TASAWUF DI INDONESIA
Mata Kuliah : Akhlak-Tasawuf
Dosen Pengampu : Khoirul Anwar,M.Pd.I
Di Susun Oleh :
Dimas Aji Saputra
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah membimbing
manusia melaluipetunjuk-Nya sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah,
petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang diridhoi-Nya. Syukur Alhamdulillah
kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami susun
dengan judul “TASAWUF DI INDONESIA”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi agung
Muhammad SAW., keluarga, sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai umat yang taat dan turut
terhadap risalah yang dibawanya sampai di hari kiamat. Selanjutnya saya ucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Khoirul Anwar,M.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Ahklak-Tasawuf, yang telah membimbing kami. Dan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER SAMPUL.................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. KESIMPULAN..............................................................................................10
B. SARAN..........................................................................................................10
DAFTAR ISI....................................................................................................................11
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kajian Tasawuf Nusantara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di
Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai
kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih terlihat
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian kaum muslim
Indonesia, terbukti dengan semakin maraknya kajian Islam di bidang ini dan juga melalui
gerakan tarekat muktabarah yang masih berpengaruh di masyarakat.[1]
Selanjutnya, kajian sejarah dan perkembangan tasawuf di Indonesia akan kami bahas
dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah lahir nya Tasawuf di Indonesia?
2. Bagaimana Tasawuf dan Islamisasi di Indonesia?
3. Bagaimana Reformasi Tasawuf di Indonesia?
4. Siapa Tokoh Tasawuf di Indonesia dan Ajarannya?
5. Bagaimana Aliran Tasawuf di Indonesia?
6. Bagaimana Pengaruh dan Pengalaman Tasawuf di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sejarah sejarah lahir nya Tasawuf di Indonesia
2. Mengenal Tasawuf dan Islamisasi di Indonesia
3. Mengetahuai Reformasi Tasawuf di Indonesia
4. Mengenal tokoh yang berperan pada penyebaran tasawuf di Indonesia dan ajarannya
5. Mengetahui Aliran Tasawuf di Indonesia
6. Pengaruh dan Pengalaman Tasawuf di Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Nuruddin al-Raniri
Nama lengkap beliau ialah Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasan bin Hamid al-Raniri
al-Quraisyi al-Syafi’i. Beliau lahir di Ranir yang terletak tidak jauh dari Gujarat, India yang
dimana di tempat itu ia mulai belajar ilmu agama.[14] Setelah itu beliau melanjutkan belajar
di kota Tarim, Hadhramaut. Sepulang dari Hadhramaut, 1621 M, beliau singgah di Al-
Haramain untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah saw. Beliau
adalah salah satu dari murid Sayyid ‘Abd al-Qadir al-Idrus. Dan beliau wafat di Ranir pada
21 September 1658 M.
Ajaran tasawuf Nuruddin al- Raniri diantaranya adalah:[15]
a. Tuhan, dalam masalah ketuhanan beliau berupaya menyatukan paham Mutakallimin
dengan paham para sufi yang diwakili Ibnu ‘Arabi. Beliau berpendapat bahwa ungkapan
“wujud Allah dan Alam Esa” berarti alam ini merupakan sisi lahiriah dari hakikatnya yang
batin yaitu Allah SWT., sebagaimana yang dimaksud Ibnu ‘Arabi. Akan tetapi ungkapan itu
pada hakikatnya adalah bahwa alam ini tidak ada, yang ada hanyalah wujud Allah yang Esa.
b. Alam, al-Raniri berpandangan bahwa alam ini diciptakan Allah malalui (tajalli).
c. Manusia, menurut al-Raniri manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna di
dunia ini. Kerena manusia merupakan kholifah di bumi.
6
d. Wujudiyyah, inti ajaran menurut al-Raniri berpusat pada wahdad al-wujud. Beliau bahwa
jika benar Tuhan dan makhluk hakikatnya satu, dapat dikatakan bahwa manusia adalah
Tuhan dan Tuhan adalah manusia dan jadilah seluruh makhluk itu adalah Tuhan. Jika
demikian halnya, manusia mempunyai sifat-sifat Tuhannya.
e. Hubungan Syariat dan Hakikat, menurut al-Raniri pemisahan antara hakikat dan syariat
merupakan sesuatu yang tidak benar. Ia berpedoman pada pendapat Syekh Abdullah al-
Aidarusi yang mengatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah kecuali melalui syariat yang
merupakan pokok dan cabang Islam.
Adapun karya-karya dari al-Raniri diantaranya adalah Al- Shirath Al- mustaqim, Durrah
Al- Faraidh fi Syarh Al- Aqa’id, hidayah Al- habib fi A- targhib wa Al- Tarhibfi Al- hadits,
Syifa’ Al-Quluub, Latha’if Al- Asrar, dan Hill Al- Dzill yang berisi tasawuf dan hadits.[16]
7
wahdiyyah atau ta’ayyun Tsani, disebut juga dengan ‘ayan tsabitah, dan dari sinilah alam
tercipta.[20]
4. Yusuf al-Makasary
Lahir di Sulawesi pada tanggal 8 Syawal 1036 H/ 3 Juli 2629 M. Beliau sejak kecil telah
menampakkan kecitaannya terhadap pengetahuan Islam. Iapun belajar berbagai ilmu
termasuk ilmu tasawuf.
Syekh Yusuf pernah melakukan perjalanan ke Yaman. Disana dia belajar tarekat
Naqsabandiyah dari Syekh Abi Abdillah Muhammad Baqi Billah. Dan kemudian beliau
mempelajari tarekat ketika berada di Madinah kepada Syakh Ibrahim al-Qurani. Beliau
meninggal di Tanjung Harapan Afrika Selatan pada tanggal 22 Dzulqo’dah 1111 H/ 22 Mei
1699 M, di kubur di Faure di perbukitan pasir Falsebay. Salah satu murid beliau adalah Abd
al-Basyir al-Dhorir al-Rapani. Pengetahuan tarekat yang di pelajarinya cukup banyak, bahkan
sukar ditemukan ulama yang mempelajari demikian banyak beserta mengamalkanya hingga
kini. Secara ringkas, tarekat-tarekat yang telah di pelajarinya di cantumkan sebagai berikut:
a. Tarekat Qodiriyah diterima dari Syeh Nuruddin al-Raniri di Aceh.
b. Tarekat Naqsyabandiyah di terima dari Syeh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah.
c. Tarekat as-sadah al-balawiyah dari Syayid Ali di Zubaid atau Yaman.
d. Tarekat Syathariyah dari Ibrahim al-Quroni di Madinah.
e. Tarekat Khalwatiyah dari Abdul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub al-Khalwati al-
Quroisiy di Damaskus. Syekh ini adalah imam di masjid Muhyidin Ibnu ‘Arabi.
8
Ketiga, cara ahl adz-dzikr yaitu jalan bagi orang yang telah kasaf untuk berhubungan dengan
tuhan.[22]
Adapun karya-karya beliau antara lain: Safinah al-Najah, Bidayat al-Mubtadi, dan Sirr
al-Asrar.[23]
9
Sumber yang dijadikan dalam pengembangan kesusastraan Jawa baru ini ialah kitab-kitab
kuno yang diubah ke dalam bahasa dan syair jawa baru. Unsur-unsur keislaman kemudian
diubah ke dalam bahasa alam pikiran Jawa serta di padukan dengan alam pikiran Jawa.
Masyarakat jawa mulai menyenangi tasawuf sejak masa kewalian.
Walisongo dalam usahanya mengembangkan Islam, telah banyak menggunakan adat
istiadat, tradisi, dan kebudayaan yang berkembang di tengah masyarakat.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya tasawuf di Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia, karena
sejarah Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh ajaran tasawuf yang digunakan oleh
para penyebarnya. Kefleksibelan tasawuf yang mewarnai penyebaran tersebut menjadikan
Islam berhasil masuk dan kemudian mengakar dalam diri masyarakat Indonesia, hampir tanpa
catatan sejarah pertumpahan darah.
Tokoh sufi yang mempengaruhi perkembangan tasawuf di Indonesia diantaranya adalah;
Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Abdur Rauf al-sinkili, dan Yusuf al-Makasari.
Diantara tokoh-tokoh sufi tersebut terdapat pemikiran-pemikiran tasawuf yang beragam,
seperti pemikiran al-Fansuri tentang tasawuf yang banyak dipengaruhi Ibnu ‘Arabi dalam
paham wahdad al wujud-nya. Sedangkan al-Raniri dalam masalah ke-Tuhan-an pada
umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan paham Mutakallimin dengan paham
para sufi yang diwakili Ibnu ‘Arabi.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk perbaikan kedepannya. Semoga
makalah ini dapat dimanfaatka sebagai mana mestinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11