Kata Kunci: activity based costing, unit cost, struktur biaya dan INA-CBG’s
1. Pendahuluan Diabetes Melitus pasien JKN pada Rumah
Industri kesehatan merupakan salah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
satu industri yang memiliki prospek yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tarif
baik dan terus mengalami pertumbuhan INA-CBG’s. Dumaris (2015)
secara signifikan. Menurut lembaga menyebutkan bahwa untuk kode U-3-16-0
konsultan Forst & Sullivan diperkirakan (prosedur pada gigi) dan I-3-13-0
belanja kesehatan di Indonesia pada tahun (prosedur ekokardiografi) pada RSUD
2018 mencapai US $60,6 miliar atau Budhi Asih Jakarta memberikan selisih
mengalami pertumbuhan sebesar 14,9% negatif dibanding tarif INA-CBG’s.
dibanding tahun 2012 (SWAonline, 2013). Permasalahan tarif paket INA-CBG’s
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan muncul satu diantaranya karena banyaknya
Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis rumah sakit yang belum mampu
Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menghitung unit cost-nya (Andayani,
pada tahun 2017 menyebutkan bahwa 2014). Padahal di era JKN saat ini fasilitas
program Jaminan Kesehatan Nasional kesehatan dituntut untuk memperhatikan
(JKN) yang dimulai pada tahun 2014 mutu pelayanan, efektifitas tindakan dan
mendorong pertumbuhan industri efisiensi biaya dengan melaksanakan
kesehatan dengan total kontribusi terhadap kendali mutu dan kendali biaya sesuai
perekonomian pada tahun 2016 mencapai Undang-Undang No. 40 tahun 2004
Rp152,2 triliun (Achmad, 2017). tentang Sistem Jaminan Sosia Nasional
Sejak pelaksanaan program JKN oleh Pasal 24 ayat (3) dan Peraturan Presiden
BPJS Kesehatan sampai dengan saat ini No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
masih banyak ditemui permasalahan. Satu Kesehatan pasal 41, 42 dan 43. Informasi
diantaranya yang paling banyak menyita terkait unit cost sangat diperlukan dalam
perhatian banyak pihak ialah tentang tarif rangka melaksanakan kendali biaya (cost
Indonesian Case Based Groups/INA- containment).
CBG’s (Dumaris, 2015). Permasalahan Disamping itu, rumah sakit juga
terkait tarif INA-CBG’s ini diantaranya dihadapkan pada suatu kondisi dimana
masih banyak ditemui kasus dimana biaya biaya dan permintaan layanan kesehatan
riil yang dikeluarkan rumah sakit jauh terus meningkat. Perkembangan ilmu
lebih tinggi dibanding tarif paket INA- pengetahuan dan teknologi bidang
CBG’s. Hal tersebut antara lain seperti kesehatan menjadi salah satu pemicu
hasil penelitian Yuniarti, dkk (2015) meningkatkanya biaya layanan kesehatan.
menyebutkan bahwa biaya terapi penyakit Menurut laporan World Health
Organization (WHO) biaya rumah sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dengan
Indonesia meningkat 364 persen sepanjang metode activity based costing (ABC).
tahun 2000 hingga 2010 dengan Penelitian ini akan mengeksplorasi
mengalami kenaikan rata-rata 12-15 struktur biaya layanan dalam rangka
persen pertahun selama sepuluh tahun meningkatkan efisiensi dengan tetap
terakhir (VIVA, 2017). Sejalan dengan hal memperhatikan mutu layanan rumah sakit
itu, pertumbuhan dan penuaan populasi pada era JKN.
serta berkembangnya berbagai jenis 2. Tinjauan Literatur
penyakit baru mengakibatkan terus Biaya (seperti bahan langsung atau
meningkatnya permintaan jasa layanan iklan) biasanya diukur sebagai jumlah
kesehatan. uang yang harus dibayar untuk
Ditengah kondisi tersebut rumah sakit mendapatkan barang atau jasa (Horngren,
harus mampu menghitung unit cost Datar dan Rajan 2012, 59). Definisi
layanannya untuk memastikan mereka menurut Hansen dan Mowen (2007, 35)
memberikan layanan dengan efisien dan yang juga menyatakan cost sebagai kas
bertahan pada persaingan industri atau ekuivalen kas yang dikorbankan
kesehatan yang semakin meningkat. Satu untuk memperoleh barang dan jasa yang
diantara rumah sakit yang belum mampu diharapkan memberikan manfaat untuk
melakukan perhitungan unit cost secara saat ini maupun masa mendatang bagi
optimal ialah RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo organisasi
Magelang. Permasalahan terkait tarif INA- Biaya disusun berdasarkan kebutuhan
CBG’s juga terjadi pada RS Jiwa Prof. Dr. pemakai, hal tersebut sesuai dengan
Soerojo Magelang. Laporan dari Instalsi prinsip dasar manajemen biaya “different
Penjaminan Kesehatan RS Jiwa Prof. Dr. costs for different purposes”. Pada
Soerojo Magelang menunjukan pada tahun dasarnya biaya dapat diklasifikasikan
2018 rumah sakit mencatat terjadinya berdasarkan:
selisih negatif antara tarif INA-CBG’s dan a. Keterlacakannya, yang terdiri dari
tarif rumah sakit dari klaim BPJS pada biaya langsung (direct cost) dan biaya
Instalasi Rawat Inap Umum sebesar tidak langsung (indirect cost)
Rp5.035.068.031,00 atau sekitar 27% dari b. Perilaku, berdasarkan perilakunya
total klaim yang diajukan. biaya dibagi menjadi biaya variabel
Adanya fenomena diatas mendorong (variable cost), biaya tetap (fix cost)
dilakukannya penelitian tentang dan semi mix cost (step function
perhitungan unit cost layanan pada RS variable cost).
c. Fungsi pokok perusahaan, yang terdiri perusahaan-perusahaan besar seperti
dari biaya produksi dan non produksi. perusahaan tekstil, kereta api, perusahaan
d. Waktu pengorbanan, terdiri dari baja dan ritel di Amerika (Taylor, 2000).
product cost/inventoryable cost dan TCA mengalokasikan overhead ke produk
period cost. atau layanan secara sewenang-wenang
Sistem akuntansi biaya (juga disebut menggunakan satu driver biaya (tenaga
sistem penetapan biaya produk atau sistem kerja langsung atau jam mesin). Karena
penetapan biaya) adalah kerangka kerja itu, pendekatan ini memiliki beberapa
yang digunakan oleh perusahaan untuk kekurangan yang mengakibatkan informasi
memperkirakan biaya produk mereka biaya terdistorsi untuk pengambilan
untuk analisis profitabilitas, penilaian keputusan (Oseifuah, 2014).
inventaris dan pengendalian biaya dan Cooper dan Kaplan (1988)
membuat keputusan lainnya. Masalah mendefinisikan ABC sebagai pendekatan
utama dalam sistem akuntansi biaya ialah untuk memecahkan masalah sistem
alokasi biaya, baik alokasi biaya tidak manajemen biaya dengan pendekatan
langsung (indirect cost) atau joint cost TCA. Baker (1998:3) menyebutkan bahwa
yang dipakai bersama oleh departemen, alasan yang mendorong penggunaan ABC
proses dan produk/jasa yang berbeda. dalam bidang kesehatan ialah fleksibilitas
Sebagian besar organisasi dari ABC tersebut. ABC mampu
mengalokasikan biaya baik organisasi menjangkau seluruh level layanan dan
yang berorientasi profit maupun nonprofit metodologinya sangat sesuai dengan
seperti rumah sakit dan universitas. kompleksitas dan keragaman jenis layanan
Zimmerman (2017, 286) menyebutkan ada kesehatan. ABC juga sesuai dengan sistem
tiga alasan mengapa organisasi pembayaran yang saat ini berlaku di
mengalokasikan biayanya yaitu untuk: bidang layanan kesehatan yaitu sistem
pelaporan eksternal (perpajakan), reimbursment.
penggantian biaya (cost-based Struktur biaya (cost structure)
reimburment) dan untuk kepentingan menunjukan framework sistem biaya yang
pengambilan keputusan dan pengendalian. ada pada sebuah organisasi. Pilihan atas
Traditional cost accounting (TCA) struktur biaya ini menunjukan pilihan atas
atau sering disebut absorption costing atau komponen biaya dan bagimana biaya ini
full costing atau conventional costing dihitung. Komposisi antara fixed cost dan
dikembangkan dalam rangka memenuhi variable cost menunjukan pilihan atas
kebutuhan eksternal pada awal munculnya struktur biaya (Baker. 1998:67).
Pembagian antara direct cost dan indirect implementasi ABC untuk meningkatkan
cost ialah dasar yang menyusun sebuah efektivitas informasi akuntansi. Yen
sistem perhitungan biaya (2007) menggunakan metodologi ABC
Dalam penelitiannya Goldberg dan untuk mengetahui struktur biaya pasien
Kosinski (2011) menyebutkan bahwa TCA rawat inap pada departemen Bedah
tidak memadai untuk memenuhi tuntutan Kolorektal di rumah sakit umum
lingkungan yang lebih kompleks dan pendidikan di Taiwan. Cannavacciuolo,
teknologi tinggi seperti yang digunakan di dkk (2015) menyimpulkan bahwa ABC
rumah sakit. ABC sangat cocok digunakan mampu memberikan gambaran rinci
dalam sistem layanan kesehatan dan telah tentang struktur biaya yang dapat
berhasil diterapkan pada organisasi digunakan oleh manajer untuk
layanan kesehatan di Amerika sejak mengendalikan biaya. TDABC mampu
pertengahan tahun 1990 (Yereli, 2009). meningkatkan akurasi perhitungan biaya
Kaplan dan Porter (2011) dan mampu mengoptimalkan nilai dari
menyarankan penggunaan time-driven layanan kesehatan (Kaplan dan Porter,
activity based costing (TDABC) pada 2011; Yu, 2017)
organisasi layanan kesehatan di Amerika Penerapan ABC dalam bidang layanan
untuk mengatasi pengukuran biaya yang kesehatan juga menghadapi sejumlah
buruk. Penerapan ABC pada organisasi kendala. Rumah sakit memiliki output,
layanan kesehatan memberikan hasil pelanggan, kegiatan dan arus keuangan
perhitungan biaya yang lebih akurat yang lebih kompleks dibanding
(Cinquini, dkk 2009; Yen, 2007; Öker dan perusahaan manufaktur biasa.
Özyiapici, 2013; Aldogan, 2014; Haroun, Kekompleksan inilah yang sering kali
2015; Kaptanoglu dan Akinci, 2015; dan menjadi masalah dalam penerapan ABC
Kaplan, dkk 2015). Keakuratan pada layanan kesehatan. Tingkat
perhitungan biaya layanan rumah sakit pengetahuan yang lebih mendalam terkait
membantu manajemen rumah sakit dalam objek biaya, struktur kegiatan dan cost
hal penetapan harga dan perencanaan driver dapat memfasilitasi manajer rumah
strategis dalam menghadapi persaingan sakit untuk menggunakan sumber daya
dengan rumah sakit lain (Yereli, 2009 dan yang terbatas secara lebih efektif dan
Aldogan, 2014). menghemat biaya layanan kesehatan
Cinquini, dkk (2009) menyatakan semakin meningkat (Popesko, 2013).
pentingnya merancang sistem penetapan
biaya yang lebih baik melalui
3. Metode Penelitian karena adanya selisih negatif antara tarif
Penelitian ini menggunakan metode INA-CBG’s dengan tarif rumah sakit yang
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. cukup besar berkisar antara Rp9.000.000
Yin (2014) mengatakan studi kasus adalah sampai dengan Rp24.000.000,00 untuk
sebuah penyelidikan empiris yang layanan tersebut. Layanan Kesehatan yang
menginvestigasi fenomena kontemporer masuk dalam tindakan dengan kode ICD X
dalam konteks kehidupan nyata, E04 dan ICD IX-CM 17.62 yaitu layanan
khususnya ketika batas antara fenomena invasi tanpa pembedahan pada kasus
dan konteks tidak begitu jelasPertama- pembesaran kelenjar tiroid dengan
tama sebuah studi kasus deskriptif tindakan Radio Frequency Ablation
dilakukan untuk menjabarkan kondisi dan (RFA). Selain layanan RFA perhitungan
sistem penetapan biaya rumah sakit yang unit cost juga akan dilakukan pada
ada saat ini diikuti dengan studi kasus tindakan Aspiration of thyroid field (ICD
eksplorasi untuk mengungkap struktur cost IX CM 06.01) yang merupakan tindakan
dan perhitungan unit cost layanan dengan dengan frekuensi tertinggi ke-3 pada kasus
metode ABC. Other Nontoxic Goitre dengan nama
Secara garis besar, penelitian tindakan core needle biopsy (CNB).
dilakukan melalui tiga tahapan sebagai Pengumpuan data dilakukan dengan
berikut. teknik dokumentasi dan wawancara
a. Pertama, peneliti melakukan analisis mendalam. Teknik dokumentasi dilakukan
kondisi dan sistem akuntansi yang saat dengan melakukan analisis atas data klaim
ini berlaku dirumah sakit. BPJS untuk Instalsi Rawat Inap Umum
b. Kedua, peneliti melakukan perhitungan tahun 2018 dan dokumen laporan
unit cost layanan. keuangan tahun 2018 beserta
c. Ketiga, peneliti melakukan anlisis kelengkapannya. Wawancara yang
struktur biaya atas hasil perhitungan dilakukan bersifat terbuka (open-ended)
unit cost layanan. yang dirancang untuk memunculkan
Diagnosis Other Nontoxic Goitre pandangan dan opini dari partisipan.
dengan kode ICD X E04 dengan tindakan Pemilihhan partisipan dilakukan dengan
Laser interstitial thermal therapy [LITT] metode purposive recruitment. Dimana
of lesion or tissue of head and neck under partisipan yang menjadi bagian dalam
guidancekode ICD IX CM 17.26 dijadikan penelitian ini merupakan pihak manajemen
sebagai pilot project dalam perhitungan dan pihak-pihak yang terkait dalam proses
unit cost layanan kesehatan. Hal tersebut
perhitungan unit cost layanan pada Rumah g. Menghitung total biaya dengan cara
Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. menjumlahkan biaya tidak langsung
Metode analisis biaya yang digunakan dan biaya langsung layanan.
untuk menghitung unit cost layanan ialah Analisis struktur biaya dilakukan atas
metode ABC. Metode ABC layanan berdasarkan perhitungan unit cot
mengalokasikan overhead dengan layanan dengan metode ABC. Tahapan
menelusuri biaya aktual berdasarkan dalam melakukan analisis struktur biaya
aktivitas yang memungkinkan. Tahapan yaitu:
untuk menghitung unit cost dengan metode a. Mengidentifikasi seluruh komponen
ABC ialah sebagai berikut: biaya yang terjadi pada proses layanan;
a. Mengidentifikasi aktivitas dari pasien b. Mengklasifikasikan biaya-biaya
masuk sampai dengan keluar; dan tersebut berdasarkan perilaku biaya
b. Mengelompokam aktivitas yang (variable cost dan fixed cost);
sejenis dalam kumpulan c. Mengitung besarnya biaya yang
aktivitas/activity pools; termasuk dalam kategori variable cost
c. Melakukan analisis laporan keuangan dan fix cost.
rumah sakit dan mengelompokan biaya 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dengan basis aktivitas. Kondisi dan Sistem Akuntansi Biaya RS
d. Menentukan biaya langsung (direct Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
cost) dan biaya tidak langsung Selisih negatif yang terjadi pada
(indirect cost); Instalasi Rawat Inap Umum ialah sebesar
e. Menghitung besarnya biaya langsung Rp5.035.068.031,00 atau sebesar 27% dari
yang digunakan dalam layanan total klaim yang diajukan oleh Instalsi
kesehatan; Rawat Inap Umum pada tahun 2018.
f. Mengalokasikan biaya tidak langsung. Terjadinya selisih negatif dirasa
Pengalokasian biaya tidak langsung manajemen tidak mengganggu proses
dilakukan secara bertahap yaitu: layanan kesehatan di rumah sakit secara
1) Mengalokasikan biaya tidak umum. Dampak dari selisih tarif maupun
langsung ke kumpulan aktivitas dampak pelaksanaan program JKN secara
dengan cost driver tahap 1; dan umum ini sebatas pada tidak tercapainya
2) Mengalokasikan biaya tidak target penerimaan rumah sakit. Tidak
langsung untuk layanan dengan tercapainya target penerimaan ini akan
cost driver tahap 2. berdampak pada menurunnya kinerja
keuangan rumah sakit sebagai PPK BLU.
Kinerja tersebut diukur menggunakan rasio- dilakukan oleh manajemen RS Jiwa Prof.
rasio yang mencerminkan efektivitas dan Dr. Soeorojo Magelang belum berjalan
efisiensi seperti cost recovery rate (CRR) dengan optimal.
dan tingkat kemandirian rumah sakit. Informasi terkait unit cost dan struktur
Usaha yang dilakukan manajemen cost layanan kesehatan merupakan
rumah sakit terkait selisih negatif tersebut informasi yang penting dalam rangka
ialah dengan melakukan monitoring atas pengambilan keputusan menyangkut
selisih negatif antara tarif rumah sakit dan pelaksanaan cost containment. Akan tetapi
INA-CBG’s. Selain melakukan monitoring informasi tersebut belum bisa disediakan
selisih negatif manajemen RS Jiwa Prof. karena sistem akuntansi manjemen atau
Dr. Soeorojo juga melakukan efisiensi sistem akuntansi biaya pada RS Jiwa Prof.
biaya serta pembuatan sistem berbasis IT. Dr. Soerojo Magelang tidak berjalan.
Kegiatan workshop untuk seluruh tenaga Sampai dengan tahun 2018 manajemen
medis sedang dilakukan secara bertahap. lebih fokus pada penyusunan laporan
Workshop tersebut dilaksanakan untuk keuangan. Selain itu pelaksanaan sistem
mendukung program pelayanan secara akuntansi biaya juga terkendali hal-hal
terpadu yang sedang dikembangkan oleh sebagai berikut:
manajemen RS Jiwa Prof. Dr. Soeorojo a. Keterbatasan sumber daya manusia
Magelang dalam rangka kendali mutu (SDM);
layanan. b. Tidak ada bagian khusus akuntansi
Dalam pelaksanaanya sejauh ini biaya;
belum ada langkah tindak lanjut atas c. Pengolahan data secara manual;
kegiatan monitoring selisih negatif antara d. Keterlambatan data dari unit lain; dan
tarif INA-CBG’s dan tarif rumah sakit e. Tidak tersedianya informasi rincian
tersebut. Walupun informasi terkait selisih biaya per bidang/instalasi.
negatif telah disampaikan kepada
Unit Cost Layanan Core Needle Biopsy
Kelompok Staf Medik (KSM) dan telah
(CNB) dan Invasi Pembesarn Tiroid
dilakukan pembahasan penyebab
dengan Tindakan Radio Frequency
terjadinya selisih negatif tersebut, namun
Ablation (RFA)
belum ada langkah nyata yang dapat
Rangkaian aktivitas dan kumpulan
dilakukan oleh manajemen. Sehingga
aktivitas pada layanan CNB dan invasi
dapat dikatakan bahwa kendali mutu dan
pembesarn tiroid dengan tindakan RFA
kendali biaya (cost containment) yang
terdapat pada tabel 1 berikut ini.
Ringkasan kumpulan aktivitas, lokasi
Tabel 1. Aktivitas dan Kumpulan Aktivitas terjadinya aktivitas dan sumber daya yang
pada Layanan CNB dan Invasi Pembesaran digunakan terdapat dalam lampiran 1
Tiroid dengan Tindakan RFA
No Kumpulan Aktivitas pada Aktivitas pada Layanan
Aktivitas Layanan CNB RFA Pada tahap ini peneliti melakukan
1 A1- Pendaftaran pasien, Pendaftaran pasien,
analisis atas Laporan Realisasi Anggaran
Pendaftaran penelaahan data dan penelaahan data dan
dan penerbitan SEP penerbitan SEP untuk (LRA), Laporan Operasional (LO),
kepulangan untuk pasien BPJS pasien BPJS atau
pasien atau persetujuan persetujuan asuransi laporan persediaan dan laporan Barang
asuransi lainnya dan lainnya dan pengurusan
pengurusan administrasi
Milik Negara (BMN) RS Jiwa Prof. Dr.
administrasi kepulangan pasien Soerojo Magelang tahun 2018. Berbagai
kepulangan pasien
2 A2-Penyiapan Penyiapan dokumen Penyiapan dokumen jenis biaya yang ada di laporan operasional
dokumen rekam medik dan rekam medik dan
rekam medik penerbitan surat penerbitan surat
diidentifikasi dan dikelompokan. Pertama
jaminan, surat jaminan, surat
dilakukan identifikasi biaya langsung dan
persetujuan rawat persetujuan rawat inap
inap biaya tidak langsung. Biaya langsung
3 A3- Anamnese, Anamnese, melakukan
Pemeriksaan di melakukan vital sign vital sign dan dalam layanan kesehatan ialah biaya obat
Poli Penyakit dan peresepan peresepan tindakan
dan bahan habis pakai. Biaya tidak
Dalam dan tindakan CNB, RFA, pemeriksaan pra
Tindakan pemeriksaan pra tindakan, pemeriksaan langsung terdiri atas komponen biaya
tindakan, USG, persiapan
pemeriksaan USG, pemasangan alat RFA, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
sterilisasi dan sterilisasi dan
pembiusan, dan pembiusan, pemberian
overhead. Biaya tenaga kerja tidak
pemberian tindakan tindakan RFA dan
langsung anatara lain gaji dokter, perawat,
CNB pelepasan alat RFA.
4 A4-Perawatan Alokasi ruangan Alokasi ruangan untuk gaji petugas labolatorium, gaji petugas
pasien Di untuk pasien dan pasien, alokasi
Instalsi Rawat alokasi makanan makanan dan pakaian
radiologi, gaji psikologi, gaji fisoterapi dan
Inap pasien, edukasi ke pasien, edukasi ke
gaji profesi lain yang berkaitan dengan
pasien terkait pasien terkait tindakan
tindakan CNB & RFA & assesmen layanan pasien.
assesmen keperawatan dan
keperawatan dan observasi pasien pasca Biaya overhead pada RS Jiwa Prof.
observasi pasien tindakan RFA
pasca tindakan CNB
Dr. Soerojo Magelang pada tahun 2018
5 A5- Pemeriksaan CT Pemeriksaan CT darah, ialah sebagai beriku:
Pemeriksaan darah, pemeriksaan pemeriksaan BT darah
Labolatorium BT darah, dan penerbitan hasil a. Biaya pegawai pada bagian/instalasi
pemeriksaan sample pemeriksaan CTBT
nodul tiroid dan
penunjang (bagian keuangan, bagian
penerbitan hasil
umum, bagian SDM, instalasi
pemeriksaan.
6 A6-Gizi Petugas Instalsi Gizi Petugas Instalsi Gizi penjaminan kesehatan, instalasi gizi,
menyediakan makan menyediakan makan
untuk pasien untuk pasien instalasi binatu, instalsi rekam medik
Sumber: Hasil Wawancara (diolah)
dan lain-lain);
b. Biaya keperluan kantor;
c. Biaya pengiriman surat dinas; Pengalokasian biaya tidak langsung
d. Biaya honor operasional satuan kerja; ke kumpulan aktivitas dilakukan dengan
e. Biaya barang non operasional lainnya; cost driver tahap 1 dan alokasi
f. Biaya bahan; berdasarkan rincian biaya yang berasal
g. Biaya listrik, telepon dan air; dari LRA dan LO RS Jiwa Prof. Dr.
h. Biaya sewa non operasional; Soerojo Magelang tahun 2018 secara
i. Biaya jasa profesi (nara sumber); langsung.
j. Biaya barang/perlengkapan kantor: Tabel 2. Daftar Cost Driver Tahap 1
No Jenis Biaya Cost Driver Tahap 1
k. Beban penyediaan barang dan jasa
1 Biaya Keamanan Luas area (m²)
BLU lainnya; 2 Biaya Listrik dan Air Luas area (m²)
3 Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Luas area (m²)
l. Beban aset ekstrakomtabel peralatan 4 Penyusutan Gedung dan Bangunan Luas area (m²)
5 Biaya Sistem Informasi Rumah Sakit Jumlah PC
dan mesin;
(SIRS)
m. Biaya terkait asset (pemeliharaan dan Sumber : Data Primer Penelitian (diolah)
perhitungan unit cost ini terdiri dari biaya = Rp40.071,65 per meter persegi
obat dan bahan habis pakai. Biaya b. Biaya listrik dan air
langsung untuk masing-masing layanan Loading rate = Rp1.277.804.966,00 : 40.922,37
f. A6-Gizi
Perhitungan loading rate untuk masing-
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas
masing cost driver sebagai berikut:
Kinerja RS Jiwa Soerojo Magelang
lama hari perawatan tahun 2018 ialah = Rp9.640.598,00 + Rp1.869.189,00
= Rp11.509.787,00
103.065
Unit cost layanan invasi pembesaran tiroid
Loading rate = Rp8.681.003.119,00/103.065
= Rp84.228,43/hari dengan tindakan RFA yang merupakan
Alokasi biaya tidak langsung pada layanan bagain dari layanan Penyakit Dalam pada
invasi pembesaran tiroid dengan tindakan Instalsi Rawat Inap Umum ialah sebesar
RFA sebagai berikut: Rp11.509.787,00
Bagian variabel dari remunerasi untuk layanan CNB dan untuk layanan
ini berubah secara proporsional RFA sebesar sebesar 13,27% dari unit
Lampiran 2
Kelompok Biaya Tahun 2018
No Keterangan Jumlah
Biaya langsung
12 Gizi Rp8.470.088.666,21
13 Binatu Rp1.650.711.335,97
17 Akuntansi Rp3.132.680.297,95
18 Manajemen Rp24.006.661.595,46
19 Keamanan Rp1.639.826.753,00
20 Listrik Rp1.277.245.266,00
21 Air Rp559.700,00
22 Telepon Rp97.479.172,00