Riadi Budiman
Abstract– Penelitian ini bertujuan mengetahui Tugas utama rumah sakit adalah memberikan
penerapan Activity-Based Costing System dalam jasa pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan.
kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada Dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan, rumah
RS XYZ dan untuk mengetahui perbandingan besarnya sakit memperoleh penghasilan dari pendapatan jasa dan
tarif jasa rawat inap, dengan menggunakan metode fasilitas yang diberikan. Salah satunya adalah jasa
akuntansi biaya tradisional dan Activity-Based Costing rawat inap. Dimana pendapatan dari jasa tersebut
System pada RS XYZ. Penelitian dilakukan dengan didapat dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai
menggunakan pendekatan aktifitas-aktifitas dasar yang jasa rawat inap. Penentuan tarif jasa rawat inap
dilakukan dalam menghasilkan produk/jasa sehingga merupakan suatu keputusan yang sangat penting.
dapat diketahui seberapa besar biaya yang Karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah
ditimbulkannya. Data-data penelitian didapat dari hasil sakit. Dengan adanya berbagai macam fasilitas pada
wawancara dengan bagian keuangan, perawatan, dapur jasa rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang
dan gudang. aktifitas-aktifitas biaya di unit rawat inap tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam
meliputi: biaya perawatan, biaya konsumsi pasien, pembebanan biaya yang sesungguhnya.
biaya listrik dan air, biaya kebersihan, biaya
2. Teori Dasar
administrasi, biaya service, biaya asuransi, biaya
penyusutan gedung, biaya penyusutan fasilitas dan Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem
biaya laundry. Aktifitas-aktifitas tersebut akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktifitas yang
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok aktifitas, dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity
yaitu : perawatan pasien, pelayanan pasien, Based Costing menyediakan informasi perihal
pemeliharaan pasien dan pemeliharaan inventaris. aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan
Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa tarif untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.
jasa rawat dengan menggunakan metode ABC, Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang
diketahui besarnya tarif untuk kelas VIP Rp. 129.856,17 merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak
Utama I Rp. 91.735,29, Utama II Rp. 80.909,85, sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya
Kelas I Rp. 66.119,29, Kelas II Rp. 58.642,10, Kelas III dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik
Rp.39.435,92. Hasil ini memberikan biaya aktifitas perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur
setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC
masing-masing aktifitas. mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, yang
mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
Kata kunci- Tarif jasa, Rawat inap, Rumah sakit, ABC
System Metode ABC memandang bahwa biaya overhead
dapat dilacak dengan secara memadai pada berbagai
produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan
1. Pendahuluan
oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang
Dalam era globalisasi dan ditunjang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya variabel.
perkembangan dunia usaha yang semakin pesat Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan
mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing- harga pokok produk dengan mengakui bahwa
masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam
menarik konsumen. Persaingan tersebut tidak hanya proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume
persaingan bisnis dibidang manufaktur/industri tetapi produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan
juga dibidang usaha pelayanan jasa. Salah satu bentuk biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya
usaha pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, terutama tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing produk.
jasa rumah sakit. Hal ini terbukti semakin banyaknya Hubungan sebab akibat ini memungkinkan
rumah sakit yang didirikan baik pemerintah maupun manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi
swasta. Akibat dari perkembangan rumah sakit yang biaya produk yang dapat secara signifikan
semakin pesat ini, menimbulkan persaingan yang memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan
ketat pula. Sehingga menuntut adanya persaingan atas Mowen, 1999: 157-158).
produk dan kepercayaan pelanggan.
Desain ABC difokuskan pada kegiatan, yaitu apa overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya
yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk tradisionalpun informasi biaya yang dihasilkan masih
memenuhi kebutuhan pelanggan. Kegiatan adalah akurat sehingga penggunaan sisitem ABC kehilangan
segala sesuatu yang mengkonsumsi sumber daya relevansinya. Artinya Activity Based Costing akan
perusahaan. Dengan memusatkan perhatian pada lebih baik diterapkan pada perusahaan yang biaya
kegiatan dan bukannya departemen atau fungsi, maka overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh volume
sistem ABC akan dapat menjadi media untuk produksi saja.
memahami, memanajemeni, dan memperbaiki suatu 2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit
usaha.Ada dua asumsi penting yang mendasari Metode dan berdasarkan non unit harus berbeda. Jika rasio
Activity Based Costing, yaitu: konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya semua biaya
1) Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu
biaya. pemicu biaya. Pada kondisi ini penggunaan system
Metode Activity Based Costing bahwa sumber daya ABC justru tidak tepat karena sistem ABC hanya
pembantu atau sumber daya tidak langsung dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu
menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan biaya baik unit maupun non unit (memakai banyak
kegiatan bukan hanya sekedar penyebab timbulnya cost driver). Apabila berbagai produk rasio konsumsinya
biaya. sama, maka system akuntansi biaya tradisional atau
2) Produk atau pelanggan jasa. system ABC membebankan biaya overhead dalam
Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang
dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang produksinya homogen (diversifikasi paling rendah)
diperlukan berbagai kegiatan yang menimbulkan mungkin masih dapat menggunakan sistem
sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut. tradisional tanpa ada masalah.
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep Pada Activity-Based Costing meskipun
dasar dari sitem ABC. Selanjutnya, karena adanya pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk
aktivitas akan menimbulkanan biaya, maka untuk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi
dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai
harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama
hubungannya dengan biaya produk, maka biaya yang dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada
dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya- produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan
biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, akuntansi biaya tradisional (cooper, 1991:269-270).
memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan Activity-Based costing menggunakan lebih banyak
produk. cost driver bila dibandingkan dengan sistem
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.
dengan menggunakan sistem ABC menyaratkan tiga hal: Sebelum sampai pada prosedure pembebanan
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi. dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu
Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan dipahami hal-hal sebagai berikut:
memproduksi beberapa macam produk atau lini 1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang
produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan faktor
yang sama. Kondisi yang dapat menerangkan konsumsi yang biaya-
demikianbiaya
tentunya a
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan
menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam biaya dalam aktivitas- aktivitas selanjutnya.
persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut 2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing
maka perusahaan akan semakin meningkatkan aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk,
persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang
besar tingkat persaingan maka semakin penting peran dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah
informasi tentang harga pokok dalam mendukung keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
pengambilan keputusan manajemen. 3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan
3. Biaya pengukuran yang rendah biaya dari overheadyang variasi biayanya dapat
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk
untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen,
lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus
diperoleh (Supriyono, 1994:664-665). berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang
Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum sama untuk semua produk.
kemungkinan penerapan metode ABC, yaitu (Supriyono, 3. Hasil Eksperimen
2002: 247)
1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian
prosentase yang signifikan dari biaya overhead. Jika keuangan, bagian perawatan, bagian dapur, dan bagian
hanya terdapat biaya overhead yang dipengaruhi gudang. Aktivitas-aktivitas biaya yang ada diunit rawat
hanya oleh volume produksi dari keseluruhan inap meliputi:
Referensi
[1] Cooper Robin and Kaplan Robert S, The design of Cost
Manajement System : Text, Cases and Reading, Prentise-
Hall, 1993
[2] Hansen, Don R and Maryanne M Mowen, Akuntansi
Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta, 2004
[3] Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan
Rekayasa, Edisi 2, BP STIE YKPN, YK, 1993
[4] Supriyono, akuntansi Manajemen, Proses
Pengendalian Manajemen, STIE YKPN, Yogyakarta,
1991
[5] Thomas, Johnson H, Activity-Based Information: A Blue
Print For World Class Manajement Accounting, The
design Of Cost Manajement System: Text, Cases and
Reading, New Jersey, 1991
Biografi
Riadi Budiman, lahir di Pemangkat, 31 Januari 1972.
Menyelesaikan S1 Teknik Industri di Universitas Islam
Indonesia tahun 1997 dan S2 Teknik Industri di Universitas
Indonesia tahun 2009. Saat ini meneliti mengenai keilmuan
Manajemen Industri dan Tekno Ekonom.