Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335831436

Implementasi Sistem Penyimpanan Obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


Kotamadya Pekanbaru

Article  in  Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan · May 2016


DOI: 10.36434/scientia.v6i1.35

CITATIONS READS
0 21

3 authors, including:

Anita Lukman

7 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anita Lukman on 11 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT


DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA
PEKANBARU
Husnawati, Anita Lukman, Indra Ardyansyah
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Email : hoe5na@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan sistem penyimpanan obat yang tepat di
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Rawat inap Sidomulyo Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan
dengan metode observasional dengan desain studi deskriptif. Data dikumpulkan dengan mengisi check
list lembar berdasarkan pengamatan dan wawancara dipandu gratis. Sampel dalam penelitian ini
adalah orang yang bertanggung jawab (apoteker) terhadap penyimpanan obat dan gudang di
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian
besar kondisi penyimpanan obat di Puskesmas Rawat inap Sidomulyo Pekanbaru telah memenuhi
sesuai persyaratan Depkes RI tahun 2008 dan 2010, yang 80% dari kondisi gudang obat dalam
kategori baik, 100% dari penyimpanan obat dalam kategori sangat baik dan 100% dari stok obat
persediaan dalam kategori sangat baik.

Kata kunci : penyimpanan obat, puskesmas, Pekanbaru, metode observasional

ABSTRACT

Research on implementation of proper drug storage system had been done at Puskesmas
(public health center) Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru. This research was conducted by
observational method using descriptive design study. Data was collected by filling in the check list
sheet based on the observations and free guided interviews. The sample in this study was the person in
charge (pharmacist) of drug storage and the warehouse at Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
Pekanbaru. The result obtained showed that most of drug storage condition at Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Pekanbaru has fulfilled the requirement accordance to Depkes RI 2008 and 2010, which
were 80% of drug warehouse condition in good category, 100% of drug storage in very good category
and 100% of inventory drug stock in very good category.

Keywords : drug storage, public health center, Pekanbaru, observational method

PENDAHULUAN menyangkut lima fungsi pokok yaitu


perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas penyimpanan serta penggunaan obat (Anonima,
adalah suatu pelayanan langsung dan 2014).
bertanggung jawab kepada pasien yang Salah satu faktor yang mendukung
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan penjaminan mutu obat adalah bagaimana
maksud mencapai hasil untuk meningkatkan penyimpanan obat yang tepat dan sesuai
mutu kehidupan pasien, yang meliputi dengan standar yang telah ditetapkan. Kegiatan
pengelolaan obat, bahan medis habis pakai penyimpanan disini mencakup tiga faktor yaitu
dan pelayanan farmasi klinik dengan pengaturan ruangan, penyusunan obat, serta
memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, pengamatan mutu fisik obat (Linarni &
saranadan metode tata laksana yang sesuai Hasanbasri, 2006).
dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas Pekanbaru merupakan puskesmas yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memberikan pelayanan kesehatan rawat inap di

ISSN : 2087-5045 7
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

wilayah kerja Kelurahan Delima dan pemadam kebakaran (APAR) yang


Sidomulyo Barat. Di Puskesmas Rawat Inap terletak didaerah yang terjangkau dan
Sidomulyo belum pernah dilakukan penelitian memiliki kipas angin. Kunci gudang obat
mengenai sistem penyimpanan obat. puskesmas ini hanya dikuasai atau
Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa tertarik dipegang oleh apoteker penanggung
untuk melakukan penelitian mengenai jawab dan pegawai lain yang hanya
pengelolaan obat terutama penyimpanan obat dikuasakan oleh apoteker saja dan juga
di puskesmas untuk mengetahui seberapa jauh pintu untuk masuk kegudang ini
kegiatan penyimpanan obat itu dapat berjalan dilengkapi dengan kunci ganda.
dengan baik. Untuk persyaratan gudang secara keseluruhan
sudah baik, tetapi masih ada dua item yang
belum memenuhi persyaratan yang seharusnya,
METODOLOGI yaitu pada item dinding dibuat licin dan
pencahayaan di ruangan gudang obat ini belum
Penelitian ini merupakan penelitian memenuhi standar persyaratan gudang obat
observasional yang bersifat deskriptif. yang semestinya. Karena pada saat
Pengambilan data dilakukan melalui pengisian dilakukannya pengamatan cat yang digunakan
lembar check list dengan pengamatan dan pada gudang obat ini tidak menggunakan cat
wawancara bebas terpimpin. Populasi dalam minyak. Tujuan penggunaan cat minyak disini
penelitian ini adalah Puskesmas Rawat Inap bertujuan agar dinding dapat menjadi licin dan
Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Sampel tidak ada debu yang lengket pada dinding
dalam penelitian ini adalah gudang dan tersebut.Jadi peneliti menyimpulkan bahwa
penanggung jawab (apoteker) gudang puskesmas ini belum memenuhi item untuk
penyimpanan obat di Puskesmas Rawat Inap dinding yang dibuat licin. Kemudian item yang
Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Data belum memenuhi standar lainnya yaitu
dianalisa secara deskriptif persentase yang pencahayaan di gudang puskesmas ini hanya
terbagi menjadi lima kriteria, yaitu sangat baik, mengandalkan cahaya dari lampu saja, karena
(81% - 100%), baik (61% - 80%), cukup baik ventilasi yang terdapat di ruangan gudang obat
(41% - 60%), kurang baik (21% - 40%) dan ini hanya terdiri dari beberapa lubang kecil
sangat kurang baik ( 0% - 20%). saja dan menyebabkan minimnya cahaya dan
aliran udara yang masuk ke ruangan gudang
obat ini. Seharusnya menurut standar, cahaya
HASIL DAN PEMBAHASAN matahari dan aliran udara dari luar yang masuk
juga diperlukan untuk mengatasi kelembapan,
Setelah dilakukan penelitian untuk sehingga obat yang disimpan tidak rusak
mengetahui implementasi sistem penyimpanan secara fisik dan kimia (Anonim, 2008 &
obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Anonima, 2010).
Kotamadya Pekanbaru diperoleh hasil sebagai
berikut: :
1. Persyaratan Gudang Obat
Secara keseluruhan persentase (%) sistem
penyimpanan obat yang memenuhi
persyaratan gudang obat masuk kedalam
kategori baik dengan jumlah persentase
80%. Berdasarkan hasil pengamatan di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
Pekanbaru, puskesmas ini memiliki
gudang penyimpanan obat dengan luas
4x6 m2. Luas gudang tersebut sudah
memenuhi standar ukuran gudang dengan
luas minimal 3x4 m2. Ruangan di gudang
ini juga memenuhi standar yaitu dengan
memiliki ventilasi dan juga lantai di
ruangan gudang ini terbuat dari keramik.
Gudang puskesmas ini juga memiliki alat

ISSN : 2087-5045 8
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

Tabel I. Persentase (%) Persyaratan Gudang Obat.


Skor Persentase
Skor
No Aspek Yang Dinilai Ideal (%)
Empirik (n)
(N) (DP)
1 Ada gudang penyimpanan obat 1 1 100%
2
2 Luas minimal 3x4 m 1 1 100%
3 Ruang kering tidak lembab 1 1 100%
4 Ada ventilasi agar ada aliran udara
1 1 100%

5 Cahaya yang cukup 0 1 0%


6 Lantai dari keramik (tegel) atau semen
1 1 100%
7 Dinding dibuat Licin 0 1 0%
8 Kunci gudang dikuasai oleh apoteker
penanggung jawab dan pegawai lain 1 1 100%
yang dikuasakan
9 Ada pintu dilengkapi kunci ganda 1 1 100%
10 Alat Pemadam Kebakaran 1 1 100%
Total 8 10 80%
Rata-rata Persentase DP=n/Nx100% 80%

2. Penyimpanan/ Penyusunan Stock Obat psikotropika yang dikunci ganda yang


Hasil persentase (%) yang diperoleh dari terbuat dari kayu.
sistem penyimpanan obat yang memenuhi Puskesmas ini juga menyimpan sediaan
pengaturan/penyusunan stok obat masuk farmasi yang memiliki penampilan dan
kedalam kategori sangat baik dengan penamaan yang mirip atau biasa disebut
jumlah persentase 100%. Hal ini LASA (Look Alike Sound Alike) ditempat
menunjukkan bahwa petugas di yang terpisah. Definisi LASA (Look Alike
puskesmas ini sudah mengikuti standar Sound Alike Drugs) adalah obat-obat yang
penyimpanan obat menurut standar tampak kelihatan mirip (nama obat,
pelayanan farmasi di puskesmas. rupa/bentuk obat dan dalam pengucapan
Berdasarkan hasil pengamatan dan nama obatnyapun mirip). Karena hal ini
wawancara di UPTD Puskesmas Rawat dapat menimbulkan medication error dan
Inap Sidomulyo Pekanbaru, diperoleh menyebabkan dampak yang serius
hasil bahwa puskesmas ini sudah terhadap pasien jika terjadi kesalahan
memenuhi standar persyaratan yang dalam penggunaannya dan sebaiknya
seharusnya, seperti dengan menerapkan dibedakan tempat penyimpanannya.
sistem FIFO dan FEFO, menyimpan atau Walaupun terletak dalam kelompok abjad
menyusun obat berdasarkan bentuk yang sama harus diselingi dengan
sediaan dan secara alfabetis yang minimal dua obat dengan kategori LASA
dilengkapi dengan kartu stok masing- diantara atau ditengahnya. Selain itu,
masing obat, menyimpan obat-obat sebagai tenaga kerja kesehatan harus
tersebut menggunakan almari, rak dan dibiasakan untuk mengeja nama obat
pallet. Almari yang digunakan yaitu dengan kategori LASA pada saat memberi
almari yang terbuat dari kayu dan rak atau menerima instruksi (Azwar, 2014).
yang digunakan terbuat dari Banyaknya nama obat membuat
besi.Puskesmas ini juga menggunakan medication error didasarkan pada
almari khusus untuk menyimpan penampilan yang mirip atau suara ketika
obat/bahan obat sediaan narkotika dan ditulis atau diucapkan atau juga telah
diidentifikasi memiliki potensi yang

ISSN : 2087-5045 9
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

membingungkan. Oleh karena itu sebagai (40-80C). Obat-obat yang baru datang
tenaga kefarmasian kita bertanggung diletakkan diatas pallet dengan rapi.
jawab penuh untuk mengatasi kesalahan
tersebut. Kemudian obat-obat khusus
seperti vaksin dan serum disimpan di
lemari pendingin yang terjaga dalam suhu

Tabel II. Persentase (%)Penyimpanan/ Penyusunan StockObat


Skor Skor Persentase
No Aspek Yang Dinilai Empirik Ideal (%)
(n) (N) (DP)
1 Menerapkan sistem FIFO dan FEFO 1 1 100%
2 Menurut bentuk sediaan dan alfabetis 1 1 100%
3 Menggunakan almari, rakdan pallet 1 1 100%
4 Menggunakan almari khusus untuk
menyimpan sediaan narkotika dan psikotropika 1 1 100%
5 Menggunakan almari khusus untuk perbekalan
farmasi yang memerlukan penyimpanan pada 1 1 100%
suhu tertentu

6. Penyimpanan sediaan farmasi yang


penampilan dan penamaan yang mirip (LASA,
Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan 1 1 100%
berdekatan untuk mencegah
terjadinyamedication error
7. Dilengkapi kartu stokobat
1 1 100%

Total 7 7 100%

Rata-rata Persentase DP=n/Nx100% 100%

3. Sistem Pencatatan Stock Obat hanya digunakan untuk mencatat data


Secara keseluruhan persentase (%) sistem mutasi satu jenis obat saja yang berasal
penyimpanan obat yang memenuhi sistem dari satu sumber dana (BLUD/APBD) dan
pencatatan stok obat sudah memenuhi tiap baris data hanya untuk mencatat satu
kriteria dan masuk kedalam kategori kejadian mutasi obat. Apabila terjadi
sangat baik dengan jumlah persentase mutasi obat (penerimaan, pengeluaran,
100%. Berdasarkan hasil pengamatan dan rusaknya obat dan hilangnya obat atau
wawancara di UPTD Puskesmas Rawat kadaluarsa), harus langsung dicatat di
Inap Sidomulyo Pekanbaru, diperoleh dalam kartu stok. Data penerimaan dan
hasil bahwa puskesmas ini sudah pengeluaran obat dijumlahkan setiap akhir
memenuhi standar yang seharusnya, bulan. Data tersebut digunakan untuk
seperti menggunakan kartu stok untuk menyusun laporan, perencanaan anggaran
mencatat mutasi obat (penerimaan, obat, pengadaan obat, distribusi obat dan
pengeluaran, hilangnya obat dan rusaknya sebagai pembanding terhadap keadaan
obat atau kadaluarsa). Pencatatan yang fisik obat dalam tempat penyimpanannya.
dilakukan juga dikerjakan secara rutin per
harinya dan setelah mencatat kartu stok
tersebut diletakkan kembali ke tempat
masing-masing obat. Telah diketahui juga
bahwa dari masing-masing kartu stok

ISSN : 2087-5045 10
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

Tabel III. Persentase (%) Sistem Pencatatan Stock Obat.


Persentase
Skor Skor Ideal
No Aspek Yang Dinilai (%)
Empirik (n) (N)
(DP)
1 Kartu stok digunakan untuk mencatat
mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, 1 1 100%
hilang, rusak atau kadaluarsa)
2 Pencatatan dilakukan secara rutin dari
1 1 100%
hari ke hari
3 Kartu stok diletakkan
bersamaan/berdekatan dengan obat 1 1 100%
bersangkutan
4 Tiap lembar kartu stok hanya
diperuntukkan untuk mencatat data
1 1 100%
mutasi (1) satu jenis obat yang berasal
dari (1) sumber dana
5 Tiap baris data hanya diperuntukkan
untuk mencatat (1) satu kejadian mutasi 1 1 100%
obat
6 Tiap terjadi mutasi obat
(penerimaan,pengeluaran, hilang, rusak
1 1 100%
atau kadaluarsa) langsung dicatat di
dalam kartu stok
7 Penerimaan dan pengeluaran
1 1 100%
dijumlahkan pada setiap akhir bulan
8 Data pada kartu stok digunakan untuk
menyusun laporan, perencanaan,
pengadaan, distribusi dan sebagai 1 1 100%
pembanding terhadap keadaan fisik obat
dalam tempat penyimpanannya
Total 8 8 100%
Rata-rata Persentase DP=n/Nx100% 100%

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilakukan penelitian tentang
Implementasi Sistem Penyimpanan Obat di Anonim, 2008, Pedoman Perbekalan Farmasi
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta.
Pekanbaru dengan menggunakan lembar check Anonima, 2010, Standar Pelayanan
list didapatkan hasil bahwa: Pada parameter Kefarmasian di Puskesmas, Depkes
persyaratan gudang obat sudah memenuhi RI, Direktorat Jenderal Bina
persyaratan Depkes RI 2008 dan Depkes RI Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
2010 dengan persentase yaitu, 80% yang Jakarta.
sudah masuk dalam kategori baik, pada Anonima, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan
parameter persyaratan penyimpanan obat RI No 30/Menkes/Per/VII/2014
dengan persentase 100% yang sudah masuk tentang Standar Pelayanan
kedalam kategori sangat baik, dan pada Kefarmasian di Puskesmas, Depkes
parameter persyaratan pencatatan stock obat RI, Jakarta.
juga dengan persentase 100 % yang sudah Azwar, M., 2014,Peningkatan Keamanan
masuk kedalam kategori sangat baik. Obatyang Perlu Diwaspadai (High-
Alert Medications) ,

ISSN : 2087-5045 11
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

http://marlinaazwar.blogspot.co.id.diak
ses 5 Oktober 2015
Linarni, J.,dan Hasanbasri, M.., 2006, Mutu
Pelayanan Farmasi di Puskesmas Kota
Padang, Tesis, Working Paper KMPK
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Notoadmojo, S., 2003, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.

ISSN : 2087-5045 12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai