Bab 1-3 Normatif
Bab 1-3 Normatif
PEMBAHASAN 1
BAB II
PEMBAHASAN 2
Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-asas
perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan perkreditan yang tertulis.
Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan mengenai
kewajiban bank umum untuk memiliki dan melaksanakan kebijakan perkreditan bank
berdasarkan pedoman penyusunan kebijakan perkreditan bankdalam SK DIR BI No.
27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995. Berdasarkan SK tersebut, Bank Umum wajib
memiliki kebijakan perkreditan bank secara tertulis yang disetujui oleh dewan
komisaris bank dengan sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai
berikut :
1. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan.
2. Organisasi dan manajemen perkreditan.
3. Kebojakan persetujuan kredit.
4. Dokumentasi dan administrasi kredit.
5. Pengawasan kredit.
6. Penyelesaian kredit bermasalah.
Muchdarsyah Sinungan (1993:212) kredit adalah uang bank yang dipinjamkan kepada
nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang disertai
dengan suatu kontraprestasi berupa bunga. Di dalam pengertian suatu kredit
terkandung dua askpek, yaitu aspek ekonomis dan aspek yuridis. Aspek ekonomis
adalah adanya bunga oleh yang menerima pinjaman sebagai imbalan yang diterima
kreditur sebagai keuntungan. Sedangkan aspek yuridisnya adalah adanya dua pihak
yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, dimana masing-masing pihak mempunyai
hak dan kewajiban.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan
dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokkan dengan hasil wawancara
I.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah
dilakukan on the spot dilapangan.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau
ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup :
a. Jumlah uang yang diterima
b. Jangka waktu
c. Dan biaya lain yang harus dibayar.
8. Realisasi kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka
rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan
Pencairan atau pengembalian uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian
kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu :
a. Sekaligus
b. Secara bertahap.
Tujuan penyaluran kredit diantaranya adalah :
BAB III
PEMBAHASAN 3
R.Subekti mengemukakan bahwa wanprestasi itu adalah kelalaian atau kealpaan yang
dapat berupa 4 macam yaitu :
1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukannya.
2. Melaksanakan apa yang telah diperjanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang
diperjanjikannya.
3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat.
4. Melakukan suatu perbuatan yang menurut perjanjian tidak dapat
dilakukan.