Anda di halaman 1dari 8

Journal of Health Education 1 (2) (2016)

Journal of Health Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu

EFEKTIFITAS BOOKLET BERBAHASA DAERAH PADA PERILAKU


MEROKOK REMAJA: STUDI PILOT PADA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA DI PONTIANAK

Abduh Ridha, Andri Dwi Hernawan

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pasien rumah sakit Dr. Soedarso Pontianak yang mengalami penyakit jantung koro-
Diterima Januari 2016 ner terbukti perilaku merokok sebagai faktor risiko. Pengetahuan merupakan faktor
Disetujui Februari 2016 yang dominan memprediksi perilaku merokok remaja di Pontianak. Peneliti ingin
Dipublikasikan Agustus 2016
mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan melalui booklet berbahasa daerah ter-
Keywords: hadap pengetahuan rokok pada siswa SMP di Pontianak. Rancangan penelitian
the danger of smoking, ini adalah pre-test post-test with control group design. Penelitian ini mengelom-
booklet, pokkan subjek kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan mendapatkan pen-
local lenguange, didikan kesehatan melalui booklet berbahasa daerah dan kelompok kontrol tanpa
effectiveness perlakuan. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan pada posttest 1 antara kelompok perlakuan dan kontrol (nilai p<0,05).
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pada posttest 2 antara
kelompok perlakuan dan kontrol (nilai p<0,05). Terdapat peningkatan yang signifi-
kan pada pengetahuan kelompok perlakuan (nilai p<0,05).

Abstract

The patient hospital Dr. Soedarso Pontianak who have coronary heart disease proved to be
the behavior of smoking as a risk factor. Knowledge is the dominant factor that predicts ado-
lescent smoking behavior in Pontianak. The researchers want to determine the effectiveness of
health education through local language booklet on smoking in junior high school students
knowledge in Pontianak. The reasearch design is pre-test post-test with control group. This
research classify subjects into two groups: the treatment group receive health education through
local language booklets and a control group without treatment. The result shoewd that there is
a significant difference between knowledge at posttest 1 between the treatment group and the
control (p<0.05). There is a significant difference between knowledge at posttest 2 between the
treatment group and the control (p<0.05). There is a significant increase in knowledge of the
treatment group (p<0.05).

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: pISSN 2527-4252
Jalan Ahmad Yani Nomor 111 Pontianak eISSN 2528-2905
Email: 4bduhr1dha@gmail.com
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

Pendahuluan sebesar 49,9% perokok mulai merokok pada usia


Kematian di Indonesia disebabkan oleh 15-19 tahun yang juga meningkat dibandingkan
NCD meningkat dari 43% pada tahun 1995 men- tahun 2007 sebesar 33% (Kemenkes, 2011).
jadi 59.5%, pada tahun 2010. Kematian NCD Berdasarkan penelitian Ridha & Her-
dengan faktor risiko utama rokok mencapai sebe- nawan (2013) di Pontianak, diketahui sebuah
sar 190.260 (100.680 laki-laki dan 89.580 wani- model yang mampu memprediksi probabilitas
ta) pada tahun 2010 atau 521 jiwa per hari. Atau perilaku remaja untuk merokok sampai dengan
dapat disimpulkan bahwa kematian akibat rokok 99.3%. Berdasarkan penelitian tersebut, jika re-
sebesar 12,7% dari total kematian yang terjadi. maja memiliki keluarga perokok, teman perokok,
Bahkan sebesar 50% dari mereka mengalami terpapar iklan rokok dalam kategori tinggi, me-
kematian dini. Tiga penyebab kematian NCD miliki kebiasaan menonton Tv di atas jam 9 ma-
terbesar adalah penyakit jantung koroner (PJK), lam serta memiliki pengetahuan dalam kategori
stroke dan penyakit paru (TCSC, 2013). rendah maka memiliki probabilitas untuk berpe-
Kejadian PJK di Kalimantan Barat me- rilaku merokok sebesar 99.3%.
nunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Data Berdarkan model tersebut, dari lima faktor
Surveilens Tetap Panyakit (STP) Kementerian yang mempengaruhi perilaku merokok variabel
Kesehatan untuk Propinsi Kalimantan Barat me- pengetahuan merupakan faktor yang dominan
nunjukan bahwa proporsi penyakit jantung dari dengan nilai probabilitas sebesar 53%. Sedang-
seluruh penyakit yang tercatat di seluruh rumah kan variabel paparan iklan rokok merupakan va-
sakit se-Kalimantan Barat pada tahun 2010 sebe- riabel yang pengaruhnya paling kecil yaitu sebe-
sar 1,88%, dan pada tahun 2011 proporsi penya- sar 44 % untuk memicu perilaku merokok pada
kit jantung mengalami peningkatan hampir dua siswa. Itu artinya faktor perilaku yang paling be-
kali lipat yaitu sebesar 3,42%. Sedangkan kabu- sar dampaknya terhadap perubahan perilaku itu
paten/ kota dengan kejadian penyakit jantung sendiri adalah pengetahuan. Oleh karena itu, un-
tertinggi tahun 2011 adalah Kota Pontianak yaitu tuk meningkatkan keberhasilan penanggulangan
sebesar 41,06% (Dinkes Kalbar, 2012). masalah rokok perlu dilakukan upaya pendidikan
Faktor perilaku merupakan faktor yang kesehatan.
dominan meningkatkan risiko NCD, seperti diet Pendidikan kesehatan dapat dilakukan
tidak sehat, aktifitas fisik yang rendah, konsum- melalui media yang sesuai dengan keperluan ser-
si alkohol dan penggunaan tembakau (WHO, ta kelengkapan pesan. Media pendidikan mem-
2005). Ini sejalan dengan penelitian Yadi, dkk., punyai peranan sangat penting dalam proses
(2013) bahwa perilaku merokok, konsumsi ma- belajar (Unwin & McAleese, 1978). Efektifitas
kanan berlemak dan aktifitas fisik memprediksi penyampaian pesan dalam proses belajar sangat
93,4% risiko penyakit jantung koroner. meru- dipengaruhi pengembangan medianya (WHO,
pakan faktor yang paling mudah diperbaiki dan 1992). Penggunaan media pendidikan harus se-
sejalan dengan upaya promotif. Memperbaiki suai dan mudah diterima oleh sasaran (Dignan &
faktor perilaku diprediksi mampu mengurangi re- Carr, 1992; Donovan & Henley, 2003). Pengem-
siko penyakit jantung, stroke dan diabetes sampai bangan media pendidikan kesehatan tidak hanya
80%, dan kanker sampai 40% (WHO, 2012). mencakup pesan tertulis melainkan juga gambar
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar untuk memudahkan pemahaman tentang pesan.
(Riskesdas) tahun 2010, lebih dari sepertiga pen- Berdasarkan hal tersebut, peneliti terta-
duduk Kalimantan Barat adalah perokok, yaitu rik untuk membuat dan menguji media yang
sebesar 34,3%. Meningkat jumlahnya jika diban- memuat pesan tertulis dan atau gambar berupa
dingkan dengan proporsi perokok di tahun 2007, booklet. Media booklet sangat membantu sasaran
yaitu 27,2%. Selain itu proporsi perilaku mero- pendidikan karena dapat menyimpan pesan da-
kok di dalam rumah bersama anggota keluarga lam dua bentuk, yaitu pesan bentuk tulis (verbal
lainnya juga tinggi, yaitu sebesar 86,4% (Kemen- tulis) dan atau gambar (non-verbal). Gambar itu
kes, 2011). sendiri dapat membantu sasaran dalam memper-
Selain tren konsumsi merokok terus me- sepsikan objek pesan yang diterima. Bahasa tulis
lonjak di Indonesia usia awal perokok menjadi juga disusun dengan mempertibangkan bahasa
lebih muda. Usia perokok pemula di Indonesia lokal daerah agar betul-betul relevan dengan sub-
menurut Riskesdas 2010 adalah 17 tahun. Ber- jek. Media booklet yang diberikan untuk memban-
dasarkan sumber yang sama, pada tahun 2010 di tu subjek mengingat kembali materi edukasi dan
Kalimantan Barat sebesar 0,9% perokok mulai belajar secara mandiri (WHO, 1992).
merokok pada usia 5-9 tahun meningkat drastis Peneliti ingin mengetahui efektifitas pendi-
dari tahun 2007 sebesar 0%; dan pada tahun 2010 dikan kesehatan melalui booklet berbahasa daerah

9
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

terhadap pengetahuan rokok pada siswa SMP di Sekolah Menengah Pertama yang terpilih sebagai
Kota Pontianak. sampel.
Uji hipotesis digunakan untuk menguji
Metode hipotesis yang dikemukakan peneliti yaitu edu-
Jenis penelitian ini termasuk dalam qua- kasi kesehatan dengan media booklet berbahasa
si experimental dengan rancangan pre-test post-test daerah efektif untuk meningkatkan pengetahuan
with control group design. Penggunaan kelompok dan niat terhadap perilaku merokok remaja, den-
kontrol adalah untuk membandingkan atau gan menggunakan uji Repeated Anova.
membuktikan bahwa efek yang terjadi pada ke-
lompok perlakuan benar-benar merupakan hasil Hasil dan Pembahasan
intervensi (Murti, 1997). Umur rata-rata responden dalam peneliti-
Populasi adalah sejumlah individu yang an ini adalah 13,61 tahun dengan umur termuda
akan diteliti dan paling sedikit mempunyai sifat 12 tahun dan umur tertua 16 tahun.
atau karakteristik yang sama (Latipun, 2008). Po- Hampir sebagian responden pada kelom-
pulasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah pok perlakuan berusia 14 tahun yakni sebesar
Menengah Atas di Pontianak. Jumlah sampel 41,2%. Sedangkan responden pada kelompok
minimal dalam penelitian ini sebagai mana ha- kontrol sebagian berusia 13 tahun sebesar 51,4%.
sil perhitungan berdasarkan rumus Lameshow, Proporsi responden laki-laki dan perempuan
dkk., (1997): pada kelompok perlakuan masing-masing se-
besar 50%. Untuk kelompok kontrol responden
yang banyak adalah berjenis kelamin laki-laki ya-
kni sebesar 57,14%.
Dalam penelitian ini menguji efektifitas
booklet berbahasa daerah Pontianak. Ada bebe-
n : Jumlah sampel, baik kelompok rapa variabel yang mengganggu tujuan tersebut,
intervensi maupun kontrol yaitu frekuensi membaca booklet pada rentang
σ2 : standar deviasi menu- waktu penelitian, durasi dalam sekali waktu
rut penelitian Shobirin (2013) sebesar 2,8 membaca booklet, dan ketuntasan responden
Z1-α/2 : nilai Z dari daftar membaca materi yang dimuat di dalam booklet.
distribusi normal untuk α = 0,05 nilainya sebesar
1,96 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Frekue-
Z1-β : Nilai Z untuk power β nsi Membaca, Durasi Membaca, dan Ketuntasan
=0,20 nilainya sebesar 0,842 Membaca
µ1-µ2 : selisih peningkatan re- Perlakuan
Variabel
rata kelompok intervensi dan kontrol yaitu sebe- N %
sar 2
Frekuensi membaca booklet

Hasil perhitungan besar sampel sebanyak ± dua kali 9 26,47


31 orang untuk masing-masing kelompok. Untuk Lebih dari dua kali 21 61,77
mengantisipasi drop-out dari subyek penelitian,
Tidak pernah 4 11,76
maka sampel ditambah 10%, sehingga sampel
yang diambil sebanyak 36 orang untuk masing- Durasi membaca
masing kelompok. Sampel untuk penelitian ada- Kurang dari 10 menit 21 61,77
lah siswa SMA yang terpilih secara acak (simple
Lebih dari 10 menit 9 26,47
random sampling), serta memenuhi kriteria terten-
tu. Tidak membaca 4 11,76
Data primer dikumpulkan dengan metode Ketuntasan
wawancara langsung kepada subjek penelitian.
Tuntas 5 14,71
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah kuesioner terstruktur berisi pertany- Tidak tuntas 25 73,53
aan tertutup. Selain intrumen yang disusun untuk Tidak membaca 4 11,76
mengukur variabel terpengaruh dan pengganggu, Sumber : Data Primer 2015
juga disusun instrumen untuk mengukur paparan Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa lebih
informasi dan ketuntasan membaca booklet berba- dari sebagian responden membaca booklet lebih
hasa daerah. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dua kali selama waktu penelitian yakni se-
dari data Dinas Pendidikan Kota Pontianak dan

10
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

besar 61,77%. Untuk durasi membaca, lebih dari Sumber : Data Primer 2015 Uji T Tidak Berpa-
sebagian responden membaca dalam sekali waktu sangan
kurang dari 10 menit yakni sebesar 61,77%. Hanya
sebesar 14,71% responden yang membaca den- Pada saat posttest 1 (tabel 1), rata-rata
gan tuntas dalam sekali waktu, sedangkan yang pengetahuan pada kelompok perlakuan sebesar
73,53% responden tidak membaca materi booklet 10,29 dengan standar deviasi 1,96. Sedangkan
dengan tuntas dalam sekali waktu, tetapi rata me- rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol
reka menuntaskan bacaan dalam 3 kali membaca. adalah 6,37 dengan standar deviasi 1,308. Ini
Sedangkan sebanyak 11,76% responden tidak per- artinya serelah booklet dibaca, pengetahuan
nah membaca booklet. responden pada kelompok perlakuan jauh lebih
Variabel keterpaparan informasi lain ada- baik dibandingkan pengetahuan pada kelom-
lah gambaran dari responden dalam rentang wak- pok kontrol. Hasil uji statistik dengan menggu-
tu penelitian tentang sumber informasi lain selain nakan Uji T Tidak Berpasangan, diperoleh nilai
dari booklet yang diberikan. Diketahui bahwa p sebear 0,00 pada alpha 5%. Itu artinya pada
hanya 17,6% responden pada kelompok perlaku- posttest 1 ada perbedaan pengetahuan yang sig-
an yang menyatakan memiliki sumber informasi nifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol.
selain booklet. Kondisi yang tidak jauh berbe- Pada posttest 2 (tabel 1), rata-rata penge-
da juga terjadi pada kelompok kontrol. Selain tahuan pada kelompok perlakuan sebesar 10,97
booklet informasi yang mereka peroleh bersumber dengan standar deviasi 1,53. Rata-rata penge-
dari internet (14.7%) dan majalah (2.9%). Sedang- tahuan pada posttest 1 pada kelompok kontrol
kan pada kelompok kontrol 2.9% informasi juga adalah 6,57 dengan standar deviasi 1,31. Ini
mereka peroleh dari Tv. berarti setelah satu minggu booklet dibaca oleh
Terlihat pada tabel 2 rata-rata pengetahuan responden, pengetahuan kelompok perlakuan
pada kelompok perlakuan sebelum intervensi ada- tetap lebih baik dibandingkan kelompok kont-
lah 6,62 dengan standar deviasi 1,436 sedangkan rol. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
rata-rata pengetahuan sebelum intervensi pada T Tidak Berpasangan, diperoleh nilai p sebesar
kelompok kontrol sebesar 6,06 dengan standar 0,00 pada alpha 5%. Itu artinya ada perbedaan
deviasi 1,765. Itu berarti pengetahuan responden pengetahuan yang signifikan antara kelompok
pada kelompok perlakuan sedikit lebih baik di- perlakuan dan kontrol pada posttest 2.
bandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Hasil uji statistik terhadap pretest penge-
uji statistik, dengan menggunakan Uji T Tidak tahuan menunjukan tidak ada perbedaan yang
Berpasangan, diperoleh nilai p sebesar 0,153. Itu signifikan, sedangkan hasil posttest menunjukan
artinya bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan pengetahuan kelompok perlakuan lebih baik
pretest yang signifikan antara kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Itu artinya
dan kontrol. kondisi awal pengetahuan kedua kelompok da-
Tabel 2. Uji Beda Pengetahuan antara Kelompok pat dikatakan sama. Keadaan tersebut juga me-
Perlakuan dan Kontrol
Pengetahuan Pretest
Kelompok Penelitian
Mean SD Min-Max N p value

Perlakuan 6,62 1,44 4-9 34


0,15
Kontrol 6,06 1,77 2-10 35

Pengetahuan Posttest1

Perlakuan 10,29 1,96 6-13 34


0,00
Kontrol 6,37 1,31 4-8 35

Pengetahuan Posttest2

Perlakuan 10,29 1,96 6-13 34


0,00
Kontrol 6,37 1,31 4-8 35
11
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

nunjukan bahwa pemberian media booklet cukup tan pengetahuan yang terjadi pada memori jang-
efektif untuk peningkatan pengetahuan, karena ka pendek dan juga jangka panjang.
pengetahuan kedua kelompok berbeda signifikan Niat menjadi perokok diukur sebagai va-
dimana rerata pengetahuan kelompok perlakuan riabel prediktor dari perilaku merokok remaja.
lebih baik. Niat diukur dengan satu pertanyaan tentang
Untuk menguji efektifitas booklet, maka kemungkinan responden akan memiliki perila-
beda rerata antar waktu pengukuran (pretest, ku merokok di waktu mendatang. Niat diukur
posttest 1 dan posttest 2) dilakukan uji statistik pada 3 waktu, sebelum perlakuan (pretest), sesu-
dengan rumus Repeated Anova (tabel 3). Ter- dah perlakuan (posttest1) serta 1 minggu setelah
lihat terjadi peningkatan rerata pengetahuan perlakuan (posttest 2). Hasil uji statistik variabel
pada kelompok kontrol berdasarkan tiga waktu niat dengan menggunakan rumus Wilcoxon dipe-
pengukuran. Dari hasil uji statistik juga menyim- roleh nilai p pada semua pengukuran baik pada
pulkan bahwa peningkatan tersebut signifikan, kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol
karena nilai p < 0,05. Sedangkan pada kelom- lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat di-
pok kontrol, terjadi peningkatan pengetahuan simpulkan tidak terjadi perubahan niat sesudah
berdasarkan tiga waktu pengukuran, meskipun diberikan booklet.
tidak besar. Hasil uji statitik menyatakan bahwa Berdasarkan penelitian lain, booklet mam-
tidak terdapat peningkatan yang signifikan pen- pu mempengaruhi meningkatnya pengetahuan
getahuan pada kelompok kontol, karena nilai p pada kelompok perlakuan, karena nilai p < 0,05.
> 0,05. Pada sisi lain pengetahuan pada kelompok kont-
rol tidak meningkat dengan signifikan, karena
Tabel 3. Uji Beda Rerata Pengetahuan antar nilai p > 0,05. Dapat disimpulkan booklet efektif
Waktu Pengukuran meningkatkan pengetahuan. Pemberian booklet
pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol sebagai media promosi kesehatan terbukti mam-
Mean(SD)
pu meningkatkan pengetahuan tentang rokok
Kelom- pada anak SD (Pakpahan, dkk, 2013). Penelitian
pok
Pretest Posttest1 Posttest2 P value juga sejalan dengan penelitian Zulaikah (2012b)
bahwa booklet efektif meningkatkan pengeta-
huan gizi pada anak SD.
Perlakuan 6,61 (0,24) 10,29(0,34) 10,97(0,26) 0,00 Penggunaan media dalam pendidikan
kesehatan memiliki tujuan untuk menimbulkan
Kontrol 6,06 (0,29) 6,37(0,22) 6,57(0,22) 0,28 perhatian terhadap suatu masalah dan mengin-
gatkan informasi yang disampaikan supaya me-
Kelompok Perlakuan Beda
(post hoc) Mean
CI P value nimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap
(Machfoed, dkk, 2005; Muhsaini, Y.N., dkk.,
2011). Pada penelitian ini peningkatan penge-
Posttest1-Pretest 3,68 2,88-4,47 0,00 tahuan dipengaruhi oleh pemberian informasi
dalam penggunaan media booklet. Booklet me-
Posttest2-Posttest1 0,68 0,00-1,35 0,04 rupakan media yang efektif untuk pendidikan
kesehatan bagi anak (Zulaikha, 2012a; Parama-
Posttest2-Pretest 4,35 3,78-4,93 0,00 stri, I., dkk., 2011). Media booklet sendiri me-
miliki beberapa kelebihan. Kelebihan booklet
Sumber : Data Primer 2015 diantaranya dapat menimbulkan tanggungjawab
secara mandiri dari setiap responden terhadap
Dari hasil uji statistik tersebut dapat disim- pengetahuan atas dasar informasi yang diterima
pulkan bahwa peningkatan pengetahuan respon- melalui media karena booklet. Booklet diberikan
den pada kelompok perlakuan adalah disebabkan kepada masing-masing individu, sehingga dapat
oleh booklet yang diberikan. Untuk mengetahui dipelajari setiap saat (Aini, 2010).
kelompok mana yang berbeda pengetahuan pada Berdasarkan hasil uji statistik pada va-
kelompok perlakuan dapat dilihat pada table 10. riable niat dengan menggunakan uji Wilcoxon,
Uji beda dilakuan dengan metode Least Significant menunjukan nilai p > 0,05 diseluruh kelompok
Difference (LSD). Dari hasil uji statistik pada tabel data baik kelompok perlakuan maupun kontrol.
3 menunjukan bahwa nilai p pada semua kelom- Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pok < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa per- pemberian booklet tidak berpengaruh pada niat
bedaan pengetahuan berbeda secara bermakna responden baik dikelompok perlakuan maupun
pada semua kelompok data. Itu berarti peningka- kelompok kontrol. Niat merupakan prediktor

12
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

dari perilaku. Pendidikan kesehatan sendiri ada- laudeen, dkk., 2011; Nuradita, dkk., 2012; Tomi-
lah investasi jangka panjang sebagai suatu proses golung, dkk., 2013).Leaflet dan video atau film
perubahan perilaku pada diri seseorang. Dalam merupakan media yang terbukti efektif untuk
jangka waktu yang pendek pendidikan kesehatan menyasar kelompok muda (Ambarwati, dkk.,
hanya menghasilkan perubahan pengetahuan, 2014; Mulyati, dkk., 2014; Wirawan, M., 2014).
baru selanjutnya mempengaruhi sikap dan peri- Media tersebut bahkan bukan hanya meningkat-
laku seperti tahapan teori belajar(Notoadmojo, kan ketertarikan mereka untuk menghentikan ke-
2012). Efektivitas booklet dipengaruhi oleh biasaan buruk tersebut, bahkan mampu memben-
warna, huruf, kesesuaian gambar dan kata, serta tuk kelompok agen perubahan dalam komunitas
substansi materi yang diberikan (Paramastri, I., mereka (Bauman, dkk., 1991; Hamida, K., dkk.,
dkk., 2011). Aspek bahasa juga berperan penting 2012). Selain dua media tersebut, telpon seluler
dalam pengembangan media edukasi. Bahasa lo- juga merupakan media yang terbukti mampu
kal ternyata memancing minat pembaca untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh
membaca isi pesan (Amalia, I.S., 2013). Media remaja untuk memutuskan berhenti merokok
harus mampu mendorong keterlibatan anak da- (Ridha, 2012; Free, dkk., 2011; Fjeldsoe, dkk.,
lam pembelajaran (Sartika, 2012). Selain itu, ti- 2009). Kemajuan teknologi telpon seluler saat ini
dak berpengaruhnya pemberian booklet terhadap menyediakan banyak fasilitas bagi provider kese-
niat responden dapat disebabkan materi booklet hatan. Namun kondisi di banyak negara berkem-
yang disajikan tidak cukup untuk mempengaruhi bang, termasuk Indonesia, infromasi atau pro-
determinan lain dari niat responden, semisal tim- gram kesehatan anti rokok pada berbagai media
bangan keputusan (Glanz, K., dkk., 2008). Da- kalah kompetitif dibandingkan dengan iklan dari
lam perilaku merokok, banyak faktor lain yang industri rokok. Iklan rokok mampu menyusup
mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok pada program fasion, hiburan, gosip, bahkan kes-
khususnya para remaja seperti, pengaruh orang ehatan dan olahraga (Carson N. J., dkk., 2005;
tua, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh ik- Nitcher, M., dkk., 2009).
lan (Alamsyah, 2007; Rachmat, M., dkk., 2013).
Pengetahuan merupakan faktor utama perilaku Penutup
merokok remaja (Ng, N., dkk., 2007). Adapun simpulan dari hasil penelitian ini
Paparan iklan mampu memicu perilaku yaitu terdapat pengaruh positif pendidikan kes-
merokok pada remaja. Terbukti remaja yang te- ehatan melalui booklet berbasa daerah terhadap
papar iklan rokok retail lebih dari 2 kali dalam 1 pengetahuan remaja mengenai bahaya rokok.
minggu berisiko 2.58 kali untuk merokok. Kon- Namun tidak terdapat pengaruhnya pada niat
disi tersebut diperkuat oleh pengaruh teman (peer berhenti merokok remaja. Saran teoritis pada
presure) perokok (.Martinez, E., dkk., 2010). Re- penelitian ini perlu penelitian lanjut mengenai
maja seringkali tidak memiliki kepercayaan diri pengaruh booklet berbahasa daerah dengan niat
ketika dipengaruhi oleh teman-teman mereka berhenti merokok, serta fakor pengganggunya se-
untuk merokok dalam berbagai kondisi seperti perti durasi membaca, lama membaca dan freku-
saat pesta, hang out, dan santai-santai bersama ansi membaca. Sedangkan saran praktis adalah
(DiClemente, dkk., 1994; Girma, dkk., 2010). Ini diharapkan booklet bahasa daerah menjadi salah
sejalan dengan Model Ekologi Perilaku Keseha- satu stategi pendidikan kesehatan mengenai ba-
tan yang dikemukakan oleh McLeroy, dkk (1988) haya merokok pada remaja di Kota Pontianak,
cit. Glanz, dkk., (2008) bahwa perilaku seseorang serta dibarengi upaya monitoring perilaku me-
juga dibentuk oleh kelompok interpersonalnya. rokok remaja guna mengukur keberhasilan pro-
Pada kasus perilaku merokok, kelompok inter- gram edukasi tersebut.
personalnya adalah orang tua dan teman dekat
yang perokok. Bahkan teman dekat perokok me- DAFTAR PUSTAKA
rupakan faktor terkuat pada kelompok remaja Aini, F. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Res-
transisi, yaitu remaja yang memasuk masa rema- produksi Remaja Melalui Media Booklet terha-
dap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Santri
ja akhir (Heimstra, dkk., 2011; Kleinjan M., dkk.,
tentang Kesehatan Reproduksi di Pesantren
2009; Powell L. M., dkk., 2005). Usia rata-rata Darul Hikmah dan Ta’dib Al Syakirin di Kota
mulai merokok di Indonesia berdasarkan laporan Medan Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kes-
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 adalah 17 ta- ehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara
hun, yaitu usia remaja transisi (Kemenkes, 2010). Medan.
Para siswa membutuhkan sumber infor- Alamsyah, & Rika M. 2007. Faktor-faktor yang mem-
masi yang variatif dari berbagai sumber media pengaruhi kebiasaan merokok dan hubungan-
yang biasa diakses oleh kelompok tersebut (Sa- nya dengan status peridontal remaja. Disertasi.

13
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

Program Pasca Program Studi Ilmu Kesehatan Hiemstra, M., Otten, R., de Leeuw, R., van Schayck,
Masyarakat Universitas Sumatra Utara Medan. O., & Engels, R. 2011. The Changing Role of
Amalia, I. S. 2013. Evaluasi Media Poster Hipertensi Self-Efficacy in Adolescent Smoking Initia-
Pada Pengunjung Puskesmas Talaga Kabu- tion. Journal of Adolescent Health. 48:597-603.
paten Majalengka. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 2011. Riset Kesehatan
9(1): 1-8 Dasar, RISKESDAS 2010. Badan Penelitian dan
Ambarwati, Ayu, K.U., Fifit, K., Tika, D.K., & Sa- Pengembangan. Jakarta.
roh, D. 2014. Media Leaflet, Video dan Pen- Kleinjan, M., Engels, R. CME., van Leeuwe J., Brug,
getahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok J., van Zundert R. MP., & van den E. R. JJM.
(Studi pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojo- 2009. Mechanisms of adolescent smoking ces-
songo Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat, sation: Roles of readiness to quit, nicotine de-
10(1): 7-13 pendence, and smoking of parents and peers.
Bauman, K. E., La Prelle J., Brown J. D., Koch, G. Drug & Alcohol Dependence. 99:204–214
& Padgett, B. 1991. The influence of three Latipun. 2008. Psikologi Eksperimen Edisi Kedua. UMM
mass media campaigns on variables related to Press. Malang.
adolescent cigarette smoking: results of a field Lemeshow, S., Homer Jr, D.W., Klar, J., & Lwanga,
experiment. American Journal of Public Health, S.K. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kes-
81:597-604. ehatan. Diterjemahkan oleh Dibyo Pramono.
Carson, N. J., Rodriguez, D., & Audrain-McGovern, UGM Press. Yogyakarta.
J. 2005. Investigation of mechanisms linking Machfoed, I & Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan
media exposure to smoking in high school stu- Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fit-
dents. Preventive Medicine, 41, 511–520. ramaya.
DiClemente C., Delahanty, J., Jean, F., Earley, M., Martinez, E., Tatum, K.L., Glass, M., Ferris, D., Reyn-
Garay, M., Preston, G., Meredith, H., Angela, olds, P., Bernath, A., & Schnoll, R.A. 2010.
P., & R, Kristina S., Onna, V., & Katherine, W. Correlates of Smoking Cessation Self-efficacy
1994. Health and Addictive Behaviors: investigat- in a Community Sample of Smokers. Addict Be-
ing transtheoretical solutions, Transtheoretical model hav. 35: 175–178.
of behavior change Measures, http://www.umbc. Mulyati, S., Oki, S., & Insi, F.D.S. 2015. Pengaruh Me-
edu/psyc//habits/content/ ttm_ measures/in- dia Film Terhadap Sikap Ibu Pada Deteksi Dini
dex.html, diakses Januari 18, 2011. Kanker Serviks. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Dignan, M & Carr, P.A. 1992. Program Planning for 11(1): 16-24
Health Education & Promotion, 2nd, Lea & Fe- Murti, B. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi.
biger, Philadelphia. Edisi dua Jilid pertama. UGM Press, Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kalbar. 2012, Surveilens Tetap Penya- Musaini, Y.N., Ichsan, B., & Basuki, S.W. 2011. Pen-
kit (STP) Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: garuh pendidikan kesehatan terhadap pengeta-
Dinkes Prop Kalbar. huan dan sikap merokok pada siswa laki-laki
Donovan, R.J. & Henley, N. 2003. Social Marketing, IP kelas XI SMK Murni 1 Surakarta. Jurnal Kes-
Communication, Melbourne. ehatan. 4(2): 164-179
Fjeldsoe, B.S., Marshall, A.L., & Miller, Y.D. 2009. Be- Ng, N., Weinehall, L., & Ohman, A. 2007. If I don’t
havior Change Interventions Delivered by Mo- smoke, I’m not a real man’ —Indonesian teen-
bile Telephone Short-Message Service. Ameri- age boy’s views about smoking. Health Educa-
can Journal of Preventive Medicine. 36:165-173. tion Research. 22: 794-804.
Free, C., Knight, R., Robertson, S., Whittaker, R., Ed- Nicther, M., Padmawati, S., Danardono, M., Ng, N.,
wards, P., Zhou, W., Rodgers, A., Cairns, J., Prabandari, Y., & Nithcer, M. 2009. Reading
Kenward, M.G., & Roberts, I. 2011 Smoking culture from tobacco advertisements in Indone-
Cessation Support Delivered via Mobile Phone sia. Tobacco Control. 18:98-107.
Text Messaging (txt2stop): A Single-Blind, Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan, Teori dan Ap-
Randomised Trial. Lancet. 378:49-55. likasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Girma, E., Assefa, T., & Derebew, A. 2010. Cigarette Nuradita, & Maryam. 2013. Pengaruh Pendidikan Ke-
Smokers’ Intention to Quit Smoking in Dire sehatan terhadap Pengetahuan tentang Bahaya
Dawa Town Ethiopia: An Assessment Us- Rokok pada Remaja di SMP Negeri 3 Kendal.
ing the Transtheoretical Model. BMC Public Jurnal Keperawatan Anak. 1: 44-48
Health.10:320-327. Pakpahan, Larasati, Sibuela, & Sahli. 2013. Efekti-
Glanz, K., Rimer, B.K., & Viswanath, K. 2008 Health fitas Booklet terhadap Tingkat Pengetahuan
Behavior and Health Education. Theory, Research dan Sikap tentang Rokok dan Bahaya Rokok
and Practice. 4th Edition, John Wiley & Sons, di SDN 1 Pajang Selatan Pajang Bandar Lam-
USA. pung. Medical Journal of Lampung University. 3:
Hamida, K., Siti, Z., & Mutalazimah. 2012. Penyulu- 125-135
han Gizi Dengan Media Komik Untuk Me- Paramastri, I., J.E. Prawitasari, Yayi, S.P., Endang, &
ningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Ekowarni, 2011, Buklet sebagai Media Pence-
Makanan Jajanan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. gahan terhadap Kekerasan Seksual pada Anak-
8(1): 67-73 anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.

14
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)

6(2): 77-84 Keperawatan (e-Kep). 1:1-7. http://www.unsrat.


Powell, LM, Tauras, JA, & Ross, H. 2005. The impor- ac.id/index.php/jkp/article/ view/2186/1744
tance of peer effects, cigarette prices and tobac- Unwin, D. & McAleese, R. 1978. The Encyclopaedia of
co control polices for youth smoking behavior. Educational Media Communication & Technology.
J Health Econ. 24:950–968 Greenwood Press. West Part, USA & Canada.
Rachmat, M., Ridwan, M.T., & Muhammad, S. WHO. 1992. Pendidikan Kesehatan, Alih Bahasa: Ida
2013. Perilaku Merokok pada Remaja Sekolah Bagus Tjitarsa, Penerbit ITB dan Universitas
Menengah Pertama. Jurnal Kesehatan Masyara- Udayana.
kat Nasional. 7(11): 502-508 WHO. 2005. Dept. of Chronic Disease and Health
Ridha, A. 2013. Motivasi Melalui Layanan Pesan Promotion.: Preventing chronic disease: a vital
Singkat Telepon Seluler Pada Perilaku Mero- investment: WHO Global Report [electronic book]
kok: Studi di Universitas Muhammadiyah Geneva.
Pontianak. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. WHO. 2012. Global Status Report on Non-Communicable
28(1): 1-8. Disease 2010. Geneva.
Ridha, A., & Hernawan., A. 2013. Evaluasi Penera- Wirawan, S., Lalu, K.A., & Ni Ketut, S.S. 2014. Pe-
pan Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan nyuluhan dengan Media Audio Visual dan
Sekolah di Kota Pontianak. Laporan Penelitian Konvensional terhada Pengetahuan Ibi Anak
Dosen Pemula Tahun 2013. Nomor Kontrak : Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(1): 80-
909/K11.A/PL/2013. 87
Salaudeen, A., Musa, O., Akande, T., & Bolarinwa, Yadi, A., Hernawan., A., & Ridha, A. 2013. Faktor
O., 2011, Effect of Health Education on Ciga- Gaya Hidup dan Stres yang Berisiko terha-
rette Smoking Habuts of Young Adults in Ter- dap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada
tiary Institutions in a Northern Nigerian State. Pasien Rawat Jalan di Klinik Jantung RSUD
Health Science Journal. 5: 216-228 DR Soedarso Pontianak. Skripsi: Fakultas Ilmu
Sartika, R.A.D. 2012. Penerapan Komunikasi, In- Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponti-
formasi, dan Edukasi Gizi terhadap Perilaku anak.
Sarapan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Zulaikha, S. 2012a. Efektivitas Pendidikan Gizi Den-
Masyarakat Nasional. 7(2): 76-82 gan Media Booklet Terhadap Pengetahuan
TCSC. 2013. Atlas Tembakau Indonesia Edisi 2013. TC- Gizi Anak SD. Jurnal Kesehatan Masayarakat.
SC-IAKMI. Jakarta. 7(2): 121-128
Tumigolung, HCS., Wungouw, H., & Onibala, Zulaikha, S. 2012b. Pendidikan Gizi Dengan Media
F.(2013). Pengaruh pendidikan Kesehatan terh- Booklet Terhadap Pengetahuan Gizi. Jurnal Ke-
adap Tingkat pengetahuan Siswa tentang Baha- sehatan Masarakat. 7(2): 127-133
ya Merokok di SMA Negeri 1 Manado. ejournal

15

Anda mungkin juga menyukai