Abstract
The patient hospital Dr. Soedarso Pontianak who have coronary heart disease proved to be
the behavior of smoking as a risk factor. Knowledge is the dominant factor that predicts ado-
lescent smoking behavior in Pontianak. The researchers want to determine the effectiveness of
health education through local language booklet on smoking in junior high school students
knowledge in Pontianak. The reasearch design is pre-test post-test with control group. This
research classify subjects into two groups: the treatment group receive health education through
local language booklets and a control group without treatment. The result shoewd that there is
a significant difference between knowledge at posttest 1 between the treatment group and the
control (p<0.05). There is a significant difference between knowledge at posttest 2 between the
treatment group and the control (p<0.05). There is a significant increase in knowledge of the
treatment group (p<0.05).
Alamat korespondensi: pISSN 2527-4252
Jalan Ahmad Yani Nomor 111 Pontianak eISSN 2528-2905
Email: 4bduhr1dha@gmail.com
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
9
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
terhadap pengetahuan rokok pada siswa SMP di Sekolah Menengah Pertama yang terpilih sebagai
Kota Pontianak. sampel.
Uji hipotesis digunakan untuk menguji
Metode hipotesis yang dikemukakan peneliti yaitu edu-
Jenis penelitian ini termasuk dalam qua- kasi kesehatan dengan media booklet berbahasa
si experimental dengan rancangan pre-test post-test daerah efektif untuk meningkatkan pengetahuan
with control group design. Penggunaan kelompok dan niat terhadap perilaku merokok remaja, den-
kontrol adalah untuk membandingkan atau gan menggunakan uji Repeated Anova.
membuktikan bahwa efek yang terjadi pada ke-
lompok perlakuan benar-benar merupakan hasil Hasil dan Pembahasan
intervensi (Murti, 1997). Umur rata-rata responden dalam peneliti-
Populasi adalah sejumlah individu yang an ini adalah 13,61 tahun dengan umur termuda
akan diteliti dan paling sedikit mempunyai sifat 12 tahun dan umur tertua 16 tahun.
atau karakteristik yang sama (Latipun, 2008). Po- Hampir sebagian responden pada kelom-
pulasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah pok perlakuan berusia 14 tahun yakni sebesar
Menengah Atas di Pontianak. Jumlah sampel 41,2%. Sedangkan responden pada kelompok
minimal dalam penelitian ini sebagai mana ha- kontrol sebagian berusia 13 tahun sebesar 51,4%.
sil perhitungan berdasarkan rumus Lameshow, Proporsi responden laki-laki dan perempuan
dkk., (1997): pada kelompok perlakuan masing-masing se-
besar 50%. Untuk kelompok kontrol responden
yang banyak adalah berjenis kelamin laki-laki ya-
kni sebesar 57,14%.
Dalam penelitian ini menguji efektifitas
booklet berbahasa daerah Pontianak. Ada bebe-
n : Jumlah sampel, baik kelompok rapa variabel yang mengganggu tujuan tersebut,
intervensi maupun kontrol yaitu frekuensi membaca booklet pada rentang
σ2 : standar deviasi menu- waktu penelitian, durasi dalam sekali waktu
rut penelitian Shobirin (2013) sebesar 2,8 membaca booklet, dan ketuntasan responden
Z1-α/2 : nilai Z dari daftar membaca materi yang dimuat di dalam booklet.
distribusi normal untuk α = 0,05 nilainya sebesar
1,96 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Frekue-
Z1-β : Nilai Z untuk power β nsi Membaca, Durasi Membaca, dan Ketuntasan
=0,20 nilainya sebesar 0,842 Membaca
µ1-µ2 : selisih peningkatan re- Perlakuan
Variabel
rata kelompok intervensi dan kontrol yaitu sebe- N %
sar 2
Frekuensi membaca booklet
10
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
besar 61,77%. Untuk durasi membaca, lebih dari Sumber : Data Primer 2015 Uji T Tidak Berpa-
sebagian responden membaca dalam sekali waktu sangan
kurang dari 10 menit yakni sebesar 61,77%. Hanya
sebesar 14,71% responden yang membaca den- Pada saat posttest 1 (tabel 1), rata-rata
gan tuntas dalam sekali waktu, sedangkan yang pengetahuan pada kelompok perlakuan sebesar
73,53% responden tidak membaca materi booklet 10,29 dengan standar deviasi 1,96. Sedangkan
dengan tuntas dalam sekali waktu, tetapi rata me- rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol
reka menuntaskan bacaan dalam 3 kali membaca. adalah 6,37 dengan standar deviasi 1,308. Ini
Sedangkan sebanyak 11,76% responden tidak per- artinya serelah booklet dibaca, pengetahuan
nah membaca booklet. responden pada kelompok perlakuan jauh lebih
Variabel keterpaparan informasi lain ada- baik dibandingkan pengetahuan pada kelom-
lah gambaran dari responden dalam rentang wak- pok kontrol. Hasil uji statistik dengan menggu-
tu penelitian tentang sumber informasi lain selain nakan Uji T Tidak Berpasangan, diperoleh nilai
dari booklet yang diberikan. Diketahui bahwa p sebear 0,00 pada alpha 5%. Itu artinya pada
hanya 17,6% responden pada kelompok perlaku- posttest 1 ada perbedaan pengetahuan yang sig-
an yang menyatakan memiliki sumber informasi nifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol.
selain booklet. Kondisi yang tidak jauh berbe- Pada posttest 2 (tabel 1), rata-rata penge-
da juga terjadi pada kelompok kontrol. Selain tahuan pada kelompok perlakuan sebesar 10,97
booklet informasi yang mereka peroleh bersumber dengan standar deviasi 1,53. Rata-rata penge-
dari internet (14.7%) dan majalah (2.9%). Sedang- tahuan pada posttest 1 pada kelompok kontrol
kan pada kelompok kontrol 2.9% informasi juga adalah 6,57 dengan standar deviasi 1,31. Ini
mereka peroleh dari Tv. berarti setelah satu minggu booklet dibaca oleh
Terlihat pada tabel 2 rata-rata pengetahuan responden, pengetahuan kelompok perlakuan
pada kelompok perlakuan sebelum intervensi ada- tetap lebih baik dibandingkan kelompok kont-
lah 6,62 dengan standar deviasi 1,436 sedangkan rol. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
rata-rata pengetahuan sebelum intervensi pada T Tidak Berpasangan, diperoleh nilai p sebesar
kelompok kontrol sebesar 6,06 dengan standar 0,00 pada alpha 5%. Itu artinya ada perbedaan
deviasi 1,765. Itu berarti pengetahuan responden pengetahuan yang signifikan antara kelompok
pada kelompok perlakuan sedikit lebih baik di- perlakuan dan kontrol pada posttest 2.
bandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Hasil uji statistik terhadap pretest penge-
uji statistik, dengan menggunakan Uji T Tidak tahuan menunjukan tidak ada perbedaan yang
Berpasangan, diperoleh nilai p sebesar 0,153. Itu signifikan, sedangkan hasil posttest menunjukan
artinya bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan pengetahuan kelompok perlakuan lebih baik
pretest yang signifikan antara kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Itu artinya
dan kontrol. kondisi awal pengetahuan kedua kelompok da-
Tabel 2. Uji Beda Pengetahuan antara Kelompok pat dikatakan sama. Keadaan tersebut juga me-
Perlakuan dan Kontrol
Pengetahuan Pretest
Kelompok Penelitian
Mean SD Min-Max N p value
Pengetahuan Posttest1
Pengetahuan Posttest2
nunjukan bahwa pemberian media booklet cukup tan pengetahuan yang terjadi pada memori jang-
efektif untuk peningkatan pengetahuan, karena ka pendek dan juga jangka panjang.
pengetahuan kedua kelompok berbeda signifikan Niat menjadi perokok diukur sebagai va-
dimana rerata pengetahuan kelompok perlakuan riabel prediktor dari perilaku merokok remaja.
lebih baik. Niat diukur dengan satu pertanyaan tentang
Untuk menguji efektifitas booklet, maka kemungkinan responden akan memiliki perila-
beda rerata antar waktu pengukuran (pretest, ku merokok di waktu mendatang. Niat diukur
posttest 1 dan posttest 2) dilakukan uji statistik pada 3 waktu, sebelum perlakuan (pretest), sesu-
dengan rumus Repeated Anova (tabel 3). Ter- dah perlakuan (posttest1) serta 1 minggu setelah
lihat terjadi peningkatan rerata pengetahuan perlakuan (posttest 2). Hasil uji statistik variabel
pada kelompok kontrol berdasarkan tiga waktu niat dengan menggunakan rumus Wilcoxon dipe-
pengukuran. Dari hasil uji statistik juga menyim- roleh nilai p pada semua pengukuran baik pada
pulkan bahwa peningkatan tersebut signifikan, kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol
karena nilai p < 0,05. Sedangkan pada kelom- lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat di-
pok kontrol, terjadi peningkatan pengetahuan simpulkan tidak terjadi perubahan niat sesudah
berdasarkan tiga waktu pengukuran, meskipun diberikan booklet.
tidak besar. Hasil uji statitik menyatakan bahwa Berdasarkan penelitian lain, booklet mam-
tidak terdapat peningkatan yang signifikan pen- pu mempengaruhi meningkatnya pengetahuan
getahuan pada kelompok kontol, karena nilai p pada kelompok perlakuan, karena nilai p < 0,05.
> 0,05. Pada sisi lain pengetahuan pada kelompok kont-
rol tidak meningkat dengan signifikan, karena
Tabel 3. Uji Beda Rerata Pengetahuan antar nilai p > 0,05. Dapat disimpulkan booklet efektif
Waktu Pengukuran meningkatkan pengetahuan. Pemberian booklet
pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol sebagai media promosi kesehatan terbukti mam-
Mean(SD)
pu meningkatkan pengetahuan tentang rokok
Kelom- pada anak SD (Pakpahan, dkk, 2013). Penelitian
pok
Pretest Posttest1 Posttest2 P value juga sejalan dengan penelitian Zulaikah (2012b)
bahwa booklet efektif meningkatkan pengeta-
huan gizi pada anak SD.
Perlakuan 6,61 (0,24) 10,29(0,34) 10,97(0,26) 0,00 Penggunaan media dalam pendidikan
kesehatan memiliki tujuan untuk menimbulkan
Kontrol 6,06 (0,29) 6,37(0,22) 6,57(0,22) 0,28 perhatian terhadap suatu masalah dan mengin-
gatkan informasi yang disampaikan supaya me-
Kelompok Perlakuan Beda
(post hoc) Mean
CI P value nimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap
(Machfoed, dkk, 2005; Muhsaini, Y.N., dkk.,
2011). Pada penelitian ini peningkatan penge-
Posttest1-Pretest 3,68 2,88-4,47 0,00 tahuan dipengaruhi oleh pemberian informasi
dalam penggunaan media booklet. Booklet me-
Posttest2-Posttest1 0,68 0,00-1,35 0,04 rupakan media yang efektif untuk pendidikan
kesehatan bagi anak (Zulaikha, 2012a; Parama-
Posttest2-Pretest 4,35 3,78-4,93 0,00 stri, I., dkk., 2011). Media booklet sendiri me-
miliki beberapa kelebihan. Kelebihan booklet
Sumber : Data Primer 2015 diantaranya dapat menimbulkan tanggungjawab
secara mandiri dari setiap responden terhadap
Dari hasil uji statistik tersebut dapat disim- pengetahuan atas dasar informasi yang diterima
pulkan bahwa peningkatan pengetahuan respon- melalui media karena booklet. Booklet diberikan
den pada kelompok perlakuan adalah disebabkan kepada masing-masing individu, sehingga dapat
oleh booklet yang diberikan. Untuk mengetahui dipelajari setiap saat (Aini, 2010).
kelompok mana yang berbeda pengetahuan pada Berdasarkan hasil uji statistik pada va-
kelompok perlakuan dapat dilihat pada table 10. riable niat dengan menggunakan uji Wilcoxon,
Uji beda dilakuan dengan metode Least Significant menunjukan nilai p > 0,05 diseluruh kelompok
Difference (LSD). Dari hasil uji statistik pada tabel data baik kelompok perlakuan maupun kontrol.
3 menunjukan bahwa nilai p pada semua kelom- Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pok < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa per- pemberian booklet tidak berpengaruh pada niat
bedaan pengetahuan berbeda secara bermakna responden baik dikelompok perlakuan maupun
pada semua kelompok data. Itu berarti peningka- kelompok kontrol. Niat merupakan prediktor
12
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
dari perilaku. Pendidikan kesehatan sendiri ada- laudeen, dkk., 2011; Nuradita, dkk., 2012; Tomi-
lah investasi jangka panjang sebagai suatu proses golung, dkk., 2013).Leaflet dan video atau film
perubahan perilaku pada diri seseorang. Dalam merupakan media yang terbukti efektif untuk
jangka waktu yang pendek pendidikan kesehatan menyasar kelompok muda (Ambarwati, dkk.,
hanya menghasilkan perubahan pengetahuan, 2014; Mulyati, dkk., 2014; Wirawan, M., 2014).
baru selanjutnya mempengaruhi sikap dan peri- Media tersebut bahkan bukan hanya meningkat-
laku seperti tahapan teori belajar(Notoadmojo, kan ketertarikan mereka untuk menghentikan ke-
2012). Efektivitas booklet dipengaruhi oleh biasaan buruk tersebut, bahkan mampu memben-
warna, huruf, kesesuaian gambar dan kata, serta tuk kelompok agen perubahan dalam komunitas
substansi materi yang diberikan (Paramastri, I., mereka (Bauman, dkk., 1991; Hamida, K., dkk.,
dkk., 2011). Aspek bahasa juga berperan penting 2012). Selain dua media tersebut, telpon seluler
dalam pengembangan media edukasi. Bahasa lo- juga merupakan media yang terbukti mampu
kal ternyata memancing minat pembaca untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh
membaca isi pesan (Amalia, I.S., 2013). Media remaja untuk memutuskan berhenti merokok
harus mampu mendorong keterlibatan anak da- (Ridha, 2012; Free, dkk., 2011; Fjeldsoe, dkk.,
lam pembelajaran (Sartika, 2012). Selain itu, ti- 2009). Kemajuan teknologi telpon seluler saat ini
dak berpengaruhnya pemberian booklet terhadap menyediakan banyak fasilitas bagi provider kese-
niat responden dapat disebabkan materi booklet hatan. Namun kondisi di banyak negara berkem-
yang disajikan tidak cukup untuk mempengaruhi bang, termasuk Indonesia, infromasi atau pro-
determinan lain dari niat responden, semisal tim- gram kesehatan anti rokok pada berbagai media
bangan keputusan (Glanz, K., dkk., 2008). Da- kalah kompetitif dibandingkan dengan iklan dari
lam perilaku merokok, banyak faktor lain yang industri rokok. Iklan rokok mampu menyusup
mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok pada program fasion, hiburan, gosip, bahkan kes-
khususnya para remaja seperti, pengaruh orang ehatan dan olahraga (Carson N. J., dkk., 2005;
tua, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh ik- Nitcher, M., dkk., 2009).
lan (Alamsyah, 2007; Rachmat, M., dkk., 2013).
Pengetahuan merupakan faktor utama perilaku Penutup
merokok remaja (Ng, N., dkk., 2007). Adapun simpulan dari hasil penelitian ini
Paparan iklan mampu memicu perilaku yaitu terdapat pengaruh positif pendidikan kes-
merokok pada remaja. Terbukti remaja yang te- ehatan melalui booklet berbasa daerah terhadap
papar iklan rokok retail lebih dari 2 kali dalam 1 pengetahuan remaja mengenai bahaya rokok.
minggu berisiko 2.58 kali untuk merokok. Kon- Namun tidak terdapat pengaruhnya pada niat
disi tersebut diperkuat oleh pengaruh teman (peer berhenti merokok remaja. Saran teoritis pada
presure) perokok (.Martinez, E., dkk., 2010). Re- penelitian ini perlu penelitian lanjut mengenai
maja seringkali tidak memiliki kepercayaan diri pengaruh booklet berbahasa daerah dengan niat
ketika dipengaruhi oleh teman-teman mereka berhenti merokok, serta fakor pengganggunya se-
untuk merokok dalam berbagai kondisi seperti perti durasi membaca, lama membaca dan freku-
saat pesta, hang out, dan santai-santai bersama ansi membaca. Sedangkan saran praktis adalah
(DiClemente, dkk., 1994; Girma, dkk., 2010). Ini diharapkan booklet bahasa daerah menjadi salah
sejalan dengan Model Ekologi Perilaku Keseha- satu stategi pendidikan kesehatan mengenai ba-
tan yang dikemukakan oleh McLeroy, dkk (1988) haya merokok pada remaja di Kota Pontianak,
cit. Glanz, dkk., (2008) bahwa perilaku seseorang serta dibarengi upaya monitoring perilaku me-
juga dibentuk oleh kelompok interpersonalnya. rokok remaja guna mengukur keberhasilan pro-
Pada kasus perilaku merokok, kelompok inter- gram edukasi tersebut.
personalnya adalah orang tua dan teman dekat
yang perokok. Bahkan teman dekat perokok me- DAFTAR PUSTAKA
rupakan faktor terkuat pada kelompok remaja Aini, F. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Res-
transisi, yaitu remaja yang memasuk masa rema- produksi Remaja Melalui Media Booklet terha-
dap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Santri
ja akhir (Heimstra, dkk., 2011; Kleinjan M., dkk.,
tentang Kesehatan Reproduksi di Pesantren
2009; Powell L. M., dkk., 2005). Usia rata-rata Darul Hikmah dan Ta’dib Al Syakirin di Kota
mulai merokok di Indonesia berdasarkan laporan Medan Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kes-
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 adalah 17 ta- ehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara
hun, yaitu usia remaja transisi (Kemenkes, 2010). Medan.
Para siswa membutuhkan sumber infor- Alamsyah, & Rika M. 2007. Faktor-faktor yang mem-
masi yang variatif dari berbagai sumber media pengaruhi kebiasaan merokok dan hubungan-
yang biasa diakses oleh kelompok tersebut (Sa- nya dengan status peridontal remaja. Disertasi.
13
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
Program Pasca Program Studi Ilmu Kesehatan Hiemstra, M., Otten, R., de Leeuw, R., van Schayck,
Masyarakat Universitas Sumatra Utara Medan. O., & Engels, R. 2011. The Changing Role of
Amalia, I. S. 2013. Evaluasi Media Poster Hipertensi Self-Efficacy in Adolescent Smoking Initia-
Pada Pengunjung Puskesmas Talaga Kabu- tion. Journal of Adolescent Health. 48:597-603.
paten Majalengka. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 2011. Riset Kesehatan
9(1): 1-8 Dasar, RISKESDAS 2010. Badan Penelitian dan
Ambarwati, Ayu, K.U., Fifit, K., Tika, D.K., & Sa- Pengembangan. Jakarta.
roh, D. 2014. Media Leaflet, Video dan Pen- Kleinjan, M., Engels, R. CME., van Leeuwe J., Brug,
getahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok J., van Zundert R. MP., & van den E. R. JJM.
(Studi pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojo- 2009. Mechanisms of adolescent smoking ces-
songo Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat, sation: Roles of readiness to quit, nicotine de-
10(1): 7-13 pendence, and smoking of parents and peers.
Bauman, K. E., La Prelle J., Brown J. D., Koch, G. Drug & Alcohol Dependence. 99:204–214
& Padgett, B. 1991. The influence of three Latipun. 2008. Psikologi Eksperimen Edisi Kedua. UMM
mass media campaigns on variables related to Press. Malang.
adolescent cigarette smoking: results of a field Lemeshow, S., Homer Jr, D.W., Klar, J., & Lwanga,
experiment. American Journal of Public Health, S.K. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kes-
81:597-604. ehatan. Diterjemahkan oleh Dibyo Pramono.
Carson, N. J., Rodriguez, D., & Audrain-McGovern, UGM Press. Yogyakarta.
J. 2005. Investigation of mechanisms linking Machfoed, I & Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan
media exposure to smoking in high school stu- Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fit-
dents. Preventive Medicine, 41, 511–520. ramaya.
DiClemente C., Delahanty, J., Jean, F., Earley, M., Martinez, E., Tatum, K.L., Glass, M., Ferris, D., Reyn-
Garay, M., Preston, G., Meredith, H., Angela, olds, P., Bernath, A., & Schnoll, R.A. 2010.
P., & R, Kristina S., Onna, V., & Katherine, W. Correlates of Smoking Cessation Self-efficacy
1994. Health and Addictive Behaviors: investigat- in a Community Sample of Smokers. Addict Be-
ing transtheoretical solutions, Transtheoretical model hav. 35: 175–178.
of behavior change Measures, http://www.umbc. Mulyati, S., Oki, S., & Insi, F.D.S. 2015. Pengaruh Me-
edu/psyc//habits/content/ ttm_ measures/in- dia Film Terhadap Sikap Ibu Pada Deteksi Dini
dex.html, diakses Januari 18, 2011. Kanker Serviks. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Dignan, M & Carr, P.A. 1992. Program Planning for 11(1): 16-24
Health Education & Promotion, 2nd, Lea & Fe- Murti, B. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi.
biger, Philadelphia. Edisi dua Jilid pertama. UGM Press, Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kalbar. 2012, Surveilens Tetap Penya- Musaini, Y.N., Ichsan, B., & Basuki, S.W. 2011. Pen-
kit (STP) Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: garuh pendidikan kesehatan terhadap pengeta-
Dinkes Prop Kalbar. huan dan sikap merokok pada siswa laki-laki
Donovan, R.J. & Henley, N. 2003. Social Marketing, IP kelas XI SMK Murni 1 Surakarta. Jurnal Kes-
Communication, Melbourne. ehatan. 4(2): 164-179
Fjeldsoe, B.S., Marshall, A.L., & Miller, Y.D. 2009. Be- Ng, N., Weinehall, L., & Ohman, A. 2007. If I don’t
havior Change Interventions Delivered by Mo- smoke, I’m not a real man’ —Indonesian teen-
bile Telephone Short-Message Service. Ameri- age boy’s views about smoking. Health Educa-
can Journal of Preventive Medicine. 36:165-173. tion Research. 22: 794-804.
Free, C., Knight, R., Robertson, S., Whittaker, R., Ed- Nicther, M., Padmawati, S., Danardono, M., Ng, N.,
wards, P., Zhou, W., Rodgers, A., Cairns, J., Prabandari, Y., & Nithcer, M. 2009. Reading
Kenward, M.G., & Roberts, I. 2011 Smoking culture from tobacco advertisements in Indone-
Cessation Support Delivered via Mobile Phone sia. Tobacco Control. 18:98-107.
Text Messaging (txt2stop): A Single-Blind, Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan, Teori dan Ap-
Randomised Trial. Lancet. 378:49-55. likasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Girma, E., Assefa, T., & Derebew, A. 2010. Cigarette Nuradita, & Maryam. 2013. Pengaruh Pendidikan Ke-
Smokers’ Intention to Quit Smoking in Dire sehatan terhadap Pengetahuan tentang Bahaya
Dawa Town Ethiopia: An Assessment Us- Rokok pada Remaja di SMP Negeri 3 Kendal.
ing the Transtheoretical Model. BMC Public Jurnal Keperawatan Anak. 1: 44-48
Health.10:320-327. Pakpahan, Larasati, Sibuela, & Sahli. 2013. Efekti-
Glanz, K., Rimer, B.K., & Viswanath, K. 2008 Health fitas Booklet terhadap Tingkat Pengetahuan
Behavior and Health Education. Theory, Research dan Sikap tentang Rokok dan Bahaya Rokok
and Practice. 4th Edition, John Wiley & Sons, di SDN 1 Pajang Selatan Pajang Bandar Lam-
USA. pung. Medical Journal of Lampung University. 3:
Hamida, K., Siti, Z., & Mutalazimah. 2012. Penyulu- 125-135
han Gizi Dengan Media Komik Untuk Me- Paramastri, I., J.E. Prawitasari, Yayi, S.P., Endang, &
ningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Ekowarni, 2011, Buklet sebagai Media Pence-
Makanan Jajanan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. gahan terhadap Kekerasan Seksual pada Anak-
8(1): 67-73 anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
14
Abduh Ridha & Andri Dwi Hernawan / Journal of Health Education 1 (2) (2016)
15