Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian beberapa penelitian yang telah
menetapkan tarif berdasarkan dari hasil perhitungan secara direct cost dan indirect
cost. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode ABC Modified maka
diperoleh Unit Cost sebagai berikut, Kelas Super VIP Rp 1,382,550, Kelas VIP B Rp
Pricing yaitu tarif berdasarkan hasil analisis unit cost dan tarif pesaing maka
penetapan tarif Ruang Melati adalah, Super VIP Rp 900,000/hari tetap seperti tarif
600,000/hari tetap seperti tarif lama sedangkan berdasarkan unit cost adalah Rp
melakukan analisis unit cost secara rutin dan periodik minimal 1 (satu) tahun sekali.
2. Agoest D. Irawan, dkk. PPS Magister Manajemen Teknologi ITS Surabaya 2006,
(technical efficiency) dan tingkat produktifitas (total factor productivity) setiap rumah
sakit dalam kurun waktu tertentu serta mengetahui variabel-variabel apa saja yang
memiliki peranan penting bagi terwujudnya rumah sakit dengan tingkat efisiensi
teknis dan produktifitas terbaik. Pada penelitian ini dilakukan tehadap 42 rumah sakit
menunjukan bahwa efisiensi teknis merentang dari 58,1% hingga 100% pada tahun
2003 dengan 4 buah rumah sakit dalam kondisi tidak efisien, sementara nilai efisiensi
dengan judul :” Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit DKT Jogja, Rumah Sakit
(BSC) dengan pendekatan empat perspektif yaitu (1) perspektif pelanggan/pasien, (2)
perspektif proses pelayanan administrasi, (3) perspektif keuangan dan (4) perspektif
Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
rata kinerja pelanggan yang signifikan diantara ketiga kelompok rumah sakit, terdapat
ketiga kelompok rumah sakit, terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan yang
sakit.
theses dengan judul : ” Efisiensi Teknik Relatif Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
di Propinsi DIY Menggunakan Indikator Kinerja Kuantitatif Data Envelopment
kondisi yang kurang efisien relatif terhadap dua RSUD yang diperbandingkan.
berlebihan dan pencapaian output yang belum maksimal. Sehingga solusi yang bisa
Dilihat dari berbagai hasil penelitian seperti tersebut diatas maka penetapan
tarif disuatu rumah sakit dapat dilakukan dengan menggunakan metode Activity Based
Costing (ABC) Modified dari hal ini dapat diperoleh bagaimana menetapakan tarif
rumah sakit, sedang satu penelitian yang lainnya mengukur kinerja rumah sakit
berdasarkan Balanced Scorecard (BSC) dan diperoleh penilaian kinerja rumah sakit
lainnya mengukur efisiensi relatif antar rumah sakit disuatu daerah dengan
metode DEA ini untuk mengukur efisiensi relatif kinerja antar ruang rawat inap di
satu rumah sakit, hal ini dilakukan mengingat bahwa suatu ruang rawat inap
merupakan satu kesatuan Bisnis Unit yang relatif mandiri dengan menggunakan
sumberdaya yang relatif sama dan menghasilkan output yang relatif sama pula.
B. Teori yang Mendukung
perencanaan dan pengendalian. Di suatu rumah sakit perencanaan dimulai sejak adanya
rencana strategik yang bersifat jangka panjang, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap
pelaksanaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada guna mencapai hasil yang optimal
dengan efektif dan efisien. Peran utama manajemen keuangan dalam rumah sakit adalah
mengelola sumber daya keuangan yang ada dan sekaligus memberikan informasi yang
relevan terhadap pemanfaatan sumber keuangan yang efisien untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
1. Pengertian Pendapatan
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan
selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi ekuitas. Arus masuk bruto atau pendapatan dimaksud hanya
yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan
ekuitas maka harus dikeluarkan dari pendapatan. Begitu juga dalam hubungan
keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi, termasuk jumlah yang ditagih atas
merupakan pendapatan, dalam hal ini yang merupakan pendapatan adalah komisi
2. Pengertian Biaya
pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa
dimaksud dapat dalam rangka untuk dijual kembali atau dalam rangka untuk menjual
barang atau jasa yang diperdagangkan, baik yang berkaitan dengan maupun diluar
sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan
sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga
pengertian biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan
pengurang penghasilan.
dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur
Kansil, Christine, (2001, 127), dalam hal ini buruh tidak boleh menjalankan
pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Jikalau pekerjaan dijalankan
pada malam hari atau berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan buruh, waktu kerja
tidak boleh lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam seminggu (saat ini belum berlaku).
Lily Wijaya, (1999,2) jumlah tempat tidur dirumah sakit yang siap digunakan
bagi pasien rawat inap jika diperlukan. Tempat tidur tersebut dapat tersedia
secepatnya pada lokasi yang sesuai untuk perawatan pasien dan tersedia perawat serta
pemakaian tempat tidur dalam periode tertentu. Disarankan angka BOR adalah 80%-
90%, bila mencapai angka 90% maka rumah sakit hampir penuh sesak.
Lily Wijaya, (1999,6) total hari rawat pasien merupakan total dari hari rawat
dalam suatu jangka waktu tertentu yang diambil dari sensus harian. Setiap pasien
programming – LP) adalah suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu
para manajer operasi dalam merencanakan dan membuat keputusan yang diperlukan
untuk mengalokasikan sumber daya. Fungsi tujuan dari pemrograman linier adalah
umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut sebagai fungsi tujuan
(objective function) dari suatu persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan pada
b. Adanya batasan (constraints) atau kendala, yang membatasi tingkat sampai dimana
sasaran dapat dicapai. Contoh keputusan untuk memproduksi berapa banyak unit
dari tiap produk dalam suatu lini produk perusahaan, dibatasi oleh tenaga kerja dan
c. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. Sebagai contoh, jika
dayanya yang terbatas (tenaga kerja, permesinan, dan seterusnya). Jika tidak ada
dan merupakan alat yang ampuh untuk membuat keputusan yang paling baik (the best
pembatasan yang ada meliputi tenaga kerja (men), uang (money), material yang
nilai suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan
(s.r.s) nilai fungsi tujuan atau objektif (objective function) yang linier menjadi
analisis bila suatu unit manajemen menggunakan dua jenis input atau lebih dan
8. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh dari fungsi pekerjaan atau kegitan
tertentu dalam kurun waktu tertentu (Bernardin da Russel, 1993, dikutip dari modul
(decision making unit/DMUs) dalam mengelola sumber daya (input) dengan jenis
yang sama sehingga menjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula, dimana
hubungan bentuk fungsi dari input ke output tidak diketahui. Istilah DMU dalam
metode DEA ini dapat bermacam‐macam unit, seperti bank, rumah sakit, retail store,
(DEA) is a relatively new “data oriented” approach for evaluating the performance
of a set of peer entities called Decision Making Units (DMUs) which convert multiple
inputs into multiple outputs”. (Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan
pendekatan yang relatif baru "berorientasi data" untuk mengevaluasi kinerja satu set
entitas yang sejenis yang disebut Decision Making Units (DMUs) yang mengubah
yang paling populer untuk mengukur efisiensi. DEA biasanya digunakan untuk
mengukur efisiensi relatif organisasi atau perusahaan. Satuan ukuran ini biasanya
dinyatakan dalam Decision Making Unit (DMU). Efisiensi relatif suatu DMU adalah
efisiensi suatu DMU yang dibandingkan dengan efisiensi DMU lainnya dalam satu
memiliki set data yang terdiri dari jenis input dan output yang sama.
bervariasi dan juga menghasilkan level output yang bervariasi, maka DEA telah
membuka kesempatan untuk menangani berbagai kasus yang tidak dapat didekati
dengan metode lain karena sifat hubungan yang kompleks (terkadang tidak diketahui)
antara banyak input dan banyak output yang terlibat tanpa perlu penjelasan eksplisit
kelebihan dibanding analisis rasio parsial dan analisis regresi, namun demikian DEA
a. Data Envelopment Analysis (DEA) mensyaratkan semua input dan output harus
spesifik dan dapat diukur, seperti halnya dalam analisis rasio dan regresi.
b. Dalam Data Envelopment Analysis (DEA) diasumsikan bahwa setiap unsur input
dan output bersifat homogen. Dalam kasus rumah sakit dari sisi input dianggap
bahwa setiap perawat memiliki ketrampilan yang sama dan dari sisi output pasien
rawat inap diasumsikan memerlukan kualitas pelayanan yang sama, pada
d. Bobot input dan output yang dihasilkan tidak dapat ditafsirkan dalam nilai
berikut :
efficiency is attained by any DMU if and only if none of its inputs or outputs can be
(Efisiensi Penuh (100%) dicapai oleh DMU jika dan hanya jika tidak satu pun dari
input atau output dapat ditingkatkan tanpa merusak/mengurangi sebagian dari input
the basis of available evidence if and only if the performances of other DMUs does
not show that some of its inputs or outputs can be improved without worsening
berdasarkan bukti-bukti jika dan hanya jika kinerja DMU-DMU yang lain tidak
memperlihatkan bahwa beberapa dari input atau output dapat ditingkatkan tanpa
dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian efisiensi menurut Danfar yang dikutip dari SP. Hasibuan (1984;233-4),
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah
diselesaikan.”
cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu,
dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.
umumnya, ukuran efisiensi dalam DEA dinyatakan sebagai output dibagi input,
sehingga nilai efisiensi maksimalnya adalah 1 atau 100%. Rasio ini bisa dinyatakan
secara parsial dan total. Secara parsial, misalnya output per staff atau output per jam
kerja dengan output bisa saja merupakan profit, penjualan dan sebagainya.
Sedangkan jika secara total, semua output dan input suatu DMU terlibat dalam
apa yang berpengaruh dalam menghasilkan output, dan begitu pula sebaliknya.
Dari berbagai teori maka konsep dasar dari DEA disimpulkan oleh Prabowo
efisiensi relatif suatu unit manajemen yang menggunakan banyak input dan
b. Efisiensi relatif suatu unit manajemen adalah efisiensi suatu unit manajemen
diperbandingkan yang semuanya memiliki jenis input dan output yang sama.
c. Dalam DEA efisiensi relatif suatu unit manajemen didefinisikan sebagai rasio
dari total output tertimbang dibagi dengan total input tertimbang (total weighted
d. Problem utama yang harus dapat diselesaikan oleh DEA adalah menentukan
bobot (weight) atau timbangan untuk setiap input dan output dari suatu unit
manajemen.
2) Bersifat universal, artinya setiap unit manajemen dalam sampel harus dapat
weighted input).
3) Rasio total output tertimbang terhadap total input tertimbang tidak boleh lebih
f. DEA berasumsi bahwa setiap unit manajemen secara iteratif akan memilih bobot
yang penggunaannya sedikit atau untuk output yang dapat diproduksi dengan
volume tinggi.
h. Bobot-bobot tersebut pada dasarnya bukan merupakan nilai ekonomis dari input
suatu unit manajemen. Sebagai gambaran jika suatu perusahaan berorientasi pada
keuntungan (profit maximizing firm) dimana setiap input dan outputnya memiliki
biaya per unit dan harga jual per unit, maka perusahaan akan berusaha
perbaikan bisa segera disiapkan bagi DMU yang kurang/tidak efisien tersebut
bayangan. DMU bayangan ini diatur supaya menggunakan input yang lebih
sedikit tetapi menghasilkan output yang paling tidak sama atau lebih besar
dibandingkan DMU yang tidak efisien, sehingga DMU bayangan tersebut akan
memiliki efisiensi sempurna jika menggunakan bobot input dan bobot output
yang sama dari DMU yang tidak efisien. Pendekatan ini memberi arah strategi
bagi manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu DMU yang tidak efisien melalui
pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang
mengetahui DMU yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui berapa tingkat
input atau output yang harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang
tinggi.
C. Kerangka Pemikiran
Setiap manajer atau pimpinan rumah sakit selalu berkepentingan dan memiliki
tanggung jawab langsung dalam meningkatkan kinerja rumah sakit yang dipimpinnya.
Kemampuan untuk mengukur kinerja rumah sakit merupakan salah satu prasyarat bagi
manajer agar dapat memobilisasi sumber daya secara efektif dan efisien untuk meningkatkan
kinerja rumah sakit yang dipimpinnya. Selain itu juga pengukuran kinerja dapat memberi
arah pada keputusan strategis di masa datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat efisiensi relatif diantara ruang rawat inap RS Islam Jakarta Pondok Kopi,
ruang rawat inap yang belum/tidak efisien, dan untuk mengetahui kontribusi kinerja masing-
masing input dan output dalam usaha mencapai kondisi efisiensi sempurna pada pelayanan
rawat inap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan indikator
kinerja kuantitatif Data Envelopment Analysis (DEA) yang dioperasikan dengan penggunaan
program komputer yang bernama DS for Windows. Sumber data dikumpulkan berdasarkan
data sekunder dari RS. Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2009. Variabel input terdiri dari
jumlah tempat tidur, total biaya yang dikeluarkan setiap ruang rawat inap dalam milyar
rupiah, dan jam kerja SDM (perawat) yang disediakan. Variabel output terdiri dari total
pendapatan yang diperoleh dari setiap ruang rawat inap dalam milyar rupiah, BOR rawat
Berdasar kerangka berfikir diatas maka sumber daya yang ada berupa input yang
telah digunakan dari masing-masing ruang rawat inap untuk menghasilkan output dari
masing-masing ruang rawat inap, dapat dilakukan pengukuran kinerja efisensi relatifnya antar
ruang rawat inap yang ada di RS Islam Jakarta Timur. Metode yang digunakan untuk
melakukan analisis adalah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang
pada dasarnya memanfaatkan pemrograman linier (linier programming/LP) dengan sistem
operasional DS for Windows. Dari hasil pengolahan maka dapat diketahui efisiensi relatif
antar ruang rawat inap yang dibandingkan satu dengan yang lainnya, disamping itu juga dapat
diketahui bobot ketidak efisienan dari masing-masing sumber daya yang dijadikan sebagai
input atau bobot dari hasil yang ada berdasarkan dari output masing-masing ruang rawat inap.
Dengan demikian maka berdasarkan kesimpulan hasil analisis dapat diberikan rekomendasi
sumber daya input apa yang harus dioptimumkan atau hasil output apa yang harus di
2. Output yang dihasilkan maupun input yang digunakan dirubah untuk mendapatkan
ditingkatkan.
untuk menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) secara berkala guna mengukur
kinerja efisiensi relatif antar ruang rawat inap di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
D. Rumusan Hipotesis
Adapun rumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah diduga proses pelaksanaan
pelayanan ruang rawat inap di RS Islam Jakarta Pondok Kopi tidak berjalan dengan efisien
dimana setiap ruang rawat inap dalam menggunakan input untuk menghasilkan output belum
optimal.
Dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) rumusan hipotesis
tersebut diatas akan diuji kebenarannya berdasarkan pemanfaatan linier programming (LP)