Abstrak: Lafaz adalah suatu ungkapkan yang dengannya dapat dipahami satu hal.
Namun makna dari lafaz itu sangat dipengaruhi dengan sesuatu yang bergandengan
dengannya. Makna daripada lafaz bisa saja bermakna âm (umum) khâs (khusus),
muthlaq (pasti) dan muqayyad (terikat). Tulisan ini akan mengetengahkan bagaimana
lafaz dapat bermakna am, khas, muthlaq dan muqayyad dengan menjelaskan
kaidah/ketentuan yang dapat mempengaruhinya. Penulis akan memaparkannya
dengan menyebutkan beberapa pendapat dan membandingkannya disertai dengan
contoh-contoh dari al-Quran dan Hadis untuk menemukan satu pemahaman yang
lebih jelas dari satu dalil syara’.
ayyu, ‘âmmah, sâir, kâffah, dan Contohnya: ال ضرر وال ضرار
qâthabah. Misalnya: كل راع dan ال هجرة بعد الفتح. Lafaz
مسئول عن رعيتهdan خلق لكم ما dharar dan hijrah adalah isim
فى األرض جميعا. nakirah. Akan tetapi karena lafaz
Dari sekian lafaz jamak tersebut, tersebut dalam susunan kalimat
lafaz kullu-lah yang paling nafi yaitu didahului dengan lafaz
umum. lâ, maka pengertian kedua
b. lafaz mufrad yang dima’rifatkan kalimat di atas adalah umum,
dengan alif-lam jinsiyah. yaitu mencakup segala pengertian
Contohnya QS. 2:275: َُّللا َّ َوأَ َح َّل mudharat dan hijrah.
ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا.
Lafaz al-bai’ dan al-ribâ, Ditinjau dari segi keberadaan
keduanya adalah ism mufrad nash, lafaz ‘âm itu dapat dibagi
yang dita’rifkan dengan al- menjadi tiga macam :4
jinsiyah. Oleh karena itu a. ‘Âm yurâdu bihi ‘âm, yaitu: ‘âm
keduanya adalah lafas am yang yang disertai qarînah yang
mencakup seluruh satuan-satuan menghilangkan kemungkinan
yang dapat dimasukkan di untuk dapat dikhususkannya.
dalamnya. Contohnya QS. Hud [11], 6: َو َما
c. Lafaz jamak yang dita’rifkan
dengan idhâfah. Misalnya QS. 4:
ِ َّ ض إِال َعلَى
َّللا ِ ِْم ْن دَابَّ ٍة فِي األر
11: َّللاُ فِي أَوْ ال ِد ُك ْم َّ ُوصي ُك ُم ِر ْزقُهَا.
ِ ي.
Lafaz aulâd adalah lafaz jamak QS. Al-Anbiya [21], 30: ج َع ْلنَا َ َو
dalam posisi nakîrah. Akan tetapi ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي
karena lafaz tersebut disandarkan
dengan lafaz kum, maka ia Masing-masing dari kedua ayat
menjadi ma’rifah. Karena itu di atas menerangkan secara
lafaz tersebut menunjukkan umum sunnah Allah bahwa setiap
seluruh satuan-satuan yang dapat binatang yang melata di muka
dimasukkan ke dalamnya. bumi niscaya diberi rezeki. Dan
d. Isim maushûl, seperti: ،الذى segala sesuatu yang hidup itu
الالئ، التى،الذين dan ما. diciptakan dari unsur air.
Menurut logika bahwa semua
Contohnya QS. An-Nur [24], 4:
makhluk yang telah diciptakan
ت َ ْ َوالَّ ِذينَ َيرْ ُمونَ ْال ُمح.
ِ صنَا pasti diberi makan. Dan menurut
e. Isim syarth, seperti: أيما، ما،من. pengertian secara ilmiah bahwa
Contoh QS. Al-Baqarah [2], 245: segala sesuatu yang hidup itu,
َ َّ َُم ْن َذا الَّ ِذي يُ ْق ِرض
َّللا قَرْ ضًا tentu terdiri dari unsur hidup
pula, antara lain adalah unsur air.
َح َسنًا Petunjuk akal dan pengertian
f. Isim nakirah yang dinafikan. ilmiah inilah yang menjadi
141 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016: 138 - 147