspek penerapan perlindungan hukum HaKI secara komprehensif yaitu


ah

terkait barang-barang yang dilindungi Hak Cipta, Hak Desain Industri dan
R

si
didukung dengan Hak Merek. Judex Facti tidak memahami ketentuan
undang-undang secara utuh sehingga salah dalam menafsirkan dan

ne
ng

menerapkan ketentuan undang-undang itu dan keadaan ini menjadi


wewenang Mahkarnah Agung untuk memperbaiknya dalam tingkat kasasi.

do
gu

Adapun kesalahan dimaksud antara lain :


- Bahwa Judex Facti telah gagal dalam mencermati dan menilai dalil-dalil
In
bantahan dan dalil-dalil Gugatan Rekonvensi, Duplik, bukti-bukti yang
A

diajukan serta Kesimpulan sebagai satu kesatuan yang tidak


terpisahkan, dan juga telah dengan sempitnya menafsirkan keberlakuan
ah

lik

pasal-pasal dalam Undang-Undang Desain Industri tanpa mengkaitkan


dengan ketentuan pasal-pasal lainnya seperti dalam hal ini
m

ub

dimungkinkannya pengecualian atas syarat kebaruan Pasal 2 tersebut,


sehingga menunjukkan bahwa syarat kebaruan itu tidak bersifat
ka

absolute/mutlak, seperti digambarkan secara eksplisit dalam semangat


ep

ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Desain Industri mengenai tidak


ah

dianggap sebagai suatu pengumuman atau pengungkapan desain


R

industri jika dipakai untuk kepentingan-kepentingan tertentu dan Pasal


es

55 Undang-Undang Desain Industri mengenai diperbolehkannya


M

ng

produk-produk yang diciptakan sebelum berlakunya Undang-Undang


on
gu

Hal. 59 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Desain Industri untuk dapat didaftarkan melalui Undang-Undang Desain

si
Industri, sehingga tentunya produk-produk itu tidak baru lagi atau sama
dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya pada saat tanggal

ne
ng
penerimaan permohonan pendaftarannya.
- Bahwa Judex Facti juga telah mengabaikan semangat dan landasan
filosofis atas Undang-Undang Desain Industri sebagaimana telah

do
gu diuraikan dengan gamblang dalarri Penjelasan Umum Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain

In
A
Industri sebagaimana dikutip berikut ini :
“Dalam kaitan dengan globalisasi perdagangan, Indonesia telah
ah

lik
meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang
mencakup pula Agreement on Trade Related Aspecis of Intellectual
am

ub
Property Rights (Persetujuan TRIPs) sebagaimana telah diratifikasi
dengan Undang-undang nomor 7 Tahun 1994, Ratifikasi Paris
ep
Convention for the Protection of Industrial Pro pert (Konvensi Paris)
k

dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 dan keikutsertaan


ah

Indonesia dalam The Hague Agreement (London Act) Concerning The


R

si
International Deposit of Industrial Desaigns. Mengingat hal-hal tersebut
dan berhubung belum diaturnya perlindungan hukum mengenai Desain

ne
ng

Industri, Indonesia perlu membuat Undang-undang di bidang Desain


Industri untuk menjamin Perlindunan hak-hak Pendesain dan menetap-

do
gu

kan hak dan kewajibannya serta menjaga agar pihak yang tidak berhak.
tidak menyalahgunakan hak Desain Industri tersebut. Selain mewujud-
In
kan komitmen terhadap Persetujuan TRIPs, pengaturan Desain Industri
A

dimaksudkan untuk memberikan landasan bagi perlindungan yang


efektif terhadap berbagai bentuk penjiplakan, pembajakan, atau
ah

lik

peniruan atas Desai Industri yang telah dikenal luas. Adapun prinsip
pengaturannva adalah pengakuan kepemilikan atas karya intelektual
m

ub

yang memberikan kesan estetis dan dapat diproduksi secara berulang-


ulang serta dapat menghasilkan suatu barang dalam bentuk dua atau
ka

tiga dimensi."
ep

- Bahwa kemudian dalam Penjelasan Umum Undang-Undang di atas,


ah

juga telah menggariskan ketentuan bahwa Undang-pUndang Desain


R

Industri tidak semata-mata menganut asas kebaruan, namun juga asas


es

pendaftaran pertama (first to file) dan jika terdapat bantahan atau


M

ng

keberatan atas tidak adanya kebaruan dibatasi waktu pembuktiannya


on
gu

Hal. 60 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hanya pada saat pendaftaran itu diajukan, penjelasan Undang-pUndang

si
Desain Industri kami kutip sebagai berikut :
"Dalam pemeriksaan permohonan hak atas Desain Industri dianut asas

ne
ng
kebaruan dan pengaiuan pendaftaran pertama. Asas kebaruan dalam
Desain Industri ini dibedakan dari asas pemeriksa, sedangkan Hak
Cipta.

do
gu Pengertian “baru” atau “kebaruan” ditetapkan dengan suatu pendaftaran
yang pertama kali diajukan dan pada saat pendaftaran itu diajukan,

In
A
tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa pendaftaran
tersebut tidak baru atau telah ada pengungkapan/publikasi sebelumnya,
ah

lik
baik tertulis atau tidak tertulis.
- Pemohon Kasasi juga keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti
pada halaman 33 dari putusannya yang selengkapnya dikutip sebagai
am

ub
berikut :
Menimbang, bahwa persoalan selanjutnya adalah apakah permohonan
ep
pendaftaran Desain Industri atas ketiga jenis barang tersebut ada iktikad
k

tidak baik dari Tergugat?


ah

Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan persoalan


R

si
kesatu secara singkat dapat diismpulkan bahwa barang-barang tersebut
telah lama beredar di dalam masyarakat, bukan baru lagi, dan Desain

ne
ng

Industri atas barang tersebut, pada tahun 2003 didaftarkan oleh Tergugat
sebagai hak eksklusif Desain Industri miliknya ;

do
gu

Menimbang, bahwa dari fakta hukum tersebut dapat disimpulkan, desain


barang tidak memenuhi syarat baru namun didalilkan sebagai desain baru,
In
selanjutnya diikuti dengan pelaporan barang sejenis yang ada di pasaran,
A

dengan demikian ada indikasi niat Tergugat untuk memonopoIi barang


sejenis yang beredar di masyarakatimenjadi public domain ;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim


berpendapat bahwa Tergugat telah beriktikad tidak baik dalam
m

ub

mengajukan permohonan pendaftaran Desain Industri ketiga jenis barang


tersebut; Dengan Demikian petitum Penggugat ketiga dapat dikabulkan ;
ka

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat dikabulkan maka untuk memenuhi


ep

Pasal 42 Undang-undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri,


ah

memerintahkan Turut Tergugat untuk melaksanakan putusan a quo


R

dengan mencatat dalam Daftar Umum Desain Industri serta


es

mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain Industri ;


M

ng

- Bahwa pertimbangan hukum di atas jelas keliru dan menyesatkan, terlalu


on
gu

Hal. 61 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
naif dan terlalu menyederhanakan persoalan, dimana Judex Facti telah

si
mengambil kesimpulan tanpa memperhatikan dengan cermat aspek-aspek
penerapan perlindungan hukum HaKI secara komprehensif yaitu terkait

ne
ng
barang-barang yang dilindungi Hak Cipta, Hak Desain Industri dan
didukung dengan Hak Merek. Judex Facti tidak memahami ketentuan
undang-undang secara utuh sehingga salah dalam menafsirkan dan

do
gu menerapkan ketetentuan undang-undang itu dan keadaan ini menjadi
wewenang Mahkamah Agung untuk memperbaiknya dalam tingkat kasasi.

In
A
- Bahwa Judex Facti menurut hemat Pemohon Kasasi/Tergugat telah gagal
dalam mencermati dan menilai dalil-dalil bantahan dan dalil-dalil Gugatan
ah

lik
Rekonvensi, Duplik, bukti-bukti yang diajukan serta Kesimpulan sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan, telah dengan sempitnya
menafsirkan keberlakuan pasal-pasal dalam Undang-Undang Desain
am

ub
Industri tanpa mengkaitkan dengan ketentuan pasal-pasal lainnya dan juga
telah mengabaikan semangat dan landasan filosofis atas Undang-Undang
ep
Desain Industri.
k

- Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat tidak dapat menerima atau menolak


ah

pertimbangan Judex Facti bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat dianggap


R

si
beriktikad tidak baik dalam pendaftaran Desain Industri a quo.
Pertimbangan Judex Facti yang semata-mata hanya mengkaitkan iktikad

ne
ng

tidak baik dengan syarat kebaruan, dalam arti kata, bahwa seseorang tidak
bisa mendaftarkan suatu produk desain industri yang telah diproduksi atau

do
gu

diungkapkan sebelumnya sehingga tidak baru lagi pada saat permohonan


pendaftaran, sementara padahal dirinya adalah pencipta original dan
In
pemilik desain produk itu, maka diangap sebagai pendaftar beritikad tidak
A

baik dalam mendaftarkan hak eksklusif desain industri itu, maka


pertimbangan ini adalah pertimbangan yang tidak adil dan tidak bisa
ah

lik

dinalar secara hukum dan keadilan.


- Maka yang menjadi pertanyaan hukum Pemohon Kasasi/Tergugat adalah
m

ub

untuk apa kemudian tujuan perlindungan desain industri itu? Iktikad tidak
baik seharusnya diterapkan hanya bagi mereka para pendaftar produk
ka

yang desainnya ternyata meniru atau mencuri desain orang lain, atau
ep

dengan kata lain mendaftarkan desain industri milik orang lain kemudian
ah

mendaftarkan atas nama dirinya sebagai pendesain. Inilah yang dikatakan


R

sebagai iktikad tidak baik.


es

- Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat berpandangan bahwa tidak sepatutnya


M

ng

Judex Facti menerapkan Pasal 2 Undang-Undang Desain Industri secara


on
gu

Hal. 62 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kaku menerapkan persyaratan harus 'baru' pada saat pendaftaran, kalau

si
demikian bagaimana dengan nasib ratusan pengrajin souvenir atau
kerajinan tangan di Bali misalnya yang telah membuat dan memproduksi

ne
ng
souvenir-souvenir sebelum berlakunya Undang-Undang Desain Industri
kemudian mereka ingin mendaftarkannya? Misalkan produk itu dibuat
dalam rentang waktu antara tahun 1995-1999, kemudian mereka ingin

do
gu mendapatkan perlindungan desain industri sebagai pencipta dan
pendesain? Ketika mereka dalam permohonan pendaftaran desain industri

In
A
ke Dirjen HaKI bisa membuktikan bahwa mereka adalah pemilik desain
original dengan melampirkan surat keterangan sebagai pencipta dan
ah

lik
pemilik desain sebagaimana ditentukan dalam persyaratan administratif
dan tidak ada oposisi atau keberatan dari pihak lain dalam jangka waktu
publikasi 3 bulan, maka tentunya sudah menjadi hak sebagai pendaftar
am

ub
pertama dan oleh karenanya mereka harus diberikan hak eksklusif desain
industri itu. Demikianlah analogi dan illustrasi yang dapat diterapkan pula
ep
dalam perkara Pemohon Kasasi/Tergugat.
k

6. Judex Facti Telah Melampaui Batas Wewenang


ah

- Pemohon Kasasi keberatan dengan amar putusan Judex Facti yang


R

si
mengabulkan petitum kedua Gugatan Penggugat yang dikutip dari
halaman 35 putusan :

ne
ng

“'yang ketiganya terdaftar atas nama Tergugat tidak memiliki nilai


kebaruan pada saat diterimanya permohonan pendaftaran oleh Turut

do
gu

Tergugat ;
Sementara tuntutan yang dikemukakan dalam Gugatan sebenarnya
In
berbunyi :
A

“'yang ketiganya terdaftar atas nama Tergugat tidak memiliki nilai


kebaruan. "
ah

lik

Bahwa Judex Facti telah menambahkan kalimat "pada saat


diterimanya permohonan pendaftaran oleh Turut Tergugat" dalam dictum
m

ub

putusan menurut hemat Pemohon Kasasi/Tergugat merupakan


pelanggaran terhadap apa yang digariskan pada Pasal 178 ayat (3) HIR,
ka

Pasal 189 ayat (3) RBG dan Pasal 50 Rv. yang tidak membolehkan
ep

putusan mengabulkan melebihi tuntutan yang dikemukakan dalam


ah

gugatan atau disebut sebagai ultra petitum partium. Hakim yang


R

mengabulkan melebihi posita maupun petitum gugatan, dianggap telah


es

melampaui batas wewenang atau ultra vires yakni bertindak melampaui


M

ng

wewenangnya, apabila putusan mengandung ultra petitum harus


on
gu

Hal. 63 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan cacat (invalid) meskipun hal itu dilakukan Hakim dengan

si
iktikad baik maupun sesuai kepentingan umum, tetap dianggap sebagai
tindakan yang tidak sah (illegal).

ne
ng
7. Judex Facti telah keliru dan salah dalam menerapkan hukum
pembuktian (keterangan saksi Unus Testis Nulus Testis atau satu saksi
bukan saksi).

do
gu - Pemohon Kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti
pada halaman 30 dari putusannya yang selengkapnya dikutip sebagai

In
A
berikut :
"Menimbang, bahwa saksi Lim Andardi (saksi Penggugat) menerangkan
ah

lik
bahwa pernah sebagai sales yang menjual alat perlengkapan bayi merek
Chico di mana barang sebagaimana tersebut di atas telah diproduksi dan
dijual/dipasarkan sejak tahun 1976 ;
am

ub
- Bahwa Judex Facti telah keliru dan salah dalam menilai kekuatan
pembuktian saksi yang memberikan keterangan yang tidak hanya palsu
ep
dan juga telah dirubah maksudnya, keterangan saksi mana tidak didukung
k

oleh alat bukti lainnya sehingga tidak memenuhi batas minimal nilai
ah

pembuktian dan memenuhi syarat materiil sebagaimana ditegaskan dalam


R

si
Pasal 169 HIR, Pasal 1905 KUH Perdata yang menyatakan keterangan
seorang saksi saja, tidak dapat dipercaya, agar sah sebagai alat bukti

ne
ng

maka harus ditambah dengan suatu alat bukti yang lain.


"Bahwa keterangan saksi di atas lebih merupakan kesan pribadi saksi

do
gu

yang menurut segi hukum pembuktian dilarang untuk dimasukkan dalam


keterangan saksi sebagai alat bukti yang tidak dibenarkan Pasal 171 ayat
In
(2) HIR, Pasal 1907 ayat (2) KUH Perdata atas alasan bahwa kesan
A

cenderung pada penilaian subyektif dan kesan hampir sama dengan


pendapat saksi "
ah

lik

("Hukum Acara Perdata, Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,


Pembuktian dan Putusan Pengadilan", M.Yahya Harahap, SH, terbitan
m

ub

Sinar Grafika, Jakarta, cetakan keempat, Mei 2006, halaman 654).


- Bahwa sebagaimana telah dibuktikan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat,
ka

keterangan saksi di atas adalah sama sekali tidak benar, pertama,


ep

mengenai alat perlengkapan bayi merek Chicco yang menurutnya sama


ah

bentuknya seperti barang milik Tergugat dan telah diproduksi dan


R

dijual/dipasarkan sejak tahun 1976. Berdasarkan bukti T8-4 dan


es

berdasarkan keterangan saksi Erik Setianto (saksi Tergugat), bahwa


M

ng

ternyata feeding set merek Chico bentuknya sama sekali berbeda dengan
on
gu

Hal. 64 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bentuk feeding Set merek PEX milik Tergugat, cangkir minum bayi merek

si
Chicco bentuknya kembung dan merek PEX bentuknya lurus, sedangkan
tutup cangkir minum bayi merek Chicco bentuknya lengkung dan merek

ne
ng
PEX bentuknya lurus, kemudian Chicco tidak pernah memproduksi tempat
makan bayi, sedangkan PEX memproduksi. Kedua, mengenai tahun 1976,
saksi Lim Andriani menerangkan bahwa itu adalah tahun berdirinya

do
gu perusahaan yang memproduksi merek Chicco yang saat itu masih
perusahaan perseorangan dan belum berbadan hukum PT dan menurut

In
A
keterangan saksi Erik Setianto yang pernah bekerja pada tahun 1994
sebagai National Sales Manager di PT. Mensa Prima yang memproduksi
ah

lik
merek Chicco bahwa feeding set a quo baru di-lounch ke pasar pada
tahun 1985-1986. Sehingga sama sekali tidak benar bahwa Chicco adalah
merek yang pertama kali memproduksi feeding set a quo, kalaupun
am

ub
seandainya benar bahwa Chicco adalah produsen pertama/pioneer -quad
non- maka bentuk yang telah diproduksi dengan merek Chicco itupun
ep
ternyata berbeda jauh.
k

8. Judex Facti telah tidak memiliki pertimbangan-pertimbangan hukum


ah

yang patut dalam putusannya dan sama sekali mengabaikan


R

si
pembuktian Pemohon Kasasi.
- Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat keberatan dengan pertimbangan

ne
ng

hukum Judex Facti pada halaman 32 dari putusannya yang selengkap-


nya dikutip sebagai berikut :

do
gu

"Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan surat bukti bertanda T6-4


sampai dengan T6-6 di mana Tergugat dinyatakan sebagai pemegang
In
merek PEX untuk barang berupa : cangkir, mangkok, piring, gelas, sisir
A

dan sikat gigi, botol hampa udara; menurut pendapat Majelis Hakim
persoalan dalam perkara a quo bukan Merek akan tetapi Desain lndustri
ah

lik

atas barang-barang tersebut di atas, sehingga Majelis mengesamping-


kan bukti tersebut karena tidak relevan dengan persoalan ini ;
m

ub

- Bahwa pertimbangan Judex Facti di atas terlalu sempit dan juga tidak
memberikan alasan pertimbangan hukum yang kuat mengapa
ka

mengesampingkan bukti Tergugat di atas padahal bukti-bukti a quo


ep

sangat relevan, signifikan, erat kaitannya dengan produk feeding set


ah

Pemohon Kasasi/Tergugat. Majelis Hakim telah gagal untuk memahami


R

substansi Hak Merek yang sama halnya dengan subsansi Hak Paten,
es

Desain Industri dan hak kekayaan intelekual lainnya bahwa Hak Merek
M

ng

juga merupakan bagian dari hak atas kekayaan intelektual terutama


on
gu

Hal. 65 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam kategori hak milik industrial (industrial property right) yang saling

si
berkaitan erat satu sama lain. Kalau kita melihat penggolongan HaKI
sebagaimana tercantum di TRIPS's Agreement, maka HaKI dikelompok-

ne
ng
kan secara garis besar dalam 2 (dua) bagian yaitu :
1. Hak milik industial (industrial property right) yang terdiri dari :
a. Paten dan paten sederhana

do
gu b. Merek
c. Desain Industri

In
A
d. Rahasia Dagang
e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
ah

lik
2. Hak cipta (Copyright)
- Bahwa menurut buku "Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia", oleh Drs. Muhammad Djumhana, S.H dan R.
am

ub
Djubaedillah, SH, diterbitkan PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1993,
halaman 153 menyebutkan bahwa :
ep
"Selain bersinggungan dengan hak cipta, desain industri inipun
k

bersinggungan dengan hak milik intelektua lainnya misalnya hak paten


ah

maupun hak merek. Hal ini karena melihat bentuknya ini serta
R

si
penerapannya di bidang industri dan perdagangan, maka desain industri
tidak terlepas dari perhatian aturan hak cipta, hak paten, dan hak merek."

ne
ng

- Bahwa menurut buku "Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual" oleh H.


OK. Saidin, SH, M.Hum, terbitan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

do
gu

1995, halaman 329-331 menyebutkan bahwa :


"Hak merek merupakan benda immaterial, sebagaimana disebutkan
In
secara eksplisit dalam konsiderans Undang-Undang Nomor 15 tahun
A

2001 tentang Merek bagian menimbang butir a, yang berbunyi :


"Bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-
ah

lik

konvensi internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan merek


menjadi sangat penting, terutama dalam menjaga persaingan usaha yang
m

ub

sehat."
Mengapa merek dapat mencegah terjadinya persaingan usaha tidak
ka

sehat? Dengan merek, produk barang dan jasa sejenis dapat dibedakan
ep

asal muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa produk itu original.


ah

Maka dari itu, antara produk desain industri dengan merek sangatlah
R

terkait, karena keberadaan merek tidaklah di ruang hampa, namun merek


es

adalah sesuatu yang ditempelkan atau dilekatkan pada satu produk.


M

ng

Suatu hal yang perlu dipahami dalam setiap tali menempatkan hak merek
on
gu

Hal. 66 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam kerangka hak atas kekayaan intelektual adalah bahwa, kelahiran

si
hak atas merek itu diawali dari temuan-temuan dalam bidang hak atas
kekayaan intelektual lainnya, misalnya hak cipta.

ne
ng
Ada suatu benda tak berwujud yang terdapat pada hak merek itu, jadi
bukan seperti apa yang terlihat atau terjelma dalam setiap produk yang
terlihat atau yang terjelma itu adalah, perwujudan dari hak merek itu

do
gu sendiri yang ditempelkan pada produk barang atau jasa,"
Bahwa justru berdasarkan bukti-bukti T6-4 sampai dengan T6-6 ini

In
A
membuktikan secara kuat dan sempurna membuktikannya bahwa
Pemohon Kasasi/Tergugat telah menggunakan merek PEX untuk
ah

lik
dilekatkan produk feeding set tempat makan bayi, cangkir minum bayi
dan tutup cangkir minum bayi yang desainnya telah diciptakannya sendiri
dan sejak awal produksinya pada tahun 1981 mengukuhkan bahwa
am

ub
Pemohon Kasasi/Tergugat adalah pencipta, pendesain dan pemakai
pertama, sejak tahun 1981 sehingga memenuhi asas first to use untuk
ep
dapat didaftarkan dalam hak desain industri sebagai desain original ;
k

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung


ah

berpendapat :
R

si
mengenai alasan-alasan ke 1 sampai dengan ke 8 :
bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena :

ne
ng

- Judex Facti tidak salah dalam menerapkan hukum.


- Judex Facti telah tepat dalam menerapkan hukum pembuktian dalam

do
gu

menentukan ketidak baruan atas ketiga Desain Industri milik Pemohon


Kasasi dengan mendasarkan pada keterangan saksi Lim Andardi surat bukti
In
P4 a sampai P4 f, saksi David Susanto dan saksi Erick Setianto.
A

- Alasan dalam memori kasasi merupakan pengulangan hak-hal yang telah


disampaikan waktu pemeriksaan oleh Judex Facti dan telah dipertimbangkan
ah

lik

dalam putusan Judex Facti tersebut dan hal tersebut merupakan penilaian
hasil pembuktian yang tidak tunduk pada kasasi ;
m

ub

- Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan oleh pihak


yang berkepentingan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ka

dan Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga Pasal 38 (1) Undang-Undang No.31


ep

Tahun 2000 ;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata


R

bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
es

dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh


M

ng

Pemohon Kasasi : ASAI HARUM tersebut harus ditolak ;


on
gu

Hal. 67 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

si
Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini ;

ne
ng
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, perubahan kedua dengan Undang-Undang

do
gu No. 3 Tahun 2009 dan Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

In
A
MENGADILI:
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : ASAI HARUM
ah

tersebut ;

lik
Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat membayar biaya perkara dalam
pemeriksaan tingkat kasasi ini sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) ;
am

ub
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2010 oleh Dr. H. Mohammad
ep
Saleh, SH.MH,- Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
k

sebagai Ketua Majelis, H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum. dan Djafni


ah

Djamal, SH., Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota dan


R

si
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh

ne
ng

Budi Hapsari, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah
pihak.

do
gu

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a:
ttd./ H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum. ttd./
ttd./ Djafni Djamal, SH. Dr. H. Mohammad Saleh, SH.MH.
In
A

Biaya-biaya : Panitera Pengganti :


1. M e t e r a i………………Rp. 6.000,- ttd./Budi Hapsari, SH.
ah

lik

2. R e d a k s i……………. Rp. 5.000,-


3. Administrasi Kasasi ….. Rp.4.489.000,-
J u m l a h…………….. Rp.5.000.000,-
m

ub

Untuk Salinan
Mahkamah Agung-RI
ka

a.n. Panitera
ep

Panitera Muda Perdata khusus,


ah

es

Rahmi Mulyati, SH., MH.


M

Nip 040 049 629


ng

on
gu

Hal. 68 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 69 dari 68 hal. Put. No.621 K/Pdt.Sus/2009


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Anda mungkin juga menyukai