Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN TASAWUF, ILMU KALAM DAN

FILSAFAT
(Sebagai Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf)

DISUSUN OLEH :
Nova Fitria 2120202108
Rahmad Mahadi 2120202121
Bimbim Laredho 2120202133

Kelas : PAI D (2021)


DOSEN PENGAMPU : Achmad Fadil, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan karunianya.
Sholawat bertangkaikan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita,
Nabi besar Muhammad Saw. beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Achmad Fadil,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf. Makalah dengan
judul “Hubungan Tasawuf, Ilmu kalam dan Filsafat” ini dibuat bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Pepatah mengatakan bahwa tiada ranting yang tak retak. Begitu pula
dengan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan serta
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu diharapkan para pembaca
dapat memberikan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya terutama untuk diri pemakalah sendiri.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Palembang, 8 Oktober 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A.Latar Belakang...........................................................................................................1

B.Rumusan Masalah......................................................................................................1

C.Tujuan........................................................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Pengertian Tasawuf, Ilmu kalam dan Filsafat............................................................2

B. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam....................................................................5

C. Hubungan Tasawuf dengan Filsafat...........................................................................6

D. persamaan dan perbedaan tasawuf, ilmu kalam dan filsafat....................................9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................................

Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah yang
dalam hidupnya diperintahkan langsung oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.
Dalam menjalankan perintah tersebut sering terbesit dalam hati seorang hamba,
siapa tuhan itu? Atas dasar apa ia menyuruh untuk beribadah? Kepada siapa aku
beribadah? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut hubungannya
dengan tuhan. Maka untuk menjawab pertanyan seperti tu diperlukan beberapa
disiplin ilmu. Seperti ilmu tasawuf, ilmu kalam, ilmu filsafat dan beberapa ilmu
lainnya. Maka dari itu, dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan
antara tasawuf, ilmu kalam dan filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tasawuf, ilmu kalam dan filsafat ?
2. Bagaimana hubungan tasawuf dengan ilmu kalam ?
3. Bagaimana hubungan tasawuf dengan filsafat ?
4. Apa persamaan dan perbedaan tasawuf , ilmu kalam dan filsafat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tasawuf, ilmu kalam dan filsafat
2. Untuk mengetahui hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
3. Untuk mengetahui hubungan tasawuf dengan filsafat
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan tasawuf, ilmu kalam dan
filsafat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf, Ilmu kalam dan Filsafat


1. Tasawuf
Pengertian tasawuf dalam segi bahasa terdapat sejumlah kata yang
dihubungkan oleh para ahli untuk menjelaskannya. Menurut Harun Nasution
terdapat lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-
suffah), (orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Makkah ke Madinah),
saf(barisan), sufi (suci), Sophos (bahasa yunani: hikmat) dan suf (kain wol).1
Dari selutuh kata tersebut dapat dihubungkan dengan Tasawuf. Seperti kata ahl
al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Makkah ke Madinah)
menggambarkan orang yang rela berkorban untuk Allah. Mereka rela
meninggalkan harta bendanya yang ada di Makkah untuk mengikuti jejak Nabi
yang pergi ke Madinah. Jika tidak ada rasa keimanan dan kecintaan kepada
Allah, maka tak mungkin hal ini mereka lakukan.
Kata Saf yang artinya barisan. Hal ini menggambarkan orang yang selalu
berada pada barisan terdepan untuk melaksanakan perintah-perintah dari Allah.
Selanjutnya sufi yang artinya suci. Menggambarkan orang-orang yang
senantiasa membersikan dan menjaga dirinya dari dosa dan maksiat. Kata suf
yang artinya ialah kain wol menggambarkan tentang kesederhanaan, sebagai
bukti bahwa orang tersebut tidak cinta akan dunia. Dan kata sophos
menggambarkan keadaan jiwa seseorang yang senantiasa untuk cenderung
kepada kebenaran.
Sedangkan menurut Munawwir dan Achmad Warson Istilah tasawuf
berasal dari bahasa Arab dari kata ”tashowwafa – yatashowwafu - tashowwuf”
mengandung makna (menjadi) berbulu yang banyak, yakni menjadi seorang
sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu

1
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1983), Cet.III,
hlm. 56-57

2
domba/wol (suuf).2 Intinya tetap sama dengan kaidah yang diberikan oleh
Harun Nasution. Yaitu seseorang yang selalu menjaga kesuciannya, beribadah,
tidak cinta dunia, rela berkorban untuk kebaikan , dan hidup dengan
kesederhanaan.
Pengertian tasawuf dari segi istilah yaitu upaya melatih jiwa dengan
dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh
kehidupan duniawi, sehingga dapat tercermin akhlak yang mulia dan dekat
dengan Allah.3 Dengan kata lain, dapat disebut bahwa tasawuf adalah sebuah
bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental dan jiwa
rohaniah agar dapat selalu dekat dengan tuhan. Dari kedua pengertian menurut
bahasa dan istilah tersebut maka kami menyimpulkan bahwa, tasawuf adalah
bidang ilmu yang terfokuskan pada pelatihan jiwa dan pembinaan mental
rohaniah yang memiliki tujuan agar seorang hamba dekat dengan sang
penciptanya, yaitu Allah SWT.

2. Ilmu Kalam
Pengertian kalam Secara bahasa berarti perkataan, firman, ucapan atau
pembicaraan.4 Dalam ilmu nahwu kalam memiliki makna kata-kata yang
tersusun menjadi kalimat yang mengandung arti. Sedangkan dalam kalangan
ahli tafsir dan ahli agama umumnya, mereka menyebutkan bahwa kalam
diartikan sebagai firman Tuhan, jadi kalamullah adalah firman Allah, wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan
menjadi al-Qur‘an, kemudian dipakai untuk menunjukkan salah satu sifat Allah
yakni berbicara (berfirman).
Menurut Ibnu khaldun ilmu kalam adalah Ilmu yang mengandungi
penghujahan-penghujahan tentang pegangan-pegangan keimanan berdasarkan
dalil-dalil akal dan penyangkalan keatas golongan-golongan yang
2
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), cet. XIV, hlm.
804.
3
Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2017), hlm. 156

4
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam : (Tauhid dan Ilmu Kalam), (Palembang : NoerFikri Offset,
2015), hlm.1

3
menyeleweng dalam hal-hal akidah.5 Sedangkan Ahmad Hanafi menyatakan
bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan
(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada padaNya
dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-
rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang
mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat
yang mungkin terdapat padanya.6
Dari beberapa pengertian tersebut kami menyimpulkan bahwa ilmu kalam
adalah bidang ilmu yang mempelajari mengenai kalam allah, keesaan Allah,
sifat yang pasti dimiliki Allah, sifat yang tidak dimiliki Allah, yang bertujuan
untuk mempertahan rasa percaya dan menyangkal pikiran yang melenceng
atau keluar dari kaidah salaf ataupun ahlussunnah. Maka dapat dikatan bahwa
ketika kita mempelajari ilmu kalam ini, maka keimanan kita akan semnakin
kuat dan dapat terhindar serta dapat menyangkal pikiran-pikiran ataupun
pendapat yang keluar dari akidah.

3. Filsafat
Menurut bahasa, Filsafat berasal dari Yunani , yaitu dari kata philos dan
sophia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya
kebijakan atau kearifan. Sedangkan menurut Sidi Gazalba mengatakan bahwa
filsafat adalah hasil kegiatan berpikir yang radikal, sistematis, universal. 7
Filsafat bersifat radikal artinya filsafat adalah kegiatan yang berfikir secara
mendalam. Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau
kajian-kajiannya menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait
dan bersifat koheren (runtut). Sedangkan filsafat bersifat universal, artinya
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban filsafat bersifat umum dan
mengenai semua orang.

5
Ibn Khaldun,'Abdal-Rahman,al-Muqaddimah. (Kaherah:al-Maktabahal-Tijariyyahal-Kubra,)
hlm.400
6
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 3.
7
Sidi Gazalba. Sistematika filsafat. (Jakarta : Bulan Bintang, 1973), hlm.7

4
Maka kami menyimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah kegiatan yang
mengandalkan akal dan pikiran hal ini bertujuan untuk mencari kebenaran yang
sesungguhnya seperti mencari kebenaran mengenai ketuhanan, alam semesta,
ataupun manusia. Maka dengan berfilsafat manusia akan merasakan beberapa
manfaat seperti mendorong untuk terus berpikir kritis dengan melihat hakikat
atau dasar persoalan hingga mengembangkan pertanyaan dari jawaban yang
didapat. Selain itu juga filsafat bermanfaat bagi manusia untuk berpikir dengan
cara yang bijaksana

B. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam


lmu kalam adalah disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan
pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Sebagai contoh, ilmu
kalam menerangkan bahwa Allah bersifat Sama’ Bashar, Kalam, Iradah,
Qudrah, Hayat, dan sebagainya. Namun, ilmu kalam tidak menjelaskan
bagaimana seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar
dan melihatnya, bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca Al-
Quran, bagaimana seseorang merasa bahwa segala sesuatu yang tercipta
merupakan pengaruh dari kekuasaan Allah, dan seterusnya. Pada ilmu kalam
ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya,
serta kemunafikan dan batasannya.
Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode
praktis untuk merasakan keyakinan dan ketenteraman. Sebagaimana dijelaskan
juga tentang menyelamatkan diri dari kemunafikan. Semua itu tidak cukup
hanya diketahui batasan-batasannya oleh seseorang. Sebab, terkadang
seseorang sudah tahu batasan-batasan kemunafikan, tetapi tetap saja
melaksanakannya. Inilah yang kemudian dapat dikatakan, ilmu tasawuf
mempunyai fungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman
kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam
menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan
demikian, ilmu tasawuf harus berjalan bersama dengan ilmu kalam, yang antara
lain memiliki fungsi sebagai berikut.

5
1. Berfungsi sebagai pengendali ilmu kalam. Jika timbul suatu aliran
yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan
baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal itu
merupakanpenyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan
atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Quran dan Al-Sunnah,
atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, tasawuf
akan menjadi pengendali dari ilmu kalam yang kebablasan
tersebut.
2. Berfungsi sebagai pemberi siraman ruhaniah dalam perdebatan-
perdebatankalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam
dalam dunia Islamcenderung menjadi sebuah ilmu yang
mengandung muatan rasional di samping muatan naqliyah, ilmu
kalam dapat bergerak ke arah yang lebih bebas. Disinilah ilmu
tasawuf berfungsi memberi muatan dan siramanruhaniah sehingga
ilmu kalam tidak hanya terkesan sebagai dialektika keislaman
belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati,
tetapi juga belajar menghayati akan kehadiran Tuhan dalam
hatinya.
3. Berfungsi sebagai penyeimbang di saat ilmu kalam kaya akan
argumentasi aqliyah dan naqliyah, namun kering dengan
kebijaksanaan dan kearifan. Dalam pengalaman sejarahnya yang
panjang, di saat perdebatan kalam mengemuka, biasanya
mutakallimun dengan sekuat tenaga mempertahankan argumentasi
rasionalnya, dan seolah menafikan argumentasi lainnya. Maka,
pada saat inilah tasawuf harus didatangkan dalam rangka melerai
untuk memberikan sentuhan ruhani dengan berpegang teguh
kepada kemahakuasaan Allah Swt., yang berada di atas segalanya.8
Dalam buku Daras Akhlak Tasawuf, hubungan antara tasawuf dengan
ilmu kalam adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari materi, ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa rohaniah

8
Syamsun Ni’am, Tasawuf Studies, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), hlm.92

6
sedangkan ilmu tasawuf dapat menyentuh rasa rohaniah seorang
hamba.
2. Dalam ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan defenisinya,
kekufuran dan manifestasinya, Sementara itu pada ilmu tasawuf di
temukan pembahasan jalan sertakemunafikan dan batasannya.atau
metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, serta
upaya untuk menyelamatkan kemunafikan.
3. Selain itu, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah
dalam perdebatan kalam.9

C. Hubungan Tasawuf dengan Filsafat


Filsafat landasan pemikirannya dengan logika, sedangkan tasawuf
landasannya dengan hati sanubari. Dalam filsafat penuh dengan tanda tanya. Apa,
bagaimana, dari mana, dan apa sebab? Sedangkan dalam tasawuf tidak
mempertanyakan. Sehingga orang yangtidak memasuki alam tasawuf dengan
sendirinya tidaklah akan turutmerasa apa yang mereka rasai (dalam keyakinan
pemikirannya). Bahkan bagi kaum sufi, kuasa perasaan itu lebih tinggi dari kuasa
kata-kata. Mereka tidak tunduk kepada susunan huruf dan bunyi suara. Bukankah
kata-kata itu hanya dapat menunjukkan sebagian saja dari makna yang dimaksud?
Dengan filsafat orang mengetahui makna pemahamannya.Oleh karena itu,
menjadi tinggi martabat tasawuf kalau diiringi dengan pengetahuan dan
mempunyai keahlian berfilsafat. Dalam hal ini sebagai figurnya adalah Imam
Ghazali, Suhrawardi, Ibnu Arabi.Sehingga menjadi kacau dan rancu kalau tasawuf
dimiliki oleh orang yang tidak mempunyai dasar ilmu pengetahuan. Dengan
demikian jelas hubungan tasawuf dan filsafat sangat berkaitan. 10 Ilmu tasawuf
yang berkembang di dunia islam tidak dapat dinafikan dari sumbangan pemikiran

9
Mardiyan Hayati, Jurnal Ilmiah pedagogy, Hubungan Tasawuf dengan Filsafat, Theology dan
Psikologi, Vol.1 No.9, 2018, hlm 34
http://www.jurnal.staimuhblora.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/21/18
10
Badrudin, Akhlak Tasawuf, (Serang :IAIB Press, 2015), hlm.86

7
kefilsafatan. Ini dapat dilihat dalam kajian-kajian tasawuf yang berbicara tentang
jiwa.
Secara jujur harus diakui bahwa terminologi jiwa dan roh itu sendiri
sesungguhnya banyak dikaji pemikiran filsafat. terminologi dalam yang
pemikiran. Kajian-kajian tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata
telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesempurnaan
kajian tasawuf dalam dunia islam. Kajian kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh
kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf menurut sebagian ahli tasawuf
jiwa adalah roh setelah bersatu dengan jasad. Penyatuan roh dan jasad melahirkan
pengaruh yang ditimbulkan oleh jasad terhadap roh. Pengaruh-pengaruh ini
akhirnya memunculkan kebutuhan-kebutuhan jasad yang dibangun roh.
Ilmu tasawuf sangat erat kaitannya dengan ilmu filsafat menurut Tiswani
dalam bukunya Buku Daras Akhlak Tasawuf menyatakan:
1. Ilmu memberikan penjelasan terhadap terminologi terminologi
yang digunakan dalam tasawuf.
2. Ilmu tasawuf dan ilmu filsafat sama sama mempunyai tujuan yakni
mencari kebenaran sejati atau kebenaran tertinggi.
3. Ilmu filsafat lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan tasawuf
pada aplikasi.
4. Ilmu Tasawuf landasannya berpijak dan bertolak dari perasaan
sedangkan filsafat landasannya berpijak pada rasio kepandaian
menggunakan akal pikiran.
5. Filsafat mempengaruhi materi-materi dalam tasawuf.11

D. Persamaan Dan Perbedaan Tasawuf, Ilmu Kalam Dan Filsafat


a. Titik persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian.
Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
11
Op.cit, hlm.29

8
dengan-Nya. Ilmu kalam merupakan salah satu ilmu Islam yang mengkaji akidah
(doktrin)12. Objek kajian filsafat adalah masih dalam masalah ketuhanan di
samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu
objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-uapaya pendekatan terhadap-
Nya. Jadi, di lihat dari objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang
berkaitan dengan ketuhanan.
Argumen filsafat- sebagai mana ilmu kalam– dibangun di atas logika. Oleh
karena itu, hasil kajiannya bersifat spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan
secara empiris, riset, dan eksperimental). Kerelatifan hasil karya logika itu
menyebabkan beragamannya kebenaran yang dihasilkannya. Bagi ilmu kalam,
filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Ilmu
kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang
berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha
menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau
tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas
jangkauanya), atau tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya
yang tipikai berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan
spritual menuju Tuhan.
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki
kesamaan dalam segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang
berkaitan dengan-Nya. Namun dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan
dalam penamaannya saja. Ilmu kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan
sebutan kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di kenal dengan sebutan
kajian tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan sebutan
kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji
kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.

b. Titik Perbedaan
a) Ilmu Kalam
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu
terdapat persamaan dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik
perbedaannya. Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek
metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping
argumentasi-argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan
ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini
menggunakan metode dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog
keagamaan. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta
pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang rasional dan
logis, namun kalau dilihat adari asas-asas yang dipakai dalam argumentasinya
12
Murthada Muthahari, Pengantar Ilmu-ilmu Islam, (Jakarta:Pustaka Zahra, 2003), hlm.196

9
terdiri dari dua bagian, yaitu ; Aqli dan Naqli13. Bagian Aqli ini terbangun dengan
dasar pemikiran yang rasional murni, itupun kalau ada relevansinya dengan Naqli.
Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan dan menegaskan pertimbangan
rasional supaya memperkuat argumen-argumennya.
b) Ilmu Filsafat
Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode
rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi
secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal (mengalam);
tidak merasa terikatat  oleh apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang
bernama logika. Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Socrates adalah
berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-
konsep (the gaining of conceptual clarity). Murthadha muthahari berkata bahwa
metode filsafat hanya bertumpu pada silogisme (qiyas), argumentasi rasional
(istidal aqli) dan demonstrasi rasional (burhan aqli).
Berkenaan dengan keragaman kebenaran yang dihasilkan oleh kerja logika
maka dalam filsafat dikenal apa yang disebut kebenaran korespondensi. Dalam
pandangan korespodensi, kebenaran adalah persesuaian antara kenyataan
sebenarnya di alam nyata. Disamping kebenaran korespodensi, di dalam filsafat
juga dikenal kebenaran korehensi. Dalam pandangan korehensi, kebenaran adalah
kesesuaian antara suatu pertimbangan baru dan suatu pertimbangan yang telah
diakui kebenarannya secara umum dan permanen. Jadi, kebenaran dianggap tidak
benar kalau tidak sesuai dengan kebenaran yang dianggap benar oleh ulama
umum.
Disamping dua kebenaran di atas, di dalam filsafat dikenal juga kebenaran
pragmatis. Dalam pandangan pragmatisme, kebenaran adalah sesuatu yang
bermanfaat (utility) dan mungkin dapat dikerjakan (workability) dengan dampak
yang memuaskan. Jadi, sesuatu akan dianggap tidak benar kalau tidak tampak
manfaatnya secara nyata dan sulit untuk di kerjakan.
c) Ilmu Tasawuf
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada
rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu
yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf  bersifat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering
tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sulit
dibahasan. Pengalaman rasa lebih muda dirasakan langsung oleh orang yang ingin
memperoleh kebenaranya dan mudah digambarkan dengan bahasa lambang,
sehingga sangat interpretable dapat diinterpretasikan bermacam-macam).
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau 
ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu
tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang

13
Murthada Muthahari, Mengenal Ilmu Kalam, (Jakarta:Pustaka Zahra, 2002),hlm.24

10
objeknya datang dari dalam diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains
dikenal istilah objeknya  tidak objektif. Ilmu seperti ini dalam sains dikenal
dengan ilmu yang diketahui bersama atau tacit knowledge, dan bukan ilmu
proporsional.
Didalam pertumbuhannya, ilmu kalam (teologi) berkembang menjadi
teologi rasional dan teologi tradisional. Filsafat berkembang menjadi sains dan 
filsafat sendiri. Sains berkembang menjadi sains kealaman,sosial, dan humaniora;
sedangkan filsafat berkembang lagi menjadi filsafat klasik, pertengahan, dan
filsafat modern. Tasawuf selanjutnya berkembang menjadi tasawuf praktis dan
tasawuf teoritis.14

PENUTUP
Kesimpulan
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki kesamaan
dalam segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang berkaitan
dengan-Nya. Namun dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan dalam
penamaannya saja. Ilmu kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan sebutan
14
Murthada Muthahari, Pengantar Ilmu-ilmu Islam,(Jakarta:Pustaka Zahra,2003),hlm.326

11
kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di kenal dengan sebutan kajian
tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan sebutan kajian
tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji kajian
tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya

Saran
Demikianlah uraian singkat mengenai Hubungan ilmu kalam, tasawuf dan
filsafat Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Meskipun demikian kami menyadari bahwa makalah kami masih
banyak kekurangan. Sehingga kami senantiasa mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun untuk kemajuan Bersama

DAFTAR PUSTAKA
Gazalba, Sidi Gazalba. (1973). Sistematika filsafat. Jakarta : Bulan Bintang
Hanafi, Ahmad. (1974). Teologi Islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Bulan Bintang
Khaldun,Ibn dan 'Abdal-Rahman. al-Muqaddimah. Kaherah:al-Maktabahal-
Tijariyyahal-Kubra

12
Nasution, Harun. (1983). Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta : Bulan
Bintang
Nata, Abbudin. (2017). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : Rajawali
Pers

Syarifudin, Achmad. (2015). Pemikiran Islam : Tauhid dan Ilmu kalam)


Palembang : NoerFikri Offset
Warson, Achmad dan Munawwir. (1998) Kamus Al-Munawwir. Surabaya:
Pustaka Progressif
Badrudin. (2015). Akhlak Tasawuf. Serang :IAIB Press
Ni’am, Syamsun. (2014). Tasawuf Studies. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Hayati, Mardiyan (2018). Jurnal Ilmiah pedagogy, Hubungan Tasawuf dengan
Filsafat, Theology dan Psikologi, Vol.1 No.9, 2018.
http://www.jurnal.staimuhblora.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/
21/18
Muthahari, Murthada. (2002). Pengantar Ilmu-ilmu Islam, Jakarta: Pustaka Zahra
Muthahari, Murthada. (2003). Mengenal Ilmu Kalam, Jakarta: Pustaka Zahra

13

Anda mungkin juga menyukai