Anda di halaman 1dari 24

STUDI KOMPARATIF PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP

RUMAH SAKIT DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING PADA

RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH SIDOARJO

Aminah Raisah Fakhira

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya

raisahfakhira9@gmail.com

Abstract
This present study aimed to calculating the inpatient room rate employed by
Siti Khodijah Hospital, calculating the inpatient room rate at Siti Khodijah
Hospital by Activity-Based Costing method, and to know the difference between
inpatient room rate at Siti Khodijah hospital which using method Activity-Based
Costing system.
This research was conducted at Siti Khodijah Hospital which is located at
Street Pahlawan, Sepanjang, Sidoarjo. The method of analysis used is descriptive
qualitative with case study design that is analysis of the calculation tariffs used by
hospital now, calculate the tariff by cost method based on Activity-Based Costing,
then compare tariffs based on traditional methods and Activity-Based Costing.
The results of this study indicate that result of research by using Activity-
Based Costing method shows that for the VVIP class, VIP A, VIP B provide smaller
results (undercosting) while for class I, II A, II B, II C and class III provide greater
results (overcosting) because of hospital tariff determination using cross subsidy
method which aims to balance service for the economically weak community so that
hospitals can cover the shortage of costs.

Keywords: Tarif, Inpatient, Activity-Based Costing System

PENDAHULUAN

Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang semakin ketat saat ini

mengakibatkan naiknya persaingan dalam dunia bisnis. Agar dapat memenangkan

persaingan usaha, maka perusahaan sebaiknya mempunyai berbagai macam

strategi yang diterapkan untuk menarik hati para konsumen. Salah satu industri

yang mengalami persaingan yang cukup ketat adalah industri rumah sakit.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit memperoleh

pendapatan atas fasilitas yang telah diberikan kepada setiap pasien, salah satunya

adalah jasa rawat inap. Rata-rata kontribusi rawat inap terhadap pendapatan rumah

sakit sebesar 40%, kemudian urutan kedua adalah dari laboratorium sebesar 20%.

Selama ini penentuan tarif rawat inap yang digunakan di beberapa rumah sakit

masih menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan unit cost dengan

penentuan harga pokok yang tidak mencerminkan aktivitas secara spesifik karena

banyaknya kategori yang bersifat tidak langsung dan cenderung fixed. Di samping

itu, biaya produksi yang dihasilkan memberikan informasi biaya produk yang

terdistorsi, yaitu undercosting atau overcosting (Hansen dan Mowen, 2006: 144).

Terkait dengan permasalahan penentuan tarif rawat inap, maka masalah

yang sama juga dihadapi oleh Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo. Rumah Sakit

Siti Khodijah adalah rumah sakit swasta tipe C dan merupakan salah satu amal

usaha kesehatan milik Muhammadiyah yang melayani kesehatan bagi masyarakat

sekitar. Lokasi Rumah Sakit Siti Khodijah berada di Jalan Raya Pahlawan Nomor

260, Sepanjang, Sidoarjo. Rumah sakit ini mempunyai sebelas jenis tipe kamar

yang ditawarkan, yaitu mulai dari VVIP, VIP A, VIP B, Kelas 1, Kelas II, Kelas

III, Isolasi, HCU, Burn Unit, Annisa, dan ICU.

Rumah Sakit Siti Khodijah memiliki metode perhitungan biaya dengan

metode tradisional. Perhitungan tradisional dilakukan secara terpisah untuk setiap

jenis kelas rawat inap. Unsur yang dipakai dalam penentuan metode tradisional

untuk tarif rawat inap adalah kamar, tindakan, sewa alat, dan jasa dokter tanpa

memperhitungkan aktivitas penggerak dari masing-masing unsur tersebut. Cara

perhitungan adalah dengan menjumlahkan biaya tetap, biaya semi variabel, dan
biaya variabel sehingga dihasilkan biaya total. Kemudian biaya total tersebut dibagi

dengan jumlah hari rawat inap.

Sistem perhitungan biaya yang digunakan Rumah Sakit Siti Khodijah ini

dianggap belum mampu menyediakan informasi yang akurat. Salah satu metode

yang dapat digunakan oleh berbagai rumah sakit agar tidak mengalami distorsi

biaya dalam sistem perhitungan biaya tradisional adalah metode Activity-Based

Costing. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian

ini diberi judul “Studi Komparatif Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah

Sakit dengan Metode Tradisional dan Metode Activity-Based Costing pada

Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo”.

KAJIAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya menurut Bastian, Bustami, dan Nurlela (2013:4) adalah

bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan

pelaporan informasi biaya yang digunakan.

Biaya

Hansen dan Mowen (2006:40) menyatakan biaya sebagai kas atau nilai

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.
Perbandingan Perhitungan Sistem Biaya Tradisional dengan Sistem Activity-

Based Costing

Menurut Carter (2009:532), tanpa memperdulikan jumlah departemen,

tempat penampungan biaya overhead maupun dasar alokasi berbeda yang

digunakan, sistem perhitungan biaya tradisional ditandai oleh penggunaan yang

eksklusif dari ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit

sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output. Sistem Activity-Based

Costing (ABC) mengharuskan penggunaan tempat penampungan overhead lebih

dari satu, tetapi tidak setiap sistem dengan tempat penampungan biaya lebih dari

satu merupakan sistem ABC.

Sistem Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing)

Menurut Hansen dan Mowen (2006:142), penggerak aktivitas tingkat unit

(unit activity cost drivers) perusahaan adalah faktor yang menyebabkan perubahan

dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.

Tarif keseluruhan perusahaan adalah tarif biaya overhead yang berlaku di

seluruh perusahaan yang menggunakan satu tarif untuk seluruh operasi untuk

membebankan biaya dari sumber daya tidak langsung pada produk atau jasa

(Jayanti dan Mildawati, 2014). Tarif departemen adalah metode tarif biaya

overhead per departemen menggunakan penggerak berdasarkan volume yang

terpisah-pisah untuk menentukan tarif biaya overhead pada setiap departemen.

Activity-Based Costing

Activity-Based Costing menurut Carter (2006:528) merupakan suatu sistem

perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya


lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih

faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related factor).

Manfaat ABC

Suratman (1999:38) menyatakan bahwa penerapan ABC akan membawa

manajemen kepada suatu posisi di mana manajemen dapat melakukan penawaran

yang lebih kompetitif dan wajar, dan penerapan ABC akan membantu dalam

pengambilan keputusan apakah memproduksi atau justru membeli suatu produk

atau jasa.

Tahapan untuk Menerapkan Activity Based Costing

Menurut Garrison (2006:449), terdapat enam tahapan untuk menerapkan

Activity-Based Costing, yaitu mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas

dan pool aktivitas, bila mungkin, menelusuri biaya overhead secara langsung ke

aktivitas dan objek biaya, kemudian membebankan biaya ke pool biaya aktivitas,

menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas tersebut dihitung dengan membagi total

biaya untuk masing-masing aktivitas dengan total aktivitasnya, membebankan

biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas, dan

menyiapkan laporan manajemen.

Cost Driver dan Cost Pool

Menurut Mulyadi (2007:83), activity cost pool adalah akun yang digunakan

untuk menggabungkan biaya dua atau lebih aktivitas yang memiliki activity driver

yang sama untuk dapat dibebankan secara bersama-sama ke produk/jasa dengan


menggunakan hanya satu activity driver. Berikut rumus menghitung pool rate

menurut Hansen dan Mowen (2006:161):

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑃𝑜𝑜𝑙)


𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝑃𝑜𝑜𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑒) =
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟)

Cost driver menurut Marismiati (2011) merupakan faktor yang dapat

menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Terdapat dua jenis cost driver, yaitu

cost driver berdasarkan unit yang menyebabkan biaya overhead pada produk

melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen dan cost driver

berdasarkan non-unit yang merupakan faktor-faktor penyebab selain unit untuk

menjelaskan konsumsi overhead.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang akan diselidiki. Penelitian ini

menggunakan pendekatan studi kasus (case study) yang merupakan strategi yang

lebih cocok apabila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan

why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitian terletak pada

fenomena yang bersifat kontemporer (Yin, 2015:1).


Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah perhitungan tarif jasa rawat inap

rumah sakit dengan metode Unit Cost dan Activity-Based Costing.

Kriteria untuk Menginterpretasikan Temuan

Penelitian ini akan menghasilkan temuan yang diinterpretasikan melalui

cara menghubungkan antara teori dengan fakta-fakta yang ada di lapangan melalui

proses wawancara yang diperoleh dari pihak Rumah Sakit Siti Khodijah.

Informan Penelitian

Infroman dalam penelitian ini terdapat empat orang, yaitu Ibu Desi, Ibu

Widi, Ibu Farida, dan Ibu Iin. Informan penelitian ini sebagian merupakan tim

bagian keuangan dan bagian HRD Rumah Sakit Siti Khodijah.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif berupa gambaran umum, sejarah berdirinya, dan lokasi

Rumah Sakit Siti Khodijah. Sedangkan data kuantitatif yang digunakan berupa data

pasien rawat inap selama tahun 2015, laporan keuangan Rumah Sakit Siti Khodijah.

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari Rumah

Sakit Siti Khodijah melalui wawancara ke beberapa pihak internal rumah sakit.

Adapun data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau

diperoleh dan dicatat pihak lain, seperti laporan laba rugi, laporan beban, dan

laporan pendapatan.
Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik wawancara (depth interview) dan teknik dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Subjek penelitian adalah petugas rumah sakit, terdiri dari petugas keuangan,

bagian kepegawaian, direktur rumah sakit, dan lainnya. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan untuk menerapkan sistem Activity-Based Costing dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi aktivitas.

2) Mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas dalam berbagai aktivitas (cost

pool). Pada langkah ini, biaya digolongkan ke dalam empat kategori aktivitas

yang terdiri dari aktivitas berlevel unit (unit level cost), aktivitas berlevel batch

(batch level cost), aktivitas berlevel produk (product level cost), dan aktivitas

berlevel fasilitas (facility sustaining cost). Kemudian menentukan cost pool rate

untuk membebankan biaya overhead kepada produk. Untuk membebankan biaya

pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu yang dihitung dengan membagi

biaya cost pool dengan cost driver menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Hansen dan Mowen (2006:161) sebagai berikut :

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑃𝑜𝑜𝑙)


𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝑃𝑜𝑜𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑒) =
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟)

3) Mengidentifikasi cost driver. Pengidentifikasian cost driver bertujuan untuk

mempermudah dalam menentukan tarif per unit cost driver.

4) Menentukan tarif per unit cost driver dengan menggunakan rumus berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟 =
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟

5) Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan

ukuran aktivitas :

a) Pembebanan biaya dari setiap aktivitas ke setiap kamar.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑘𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑋 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ

b) Menghitung tarif masing-masing tipe kamar dengan menggunakan metode

perhitungan Activity-Based Costing berikut :

𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝 + 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

6) Membandingkan antara hasil perhitungan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit

Siti Khodijah yang berdasarkan sistem Unit Cost dengan yang berdasarkan

sistem Activity-Based Costing.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Rumah Sakit Siti Khodijah

Rumah Sakit Siti Khodijah merupakan amal usaha milik perserikatan

Muhammadiyah Cabang Sepanjang yang didirikan pada tanggal 8 Sya’ban 1387 H

atau 26 November 1967. Rumah Sakit Siti Khodijah berlokasi di Jalan Raya

Pahlawan Nomor 260, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Rumah Sakit Siti

Khodijah Sidoarjo mempunyai luas tanah sebesar 10.000 m2 dan dibangun dengan

luas bangunan sebesar 14.200 m2.

Penyajian Data Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Siti Khodijah memiliki berbagai jenis ruang kelas yang

ditawarkan. Tarif rawat inap yang saat ini diterapkan oleh Rumah Sakit Siti
Khodijah adalah pada ruang VVIP sebesar Rp600.000, VIP A Rp. 550.000, VIP B

Rp. 400.000, kelas I = Rp. 300.000, kelas II a = Rp. 200.000, kelas II b = Rp.

200.000, kelas II c = Rp. 200.000, kelas III = Rp. 125.000.

Mengidentifikasi Aktivitas-Aktivitas

Berikut ini merupakan aktivitas-aktivitas pada ruang kamar inap pada

Rumah Sakit Siti Khodijah dan rincian biaya-biaya yang timbul atas konsumsi

sumber daya saat melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, yaitu :

1. Aktivitas Administrasi Umum

Aktivitas ini dilayani oleh 22 pegawai untuk 3 kali shift. Biaya gaji sebesar

Rp55.000.000 per bulan (Rp. 2.500.000 x 22 orang). Biaya penyusutan fasilitas

(meja,kursi,computer,dll) per tahun sebesar Rp1.794.000. Biaya peralatan kantor

(kertas, bulpoin, kuitansi,dll) diperkirakan sebesar Rp845.608. Aktivitas ini juga

membutuhkan alat komunikasi berupa telepon dengan beban telepon sebesar

Rp780.895,296 per bulan sehingga total biaya aktivitas administrasi sebesar

Rp58.420.503.

2. Aktivitas Perawatan Pasien

Jumlah perawat yang menangani ruang rawat inap pada Rumah Sakit Siti

Khodijah adalah sebanyak 97 perawat. Perawat senior berjumlah 35 orang yang

menerima gaji sebesar Rp3.290.000 per bulan setara dengan UMK Sidoarjo dan

untuk perawat junior berjumlah 62 orang dengan gaji yang diterima sebesar

Rp2.700.000. Total beban untuk aktivitas perawatan pasien adalah sebesar

Rp282.550.000 per bulan.


3. Aktivitas Visit Dokter

Aktivitas ini berupa kunjungan dokter setiap hari untuk memeriksa dan

mengontrol setiap pasien yang dirawat inap. Jumlah seluruh dokter yang ada di

Rumah Sakit Siti Khodijah sebanyak 66 dokter. Setiap pasien dilayani maksimal

dua kali kunjungan per harinya sehingga total biaya gaji dokter pada tahun 2015

sebesar Rp5.405.650.000 (2 x tarif visit dokter tiap kelas x lama hari rawat inap

pasien) dengan rincian sebagai berikut : (a). Kelas VVIP = Rp42.000.000; (b).

Kelas VIP A = Rp498.900.000; (c). Kelas VIP B = Rp276.250.000; (d). Kelas I

= Rp1.034.500.000; (e). Kelas II a = Rp531.600.000; (f). Kelas II b =

Rp785.200.000; (g). Kelas II c = Rp448.800.000; (h). Kelas III =

Rp1.788.400.000

4. Aktivitas Penginapan Pasien

Aktivitas penginapan setiap kelas beragam dengan berbagai fasilitas yang

berbeda sehingga menyebabkan konsumsi biaya yang berbeda. Perhitungan

berikut ini diperoleh dari harga perolehan masing-masing kamar dibagi dengan

penyusutan setiap fasilitas dengan menggunakan metode garis lurus. Berikut

adalah rincian dari masing-masing kelas : (a). Kelas VVIP = Rp1.886.560; (b)

Kelas VIP A = Rp9.432.800; (c). Kelas VIP B = Rp1.608.580; (d). Kelas I =

Rp1.608.580; (e). Kelas II a = Rp1.268.580; (f). Kelas II b = Rp1.235.333; (g)

Kelas II c = Rp1.235.333; (h). Kelas III = Rp895.333.

5. Aktivitas Laundry

Jumlah karyawan laundry sebanyak 6 orang dengan 2 kali shift, gaji

karyawan laundry sebesar Rp11.400.000 ( 6 orang x Rp1.900.000). Peralatan

laundry terdiri dari 2 mesin cuci Electrolux tipe W5250N dengan daya tampung
28 kg dengan harga @ Rp157.850.000, mesin pengering laundry Electrolux 37

kg dengan harga @ Rp122.493.000, mesin setrika flatwork ironer Imesa dengan

harga @ Rp83.500.000. Nilai ekonomis 10 tahun, biaya penyusutan peralatan

laundry 2 mesin cuci Electrolux Rp31.570.000, penyusutan mesin pengering

laundry Rp12.249.300, penyusutan mesin setrika flatwork ironer Imesa

Rp8.350.000. Total penyusutan peralatan laundry yaitu sebesar Rp52.169.300

(Rp31.570.000 + Rp12.249.300 + Rp8.350.000). Perlengkapan laundry meliputi

detergent liquid, detergen bubuk, emulsifier EF-100, dan lain-lain. Biaya

perlengkapan laundry sebesar Rp2.267.333 per bulan. Total biaya untuk aktivitas

laundry Rumah Sakit Siti Khodijah pada tahun 2015 sebesar Rp65.836.633.

6. Aktivitas Cleaning Service

Jumlah karyawan cleaning service yang bertugas sebanyak 30 orang gaji

karyawan sebesar Rp52.500.000 (Rp1.750.000 x 30 karyawan). Beban

perlengkapan (porstex, glass cleaner, disinfectant,dll) untuk aktivitas cleaning

service adalah sebesar Rp3.492.412. Biaya pembelian peralatan cleaning service

(carry caddy, hand brush, sponge,dll.) selama satu bulan adalah sebesar

Rp2.596.722. Total biaya yang dibutuhkan untuk aktivitas cleaning service pada

Rumah Sakit Siti Khodijah adalah sebesar Rp58.589.134.

7. Aktivitas Pemberian Makan

Pada aktivitas pemberian makan ini, setiap kelas memiliki tarif yang

berbeda-beda, yaitu mulai dari Rp24.000 sampai Rp85.000 untuk 3 kali makan

per hari. Biaya bahan makan pasien dalam satu bulan sebesar Rp81.107.517.

Untuk kelas VVIP dibebankan tarif konsumsi sebesar Rp85.000, untuk kelas

VIP A sebesar Rp65.000, kelas VIP B sebesar Rp50.000, kelas I sebesar


Rp40.000, kelas II a sebesar Rp27.000, kelas II b sebesar Rp27.000, kelas II c

sebesar Rp27.000, dan kelas III sebesar Rp24.000.

8. Aktivitas Pemberian Bahan Habis Pakai Medis

Bahan habis pakai medis yang dibutuhkan pasien rawat inap adalah kapas

alkohol, jarum infus, cap penutup kepala, kasa roll, dan lain-lain. Biaya bahan

habis pakai medis setiap bulannya adalah sebesar Rp46.905.178.

9. Aktivitas Penggunaan Listrik dan Air

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari Rumah Sakit Siti Khodijah,

pembebanan listrik dan air merupakan biaya data secara keseluruhan dan tidak

memisahkan per departemen. Total pembebanan listrik dan air pada sebesar

Rp129.078.236.

10. Aktivitas Pemeliharaan Bangunan

Tabel 1. Luas bangunan Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo

No. Nama Bangunan Luas (m2) x Beban Jumlah


Pemeliharaan / m2 (Rp)
1. VVIP 183 x 3.246,3 594.073
2. VIP A 115 x 3.246,3 373.325
3. VIP B 105 x 3.246,3 340.862
4. Kelas I 116 x 3.246,3 376.571
5. Kelas II A 174 x 3.246,3 564.856
6. Kelas II B 98 x 3.246,3 318.137
7. Kelas II C 107 x 3.246,3 347.354
8. Kelas III 259 x 3.246,3 840.792
9. Gedung dan taman 13.043 x 3.246,3 42.341.491
Total 14.200 m2 Rp46.098.424
Sumber : RS Siti Khodijah (2015)

Setiap bangunan Rumah Sakit Siti Khodijah memiliki luas yang berbeda-

beda sehingga menimbulkan biaya pemeliharaan yang cukup beragam. Total


luas bangunan untuk ruang rawat inap sebesar 1.157 m2 dari total keseluruhan

luas bangunan sebesar 14.200 m2.

11. Aktivitas Diklat dan Pelatihan

Maju atau tidaknya suatu rumah sakit sangat erat hubungannya dengan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang akan berdampak pada skill

dan kompetensi sumber daya manusia sehingga dapat memberikan dampak

yang lebih baik lagi ke depannya. Biaya diklat sebesar Rp28.243.556.

12. Aktivitas Seminar, Simposium, dan Workshop

Aktivitas ini berguna untuk pihak internal rumah sakit yang mana dapat

memberikan pengetahuan baru sehingga dapat meningkatkan pelayanan pada

setiap pasien dan juga dapat meningkatkan income rumah sakit tersebut.

Pembebanan biaya tersebut adalah sebesar Rp174.791.

PEMBAHASAN

Mengidentifikasi Pemicu Biaya (Cost Driver)

Dari Tabel 2, dapat diketahui terdapat empat indikasi cost driver yang

berbeda, yaitu jumlah hari rawat, jumlah pasien rawat inap, luas lantai rawat inap,

dan luas bangunan. Tahap selanjutnya menentukan tarif kelompok (cost pool),

yaitu sekelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang serupa dan satu dasar

cost driver. Setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan cost driver,

selanjutnya menentukan tarif per unit cost driver dengan membagi total biaya dan

cost driver.
Tabel 2. Pengelompokkan dan Pengidentifikasian Cost Driver

Cost driver
Aktivitas Banyaknya Jumlah (Rp)
Satuan
satuan
Biaya Tenaga Kerja
Biaya perawatan pasien Jumlah hari rawat inap 26.359 hari 282.550.000
Biaya Overhead
Biaya visite dokter Jumlah hari rawat inap 26.359 hari 5.405.650.000
Biaya pemberian makan Jumlah hari rawat inap 26.359 hari 81.107.517
Biaya listrik dan air Jumlah hari rawat inap 26.359 hari 129.078.236
Biaya administrasi Jumlah pasien rawat inap 9.969 pasien 58.420.503
Biaya cleaning service Jumlah luas lantai 1.157 m2 58.589.134
Biaya bahan habis pakai Jumlah hari rawat inap 26.359 hari 46.905.178
Biaya diklat dan pelatihan Jumlah pasien rawat inap 9.969pasien 28.243.556
Biaya seminar, symposium
dan workshop Jumlah pasien rawat inap 9.969 pasien 174.791
Biaya laundry Jumlah pasien rawat inap 9.969 pasien 65.836.633
Biaya penginapan pasien 11.624.859
Biaya pemeliharaan
bangunan Jumlah luas bangunan 14.200 m2 46.098.424
Sumber: Hasil pengolahan data

Menentukan Harga Pokok Rawat Inap

Tabel 3. Tarif Jasa Rawat Inap kelas VVIP

Tarif / Unit Cost Total cost


Aktivitas Jumlah
Driver driver
(C) = A x B
(A) (B)
Perawatan pasien 10.719 105 hari 1.125.495
Visit dokter 205.077 105 hari 21.533.085
Pemberian makan 85.000 105 hari 8.925.000
Biaya listrik dan air 4.896 105 hari 514.080
Bahan habis pakai 1.779 105 hari 186.795
Biaya penginapan pasien 1.886.560
Biaya administrasi 5.860 65 pasien 380.900
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 65 pasien 184.145
Biaya seminar, simposium dan 65 pasien 1.137
workshop 17,5
Biaya laundry 6.604 65 pasien 429.260
Biaya cleaning service 50.638 183 m2 9.266.754
Biaya pemeliharaan bangunan 3.246 183 m2 594.018
Total (D) 45.027.229
Lama hari rawat (E) 105 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 428.830
Laba 25% (G) 107.207
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp536.037
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada

kelas VVIP sebesar Rp45.027.229. Total hari rawat pada kelas VVIP adalah 105

hari. Sehingga total pembebanan 45.027.229 : 105 hari rawat pasien = Rp428.830,

kemudian ditambahkan dengan laba sebesar Rp107.207 (25%). Total keseluruhan

tarif rawat inap kelas VVIP pada Rumah Sakit Siti Khodijah menurut perhitungan

Activity-Based Costing adalah sebesar Rp536.037

Tabel 4. Tarif Jasa Rawat Inap kelas VIP A

Tarif / Unit Total cost Jumlah


Aktivitas Cost Driver driver (C) = A x B
(A) (B)
Perawatan pasien 10.719 1.663 hari 17.825.697
Visite dokter 205.077 1.663 hari 341.043.051
Pemberian makan 27.000 1.663 hari 108.095.000
Biaya listrik dan air 4.896 1.663 hari 8.142.048
Bahan habis pakai 1.779 1.663 hari 2.958.477
Biaya penginapan pasien 1.886.560
Biaya administrasi 5.860 536 pasien 3.140.960
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 536 pasien 1.518.488
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 536 pasien 9.380
Biaya laundry 6.604 536 pasien 3.539.744
Biaya cleaning service 50.638 115 m2 5.823.370
Biaya pemeliharaan
bangunan 3.246 115 m2 373.290
Total (D) 494.356.065
Lama hari rawat (E) 1.663 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 297.267
Laba 20%(G) 59.453
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp356.720
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada

kelas VIP A adalah sebesar Rp494.356.065. Total hari rawat pasien pada kelas VIP

A yaitu sebesar 1.663 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 494.356.065 : 1.663

hari rawat pasien = Rp297.267, kemudian ditambahkan dengan laba sebesar

Rp59.453 (20%). Total keseluruhan tarif rawat inap kelas VIP A pada Rumah Sakit
Siti Khodijah menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar

Rp356.720.

Tabel 5. Tarif Jasa Rawat Inap kelas VIP B

Tarif / Unit Total cost Jumlah


Aktivitas Cost Driver driver (C) = A x B
(A) (B)
Perawatan pasien 10.719 1.105 hari 11.844.495
Visite dokter 205.077 1.105 hari 226.610.085
Pemberian makan 27.000 1.105 hari 55.250.000
Biaya listrik dan air 4.896 1.105 hari 5.410.080
Bahan habis pakai 1.779 1.105 hari 1.965.795
Biaya penginapan pasien 1.608.580
Biaya administrasi 5.860 511 pasien 2.994.460
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 511 pasien 1.447.663
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 511 pasien 8.942
Biaya laundry 6.604 511 pasien 3.302.000
Biaya cleaning service 50.638 105 m2 5.316.990
Biaya pemeliharaan
bangunan 3.246 105 m2 340.830
Total (D) 316.099.920
Lama hari rawat (E) 1.105 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 286.063
Laba 20%(G) 57.212
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp343.275
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada

kelas VIP B sebesar Rp316.099.920. Total hari rawat pasien pada kelas VIP B yaitu

sebesar 1.105 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 316.099.920 : 1.105 hari rawat

inap = Rp286.063. laba yang diharapkan oleh rumah sakit yaitu sebesar 20%. Jadi

tariff rawat inap per kamar sebesar Rp. 286.063 ditambahkan dengan laba sebesar

Rp57.212 (20%). Total keseluruhan tarif rawat inap kelas VIP B pada Rumah Sakit

Siti Khodijah menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar

Rp343.275.
Tabel 6. Tarif Jasa Rawat Inap kelas I

Tarif / Unit Total cost Jumlah


Aktivitas Cost Driver driver (C) = A x B
(A) (B)
Perawatan pasien 10.719 4.138 hari 44.355.222
Visite dokter 205.077 4.138 hari 848.608.626
Pemberian makan 27.000 4.138 hari 165.520.000
Biaya listrik dan air 4.896 4.138 hari 20.259.648
Bahan habis pakai 1.779 4.138 hari 7.361.502
Biaya penginapan pasien 1.608.580
Biaya administrasi 5.860 1.633 pasien 9.569.380
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 1.633 pasien 4.626.289
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 1.633 pasien 28.577
Biaya laundry 6.604 1.633 pasien 10.784.332
Biaya cleaning service 50.638 116 m2 5.874.008
Biaya pemeliharaan
bangunan 3.246 116 m2 376.536
Total (D) 1.118.972.700
Lama hari rawat (E) 4.138 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 270.413
Laba 15%(G) 40.561
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp310.974
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada

kelas I sebesar Rp. 1.118.972.700. Total hari rawat pasien pada kelas I yaitu sebesar

4.138 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 1.118.972.700: 4.138 hari rawat inap =

Rp. 270.413. Laba yang diharapkan oleh rumah sakit yaitu sebesar 15%. Jadi tariff

rawat inap per kamar sebesar Rp. 270.413ditambahkan dengan laba sebesar Rp.

40.561. Total keseluruhan tarif rawat inap kelas I pada Rumah Sakit Siti Khodijah

menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar Rp. 310.974.

Berdasarkan Tabel 7, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada kelas

II a sebesar Rp. 690.109.514. Total hari rawat pasien pada kelas II a yaitu sebesar

2.658 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 90.109.514: 2.658 hari rawat inap = Rp.

259.634. Laba yang diharapkan oleh rumah sakit yaitu sebesar 10%. Jadi tariff
rawat inap per kamar sebesar Rp. 259.634 ditambahkan dengan laba sebesar Rp.

25.963. Total keseluruhan tarif rawat inap kelas II a pada Rumah Sakit Siti

Khodijah menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar Rp 285.597.

Tabel 7. Tarif Jasa Rawat Inap kelas II A

Tarif / Unit Total cost Jumlah


Aktivitas Cost Driver driver (C) = A x B
(A) (B)
Perawatan pasien 10.719 2.658 hari 28.491.102
Visite dokter 205.077 2.658 hari 545.094.666
Pemberian makan 27.000 2.658 hari 71.766.000
Biaya listrik dan air 4.896 2.658 hari 13.013.568
Bahan habis pakai 1.779 2.658 hari 4.728.582
Biaya penginapan pasien 1.268.580
Biaya administrasi 5.860 1.069 pasien 6.264.340
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 1.069 pasien 3.028.477
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 1.069 pasien 18.707
Biaya laundry 6.604 1.069 pasien 7.059.676
Biaya cleaning service 50.638 174 m2 8.811.012
Biaya pemeliharaan
bangunan 3.246 174 m2 564.804
Total (D) 690.109.514
Lama hari rawat (E) 2.658 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 259.634
Laba 10%(G) 25.963
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp285.597
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan Tabel 8, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada kelas

II b sebesar Rp. 1.008.961.353. Total hari rawat pasien pada kelas II b yaitu sebesar

3.926 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 1.008.961.353 : 3.926 hari rawat inap =

Rp. 256.994. Laba yang diharapkan oleh rumah sakit yaitu sebesar 10%. Jadi tariff

rawat inap per kamar sebesar Rp. 256.994 ditambahkan dengan laba sebesar Rp.

25.699. Total keseluruhan tarif rawat inap kelas II b pada Rumah Sakit Siti

Khodijah menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar Rp. 282.693.


Tabel 8. Tarif Jasa Rawat Inap kelas II B

Tarif / Unit Total cost driver


Jumlah
Aktivitas Cost Driver (B)
(C) = A x B
(A)
Perawatan pasien 10.719 3.926 hari 42.082.794
Visite dokter 205.077 3.926 hari 805.132.302
Pemberian makan 27.000 3.926 hari 106.002.000
Biaya listrik dan air 4.896 3.926 hari 19.221.696
Bahan habis pakai 1.779 3.926 hari 6.984.354
Biaya penginapan pasien 1.235.333
Biaya administrasi 5.860 1.252 pasien 7.336.720
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 1.252 pasien 3.546.916
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 1.252 pasien 21.910
Biaya laundry 6.604 1.252 pasien 8.268.208
Biaya cleaning service 50.638 174 m2 8.811.012
Biaya pemeliharaan bangunan 3.246 174 m2 318.108
Total (D) 1.008.961.353
Lama hari rawat (E) 3.926 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 256.994
Laba 10%(G) 25.699
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp282.693
Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 9. Tarif Jasa Rawat Inap kelas II C

Tarif / Unit Total cost driver


Jumlah
Aktivitas Cost Driver (B)
(C) = A x B
(A)
Perawatan pasien 10.719 2.244 hari 24.053.436
Visite dokter 205.077 2.244 hari 460.192.788
Pemberian makan 27.000 2.244 hari 60.588.000
Biaya listrik dan air 4.896 2.244 hari 10.986.624
Bahan habis pakai 1.779 2.244 hari 3.992.076
Biaya penginapan pasien 1.235.333
Biaya administrasi 5.860 932 pasien 5.461.520
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 932 pasien 2.640.356
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 932 pasien 16.310
Biaya laundry 6.604 932 pasien 6.154.928
Biaya cleaning service 50.638 107 m2 5.418.266
Biaya pemeliharaan bangunan 3.246 107 m2 347.322
Total (D) 581.086.959
Lama hari rawat (E) 2.244 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 258.951
Laba 10%(G) 25.895
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp284.846
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya tarif jasa rawat inap pada

kelas II c sebesar Rp. 581.086.959. Total hari rawat pasien pada kelas II c yaitu

sebesar 2.244 hari. Sehingga total pembebanan Rp. 581.086.959 : 2.244 hari rawat

inap = Rp. 258.951. Laba yang diharapkan oleh rumah sakit yaitu sebesar 10%. Jadi

tariff rawat inap per kamar sebesar Rp. 258.951 ditambahkan dengan laba sebesar

Rp. 25.895. Total keseluruhan tarif rawat inap kelas II c pada Rumah Sakit Siti

Khodijah menurut perhitungan Activity-Based Costing adalah sebesar Rp. 284.846.

Tabel 10. Tarif Jasa Rawat Inap kelas III

Tarif / Unit Total cost driver


Jumlah
Aktivitas Cost Driver (B)
(C) = A x B
(A)
Perawatan pasien 10.719 10.520 hari 112.763.880
Visite dokter 205.077 10.520 hari 2.157.410.040
Pemberian makan 27.000 10.520 hari 252.480.000
Biaya listrik dan air 4.896 10.520 hari 51.505.920
Bahan habis pakai 1.779 10.520 hari 18.715.080
Biaya penginapan pasien 895.333
Biaya administrasi 5.860 3.971 pasien 23.270.060
Biaya diklat dan pelatihan 2.833 3.971 pasien 11.249.843
Biaya seminar, simposium
dan workshop 17,5 3.971 pasien 69.492
Biaya laundry 6.604 3.971 pasien 26.224.484
Biaya cleaning service 50.638 259 m2 13.115.242
Biaya pemeliharaan bangunan 3.246 259 m2 840.714
Total (D) 2.668.540.088
Lama hari rawat (E) 10.520 hari
Tarif pokok rawat inap per kamar (F) = D : E 253.663
Laba 5%(G) 12.683
Tarif rawat inap per kamar / per hari (H) = F + G Rp266.346
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, total pembebanan biaya sebesar Rp2.668.540.088 :

10.520 hari = Rp253.663, kemudian ditambahkan dengan laba sebesar Rp12.683.


Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap antara Metode Akuntansi Biaya

Tradisional dengan Metode Activity-Based Costing

Tabel 11. Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap

Kelas Tarif Tradisional Tarif ABC Selisih


(Rp) (Rp) (Rp)
VVIP 600.000 536.037 (63.963)
VIP A 550.000 356.720 (193.280)
VIP B 400.000 343.275 (56.725)
I 300.000 310.974 10.974
II A 200.000 285.597 85.597
II B 200.000 282.693 82.693
II C 200.000 284.846 84.846
III 125.000 266.346 141.346
Sumber:Hasil pengolahan data

Dari tabel di atas, tarif rawat inap per hari menurut perhitungan Activity-

Based Costing yang lebih rendah (undercosting) dibandingkan metode tradisional,

yaitu kelas VVIP , kelas VIP A, dan kelas VIP B. sedangkan yang lebih tinggi

(overcosting) yaitu kelas I, kelas II a, kelas II b, kelas II c, dan kelas III.

KESIMPULAN

1. Penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah menggunakan

metode perhitungan Activity-Based Costing dilakukan melalui dua tahap. Tahap

pertama menelusuri biaya ke setiap aktivitas kemudian membebankan biaya

tersebut ke produk.

2. Berikut perbedaan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode

perhitungan tradisional dan Activity-Based Costing :

a. Tarif rawat inap per hari hasil perhitungan metode ABC yang lebih rendah

dibandingkan metode tradisional, yaitu kelas VVIP, kelas VIP A, dan kelas

VIP B.
b. Tarif rawat inap hasil perhitungan metode ABC yang lebih tinggi

dibandingkan metode tradisional, yaitu kelas I, kelas II a, kelas II b, kelas II

c, dan kelas III. Hal tersebut dikarenakan adanya system subsidi silang yang

bertujuan untuk menyeimbangkan pelayanan masyarakat ekonomi lemah

sehingga rumah sakit dapat menutupi kekurangan biaya pada kelas I, II a, II

b, II c dan kelas III.

SARAN

i. Manajemen Rumah Sakit Siti Khadijah sebaiknya mempertimbangkan

perhitungan tarif rawat inap menggunakan metode Activity-Based Costing,

dengan tetap mempertimbangkan faktor eksternal, seperti tarif pesaing dan

kemampuan masyarakat yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga

pelayanan rawat inap.

ii. Jika menggunakan Activity-Based Costing dalam menetapkan tarif jasa

rawat inap, maka yang perlu dipertimbangkan untuk kelas I, II a, II b, II c,

dan III adalah meningkatkan Bed Occupancy Rate agar biaya rawat inap

lebih rendah jika dibandingkan dengan metode tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Bustami dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Carter K., William and Usry, Milton F. 2006. Cost Accounting.Buku 1.Edisi Ketiga
Belas. Terjemahan Krista. Jakarta : Salemba Empat.
Carter K., William. 2009. Cost Accounting. Buku 1. Edisi Keempat Belas.
Terjemahan Krista. Jakarta : Salemba Empat.
Garrison, Ray H. dan Noreen, Eric. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebelas.
Jakarta : Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2006. Management Accounting.Buku
1.Edisi Tujuh. Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos. Jakarta :
Salemba Empat
Jayanti, Neni dan Mildawati, Titik. 2014. “Penerapan Activity Based Costing pada
Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi pada Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera Surabaya)”.Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 3(9), 1–21.
Marismiati. 2011. “Penerapan Metode Activity-Based Costing System dalam
Menentukan Harga”.Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius), 1(1),
22–45.
Mulyadi. 2007. Activity Based Cost System. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Suratman, Adji. 1999. Akuntansi Manajemen : Menciptakan SDM yang
Berkualitas. Jakarta : PT. Sumisa.
Yin, Robert K. 2015. Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai