Anda di halaman 1dari 4

Judul Cost Benefit Analysis mendirikan Laboratorium Klinik Sederhana Mandiri

Dibanding Kerjasama Operasional Laboratorium Luar Di PLK-UA


Jurnal Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia
Volume & Halaman Vol. 2 No. 2
Tahun 2014
Penulis Elli Marini, Thinni Nurul Rochmah
Reviewer
Tanggal

Abstrak Sejak ditetapkannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, terdapat


144 diagnosa penyakit yang berhasil diselesaikan pada petugas kesehatan
pertama secara akurat. Dibutuhkan layanan pendukung yaitu Laboratorium
primer sederhana dan bekerjasama dengan Pelayanan Kesehatan Airlangga,
namun tidak sesederhana itu laboratorium. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis cost benefit Puskesmas Airlangga antara menyelenggarakan
pelayanan laboratorium sederhana mandiri atau kerjasama operasional dengan
laboratorium luar Airlangga Pusat Perawatan Kesehatan. Merupakan penelitian
observasional-deskriptif dengan desain cross sectional untuk menganalisis cost-
benefit ratio suatu laboratorium yang mengadakan periode waktu tertentu. Hasil
penelitian ini diperoleh rasio B/C pelaksanaan laboratorium sederhana secara
mandiri sebesar 7,14 dan rasio B/C terhadap pelaksanaan Kerjasama Operasional
laboratorium sederhana pada 4.39. pelaksanaan laboratorium sederhana secara
mandiri lebih menguntungkan dan layak
Pengantar Berdasarkan Permenkes RI No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesahatan Pada
Jaminan Kesehatan Nasional dengan cakupan pelayanan yang diselesaikan
dengan tuntas di Pelayanan Kesehatan Pertama sebanyak 144 diagnosis penyakit
dan membutuhkan penunjang yaitu laboratorium sederhana yang termasuk
dalam pelayanan Kkesehatan komprehensif. Sehingga, laboratorium dapat
dijalankan secara mandiri atau kerjasama.
Penulis menjelaskan bahwa Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK-
UA) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan syarat memiliki laboratorium
penunjang.
Pada tahun 2011-2013 pasien mengalami peningkatan sebanyak 106 orang
(0,6%). Sehingga laboratorium harus mengukur dan membandingkan manfaat
dengan biaya pada setiap program. Dilakukan dengan metode Cost Benefit
Analysis (CBA)
Metode Penelitian Metode penelitiannya bersifat Observasional-Deskriptif dengan analisi
farmakoekonomi metode Cost Benefit Analysis (CBA). Unit analisis dan sumber
informasi penelitian adalah PLK-UA dan beberapa suplier alat-alat laboratorium
kesehatan serta penyedia. Data yang diperoleh dari pihak PLK-UA yaitu gaji
pegawai, biaya fasilitas dan biaya pemeliharaan fasilitas. Sedangkan dari pihak
suplier berupa macam alat, harga dan barang penunjang layanan kesehatan.
Lalu, informasi dari penyedia yaitu jenis pemeriksaan, sistem kerjasama,
pembagian revenue sharing.
Hasil Penelitian Present Value (nilai sekarang) dari sejumlah uang pinjaman yang akan tunai
dibayar kembali satu tahun atau beberapa tahun yang akan datang jumlah
nilainya sekarang (prsesent value) dengan menghitung discount rate, misalnya
10%.Perhitungan present value masing-masing pada penyelenggaraan
laboratorium secara mandiri dan KSO, didapatkan nilai NPV (Net Present Value).
Nilai NPV (Net Present Value) pada penyelenggaraan laboratorium secara
mandiri danKSO yaitu pada Mandiri 1.052.491.377 dan pada kerjasama
501.336.384. Pada penyelenggaraan laboratorium secara mandiri lebih besar
dari biaya (cost) yang dikeluarkan dibanding penyelenggaraan laboratorium
secara KSO. Dari pengurangan antara total PV benefit dan total PV cost
didapatkan nilai nett present value (NPV). Pada penyelenggaraan laboratorium
secara mandiri NPV menunjukkan hasil positif yaitu sebesar (+)1.052.491.377
yang berarti proyek tersebut fovourable.
Hasil perhitungan nilai cost dan benefit pada penyelenggaraan laboratorium
secara mandiri dan KSO, dapat diketahui rasio antara benefit dan cost yaitu pada
mandiri 7,14 dan pada kerjasama 4,39.
Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan laboratorium klinik
sederhana secara mandiri lebih membrikann manfaat dan layak untuk
dilaksanakan. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan B/C yang dimana
laboratorium klinik sederhana secara mandiri memiliki nilai > 1 dan nilai NPV
penyelenggaraan laboratorium klinik secara mandiri menunjukan hasil positif.
Jika dijalankan dalam 10 tahun diperoleh PV benefit sebesar Rp. 1.224.009.050
dengan PV cost sebesar Rp. 171.517.673. Pada laboratorium sederhana secara
kerjasama diperoleh PV benefit Rp. 649.186.483 dan PV cost sebesar Rp.
147.850.099. Rasio B/C penyelenggaraan laboratorium sederhana secara mandiri
sebesar 7,14 dan secara kerjasama sebesar 4,39.
Kekuatan 1. Abstrak yang diberikan ringkas dan mencapuk seluruh isi jurnal
2. Penulis memberikan data pada hasil penelitian cukup lengkap
Kelemahan 1. Penulis hanya menulis abstarak hanya dalam bentuk bahasa inggris
sehingga perlu diberikan abstarak dalam dua bahasa yaitu bahasa inggris
dan bahasa indonesia.

Materi

Analisis Biaya-Manfaat (CBA) adalah proses


menggunakan teori, data, dan model untuk menguji
produk, pengorbanan, dan kegiatan untuk menilai
tujuan yang relevan dan solusi alternatif (Womer,
Bougnol, Dula, & Retzlaff-Roberts, 2006 dalam
Misuraca, 2014)

Manfaat

1. Penerapan cost benefit analysis pada perusahaan berguna dalam mendukung proses pembuatan
keputusan. Karena hasil dari cost benefit analysis memberikan pandangan berbasis bukti-bukti
agnostik terkait hal-hal yang sedang dibahas, tanpa adanya pengaruh dari faktor lain seperti opini,
bias, unsur politik, dan lain sebagainya.
2. perusahaan akan memperoleh hasil yang paling menguntungkan, sedangkan dari sisi biaya,
perusahaan akan mencapai tingkat efisiensi tertentu.
3. Hadirnya suatu pandangan yang jelas tentang adanya konsekuensi dari sebuah keputusan
sehingga menjadi alat yang sangat berharga dalam membuat keputusan pembelian,
mengimplementasikan strategi pemasaran, membuat anggaran keuangan atau melakukan
ekspansi.

Cara melakukan CBA

1. Membuat Kerangka Analisa dari Cost Benefit Analysis


Lakukan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran yang ingin Anda capai, misalnya dengan
bertanya apa yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Sasaran yang dibuat
sangat penting dalam menginterpretasikan hasil analisis.
Lalu, putuskan metrik seperti apa yang akan digunakan untuk melakukan analisis, Kemudian,
Anda harus menentukan nilai dari biaya dan manfaat yang Anda miliki dengan mata uang.
Tujuannya agar Anda akan bisa memutuskan mana yang lebih tinggi antara biaya yang harus
dikeluarkan atau manfaat yang akan didapatkan.
2. Mengidentifikasi Biaya dan Manfaatnya
Mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan dan manfaat atau keuntungan yang diperoleh. Caranya
adalah dengan membuat daftar biaya dan daftar manfaat. Adapun, biaya-biaya yang biasanya
dihitung dalam cost benefit analysis formula yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost), meliputi biaya bahan baku, biaya manufaktur, biaya pekerja,
dan biaya inventaris.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), meliputi biaya listrik, biaya air, biaya sewa, dan biaya
lain yang menunjang operasional perusahaan.
c. Biaya tidak teraba (intangible cost), merupakan biaya yang cukup sulit ditentukan. Contohnya
adalah menurunnya kepuasan pelanggan setelah penerapan program layanan baru yang
berpengaruh pada berkurangnya jumlah pelanggan.
d. Biaya peluang (opportunity cost), yaitu jumlah keuntungan yang didapatkan dari satu strategi
bisnis dibandingkan dengan strategi lainnya.
Sedangkan manfaat yang harus dihitung dalam cost benefit analysis formula meliputi :
a. Manfaat langsung (direct benefit), merupakan peningkatan pendapatan atau penjualan
dari produk baru yang diproduksi.
b. Manfaat tidak langsung (indirect benefit), yaitu peningkatan minat konsumen pada suatu
brand.
c. Manfaat tidak teraba (intangible benefit), misalnya moral karyawan yang semakin
membaik karena meningkatnya keuntungan perusahaan.
d. Manfaat kompetitif (competitive benefit), merupakan manfaat yang mempengaruhi daya
saing. Misalnya, masuk sebagai 3 perusahaan terbesar dalam industri yang dijalankan.
3. Menentukan Nilai dari Biaya dan Manfaat yang Ada
Biaya dan manfaat yang muncul, tentunya akan lebih mudah jika dihitung dalam bentuk mata
uang. Semua biaya dan manfaat harus dihitung, tanpa terkecuali.
4. Menghitung dan Membandingkan Total Nilai Biaya dan Manfaat
Apabila jumlah manfaat melebihi jumlah biaya, maka Anda bisa menjalankan proyek atau
pekerjaan tersebut. Namun apabila ternyata jumlah biaya lebih besar dari jumlah manfaat
sebaiknya proyek atau pekerjaan tersebut ditinjau ulang atau dibatalkan.

Kelebihan dan Kekurangan CBA


kelebihan cost benefit analysis :

• Bisa membantu menyederhanakan dalam pengambilan keputusan.

• Menggunakan data sebagai dasar perhitungannya, sehingga hasilnya sangat valid.

• Mampu mengungkapkan biaya dan manfaat (keuntungan) yang tersembunyi.

kekurangan yang dimiliki oleh cost benefit analysis adalah :

• Lebih cocok digunakan untuk proyek jangka pendek dan jangka menengah bukan proyek jangka
panjang.

• Ketergantungan penuh terhadap basis data yang digunakan dan hasil analisis data tersebut merupakan
faktor pengambilan keputusan.

• Sangat sulit memprediksi semua variabel yang bersifat mungkin (tidak pasti).

• Bisa mengabaikan aspek moral kemanusiaan karena berorientasi pada manfaat (keuntungan) maksimal.

Dapus

https://www.harmony.co.id/blog/kenali-apa-itu-cost-benefit-analysis-analisis-biaya-manfaat

Misuraca, Pamela. 2014. The Effectiveness of a Costs and Benefits Analysis in Making Federal
Government Decisions: A Literature Review. Center for National Security, The MITRE Corporation

Anda mungkin juga menyukai