Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Studi Kritis Aliran – Aliran Tarekat Yang Berkembang


Masa Kini

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu: Rokib Rukmana.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Dadan Hamdani
(19201956)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM YAPISHA
GARUT
(STEIYGA)
2020 M / 1441 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Puji syukur Saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat Rahmat
dan InayahNya-lah sehingga pembuatan makalah ini dapat Saya selesaikan
dengan baik dan benar.

Pada pembuatan makalah kali ini, didalamnya akan Saya bahas terkait “Studi
Kritis Aliran – Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini

”.

Saya selaku pembuat makalah ini, mengaku bahwasanya makalah Saya


masih jauh dari kata sempurna layaknya dengan makalah yang lain. Saya sangat
berterimakasih jikalau ada saran maupun kritikan yang sifatnya membangun.

Akhir kata, Saya selaku pembuat makalah mengucapkan terima kasih atas
kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Saya. Semoga apa yang
Saya sajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi sesama.

Wassalamualaikum Warahmatullah....

Garut, 15 Juni 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulis..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Tarekat.......................................................................................3

B. Pengaruh Tarekat Di Dunia Islam................................................................3

C. Ritual Dan Seremonial Tarekat....................................................................5

D. Studi Kritis Terhadap Aliran Tarekat..........................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Simpulan....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa arti tarekat ialah jalan untuk melakukan suatu
ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasullah saw dan dikerjakan oleh para
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in seacara turun-temurun hinga kepada para ulam yang
menyambung sampai pada masa kini.

Pada awal mulanya, tarekat belum ad di dalam agama islam. Akan tetapi,untuk
memasuki dunia tasawuf, di perlukan satu jalan untuk dapat mencapai tujuan utama yang
ingin dicapai oleh seseorang. Dari situ timbullah satu cara untuk mendaki satu maqam ke
maqam lainnya yang disebut tarekat.

Sebagai amalan tasawuf, pada dasarnya tarekat terdiri atas dua bagian utama, yaitu
penyucian hati dan meditasi dalam rangka berdzikir kepada Allah.

Taswuf secara umum merupakan usaha mendekatkan diri kepada allah dengan sedekat
mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Usaha ini biasanya
dilakukan di bawah bimbingan seorang syaikh. Ajaran-ajaran tasawuf ini merupakan hakikat
dan tarekat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tasawuf ialah usaha mendekatkan diri
kepada Allah, sedangkan tarekat ialah jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri kepada
nya. Gambaran ini menunjukan bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang dengan
beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan guru kepada muridnya.

B. Rumusan Masalah.

1. Apa Pengertian Tarekat ?

2. Bagaimana Pengaruh Tarekat Di Dunia Islam ?

3. Bagaimana Ritual Dan Seremonial Tarekat ?

iii
4. Bagaimana Studi Kritis Terhadap Aliran Tarekat ?

C. Tujuan Penulis

1. Mengetahui Apa Pengertian Tarekat

2. Mengetahui Bagaimana Pengaruh Tarekat Di Dunia Islam

3. Mengetahui Bagaimana Ritual Dan Seremonial Tarekat

4. Mengetahui Bagaimana Studi Kritis Terhadap Aliran Tarekat

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarekat

Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa arti tarekat ialah jalan untuk melakukan suatu
ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasullah saw dan dikerjakan oleh para
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in seacara turun-temurun hinga kepada para ulam yang
menyambung sampai pada masa kini.

Pada awal mulanya, tarekat belum ad di dalam agama islam. Akan tetapi,untuk
memasuki dunia tasawuf, di perlukan satu jalan untuk dapat mencapai tujuan utama yang
ingin dicapai oleh seseorang. Dari situ timbullah satu cara untuk mendaki satu maqam ke
maqam lainnya yang disebut tarekat.

Sebagai amalan tasawuf, pada dasarnya tarekat terdiri atas dua bagian utama, yaitu
penyucian hati dan meditasi dalam rangka berdzikir kepada Allah.

Taswuf secara umum merupakan usaha mendekatkan diri kepada allah dengan sedekat
mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Usaha ini biasanya
dilakukan di bawah bimbingan seorang syaikh. Ajaran-ajaran tasawuf ini merupakan hakikat
dan tarekat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tasawuf ialah usaha mendekatkan diri
kepada Allah, sedangkan tarekat ialah jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri kepada
nya. Gambaran ini menunjukan bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang dengan
beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan guru kepada muridnya.

B. Pengaruh Tarekat Di Dunia Islam

Dalam perkembangannya, tarekat-tarekat itu tidak hanya memusatkan perhatian kepada


ajaran gurunya, tetapi juga mengikuti kegiatan kegiatan politik.umumnya tarekat Tijaniiyyah
yang dikenal dengan gerakan politik yang menentang penjajahan prancis di Afrika Utara.
sementara itu, gerakan tarekat Sanusiyyah menentang penjajahan italioa di Libya. Jadi,
walaupun kaum sufi memusatkan perhatian kepada akhirat melalui amalan-amalan dzikir,
mereka ikut bergerak menyelamatkan umat islam dari bahaya yang mengancamnya.

v
Keberadaan tarekat sangat penting dalam dunia islam. Tarekat secara umum
memengaruhin dunia islam mulai dari abad XIII. Kedudukan tarekatbpada saat itu sama
dengan kedudukan partai politik. Terlebih lagi, banyak tentera jugabmenjadi anggota tarekat.
Penyokong tarekat Bektashi umpamanya, sebagai besar mereka adalah tentara Turky. Oleh
karena itu, sewaktu tarekat tersebut dibubarkan oleh Sultan Mahmud II, tentara yang juga
disebut dengan janissary itu menentangnya. Jadi, tarekat tidak hanya bergerak dalam urusan
agama, tetapi juga bergerak dalam urusan dunia.

Tarekat –tarekat meluaskan pengaruh dan organiasinya ke seluruh pelosok negeri,


menguasai masyarakat melalui jenjang yang terancang dengan baik, dan memberikan
otonomi kedaerahan seluas-luasnya. Setiapdesa ada wali lokalnya yang dimuliakan sepanjang
hidupnya, bahkan setelah wafat.

Akan tetapi, pada saat-saat itu terjadi “penyelewengan” di dalam tarekat.


Penyelewengan itu antara lain terjadi dalam paham wasilah, yaitu paham yang menjekaskan
bahwa permohonan seseorang tidak dapat dialamtkan langsung kepada Allah, tetapi harus
melalui guru, sambung-menyambung sampai kepada syaikh. Setelah itu, baru dapat
berhubungan dengan- Nya.

Paham inilah yang ditentang oleh Muhammad Abdul Wahab di Arab Saudi, Karen
adinggap syirik. Hal ini seperti di zaman pra-islam.Manna,Lata, dan Uzza adalah perantara
tuhan orang-oprang jahiliyah yang semuannya dibasmi oleh Nabi Saw. Itulah sebabnya
wahabiyah menentang keras paham ini dan menghancurkan makan Nabi dan para sahabat.
Akan tetapi, perlakuan mereka tersebut mendapat kecaman dari dunia islam.

Di samping itu, tarekat umumnya hanya berorientasi akhirat, tidak mementingkan


dunia.Tarekat menganjurkan banyak beribadah dan jangan mengikuti dunia, karena dunia
adalah bangkai dan yang mengejarnya adalah anjing. Ajaran ini tampaknya menyelewatkan
umat islam dari jalan yang harus ditempuhnya. Demikian juga sikaptawakal; menunggu apa
saja yang akan dating., para pembaharu dalam dunia islam melihat bahwa tarekat bukan
hanya m3ncemarkan paham tauhid, tetapi jug amembawa kemunduran bagi umat islam.
Terlebih lagi, Annemarie Schimmel menyatakan bahwa tarekat yang awalnya muncul dari
kebutuhan rohani, menjadi unsure menyebabkan kemandengan orang-orang islam.

vi
Oleh Karena itu, pada abad XIX mulailah timbul pemikiran yang sinis terhadap tarekat
dan tasawuf. Banyak orang menentang dan meninggalknnya. Muhammmad Abduh yang
semula merupakan pengikut tarekat yang patuh,setelah bertemu jamaludin Al-Afghani, ia
berubah pendirian dengan meninggalkan tarekat5nya dan mementingkan dunia ini, di
samping akhirat begitu juga Rasyid Ridho , setelah melihat bahwa tarekat membawa
kemunduran pada umat islam .ia meninggalkannya dan memusatkan perhatiiannya untuk
memajukan umat islam.

Akan tetapi pada akhir-akhir ini, perhatian kepada tasawuf timbul kembali karena
dipengaruhi oleh paham materialism. Orang-orang Barat melihat bahwa materialism itu
memerlukan sesuatu yang bersifat rohani sehingga banyak orang yang kembali
memperhatikan tasawuf

C. Ritual Dan Seremonial Tarekat

Seungguhnya tarekat memiliki tujuan untuk menyucikan diri melalui maqam dan ahwal
menuju pengalaman tentang realitas ilahi. Pengalaman itu dirumuskan oleh para sufi dalam
beberapa term seperti ma’rifat, fana fillah, baqa’fillah, hulul, dan ittihad. Perkembangan
tasawuf sebagai organisasi dengan sendirinya melambangkan aturan dan merupakan jalan
yang dapat memurnikan nafsu untuk mencapai kemanunggalan dengan tuhan. Tarekat
kemudian melahirkan tata ritual dan seremonial. Ritual dan serenonial ini memperkaya
system ritual dalam islam yang sudah lengkap pada masa awal sejarahnya dalam bentuk
ibadah mahdah.

Ada bebrapa ritual dan seremonial yang harus dilakukan seseorang apabila ingin
memasuki tarekat. Langkah-langkah itu merupakan bagian dari disiplin oleh rohani. Ritual
dan seremonial itu adalah sebagai berikut.

1. Baiat

Maqam dan hal yang dilalui oleh para saliuk merupakan suatu perjalan yang tidak
mudah. Pada tahap permulaan, seseorang yang ingin memasuki dunia tarekat harus
melakukan baiat. Baiat ialah sumpah yang diucapkan oleh seorang murid kepada guru
sebagai simbol penyucian dan keabsahan seseorang dalam mengamalkan ilmu tarekat. Jadi,

vii
baiat menjadi semacam ucapan sakral yang harus dilakukan oleh setiap orang yang ingin
mengamalkan ilmu tarekat. Oleh karena itu dalam upacara baiat ini, selain diucapkan
sumpah, diajarkan juga kewajiban seorang murid untuk menaati guru yang telah
membaiatnya. Dengan berbaiat, seseorang memperoleh status keanggotaan secara formal,
membangun ikatan spiritual dengan mursyidnya, dan membangun persaudaraan mistis
dengan sesame anggota lain.

Dalam upacara baiat juga diajarkan dzikir yang harus dilakukan oleh murid dalam
sehari semalam. Dzikir yang dilakukan oleh penganut tarekat dimaksudkan untuk
mengendalikan nafsu tercela (madzmumah).

Ada tiga jenis dzikir yang dilakukan oleh pengamal tarekat. Pertama, dzikir naïf isbat,
yaitu dzikir yang dilakukan dengan mengucapkan la ilaha illallah. Kedua, dzikir ismu adz-
dzat, yaitu dilakukan dengan mengucapkan Allah. Ketiga, dzikir hifzh al-anfus, yaitu dzikir
yang dilakukan dengan mengucapkan huwa Allah. Pelaksanaan dzikir masing-masing tarekat
bervariasi, baik dari segi jumlah maupun urutan.

Sebagai organisasi, tarekat hanya menerima pengikut yang secara resmi telah
memperoleh baiat dari guru yang sanad (mta rantai) silsilahnya tidak terputus. Dengan
demikian orang lain tidak mudah menjadi anggota, kecuali ada persyaratan khusus yang
dimilkinya.

Dewasa ini, tarekat dapat diakses dengan mudah oleh siapa pun. Jika pada masa lalu
tarekat itu dianggap sebagai organisasi yang sangat terturup dengan persyaratan ketat untuk
dapat memasukinnya tetapi sekarang tarekat telah membuka pintu. Ajaran tarekat kini telah
banyak dibukukan,dikaji, dipelajari, dan amalkanoleh orang lain, bahkan tanpa baiat
sekalipun untuk mengikuti ajarannya, juga tidak di harukan memenuhi persyaratan-
persyaratan yang kett, sebagaimana pada masa lalu.

2. Dzikir

Tarekat merealisasikan dirinya dalam dzikir yang praktik regulernhya mengantarkan


sang pendzikir yang takdirkan menuju keadaan tenggelam dalam tuhan. Oleh sebab itu,
dzikir membentuk landasan normatifnya dari ajaran Al-qur’an, yang artinya : ”Berdzikir

viii
(dengan menyebut nama Allah) dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada –
Nya di waktu pagi maupun petang.”(QS. Al-Ahzab (33): 41-42).

Walaupum terdapat formula dan rumusan dzikir yang beraneka ragam, dzikir secara
umum dapat diartikan sebagai upaya untuk selalu mengigat Allah Swt dengan mengucapkan
kalimat thaybiyah (subhanallah, Alhamdulillah, la ilaha illallah, dan Allahu akbar), Dari
teknis pengucapannya, dzikir dibagi menjadi dua, yaitu dzikir khafi dan dzikir jahr. Dzikir
yang dilkukan secara personal dan dibaca setiap hari disebut dzikir awaqat, sementara dzikir
yang dilakukan bersama-sama disebut dzikir hadharah.

Dzikir dalam tarekat dilakukan pada waktu tertentu dan dengan teknik tertentu pula.
Dzikir khafi misalnya, didasarkan pada ritme napas, penghembusan, dan penghirupan, Bibir
dalam keadaan tertutup.

D. Studi Kritis Terhadap Aliran Tarekat

1. Kritik Wahabisme Terhadap Aliran Tarekat

Sejak munculnya gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh gerakan Wahabisme
dari timur pada awal abad ke- 20, aliran keagamaan yang cendrung sufistik termasuk tarekat
dalam islam terus terpojokan pada posisi yang kurang menguntungkan. Aliran ini dipandang
bertentangan dengan semangat pembeharuan yang cendrung mondernis dan bahkan terkesan
revolusioner. Sufisme dan tarekat mulai dipojokan, setidak-tidaknya atas tiga tuduhan :
Pertama, karena watak yang dianggap terlalu longgar pada ajaran ajaran keagamaan yang
dinilai palsu. Para penganut aliran ini dinilai banyak melakukan kompromi ajaran secara
teologis dapat mengotori kemiurnian ajaran ibadah umat islam. Kedua, sikap pembawanya
cendrung mengingkari dunia berikut segala symbol kehidupanya. Mereka dianggap
melakukan perlakuan yang tidak seimbang antara dimensi dunia dan akhirat. Ketiga, paham
keagamaan ini lebih jauh dinilai telah merusak umat islam karena watak yang tidak berpihak
pada dimensi Intelektualisme dan tradisionalisme yang dibutuhkan, terutama dalam
membangun bebagai kemajuan dikalangan umat Islam.

Gerakan pembaharuan memperoleh sambutan umat yang cukup antusias. Hampir


separo abad terakhir, umat islam digiring untuk beranjak dari satu titik kehidupan yang

ix
diselimuti kecendrungan serba sufistik ketimuran ke titik kehidupan lain yang serta
rasionalistis kebarat-baratan. Seolah olah semangat sufisitik dan rasionalistik itu merupakan
dua titik ekstrim yang mustahil bias bertemu. dengan alas an inilah, tarekat kemudian
terpojokan pada satu posisi yang kurang menguntungkan, khususnya bagi perjlanan sejarah
berkembangnya.

2. Kritik tiga Organisasi sosial keagamaan di Indonesia.

Khusus di Indonesia, sejak munculnya berbagai gerakan pembaharuan islam, yang


ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi sosial keagamaan yang dilatarbelakangi
semangat modernisme. Penghujatan terhadap tarekat dan tasawuf gencar dilaksanakan.
Muhammadiyah, Persatuan Islam ( Persis ) , dan Nahdlotul Ulama ( NU), adalah tiga
diantara organisasi Islam yang mensponsori gerakan tersebut. Sebagai organisasi puritan
yang berslogan “ memurnikan “ kembali ajaran islam dalam semangat kembali kepada Al-
Quran dan As-Sunnah, ketiga organisasi masa islam itu mengeluarkan kritik terhadap
keberadaan tarekat dan tasawuf walaupun dengan variasi kritikan yang berbeda.

Pengikut Persatuan Islam ( Persis ), umpamanya, adalah kelompok masyarakat muslim


yang relatif paling keras menentang keberadaan tasawuf dan tarekat. Mereka mengklaim
bahwa kedua ibadah tersebut merupakan bukti penyimpangan dari ajaran islam yang
dicontohkan Nabi Muhammad.

Sementara itu Muhammadiyah menganggap tasawuf dan tarekat sebagai penghalang


bagi kemajuan umat islam, terutama dalam ikhtiar mengejar ketertinggalanya dari umat lain.
Menurutnya, kontemplasi dapat menyebabkan seorang pengikut tarekat menjadi lemah dalam
berusaha dan beramal saleh.

Bagi Pengiku Nahdlotul Uama ( NU), tarekat itu tidak semuanya buruk, ada yang
Mu’tabarah, ada yang Ghaeru mu’tabarah, ada yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad,
ada pula yang sesat.

3. Kritik Dari Tokoh-tokoh Organisasi Islam di Indonesia

Dalam pandangan salah seorang tokoh Persatuan Islam, tasawuf dan tarekat yang
diabut umat islam mempunyai landasan pemikiran yang bercorak pantaesis, yaitu corak

x
pemikiran yang memandang Tuhan berada di setiap benda di alam ini. Semua aliran tasawuf
dan tarekat mengajarkan wihdatul al ittihad, al-hulul, dan al-liqa.’. Inti ajaran semua bersifat
panteistis. pandangan tersebut merupakan hasil dari konsepsi filsafat monisme, yaitu
konsepsi yang menyatakan bahwa Tuhan dan alam adalah satu. kemudian beliau juga
nengatakan bahwa secara historis, monisme, dan panteisme merupakan esensi dari ajaran
agama Hindu. Dalam kitab agama Hindu, Rig Weda, disebut dengan jelas bahwa Tuhan
menjelma diberbagai bentuk kehidupan di bumi dan langit, baik dalam bentuk benda-benda
yang ada di sekitar manusia, maupun yang terdapat pada diri manusianya sendiri.

Lebih tegas lagi, para aktifis ormas islam modernis ini mengatakan bahwa “ istilah-
istilah yang digunakan dalam tarekat dan tasawuf seperti : syariat, tarikat, hakikat, dan
ma’riat, sama sekali tidak didasarkan pada dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah (hadits) yang
kokoh. bahkan metode khalawat dan zikir dibatasi oleh bilangan tertentu hingga mencapai
ekstase pun tidak pernah ada ketentuan dalam ajaran islam.

Pandangan Abdul Razak, salah seorang tokoh muda Nahdlotul Ulama, beberapa ajaran
tarekat yang dianggap menyimpang, antara lain : adanya kultus yang berlebihan kepada
seorang mursid. mereka para penganut menganggap Syekh atau guru sebagai seorang wali
yang melebihi kesucianya Rosulullah. mungkin hal itu engaruh dari budaya yang sering
mengagungkan orang-orang sakti dan ini muncul biasanya di Indonesia dari kalangan
pendeta hindu atau mitologi jawa kuno. selanjutnya, dia juga memandang masalah taklid
sebagai suatu sikap menerima apa adanya tanpa sikap yang kritis terhadap ajaran dari syekh
mursid, akibat dari pengultusan kepadanya. Sebab talkid dalam ajaran islam sangat dilarang
selama orang itu mampu menelusuri kebenaran suatu agama.

Tersebarnya legenda tentang kehebatan Syekh serta karamah-nya menjadi keyakinan


dari para jamaah tarekat, mereka juga berkeyakinan bahwa syekh lebih mulia daripada
sahabat-sahabat Rosulullah

Menurut K.H. Hasyim Asy’ari, dalam buku (Ilmu Tasawuf Hal . 400-401 pengantar:
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A.) mengenai tradisi tarekat ada prilaku yang menyimpang
dari syariat Islam, misalnya beliau tidak suka di hormati secara berlebihan sehingga
mengakibatkan pengkultusan individu terhadapnya, biasa dihubungkan terekat, yang di

xi
tunjukan kepada seorang mursyid yang dianggap mampu menghubungkan manusia dengan
tuhan, mengakibatkan munculnya bahwa seorang guru tarekat orang kramat yang jauh dari
kesesatan. Dalam masalah tarekat beliau sangat selektif mengenai pemberian predikat wali
kepada mursyid beliau sangat menentang dan tidak pernah mengenal kompromi, pernyataan
berikut “ Wali tidak akan memamerkan diri meskipun dipaksa membakar diri mereka “
barang siapa yang mengaku dirinya wali tetapi tanpa kesaksian mengikuti syariat Rosul,
orang tersebut adalah pendusta yang membuat-buat perkara tentang Allah.

Pemikiran Hasyim tentang tarekat sangat moderat. Ia tidak segan-segan mengkritik


tarekat yang pengamalanya menyalahi prinsif ajaran tasawuf itu sendiri. misalnya,
memberikan otoritas yang berlebihan kepada mursyid. sejalan dengan itu, buku Ad-Durar Al-
Muntasyirah ditulis untuk meluruskan prinsip tasawuf atau tarekat yang menyimpang.

Menurut Hasyim, dengan mungutip pendapat Suhrawardi “ Jalan kaum sufi adalah
membersihkan jiwa ; menjaga nafsu, serta melepaskan diri dari berbagai bentuk sifat buruk,
seperti ujub, takabbur, riya, dan hub ad-dunya. Selain itu menjalin budi pekerti yang bersifat
kerohanian, seperti ikhlas, tawadhu ( rendah hati ), tawakkal (bersandar dan percaya kepada
tuhan), memperkenankan hati kepada orang lain dan setiap kewajiban ( ridha), serta
memperoleh ma’rifat dari Allah.”

Hasyim merupakan sufi yang moderat. Ia memang pengikut tasawuf, tetapi bersikap
kritis dalam beberapa hal. Ia berharap tasawuf dapat tetap berjalan sesuai dengan syariat dan
pokok-pokok nilai ajaran islam.

Demikianlah kritik-kritik terhadap ajaran tarekat yang dianggap bertentangan dan


menyalahi ajaran Islam . Bagaimanapun harus diakui pengamalan agama haruslah sesuai
dengan sumber aslinya, yaitu Alquran dan hadis.

Rasulullah bersabda :

“ Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Engkau tidak akan sesat selamanya jika
engkau berpegang kepada duan perkara tersebut, yaitu Alquran dan aunnah Nabi-Nya.” (HR.
Al-Hakim)

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa arti tarekat ialah jalan untuk melakukan suatu
ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasullah saw dan dikerjakan oleh para
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in seacara turun-temurun hinga kepada para ulam yang
menyambung sampai pada masa kini.

Sebagai amalan tasawuf, pada dasarnya tarekat terdiri atas dua bagian utama, yaitu
penyuci Keberadaan tarekat sangat penting dalam dunia islam. Tarekat secara umum
memengaruhin dunia islam mulai dari abad XIII. Kedudukan tarekatbpada saat itu sama
dengan kedudukan partai politik. Terlebih lagi, banyak tentera jugabmenjadi anggota tarekat.
Penyokong tarekat Bektashi umpamanya, sebagai besar mereka adalah tentara Turky. Oleh
karena itu, sewaktu tarekat tersebut dibubarkan oleh Sultan Mahmud II, tentara yang juga
disebut dengan janissary itu menentangnya. Jadi, tarekat tidak hanya bergerak dalam urusan
agama, tetapi juga bergerak dalam urusan dunia.

Ada bebrapa ritual dan seremonial yang harus dilakukan seseorang apabila ingin
memasuki tarekat. Langkah-langkah itu merupakan bagian dari disiplin oleh rohani. Ritual
dan seremonial itu adalah sebagai berikut:

1. Baiat
2. Dzikir

Ada beberapa Studi kritis terhadap aliran tarekat adalah sebagai berkut :

1. Kritik wahabisme terhadap aliran tarekat

2. Kritik tiga Organisasi sosial keagamaan di Indonesia

3. Kritik Dari Tokoh-tokoh Organisasi Islam di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

xiii
Kahmad, Dadang. 2002, Tarekat dalam Islam Kualitas Masyarakat Moderen, Bandung : Pustaka
Setia.

Samsul Munir Amin, Said Aqil Siradj. Ilmu Tasawuf, Jakarta : Amzan.

Mahfud. 2013, Akhlak Tasawuf, Cirebon : At-Tarbiyah Press.

Bahri, M.Z. 2007, Tasawuf Mendamaikan Dunia, Jakarta : Erlangga.

M. Sholihin, Rosihon Anwar, Ahmad Tafsir. 2002, Kamus Tasawuf, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

xiv

Anda mungkin juga menyukai