Anda di halaman 1dari 7

ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan

Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

Dukungan Istri, Peran Petugas KB dalam Peningkatan Partisipasi


Pria dalam Keluarga Berencana

Surya Dewi Puspita


Program Studi Gizi Klinik, Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember, surya_puspita@polije.ac.id

ABSTRAK
Program Keluarga Berencana di Indonesia didominasi wanita. Pencapaian peserta KB pria aktif di Kabupaten
Jember tahun 2016 yaitu 1,08% dan selebihnya akseptor KB wanita. . Di Kabupaten Jember partisipasi pria dalam
program KB rendah disebabkan oleh dukungan istri dan peran petugas KB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh dukungan istri dan peran petugas KB dalam peningkatan partisipasi pria dalam keluarga berencana.
Penelitian ini menggunakan observasi analitik dan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini mengunakan tehnik multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 380 pria pasangan
usia subur. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dengan analisis data menggunakan regresi logistic
dengan signifikansi 0,05 atau ɑ=95%. Hasil penelitin menunjukkan ada pengaruh dukungan istri (p=0,000) dan
peran petugas (p=0,000) terhadap partisipasi pria dalam keluarga berencana. Hasil penelitian terkait dukungan
istri yaitu responden dengan istri yang tidak mendukung kontrasepsi pria sebanyak 275 responden (99%) tidak
berpartisipasi dalam program KB dan responden dengan istri yang mendukung kontrasepsi pria sebanyak 36
responden (35,3%) berpartisipasi dalam program KB besar istri tidak mendukung responden untuk memakai
kontrasepsi pria. Hasil penelitian terkait peran petugas yaitu sebagian besar responden dengan peran petugas pasif
sebanyak 214 responden (99%) tidak berpartisipasi dalam program KB dan responden dengan peran petugas aktif
sebanyak 36 responden (22%) berpartisipasi dalam program KB besar peran petugas pasif.

Kata kunci: partisipasi pria, dukungan istri, peran petugas KB, program keluarga berencana

ABSTRACT
The Family Planning Programme in Indonesia is dominated by women. In year 2016, the active male participant of
contraception acceptor in Jember was 1,08%. This low number achievement was occurred due to the lack of support
from their wife and the family planning volunteer. The main purpose of this study was to determine the effect of
adequate support from wife and family planning volunteer could increase the men participation. The cross-sectional
design was used in statistical analysis and the multistage of random sampling was used as sampling technique. The
samples are 380 productive men. Data were collected by fulfilling questionnaires and it analysed by logistic
regression with 0,05 or ɑ=95% were significantly different. The results show there is a significant different in
support of wife (p=0,000) and family planning volunteer (p=0,000) respectively. The results of research related to
wife support are respondents with wives who do not support male contraception as many as 275 respondents (99%)
do not participate in the family planning program and respondents with wives who support male contraception are
36 respondents (35.3%) participate in large family planning programs. support respondents to use male
contraception. The results of the study related to the role of officers namely the majority of respondents with the role
of passive officers as many as 214 respondents (99%) did not participate in the family planning program and
respondents with the role of active officers as many as 36 respondents (22%) participated in large family planning
programs the role of passive officers.
.
Keywords: men participation, wife support, family planning volunteer support, family planning programe

*Korespondensi Author : Surya Dewi Puspita, Politeknik Negeri Jember, surya_puspita@polije.ac.id,


Telp. 081335549139

I. PENDAHULUAN keluarga.1 Akseptor KB di Indonesia didominasi


Program Keluarga Berencana (KB) oleh kaum wanita yaitu akseptor kontrasepsi
bertujuan untuk meningkatkan kedudukan kondom 1,8% dan vasektomi hanya sebesar
perempuan serta menekan pertambahan jumlah 0,2% dan selebihnya adalah akseptor KB
penduduk untuk mencapai kesejahteraan wanita.2 Hal ini tidak sesuai dengan target
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 43 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

Renstra BKKBN 2015-2019 yaitu target berkompeten dalam pelayanan kesehatan


akseptor KB pria sebesar 4,3%.3 Partisipasi pria sehingga dapat meningkatakan partisipasi pria
di Jawa Timur sebagai akseptor KB hanya dalam program KB.8 Penelitian Nasution et al.
sebesar 1,66%.4 Pencapaian peserta KB pria (2012) yaitu dukungan isteri sangat berpengaruh
aktif di Kabupaten Jember yaitu vasektomi terhadap suami sebagai akseptor KB yaitu
0,19%, kondom 0,89% dan selebihnya akseptor dukungan istri berupa komunikasi antara suami
KB wanita.5 Belum tercapainya target akseptor dan isteri dalam pemilihan metode KB yaitu
KB pria disebabkan karena kurangnya dukungan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
istri dan peran petugas KB. pria tentang KB, perlu juga diberikan
Alat kontrasepsi yang dipakai wanita penyuluhan kepada isteri sehingga penyampaian
dalam jangka panjang dapat menyebabkan informasi tentang KB pria lebih mudah diterima
berbagai masalah kesehatan. Hal ini didukung oleh pria karena diberikan oleh isterinya.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiowati Respon istri terhadap tindakan vasektomi yang
et al., (2015) di RSUD Dr. Soetomo bahwa akan dilakukan oleh suami merupakan dukungan
penggunaan KB hormonal memiliki resiko 2,990 terhadap suami. Respon istri bisa bersifat positif
kali lebih besar terkena kanker payudara ataupun negatif tergantung dari pengetahuan,
dibanding tidak menggunakan.6 Penelitian juga sikap, kepercayaan dan tindakan (Indrayani et
dilakukan oleh Wibowo et al., (2013) di al., 2013). Penelitian Nasution et al. (2012) di
Kabupaten Semarang bahwa ada hubungan yang wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kota
signifikan antara penggunaan pil kontrasepsi Padang yaitu peran petugas dalam praktik
dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada partisipasi pria dalam program KB sangat
wanita usia >35 tahun.7 Oleh karena itu, peran berhubungan yaitu petugas kesehatan
pria sangat dibutuhkan dalam menggantikan memberikan informasi yang lengkap dan
posisi seorang wanita dalam menggunakan alat komunikasi yang baik tentang pelayanan KB
kontrasepsi. pria, peran petugas ini juga didukung dengan
Dukungan isteri sangat berpengaruh tersedianya petugas kesehatan yang
terhadap suami sebagai akseptor KB yaitu berkompeten dalam pelayanan kesehatan
dukungan istri berupa komunikasi antara suami sehingga dapat meningkatakan partisipasi pria
dan isteri dalam pemilihan metode KB yaitu dalam program KB.8
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
pria tentang KB, perlu juga diberikan II. METODOLOGI
penyuluhan kepada isteri sehingga penyampaian Jenis penelitian ini yaitu analitik
informasi tentang KB pria lebih mudah diterima observasional dengan desain penelitian
oleh pria karena diberikan oleh isterinya.8 menggunakan cross sectional. Sampel yang
Respon istri terhadap tindakan vasektomi yang diambil dalam penelitian ini adalah pria
akan dilakukan oleh suami merupakan dukungan pasangan usia subur (PUS) dengan jumlah 380
terhadap suami. Respon istri bisa bersifat positif orang. Teknik pengambilan sampel mengunakan
ataupun negatif tergantung dari pengetahuan, tehnik multistage random sampling.
sikap, kepercayaan dan tindakan.9 Data primer yaitu dukungan istri dan
Penelitian Nasution et al. (2012) di peran petugas KB diperoleh dari hasil
wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kota wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Padang yaitu peran petugas dalam praktik Data sekunder diperoleh dari register KB berupa
partisipasi pria dalam program KB sangat laporan data pria pasangan usia subur (PUS)
berhubungan yaitu petugas kesehatan yang berpartisipasi sebagai akseptor KB dan
memberikan informasi yang lengkap dan bukan akseptor KB. Analisis data menggunakan
komunikasi yang baik tentang pelayanan KB regresi logistic dengan signifikansi 0,05 atau
pria, peran petugas ini juga didukung dengan ɑ=95%.
tersedianya petugas kesehatan yang
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 44 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terkait dukungan istri


Berikut ini akan diuraikan hasil dan yaitu sebagian besar istri tidak mendukung
pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan responden untuk memakai kontrasepsi pria. Hal
: ini disebabkan karena ada anggapan jika suami
a. Pengaruh Dukungan Istri terhadap Partisipasi memakai kontrasepsi dikhawatirkan akan
Pria dalam Keluarga Berencana selingkuh atau berganti-ganti pasangan, karena
Tabel 1. Pengaruh Dukungan Istri terhadap pengaruh nilai-nilai budaya setempat dan
Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana pengetahuan dari istri yang kurang terhadap
kontrasepsi pria terutama belum begitu paham
Partisipasi Pria Sig. dengan metode kontrasepsi pria, keuntungan dan
Tidak
Berpar kerugian dari kontrasepsi pria. Seseorang
berpartisip Total
tisipasi dengan dukungan yang tinggi akan lebih
asi
n % n % n % berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya
Tidak dibanding dengan yang tidak memiliki
Mendu 275 99 3 1 278 100 0,0 dukungan.11
kung 00 Responden pada penelitian ini sebagian
Mendu 66 64,7 36 35,3 102 100 besar istri tidak mendukung suami dalam
kung penggunaan kontrasepsi pria. Responden
menyatakan dalam hal pemakaian kondom
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian karena sifatnya tidak permanen, izin dan
besar responden dengan istri yang tidak dukungan istri lebih banyak diperoleh
mendukung kontrasepsi pria sebanyak 275 dibandingkan untuk melakukan vasektomi
responden (99%) tidak berpartisipasi dalam dikarenakan vasektomi dilakukan dengan
program KB dan responden dengan istri yang tindakan operatif yang bersifat permanen,
mendukung kontrasepsi pria sebanyak 36 termasuk harus melalui pertimbangan yang
responden (35,3%) berpartisipasi dalam program matang untuk memutuskan hal tersebut.
KB. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Responden yang menggunakan kondom
regresi logistik menghasilkan signifikansi menyatakan bahwa alasan penggunaan kondom
sebesar 0,000 (p<0,05) yaitu terdapat pengaruh adalah karena masih memiliki keinginan untuk
dukungan istri terhadap partisipasi pria PUS memiliki anak dan bertujuan hanya untuk
dalam program KB. menjarangkan kehamilan. Sedangkan responden
Isu gender merupakan kondisi yang yang melakukan vasektomi, alasan utama selain
menunjukkan kesenjangan wanita dan pria memutuskan untuk tidak lagi memiliki anak
dalam bidang kehidupan. Kesenjangan ini bisa adalah karena alasan ekonomi.
diketahui dari faktor akses, partisipasi, manfaat Dukungan istri merupakan anggapan
dan pengambilan keputusan. Isu gender dalam responden tentang bentuk persetujuan dan
program KB yang sangat menyolok yaitu akses support istri dalam keikutsertaan suami
pria terhadap informasi dan pelayanan mengikuti KB pria.12 Dukungan akan tercipta
kontrasepsi sangat minim (hanya 39% pria saling pengertian antar individu sehingga terjalin
mengetahui vasektomi dan >88% mengetahui kerjasama yang baik, tidak hanya berwujud
macam kontrasepsi untuk perempuan, dan ada materi ataupun informasi tetapi termasuk juga
anggapan bahwa pemakaian kontrasepsi nasehat dan pertimbangan-pertimbangan dalam
merupakan tanggung jawab perempuan), memecahkan masalah. Respon istri terhadap
akseptor kontrasepsi pria hanya 1,3% dari total kontrasepsi yang akan dilakukan oleh suami
58,3% akseptor, pria yang tahu fungsi dari merupakan bentuk dukungan istri terhadap
kontarasepsi untuk dirinya dan keluarganya suami yang bersifat positif atau negatif
minim, peran pria hanya pengambilan keputusan tergantung dari pengetahuan, kepercayaan,
KB dan kesehatan reproduksi.10 sikap, dan panutan. Maka semakin tinggi
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 45 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

dukungan istri terhadap pemakaian kontrasepsi sehingga pemakaian alat kontrasepsi pria harus
pria, maka semakin tinggi tingkat partisipasi pria mendapatkan persetujuan dari istri terlebih
dalam program KB. dahulu karena adanya resiko yang harus diterima
Dukungan istri merupakan suatu bentuk seorang istri setelah menggunakan alat
perhatian, penghargaan, dan cinta dalam suatu kontrasepsi diantaranya sebagian perempuan
keluarga karena dukungan yang dimiliki oleh menyatakan ketidaknyamanan saat berhubungan
istri dapat membantu permasalahan yang bila memakai kondom, terjadinya iritasi akibat
dihadapi dalam suatu keluarga. Seseorang ketidakcocokan menggunakan alat kontrasepsi.
dengan dukungan yang tinggi akan lebih Oleh karena itu, dukungan istri sangat berarti
berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dalam suatu keputusan yang akan diambil oleh
dibanding dengan yang tidak memiliki pria, baik itu secara moril maupun materil
dukungan.11 Respon istri terhadap kontrasepsi karena istri merupakan orang yang paling dekat
yang akan dilakukan oleh suami merupakan dengan suami yang dapat memberikan informasi
bentuk dukungan istri terhadap suami yang kepada suami.13 Adanya dukungan istri dapat
bersifat positif atau negatif tergantung dari membangkitkan keinginan pria untuk memilih
pengetahuan, kepercayaan, sikap, dan panutan. alat kontrasepsi yang lebih baik untuk dirinya
Maka semakin tinggi dukungan istri terhadap sendiri dan keluarga, karena dengan adanya
pemakaian kontrasepsi pria, maka semakin dukungan istri diharapkan dapat memberikan
tinggi tingkat partisipasi pria dalam program motivasi kepada suami bahwa masalah
KB. pemakaian kontrasepsi bukan hanya urusan
Rendahnya dukungan istri terhadap wanita, tetapi menjadi urusan suami sehingga
pemakaian kontrasepsi pria pada penelitian ini dapat meningkatkan partisipasi pria PUS dalam
karena ada anggapan jika suami memakai program KB.
kontrasepsi dikhawatirkan akan selingkuh atau
berganti-ganti pasangan. Istri tidak mengijinkan b. Pengaruh Peran Petugas KB terhadap
suami menggunakan kontrasepsi karena Partisipasi Pria dalam Program Keluarga
pengaruh nilai-nilai budaya setempat dan Berencana
pengetahuan dari istri yang kurang terhadap Tabel 2 Pengaruh Peran Petugas KB terhadap
kontrasepsi pria terutama belum begitu paham Partisipasi Pria PUS dalam Program KB
dengan metode kontrasepsi pria, keuntungan dan Partisipasi Pria
kerugian dari kontrasepsi pria. Budaya yang Tidak
Peran Tot
masih melekat pada masyarakat di Kabupaten berpartisip Berpartisipasi
petug al Si
Jember yaitu peran perempuan masih terbatas asi
as g.
pada pengambilan sikap didalam keluarga atau n
n n %
urusan domestik keluarga, sedangkan suami % %
masih sebagai pengambil keputusan yang 214 9 3 1 217 100 0,
Pasif
127 78 36 22 163 100 00
dominan serta mempunyai anggapan bahwa Aktif
0
suami yang harus dihormati dalam pengambilan
keputusan karena sudah berlaku umum dalam
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
masyarakat serta dianut secara turun menurun
besar responden dengan peran petugas pasif
sebagai kepala keluarga.
sebanyak 214 responden (99%) tidak
Keberhasilan program kontrasepsi pria
berpartisipasi dalam program KB dan responden
tidak akan berhasil tanpa adanya persetujuan
dengan peran petugas aktif sebanyak 36
antara suami istri. Pasangan suami istri harus
responden (22%) berpartisipasi dalam program
bersama memilih metode kontrasepsi yang
KB. Hasil analisis data dengan menggunakan uji
terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian,
regresi logistik menghasilkan signifikansi
membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan
sebesar 0,000 (p<0,05) yaitu terdapat pengaruh
memperhatikan tanda bahaya pemakaian,
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 46 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

peran petugas KB terhadap partisipasi pria PUS informasi KB diberikan oleh petugas kesehatan
dalam program KB. Hasil penelitian terkait kepada responden, peran petugas harus
peran petugas yaitu sebagian besar peran didukung dengan tersedianya petugas kesehatan
petugas pasif. Hal ini disebabkan karena yang berkompeten dalam pelayanan karena
minimnya petugas KB dan kurang tersedianya petugas kesehatan yang berperan aktif dan
sarana prasarana khusus untuk KB pria sehingga berkompeten dalam memberikan penyuluhan-
pelaksanaan penyuluhan dilakukan terbatas penyuluahan dan memberikan pelayanan serta
sehingga responden beranggapan bahwa peran informasi yang baik tentang KB pria akan lebih
petugas KB pasif. membuat pria tertarik untuk berpartisipasi dalam
Responden yang tidak berpartisipasi menggunakan kontrasepsi dibandingkan dengan
dalam program KB menyatakan bahwa petugas petugas kesehatan yang tidak berperan aktif.
tidak pernah memberikan penyuluhan tentang Kegiatan sosialisasi oleh petugas KB pada
kontrasepsi pria sedangkan responden yang penelitian ini telah dilakukan secara terjadwal
berpartisipasi dalam program KB menyatakan dengan pendekatan secara langsung kepada
bahwa petugas sudah memberikan informasi masyarakat. Tugas dan fungsi PLKB di
yang lengkap tentang pelayanan KB baik itu Kecamatan sudah berdasarkan tugas pokok dan
jenis pilihan metode KB begitu juga dengan efek fungsi yang terdapat pada sub bidang keluarga
samping dari metode KB pria. Adanya berencana dan keluarga sejahtera. Tapi tidak
perbedaan peran ini disebabkan karena pria PUS menutup kemungkinan akan terdapat
yang ingin menggunakan kontrasepsi melapor penambahan tugas jika dikemudian hari ada
ke petugas KB kemudian petugas KB dibantu kegiatan diluar tugas PLKB dilingkungan
kader kesehatan menemui sasaran untuk Kecamatan. Mengingat tugas PLKB yang begitu
menawarkan pelayanan vasektomi atau kondom, banyak dan pembagian wilayah yang dilakukan
selanjutnya diberikan konseling mengenai tidak sesuai dengan ketentuan dalam tupoksi
proses yang akan dilaksanakan, baik keuntungan yang disebabkan karena sedikitnya jumlah
maupun kerugiannya, termasuk melibatkan PLKB di Kabupaten Jember.
pasangan (istri) dalam keputusan untuk Kendala yang dihadapi PLKB Kabupaten
melaksanakan vasektomi atau pemakaian Jember pada saat di lapangan yaitu banyaknya
kondom, sehingga peran petugas untuk tugas yang dibebankan dan minimnya jumlah
sosialisasi KB hanya sebatas pada pria PUS PLKB diluar tupoksi yang seharusnya,
yang ingin menggunakan alat kontrasepsi saja. kurangnya sarana-prasarana yang menujang
Fakta di lapangan dalam penelitian ini kinerja PLKB, tidak adanya alat edukasi dan alat
yaitu minimnya petugas KB dan kurang penunjang lainnya yang menunjang sosialisasi,
tersedianya sarana prasarana khusus untuk KB kurangnya inovasi dalam penyampaian
pria. Penyebab utama rendahnya partisipasi pria informasi sehingga berpengaruh dalam
dalam masalah KB dan kesehatan reproduksi penerimaan pemahaman informasi. Tugas
disebabkan minimnya petugas, tempat-tempat seorang petugas KB di lapangan yaitu memberi
konseling, sedangkan konseling merupakan motivasi, memberi penjelasan, memberi nasihat,
kegiatan strategis dalam membantu klien agar sebagai pendamping, sebagai pemantau dan
dapat dengan mantap membuat keputusan mitra dalam pemecahan masalah, sehingga
sendiri untuk mengikuti Program KB dan menjadi petugas KB harus mempunyai
kesehatan reproduksi dengan memakai salah informasi yang lengkap, benar dan jujur,
satu jenis kontrasepsi pria yang disukai, sadar kesediaan dan minat menjadi petugas konseling,
dan iklas mengantar isterinya dalam periksa sabar, ramah dan terbuka menghargai pendapat
kehamilan, imunisasi anaknya, mengikuti orang lain, dapat membina hubungan dan
perkembangan pengetahuan, menjaga kesetiaan menemukan kepercayaan klien dan tak kalah
pasangan sehingga dapat terhindar dari penyakit pentingnya memiliki keterampilan dalam
seksual.14 Selain komunikasi yang baik tentang berkomunikasi/memberikan konseling sehingga
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 47 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

dapat membantu klien memahami dirinya, Semoga penelitian ini bermanfaat untuk
hambatan yang ada pada dirinya dan bila peningkatan pemakaian kontrasepsi pada pria
diperlukan membantu dalam proses pembuatan pasangan usia subur.
keputusan melalui berbagai pertimbangan yang
obyektif. Petugas kesehatan sangat berperan REFERENSI
dalam tahap akhir pemilihan dan pemakaian alat 1. BKKBN. Pelayanan Kontrasepsi. BKKBN:
kontrasepsi, karena calon akseptor yang masih Jakarta; 2012
ragu-ragu dalam pemakaian alat kontrasepsi 2. SDKI. Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
akhirnya memutuskan untuk memakai alat Jakarta; 2012.
3. BKKBN. Rencana Strategis Badan
kontrasepsi setelah mendapat dorongan dari
Kependudukan dan Keluarga Berencana
petugas kesehatan karena petugas kesehatan
Nasional Tahun 2015-2019. BKKBN: Jakarta;
merupakan pihak yang mengambil peran dalam 2015.
tahap akhir proses pemilihan dan pemakaian 4. BKKBN Jatim. Cara-Cara Kontrasepsi yang
kontrasepsi.15 Digunakan Dewasa Ini. Jatim: BKKBN; 2016.
Available from: http://www.bkkbn-jatim.go.id/
IV. SIMPULAN DAN SARAN [cited 2017 May 23]
Berdasarkan hasil penelitian yang 5. DP3AKB Jember. Pelayanan Kontrasepsi 2016
dilakukan didapatkan hasil yaitu terdapat Kabupaten Jember. DP3AKB: Jember; 2016.
pengaruh dukungan istri dan peran petugas 6. Setiowati, D., Tanngo, E., H. dan Soebijanto,
R., I. Hubungan antara Penggunaaan
terhadap partisipasi pria dalam program
Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kanker
keluarga berencana.
Payudara di Ruang POSA RSUD Dr. Soetomo.
Diharapkan pria pasangan usia subur Indonesian Journal of Cancer. 2013
selalu pro aktif terhadap program keluarga 7. Wibowo, K.,S., Rosalina dan Saparati, M.
berencana dan hadir dalam kegiatan penyuluhan Hubungan Penggunaan Pil Kontrasepsi dengan
keluarga berencana sehingga informasi terkait Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita
kontrasepsi pria dapat diterima sehingga dapat Usia >35 tahun di Desa Leyangan Kabupaten
meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi Semarang. Jurnal Publikasi PSIK Ngudi
pria. Istri harus memberikan dukungan berupa Waluyo Ungaran. 2013.
pemberian informasi mengenai kontrasepsi pria, 8. Nasution, M., Gan, D. dan Ramadani, M.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
selalu berdiskusi dengan suami terkait
Akseptor KB Pria di Wilayah Kerja Puskesmas
kontrasepsi pria sehingga suami dapat
Ambacang Kota Padang tahun 2012. Jurnal
termotivasi untuk memakai kontrasepsi. Peran BKKBN Kota Padang. 2012.
petugas KB harus selalu memotivasi dan 9. Indrayani, Fatma, K., H. dan Lestari, B., W.
memberikan penyuluhan/ sosialisasi kepada 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
pasangan suami istri tentang kontrasepsi pria Pemilihan Kontrasepsi Vasektomi. Jurnal
dikarenakan pengetahuan yang kurang, adanya Akademi Kebidanan Dewi Sartika 2013.
persepsi dan sikap negatif, kurangnya dukungan 10. Suratun, Maryani, S., Hartini, T., Rusmiati dan
istri terhadap kontrasepsi pria. Adanya motivasi Pinem, S. Pelayanan Keluarga Berencana. Trans
dan penyuluhan secara rutin diharapkan Info Media: Jakarta; 2008.
11. Herlinda, Y. Hastuti L. Hernawan, A.D.
pengetahuan pasangan suami istri meningkat
Hubungan antara Pengetahuan, Sikap,
menjadi baik dan terhindar dari persepsi yang
Dukungan Istri dengan Keikutsertaan Suami
salah mengenai kontrasepsi pria. dalam Mengunakan Kontrsepsi di Wilayah
UPTD Pontianak Utara. 2013.
V. UCAPAN TERIMA KASIH 12. Indrayani. Vasektomi Tindakan Sederhana dan
Terima kasih kepada DP3AKB Menguntungkan Bagi Pria. Trans Info Media:
Kabupaten Jember telah memberikan Jakarta; 2014.
kesempatan untuk melakukan penelitian ini. 13. Handayani, I.F. dan Puspita, E. Analisis Faktor-
faktor yang berhubungan dengan partisipasi Pria
PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 48 dari 49
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Nopember 2019, hlm. 43-49

terhadap Pemilihan Kontrasepsi Metode Operasi


Pria (MOP). Jurnal Bidan “Midwife Jurnal”
Volume 1, No.2, Juli 2015.
14. Supardi, A. Bahan Sosialisasi Pusat. BKKBN:
Jakarta; 2007.
15. Budiadi, N., Wijayanegara, H. dan Aliansy, D.
Pengetahuan, Dukungan Suami dan Dukungan
Tenaga Kesehatan Pada Akseptor IUD dan Non
IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Haji
Kota Bandung. Jurnal Akademi Kebidanan
Medica Obgin. 2011.

PUSLITBANG Sinergis Asa Professional, Jember Hal 49 dari 49

Anda mungkin juga menyukai