Rizal Andriansyah
Siti Ragil
Handayani Devi
Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan atas dasar semakin berkembangnya dunia usaha yang mengakibatkan
naiknya tingkat persaingan bisnis. Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang orientasinya
bersifat non profit, maka dari itu dibutuhkan ketepatan dari manajemen dalam mengambil keputusaan
khususnya dalam penenatapan tarif rawat inap untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam
mengatasi persaingan yang ada. Avtivity Based Costing System dinilai dapat memberikan keakuratan lebih
dibandingkan dengan metode tradisional dalam menghitung harga pokok rawat inap sehingga dapat
membantu manajemen dalam penetapan tarif rawat inap dapat disesuaikan dengan sumber daya yang
digunakan oleh masing-masing kelas. Pada penelitian ini cost driver yang digunakan dalam penghitungan
harga pokok ruang rawat inap adalah, jumlah hari rawat inap, jumlah pasien rawat inap, pemakaian daya
listrik ruang rawat inap, jam tenaga kerja, dan porsi makan. Hasil dari penghitungan harga pokok rawat
inap pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang dengan menggunakan activity based costing system
didapatkan selisih tarif yang lebih rendah untuk Kelas Anggrek Rp 47.223,07, Kelas Melati Rp 13.640,39,
Kelas I Rp 19.302,88, Kelas II Rp 9.517,08, sedangkan tarif yang lebih tinggi terjadi pada Kelas III dengan
selisih Rp 33.444,87, dan Kelas Anak Rp 28.931,72.
Kata kunci : Activity Based Costing, Tarif Rawat Inap
5
mengalokasikan biaya sesuai dengan konsumsi
biaya pada masing-masing kelas. Tarif per unit cost driver =
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
bidang keuangan, biaya yang ada di unit ruang
rawat inap adalah:
1. Biaya perawatan Tabel 1 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Ruang Rawat
2. Biaya listrik Inap Dengan Metode ABC
3. Biaya konsumsi AKTIVITAS DRIVER
JUMLAH COST
TARIF (Rp)
NO (Rp) DRIVE
4. Biaya administrasi a b
c R
(c : d)
5. Biaya laundry d
6. Biaya kebersihan 1
Unit Level
Activity
7. Biaya penyusutan gedung Cost
8. Biaya penyusutan fasilitas a. Pemakaian
KWH 26.536.861 40.825,9 650,10
Listrik
1. Anggrek 16.645,8
4.1.1. Mengklasifikasi Aktivitas Biaya kedalam 2. Melati 4.760,9
Berbagai Aktivitas 3. Kelas I 4.394,3
1. Berdasarkan unit level activity cost 4. Kelas II 4.821,8
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap 5. Kelas III 8.889,7
unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit
6. Kelas Anak 1.300,0
bersifat proporsional dengan jumlah unit
produksi. Aktivitas yang termasuk dalam b. Penyediaan Porsi
232.932.000 51.054 4.562,46
ketegori ini adalah penyediaan tenaga listrik, Konsumsi Makan
1. Anggrek
dan biaya konsumsi. 4.563
2. Melati
2. Berdasarkan Batch related activity costs 5.022
3. Kelas I
Aktivitas ini dilakukan setiap kali 7.629
4. Kelas II
batch diproses, tanpa memperhatikan berapa 10.860
5. Kelas III
unit yang ada pada batch tersebut. Aktivitas 20.052
6. Kelas Anak
ini tergantung pada jumlah batch produk yang 2.928
6
JUMLAH COST 5. Kelas III 1919
AKTIVITAS DRIVER TARIF (Rp)
NO (Rp) DRIVE 6. Kelas Anak
a b (c : d) 284
c R
d
Facility
3 sustainin
g
activity cost
a. Pemeliharaa Luas
97.227.700 636 152.873,74
n Gedung Lantai
1. Anggrek 120
2. Melati 120
3. Kelas I 84
4. Kelas II 48
5. Kelas III 240
6. Kelas Anak 24
b. Pemeliharaan
Fasilitas
1. AC
LOS 780.000 1521 512,82
(ANGGREK)
2. TV
(ANGGREK, LOS 700.000 3195 219,09
MELATI)
3. KIPAS
ANGI LOS 325.000 15497 20,97
N
(MELATI, I,
II)
4. LEMARI
KECIL
LOS 270.000 5738 47,05
(ANGGREK,
MELATI, I,)
5. JAM
DINDING
(ANGGREK, LOS 60.000 17.018 3,53
MELATI, I,
II,
III, ANAK)
6. MEJA
PASIEN
(ANGGREK, LOS 360.000 17.018 21,15
MELATI, I, II,
III, ANAK)
7. KURSI
PENUNGGU
(ANGGREK, LOS 180.000 17.018 10,58
MELATI, I, II,
III, ANAK)
8. TEMPAT
TIDUR
PASIEN
LOS 900.000 17.018 52,89
(ANGGREK,
MELATI, I, II,
III, ANAK)
7
a. Menghitung biaya overhead yang berdasarkan Activity Based Costing System
dibebankan pada masing-masing kelas sebesar Rp 152.776,93.
dengan cara : Total biaya yang terpakai pada aktivitas di
BOP yang dibebankan = tarif cost driver Kelas Melati setelah tarif cost driver dikalikan
per unit x driver yang digunakan oleh dengan driver adalah Rp 198.492.162,72, lalu
masing- masing kelas rawat inap. dibagai dengan jumlah hari pakai ruang rawat inap
b. Menjumlahkan seluruh biaya aktivitas Kelas Melati tahun 2012 selama 1.674 hari,
yang telah dikelompokkan didapatkan biaya rawat inap sejumlah
c. Membaginya total biaya aktivitas masing- Rp 118.573,57. Setelah itu ditambah asumsi laba
masing kelas rawat inap dengan jumlah 15% dari Rp 118.573,57 didapatkan tarif
hari rawat inap di masing-masing kelas. berdasarkan Activity Based Costing System
d. Menambahkan harga pokok rawat inap sebesar Rp 136.359,61.
dengan laba yang diharapkan. Total biaya yang terpakai pada aktivitas di
Berdasarkan hasil wawancara, laba yang Kelas I setelah tarif cost driver dikalikan dengan
diharapkan untuk masing-masing kelas driver adalah Rp 226.613.072,55, lalu dibagai
adalah 15% untuk kelas Anggrek dan dengan jumlah hari pakai ruang rawat inap Kelas I
Melati, 13% untuk kelas I, kelas II, dan tahun 2012 selama 2.543 hari, didapatkan biaya
kelas III, dan 7% untuk kelas Anak. rawat inap sejumlah Rp 89.112,50. Setelah itu
ditambah asumsi laba 13% dari Rp 89.112,50
Total biaya yang terpakai pada aktivitas didapatkan tarif berdasarkan Activity Based
di Kelas Anggrek setelah tarif cost driver Costing System sebesar Rp 100.697,12.
dikalikan dengan driver adalah Rp Total biaya yang terpakai pada aktivitas di
202.064.089,60, lalu dibagai dengan jumlah Kelas II setelah tarif cost driver dikalikan dengan
hari pakai ruang rawat inap Kelas Anggrek driver adalah Rp 289.865.646,28, lalu dibagai
tahun 2012 selama 1521 hari, didapatkan dengan jumlah hari pakai ruang rawat inap Kelas I
biaya rawat inap sejumlah Rp tahun 2012 selama 3.620 hari, didapatkan biaya
132.849,50. Setelah itu ditambah asumsi laba rawat inap sejumlah Rp 80.073,38. Setelah itu
15% dari Rp 132.849,50 didapatkan tarif ditambah asumsi laba 13% dari Rp 80.073,38
didapatkan tarif berdasarkan Activity Based dan ABC System
Costing System sebesar Rp 90.482,92.
Total biaya yang terpakai pada aktivitas di TARIF
TARIF
Kelas III setelah tarif cost driver dikalikan dengan TIPE ABC SELISIH
TRADISIONAL
KAMAR SYSTE (Rp)
driver adalah Rp 493.580.094,58, lalu dibagai (Rp)
M
dengan jumlah hari pakai ruang rawat inap Kelas I (Rp)
tahun 2012 selama 6.684 hari, didapatkan biaya ANGGREK 200.000 152.776,93 47.223,07
rawat inap sejumlah Rp 73.845,02. Setelah itu MELATI 150.000 136.359,61 13.640,39
ditambah asumsi laba 13% dari Rp 73.845,02
I 120.000 100.697,12 19.302,88
didapatkan tarif berdasarkan Activity Based
Costing System sebesar Rp 83.444,87. II 100.000 90.482,92 9.517,08
Total biaya yang terpakai pada aktivitas di III 80.000 83.444,87 3.444,87
Kelas Anak setelah tarif cost driver dikalikan ANAK 60.000 88.931,72 28.931,72
dengan driver adalah Rp 81.119.034,92, lalu
Sumber: Data diolah, 2012
dibagai dengan jumlah hari pakai ruang rawat inap
Kelas I tahun 2012 selama 976 hari, didapatkan
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa
biaya rawat inap sejumlah Rp 83.113,76. Setelah
hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan
itu ditambah asumsi laba 10% dari Rp 83.113,76
menggunakan Activity Based Costing system untuk
didapatkan tarif berdasarkan Activity Based
kelas ANGGREK Rp 152.776,93, Kelas MELATI
Costing System sebesar Rp 88.931,72.
Rp 136.359,61, Kelas I Rp 100.697,12, Kelas II
Rp 90.482,92, Kelas III Rp 83.444,87, Kelas AnakRp
88.931,72.
4.2. Perbandingan Tarif Rawat Inap dengan
Dari hasil tersebut dapat diketahui jika dibandingkan
Menggunakan Metode Tradisional dan
dengan metode tradisional, maka Activity Based
Activity Based Costing System
Costing system memberikan tarif rawat inap yang
Tabel 2. Perbandingan Tarif Ruang Rawat Inap
lebih kecil kecuali pada Kelas III dan Kelas Anak.
Dengan Menggunakan Metode Tradisonal Tarif yang ditetapkan oleh
8
Rumah Sakit Gondanglegi Malang lebih tinggi Penentuan tarif rawat inap berdasarkan
pada Kelas Anggrek, Kelas Melati, Kelas I, penghitungan dengan menggunakan metode
dan Kelas II, sedangkan tarif yang lebih Activity Based Costing System dilakukan dengan
rendah terjadi pada Kelas III dan Kelas Anak. menggunakan banyak cost driver. Cost driver
Selisih yang yang timbul untuk kelas yang digunakan adalah lama hari rawat inap/Long
ANGGREK Rp 47.223,07, Kelas MELATI Of Stay (LOS), jumlah pasien rawat inap, luas
Rp 13.640,39, Kelas I Rp 19.302,88, ruang rawat inap, daya listrik ruang rawat inap,
Kelas II Rp 9.517,08, Kelas III jam tenaga kerja, dan porsi makan. Adapun hasil
Rp 3.444,87, dan Kelas Anak Rp 28.931,72. dari penghitungan harga pokok rawat inap dengan
Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat menggunakan activity based costing system
inap dengan menggunakan metode tradisional didapatkan tarif rawat inap untuk Kelas Anggrek
dan Activity Based Costing system, disebabkan Rp 152.776,93, Kelas Melati Rp 136.359,61,
karena pembebanan biaya overhead pada Kelas I Rp 100.697,12, Kelas II Rp 90.482,92,
masing-masing produk. Pada metode Kelas III Rp 83.444,87, dan Kelas Anak
akuntansi biaya tradisional biaya overhead Rp 88.931,72.
pada masing-masing produk hanya Terdapat perbedaan hasil penghitungan tarif
dibebankan pada satu cost driver saja. rawat inap tiap kelas antara metode Activity Based
Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada Costing System dengan penghitungan secara
pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada tradisional. Perbedaan tersebut menimbulkan tarif
Activity Based Costing system, biaya overhead yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Tarif yang
pada masing-masing produk dibebankan pada ditetapkan oleh Rumah Sakit Islam Gondanglegi
banyak cost driver. Sehingga dalam Activity Malang saat ini lebih tinggi pada ruang rawat inap
Based Costing system, telah mampu Kelas Anggrek dengan selisih Rp 47.223,07,
mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar Kelas MELATI Rp 13.640,39, Kelas I
secara tepat berdasarkan konsumsi masing- Rp 19.302,88, Kelas II Rp 9.517,08, sedangkan
masing aktivitas. tarif yang lebih rendah terjadi pada ruang rawat
inap Kelas III dengan selisih Rp 3.444,87, dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kelas Anak Rp 28.931,72. Metode Activity
5.1. Kesimpulan Based
Costing System sudah dapat memberikan Totok Bidisantoso. Buku 1. Jakarta: Salemba
keakuratan yang lebih baik karena telah Empat.
melakukan penghitungan sesuai dengan sumber Hansen, Don dan Mowen, Maryanne. 2000.
daya yang dikonsumsi tiap-tiap kelas. Manajemen Biaya: Akuntansi dan
Pengendalian. Diterjemahkan oleh Totok
5.2. Saran
Budisantoso. Jakrata: Salemba Empat.
Rumah sakit sebaiknya mulai
Hansen, Don dan Mowen, Maryanne .. 2004.
mempertimbangkan penerapan metode Activity
Manajemen Biaya: Akuntansi dan
Based Costing System dalam penetapan tarif rawat
Pengendalian. Diterjemahkan oleh Totok
inap karena dapat memberikan keakuratan dalam
Budisantoso. Jakrata: Salemba Empat.
mengidentifikasi biaya pada masing-masing kelas
Horngren, Charles T, Foster, George dan Datar,
sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik
Srikant M. 2006. Akuntansi Biaya: Penekanan
dan efisien.
Manajerial. Jilid 1. Edisi Keduabelas.
Diterjemahkan oleh P.A. Lestari. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo. 2000.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
Biaya: teori & Aplikasi. Edisi pertama.
dan Manajemen, Edisi pertama. Yogyakarta :
Yogyakarta: Graha Ilmu.
BPFE.
Carter, William K dan Usry, Milton F. 2006.
Kusnadi, dkk. 1999. Akuntansi Biaya 1 (tradisional
Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh
& modern). Bandung : Fakultas Ekonomi
Krista. Jakarta: Salemba empat.
Universitas Jenderal Achmad Yani.
Erlina. 2002. Fungsi dan Pengertian Akuntansi
Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep,
Biaya. Digitized by USU Digital Library.
Manfaat dan Rekayasa, Edisi 2. Yogjakarta. BP
Diakses 25 April 2012.
STIE YKPN.
Garrison, Ray dan Norren, Eric W. 2000.
Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima.
Akuntansi Manajerial. Diterjemahkan oleh
9
Yogyakarta: Aditya Media . Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor :
Penerbit Ghalia Indonesia.
Sulastiningsih, Zulkifli. 1999. Akuntansi Biaya:
Dilengkapi dengan Isu-isu Kontemporer.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sunarto. 2003. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Amus.
Supriono. 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan
Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE
1
0