DISERTASI
Oleh
Thamrin Selamet
PROGRAM SARJANA
PROGRAM MANAJEMEN
2015
DAFTAR ISI
i
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 48
4.1 Deskriptif Data ................................................................................ 48
4.1.1 Pengumpulan Data ................................................................. 48
4.1.2 Karakteristik Responden ........................................................ 48
4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................... 52
4.3 Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 53
4.3.1 Uji Validitas ........................................................................... 53
4.3.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ 58
4.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 59
4.4.1 Uji Normalitas ........................................................................ 59
4.4.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 60
4.4.3 Uji Heteroskedasititas............................................................. 62
4.4.4 Uji Autokorelasi ..................................................................... 63
4.5 Hasil Uji Regresi dan Hipotesis ...................................................... 64
4.5.1 Uji Regresi Berganda ............................................................. 64
4.5.2 Uji Hipotesis atau Uji t ........................................................... 66
4.5.3 Uji Anova atau Uji F .............................................................. 71
4.5.4 Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 72
4.5.5 Matriks Korelasi ..................................................................... 73
ii
DAFTAR GAMBAR
i
DAFTAR TABEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kondisi pasar yang semakin terbuka terhadap informasi yang datang dari manapun,
merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan
peluang dan tantangan pada masa mendatang. Oleh karena itu, dalam
Persaingan yang ketat pada dunia bisnis terjadi hampir pada seluruh jenis
industri produk dan jasa, begitu pula yang terjadi pada industri produk kesehatan
kesehatan dan kecantikan tersedia di pasar, maka produk kesehatan dan kecantikan
yang ditawarkan oleh perusahaan menjadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan saja, tetapi lebih dari itu harus dapat memberikan solusi atas
Industri produk kesehatan dan kecantikan merupakan salah satu dari sekian
1
pangsa pasar. Besar kecilnya pangsa pasar yang dimiliki oleh industri produk
Oleh sebab itu, maka perlu diperhatikan dalam bidang pemasarannya. Pemasaran
masa kini di Indonesia menuntut para produsen dan penjual lainnya berlomba
memberikan nilai lebih pada produk atau jasanya. Kompetisi yang sangat ketat
penjualnya. Kondisi ini juga terjadi pada bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang
eksistensinya perlu mendapatkan perhatian dari para pelaku bisnis, dimana bisnis
ini terus tumbuh di Indonesia sebagai salah satu pilihan usaha bagi individu yang
ingin mendapatkan profit selain menjadi karyawan kantoran atau bekerja pada suatu
perusahaan.
(MLM), banyak orang yang mengaku bahwa mereka mengetahui sistem MLM
karena terlibat aktif dalam salah satu kegiatan perusahaan Multi level Marketing.
dapat diketahui bahwa sebagian besar orang yang terlibat dalam bisnis MLM,
belum mengetahui karakteristik bisnis yang ada pada MLM itu secara utuh. Bagi
mereka yang terpenting adalah bahwa sistem MLM terbukti mampu mendatangkan
2
penghasilan yang besar tanpa memerlukan modal yang besar. Dan hal ini sudah
cukup menjadi alasan bagi mereka untuk terjun menekuni bisnis MLM.
murni merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan oleh suatu pengelola MLM.
Kondisi ini dikarenakan, dengan semakin tumbuhnya jumlah pemain bisnis MLM
di Indonesia, maka dengan sendirinya kondisi pasar yang terbentuk akan semakin
tidak lagi hanya mendapatkan satu pilihan atau varians, melainkan multivarian yang
1.1 di bawah ini akan memperlihatkan daftar perusahaan MLM yang terdaftar di
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan MLM yang Terdaftar di APLI
No Nama Perusahaan No.Reg
1 PT. MATOLINDO PRIMANTARA 0002/06/93
2 PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG 0003/06/93
3 PT. AMINDOWAY JAYA 0005/06/93
4 PT. MULTICARE MITRA SEJAHTERA 0008/06/93
5 PT. ORINDO ALAM AYU 0011/06/93
6 PT. VIVAMERINDO MITRA SEJAHTERA 0013/11/95
7 PT. TARA PRIMA MEGAH 0014/01/96
8 PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA 0015/01/96
9 PT. NUGRA ALOEVERINDO 0016/05/96
10 PT. IDENTIKA PRIMA INDONESIA 0017/05/96
11 PT. SOPHIE MARTIN INDONESIA 0025/09/98
12 PT. HERBALIFE INDONESIA 0027/11/98
13 PT. TIGARAKSA SATRIA TBK 0028/11/98
14 PT. SOLARAJA PERSADA JAYA 0029/11/98
3
No Nama Perusahaan No.Reg
15 PT. CAPRIASI MULTINASIONAL SEJAHTERA 0031/12/98
16 PT. KHARISMA GIZINDO PERKASA 0032/03/99
17 PT. KOMPAK INDOPOLA 0033/03/99
18 PT. SUNRIDER NUSAPERDANA 0035/09/99
19 PT. NUSANTARA ORIENTAL PERMAI 0036/09/99
20 PT. DAEHSAN INDONESIA 0037/09/99
21 PT. SINERGIPLASINDO DINAMIKA 0038/02/00
22 PT. HARMONI DINAMIK INDONESIA 0043/04/00
23 PT. TANGGUH SAKTI PONDASIMEGAH 0046/07/00
24 PT. ELKEN INT INDONESIA 0050/09/00
25 PT. KK. INDONESIA 0053/01/01
26 PT. SURYA PAGODA MAS 0056/07/01
27 PT. SINGA LANGIT JAYA 0057/07/01
28 PT. NEW MODULE FARMA 0058/09/01
29 PT. REVELL INDONESIA 0061/09/01
30 PT. IMMUNOTEC PROFARMASIA 0064/03/02
31 PT. K-LINK NUSANTARA 0069/04/03
32 PT. ZHULIAN INDONESIA 0071/06/03
33 PT. RATU NUSANTARA 0076/11/03
34 PT. KOKOPELLI MULTINASIONAL INDONESIA 0081/07/04
35 PT. WOOTEKH 0084/08/04
36 PT. CENTRAL JAVA DAYA WIGUNA INDONESIA 0087/12/04
37 PT. DCHL INDONESIA 0088/01/05
38 PT. SYNERGY WORLDWIDE 0090/05/05
39 PT. PERFECT NUSANTARA 0093/01/06
40 PT. NUSA SELARAS INDONESIA 0095/03/06
41 PT. CAHAYA PRESTASI INDONESIA 0096/03/06
42 PT. NUTREND INTERNATIONAL 0098/12/06
43 PT. M-PLAN INDONESIA 0099/03/07
44 PT. SANKEN UNIVERSAL NETWORK 0103/10/07
45 PT. TAHITIAN NONI INDEPENDEN 0104/10/07
46 PT. BALOK EMAS WIDIDANA 0105/03/08
47 PT. GLOBAL ERA MAS 0106/04/08
48 PT. KEIZA INTERNATIONAL SENTOSA 0108/07/08
49 PT. FRANCE VALEGE INTERNATIONAL 0109/09/08
50 PT. DURA ESTETIKA TAMA 0110/01/09
51 PT. GREEN VIT INTERNATIONAL 0111/02/09
52 PT. SUPER NUTRISI ESSENCE 0112/04/09
53 PT. TASLY WORLD INDONESIA 0113/07/09
54 PT. AVAIL ELOK INDONESIA 0114/07/09
55 PT. HAI-O INDONESIA 0115/09/09
56 PT. DIAMOND INTERETS ABADI INDONESIA 0116/01/10
57 PT. AL WAHIDA MARKETING INTERNATIONAL 0117/01/10
58 PT. GREENLITE INTERNATIONAL RESOURCES 0118/04/10
59 PT. FLIER INTERNATIONAL INDONESIA 0119/08/10
60 PT. MELILEA INTERNATIONAL INDONESIA 0120/09/10
61 PT. FAMILY MEMBERS GROUP INDONESIA 0122/10/10
62 PT. UNIVERSAL HEALTH NETWORK 0123/11/10
63 PT. CREATIVE DREAMS INTERNATIONAL 0125/05/11
64 PT. NATURALLY PLUS INDONESIA 0126/06/11
65 PT. MYRIADS REKSODAYA INTERNATIONAL 0127/09/11
66 PT. RELIV INDONESIA 0129/10/11
4
No Nama Perusahaan No.Reg
67 PT. 4LIFE INDONESIA TRADING 0130/10/11
68 PT. LIFESTYLES INTRA 0131/12/11
69 PT. SHUBARU INDONESIA 0132/02/12
70 PT. VEMMA INDONESIA 0133/03/12
71 PT. WELLYS MULTI INDONESIA 0134/04/12
72 PT. BIO GREEN INTERNATIONAL 0135/04/12
73 PT. GREEN WORLD GLOBAL 0136/05/12
74 PT. ALPHA MAKMUR SENTOSA 0137/06/12
75 PT. UFO BKB SYARIAH 0138/06/12
76 PT. FURCHANGE INDONESIA 0139/07/12
77 PT. CREST WELLNESS INTERNATIONAL 0140/08/12
78 PT. RESHEALTH INDONESIA 0141/09/12
79 PT. ACCELERATING BUSINESS EMINENCE 0142/10/12
80 PT. NUSANTARA SUKSES SELALU 0143/11/12
81 PT. MAX MANDIRI INTERNATIONAL 0144/11/12
82 PT. HEALTHY ROYAL MARKETING 0145/1/13
83 PT. TOTAL SWISS 0146/1/13
84 PT. HARNITA ARTHA NUSANTARA 0147/1/13
85 PT. SHAKLEE INDONESIA 0148/1/13
86 PT. EGORO SEJAHTERA 0149/3/13
87 PT. LUXINDO RAYA 0150/5/13
88 PT. JAFRA COSMETICS INDONESIA 0151/5/13
89 PT. CAHAYA KARUNIA PERSADA 0152/5/13
90 PT. SINTESA DUTA SEJAHTERA 0153/11/13
91 PT. HERBA PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA 0154/11/13
92 PT. INTERNUSA INDONESIA INTERNATIONAL 0155/04/14
93 PT. VERITRA SENTOSA INTERNATIONAL 0156/08/14
94 PT. PM INTERNATIONAL 0157/09/14
95 PT. KREASI CANTIK ALAMI 0158/09/14
96 PT. ELHAKIM GLOBAL NETWORK 0159/09/14
97 PT. ZIJA INDONESIA 0160/09/14
Sumber: http://liputanmlm.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=101:daftar-nama-mlm-indonesia-versi-apli&catid=38:kategori-berita-
2&Itemid=85
Tabel 1.2
Daftar Perusahaan MLM yang Terdaftar di P3LI
No Nama Perusahaan KET
1 PT. JEUNESSE GLOBAL SERTIFIKAT
2 PT. MILLIONAIRE GROUP INDONESIA SERTIFIKAT
3 PT. ASTAVIYA PRIMA SERTIFIKAT
4 PT. JIKE BIOTECH SERTIFIKAT
5
No Nama Perusahaan KET
5 PT. MOMENT JAYA INDONESIA SERTIFIKAT
6 PT. ESTBOND SERTIFIKAT
7 PT. KREASI CANTIK ALAMI SERTIFIKAT
8 PT. IN3 INDONESIA SERTIFIKAT
9 PT. AVAIL SERTIFIKAT
Sumber: Kantor Administrasi P3LI
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pemain dalam bisnis
pada tenaga pemasar yang dalam hal ini adalah anggota dari MLM itu sendiri
menjadi kekuatan inti dalam menjaga keberlangsungan dan eksistensi suatu MLM
dalam persaingan bisnis penjalan langsung. Kondisi ini tentunya juga terjadi pada
kemungkinan akan adanya penurunan jumlah penjualan yang jauh dibawah target
Dalam bisis MLM, tenaga pemasar merupakan ujung tombak perusahaan untuk
tetap survive dan berkembang, oleh sebab itu profesionalisme dari para tenaga
pemasar yang dalam hal ini adalah anggota MLM PT. JEUNESSE GLOBAL
Seperti disebutkan oleh Awase (2006). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
6
1.2 Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah
2) Komitmen anggota atau tenaga penjual pada produk MLM PT. JEUNESSE
memasarkan produknya.
3) Hubungan personal antara downline dan upline dalam dunia MLM memainkan
JEUNESSE GLOBAL.
kenyamanan dari para anggota untuk bergabung dalam bisnis MLM tersebut,
bisis MLM.
7
lingkungan kerja, sosial dan budaya, gaya manajemen, pengakuan/penghargaan dan
MLM?
MLM?
MLM?
MLM?
pengusaha MLM?
8
budaya, gaya manajemen, dan pengakuan/penghargaan terhadap profesionalitas
pengusaha MLM.
MLM.
untuk:
MLM.
MLM.
MLM.
9
6) Menganalisis pengaruh sosial dan budaya terhadap profesionalitas pengusaha
MLM.
MLM.
pengusaha MLM.
pengusaha MLM.
1) Bagi Penulis
10
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan
dikemudian hari.
11
BAB II
2.1.1 Kemampuan
kepribadian individu yang relatif dan stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari
seseorang dalam berbagai situasi yang cukup konsisten untuk suatu perioda waktu
yang cukup panjang, dan bukan hal yang kebetulan semata. Kompetensi memiliki
persyaratan yang dapat menduga yang secara empiris terbukti merupakan penyebab
suatu kompetensi.
menjadi:
11
3. Conscious competence yaitu seseorang mampu mengerjakan sesuatu dengan
pada awalnya hanya ada 2 jenis definisi kompetensi yang berkembang pesat, yaitu
(Miller, Rankin dan Neathey, 2001 dalam Hutapea dan Thoha, 2005:3):
dengan baik. Pengertian kompetensi jenis ini dikenal dengan nama kompetensi
jawab, tantangan, dan sasaran kerja yang harus dilakukan atau dicapai oleh si
competency).
seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih
terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan pengertian tersebut
12
dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan keterampilan atau potensi
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas
tindakan seseorang.
antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk
oleh Stoner dalam Suratno (2004) bahwa kemampuan itu dapat dan harus diajarkan.
manusia, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu instrumen
kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat
ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang
13
memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun
sebagai kelompok.
Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik,
seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role
adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam
pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas, contoh: melihat diri
sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seseorang yang
membuat orang untuk berperilaku, misalnya: percaya diri sendiri. Motive adalah
Mitrani et. al, (1992) dalam Bakar (2005) menyebutkan bahwa terdapat 5
pengetahuan sering gagal untuk memperidiksi kinerja SDM karena skor tersebut
14
tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa seharusnya
2. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
and away from other. Dimana seseorang memiliki motif berprestasi secara
4. Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana
5. Self-Concept adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan
nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui bagaimana value
(nilai) yang dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang melakukan
di luar negeri, pada awalnya hanya ada 2 jenis definisi kompetensi yang
berkembang pesat, yaitu (Miller, Rankin dan Neathey, 2001 dalam Hutapea dan
Thoha, 2005:3):
15
1. Kompetensi yang didefinisikan sebagai gambaran tentang apa yang harus
dengan baik. Pengertian kompetensi jenis ini dikenal dengan nama kompetensi
tanggungjawab, tantangan, dan sasaran kerja yang harus dilakukan atau dicapai
baik.
competency).
kapasitas, sifat lahir, perilaku dan gambaran atas apa yang dapat dilakukan
16
“Commitment is the strongest form of influence, whereby people identify
with the influencer’s request and are highly motivated to implement it even
when extrinsic sources of motivation are no longer present.”
merupakan keinginan bagi seorang individu untuk tetap menjadi anggota sebuah
organisasi atas sebuah nilai atau benefit yang diterima dari organisasi tersebut.
khusus pada organisasi yang tinggi berarti mengikatkan diri ke organisasi yang
mempekerjakannya.
(Luthans, 2006:249):
17
2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi.
seperti usia, kedudukan dalam organisasi, dan disposisi seperti efektivitas positif
atau negatif, atau atribusi kontrol internal atau eksternal, dan variabel organisasi
Bahkan faktor non organisasi, seperti adanya alternatif lain setelah memutuskan
terdapat perkembangan dukungan untuk tiga model komponen yang diajukan oleh
Meyer dan Allen (Luthans, 2006: 249). Ketiga dimensi tersebut adalah:
3. Komitmen normatif adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi
karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus
dilakukan.
komitmen sebagai niat untuk menjaga hubungan bersama dengan faktor pribadi dan
didefinisikan sebagai mitra pertukaran percaya bahwa hubungan dengan pihak lain
18
sangat penting dan layak dan akan melakukan upaya maksimal untuk
beberapa pihak dapat melakukan komitmen karena alasan yang berbeda (Venetis
dan Ghauri 2004 dalam Auruskeviciene el al., 2010:26). Morgan et al.(2000) dalam
Auruskeviciene el al., (2010:26) menganggap komitmen salah satu dari dua faktor
yang paling penting (faktor lain adalah kepercayaan) menentukan hubungan yang
adalah salah satu variabel yang paling signifikan yang membantu untuk
mengevaluasi tingkat hubungan kekuatan, dan merupakan unsur yang berguna bagi
komitmen berasal dari kepercayaan, nilai-nilai bersama dan keyakinan bahwa hal
itu akan sulit untuk menemukan mitra yang dapat menawarkan nilai yang sama.
Rauyruen dan Miller (2007:3) dalam Vuureenet al. (2012:85) lebih lanjut
19
2.1.3 Pengembangan
tantangan masa depan. Perencanaan karier menyebutkan arah dan aktivitas untuk
yang lebih luas dan berfokus pada pemberian individu dengan kapabilitas baru yang
berguna untuk pekerjaan sekarang maupun masa depan. Sementara itu, Noe
20
Training atau pelatihan dalam hal ini mengacu pada sejumlah usaha
knowledge, skills, and behavior by employee”. Hal ini berarti bahwa pelatihan
pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para
pegawai.
akurat tentang layanan yang disediakan atau direncanakan, dan perubahan dari jasa
serta kerjasama proaktif ketika terjadi masalah. Dalam konteks bisnis MLM, salah
21
konsumen adalah penting agar konsumen menjadi lebih loyal terhadap produk,
cermin dari suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi. Suasana kerja yang
nyaman dan kondusif akan mampu membuat seseorang lebih berkonsentrasi dalam
besar pula peluangnya untuk mencari hal-hal baru yang dapat lebih meringankan.
Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah kondisi kerja yang
tersebut tidak dimengerti oleh pegawai, khususnya keselamatan kerja, maka hal ini
adanya ancaman bahaya membuat bagian kepegawaian dapat mendisain ulang atau
yang mereka rasakan. Beberapa lingkungan kerja dikategorikan hangat dan gembira
22
dengan martabatnya. Beberapa lingkungan kerja lainnya dingin dan heboh bila
mencapai tujuannya. Manusia yang bekerja perlu diberikan stimulus dan fasilitas
yang dapat menentukan motivasi dan gairah kerjanya. Lingkungan kerja yang
positif harus dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga pekerja merasa nyaman
1. Penyediaan bahan, waktu, informasi hubungan kerja, dan alat bantu kerja
lainnya bagi karyawan untuk digunakan dengan keterampilan yang baru atau
karyawan.
dan situasi-situasi yang sesuai dengan materi pelatihan yang dapat membantu
perkerjaannya.
23
5. Berikan karyawan waktu dan kesempatan yang praktis untuk mengaplikasikan
culture) sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota
sebagai berikut: (1) Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk
taking), adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif
dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan
pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan; (2) Perhatian
memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses
yang digunakan untuk meraih hasil tersebut; (4) Berorientasi kepada manusia
efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi; (5) Berorientasi tim (Team
(Aggressiveness), adalah sejauh mana orang-orang dalam organisasi itu agresif dan
24
(stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai
is the set of shared, taken-for-granted implicit assumtion that a group holds that
determines how it perceives, thinks about, and react to its various environment.
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi implisit bersama yang telah diterima
budaya organisasi:
1. Konstruktif, dimana karyawan didorong untuk berinteraksi dengan yang lain dan
mengerjakan tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka
harus berinteraksi dengan yang lain dengan cara tidak mengancam keamanan
yang kuat dengan tujuan untuk melindungi status dan keamanan pekerjaan
mereka.
25
1. Aturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama
lain, mereka menggunakan bahasa, istilah dan ritual umum yang berkaitan
nilai utama. Contoh khususnya adalah kualitas Produk tinggi, sedikit absen, dan
efisiensi tinggi.
Pendatang baru harus mempelajari teknik dan prosedur yang ada agar diterima
dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara
pendekatan perilaku pemimpin. Dari satu segi pendekatan ini masih difokuskan lagi
26
perilaku pemimpin yang digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang-orang
emosional.
kemampuannya dalam memimpin, dan membentuk suatu pola atau bentuk tertentu
2.1.8 Profesionalisme
Dalam arti ilmiah yang berlaku, menurut A. Th. Soetedjo (2003) kata
yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang ahli di bidangnya, atau
27
menjalankannya, (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya
bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi yang menetapkan standar baku
individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu
pribadi.
ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi penyerahan diri yang total terhadap
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara total merupakan
28
komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang diharapkan adalah
peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun kalangan
tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang bukan anggota
profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan
bahwa yang paling berwenang menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan
profesional atau tidak adalah rekan sesama profesi, bukan pihak luar yang tidak
organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam
melaksanakan pekerjaan.
mempunyai etos kerja yang tinggi. Hal ini lebih ditujukan kepada kemampuan
29
langkah-langkah yang seusai dengan tujuan yang ingin dicapai serta kemampuang
dan berkembang dengan kekuatan sendiri secara efisien dan inovatif, bersifat
biasanya dipahami sebagai suatu kualitas, yang wajib dipunyai setiap eksekutif
masalah, dan peka dalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam
cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri sendiri dan perkembangan
pribadinya.
30
budaya, gaya manajemen, pengakuan/penghargaan dan profesionalitas. Maka
31
Kemapuan
(X1)
Komitmen
(X2) H1
Pengembanga H2
n
(X3) H3
Hubungan
Personal (X4) H4
Profesionalisme
H5
Lingkungan
Kerja (X5) H6
H7
Sosial dan
Budaya (X6)
H8
Gaya
Manajemen (X7)
Pengakuan/
Penghargaan
(X8)
H9
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
masalah penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
MLM.
32
H2 : Komitmen berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme pengusaha
MLM.
MLM.
pengusaha MLM.
pengusaha MLM.
pengusaha MLM.
pengusaha MLM.
pengusaha MLM.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
eksplanatif atau kausal yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana satu variabel
pengumpulan informasi/kuesioner hanya satu kali dalam satu waktu tertentu kepada
sampel (Malhotra, 2007:80). Karena data yang dikumpulkan sekaligus pada satu
saat tertentu dan hanya sekali saja dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
responden.
memperoleh data ke subjek peneliti dalam jangka waktu yang relatif singkat.
variabel terukur melalui dimensi sifatnya, aspek tertentu, atau atribut yang
34
penelitian yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai yang dapat
sosial dan budaya, gaya manajemen, dan pengakuan/penghargaan, dan satu variabel
35
Tabel 3.1
Defisini Operasional Variabel
36
No. Variabel Indikator Skala
1. Planning of nursing care.
2. Implementing nursing care plans.
3. Nursing audit.
4. Implementing of nursing performance standards.
5. Health education.
6. Clinical competencies.
7. Interpersonal relations.
8. Patient counselling skills. Likert
1 Kemampuan
9. Self assessment with regard to outcome of 1-5
performance.
10. Supervision of nursing care.
11. Supervising student nurses.
12. In-service training.
13. Management of time.
14. Improvement of quality.
15. Maintaining facilities, equipment and supplies.
1. I am proud to tell people that I work for this
organization.
2. I do not like the way this organization operates.
3. This organization provides me with skills and
knowledge that will benefit my future career. Likert
2 Komitmen
4. Doing this job makes me feel good about myself. 1-5
5. I am subject to personal criticism or abuse at
work.
6. I am constantly seeking out new challenges at
work.
1. Opportunities for advancing in the organization
exist.
2. Good opportunities for continuous education are
available.
3. The necessary training is given to ensure job
effectiveness.
4. Job specific refresher courses are available. Likert
3 Pengembangan
5. In-service training adequately addresses the skills 1-5
gap.
6. Incompetent nurses are identified and provided
with the necessary support.
7. Good leadership/management training available.
8. Professional nurses participate in identifying their
staff development needs.
1. In this organization, people in different
departments or programmes try to help each other.
2. I work with skilled competent people who are
good at their jobs.
3. The people I work with are comfortable in
Hubungan suggesting changes and improvements to each Likert
4
Personal other. 1-5
4. There is a great deal of cooperation between
people in this organization.
5. My colleagues value my contribution.
6. I am not included in hospital/ward activities or
made to feel part of the team.
37
1. My work environment is safe and free from
hazards.
2. Good workplace layout.
3. Comfortable temperature.
Lingkungan 4. Necessary instruments are available. Likert
5
Kerja 5. Instruments in working conditions. 1-5
6. Materials and supplies sufficient.
7. Antiseptic hand solution for protection of staff
and patients is available.
8. Infection control strategy guidelines available.
1. Some cultural beliefs in the community I am
living are in conflict with some my organization
Sosial dan Likert
6 policies.
Budaya 1-5
2. The community I live in has the highest regards
for myorganization
1. My manager/supervisor inspires me to do my best.
2. When changes are made in the way things are
done, management always first informs the people
who will be affected.
3. If I have an idea for improving the way we do our
work, my supervisor/
4. manager will usually listen to me.
Gaya Likert
7 5. My manager/supervisor gives me regular, timely
Manajemen 1-5
feedback that helps me
6. improve my performance.
7. I am afraid to openly express my ideas and
opinions.
8. Senior managers in this organization are open to
new ideas and suggestions.
9. I trust and respect my immediate supervisor.
1. I receive prompt acknowledgement and
recognition for doing a good job.
2. I find my work rewarding.
3. The work I do gives me a feeling of personal
Pengakuan/Pen Likert
8 achievement.
ghargaan 1-5
4. When I retire I will receive a reasonable pension
from this organization.
5. My pay is competitive with other, similar
organizations.
9 Profesionalitas
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang sejenis akan tetapi berbeda
38
Supranto dan Limakrisna (2013:57) menjelaskan bahwa sampel ialah
sebagian elemen dari suatu populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi atau
wakil populasi yang dipandang sebagai representatif dari obyek yang diteliti.
karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel pada
1. Data Primer
(2005:122) data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
angket atau kuesioner untuk diisi responden. Hasil kuesioner akan dimasukan
program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Program SPSS akan
survei kuesioner yang disampaikan kepada setiap responden yang dalam hal ini
adalah pengusaha MLM. Dalam penelitian dengan teknik penyebaran kuesioner ini
digunakan teknik pengukuran skala Likert. Skala Likert adalah sebuah bentuk skala
yang akan mengindikasikan jawaban dari para responden setuju atau tidak setuju
39
atas pernyataan mengenai suatu obyek. Skala inilah yang memberikan angka atau
nilai terhadap suatu obyek, sehingga karakteristik yang terdapat pada obyek dapat
diukur. Metode pengukuran dengan menggunakan skala Likert terdiri dari lima
kisaran jawaban yaitu: “sangat setuju”, ”setuju”, ”kurang setuju”, ”tidak setuju”,
dalam pembuatannya, dan umumnya responden sudah siap dan mengerti untuk
2. Data Sekunder
datanya tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder yang digunakan peneliti adalah data
linear berganda, data atas jawaban kuesioner terlebih dahulu dilakukan pengujian
validitas dan reliabilitas. Kemudian setelah data dinyatakan valid dan reliable
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang antara lain uji normalitas,
asumsi klasik terpenuhi maka baru dapat dilakukan uji regresi linear berganda.
40
3.5.1 Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
yang mempuyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud
Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk
skor yang diperoleh masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan maupun
pernyataan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari
Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan
ukuran satistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi
konsep berkolerasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur
Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus product
𝑛(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑟𝑏 =
[𝑛Σ𝑋 2 − (Σ𝑋)2 ][𝑛Σ𝑌 2 (Σ𝑌)2 ]
Keterangan :
rb = Koefisien korelasi pearson antara item instrumen yang akan digunakan
dengan variabel yang bersangkutan.
X = Skor item instrument yang akan digunakan .
Y = Skor semua item instrument dalam variabel tersebut.
n = Jumlah responden dalam uji coba instrumen.
41
Keputusan pengujian validitas konsumen dengan menggunakan taraf
2) Item pertanyaan atau pernyataan kuesioner penelitian tidak valid jika t hitung
Contoh hasil pengujian validitas item pertanyaan pada kuesioner untuk setiap
variabel dengan r > 0,3 (Arikunto, 1996:153 dalam Supranto dan Limakrisna,
2013:98), maka menunjukan bahwa semua item mempunyai nilai korelasi yang
lebih besar. Hal ini berarti semua item pertanyaan adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
pengukuran jika dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala dan alat ukur yang
𝑘 Σ𝜎 2
𝑟11 = [ ]−⌊ ⌋
𝑘−1 𝜎12
42
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir soal
Σ𝜎 2 = Jumlah variabel butir
𝜎12 = Varian total
nilai alpha> 0,6 (Supranto dan Limakrisna, 2013:100) artinya hasil instrumen dapat
dikatakan reliabel.
adalah untuk memperoleh nilai penaksir atau nilai koefisien α dan β yang tidak bisa
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi,
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Dalam uji ini, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan
adalah:
2. Uji Multikolinearitas
43
Uji multikolinearitas ini artinya terdapat korelasi yang signifikan antara dua
atau lebih variabel independen dalam suatu model regresi. Cara mendeteksi apakah
ada atau tidaknya gangguan multikolinearitas ini adalah dengan melihat besaran
variance inflatation factor (VIF) dan toleransi pedoman dari suatu model regresi
a) Jika mempunyai nilai VIF < 10 atau Tolerance > 0,10, maka tidak terdapat gejala
multikolinearitas
b) Jika mempunyai nilai VIF > 10 atau Tolerance < 0,10, maka terdapat gejala
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
diamati tidak memiliki variance yang konstan dari satu observasi ke observasi
penaksiran koefisien regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang
ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah melalui uji Gletser. Dalam uji
Gletser dilakukan regresi kesalahan penggangu terhadap setiap variabel bebas yang
diduga. Dari hasil pengujian tersebut akan diambil keputusan, bila angka
signifikansi > 0,05 (Alhusin, 2003:223) pada taraf kepercayaan 95%, maka tidak
heteroskedastisitas terjadi.
4. Uji Autokorelasi
korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang
44
disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
Dimana :
Y = Profesionalitas
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Kemampuan
X2 = Komitmen
45
X3 = Pengembangan
X4 = Hubungan Personal
X5 = Lingkungan Kerja
X6 = Sosian dan Budaya
X7 = Gaya Manajemen
X8 = Pengakuan/Penghargaan
ε = error (tingkat kesalahan)
bebas signifikan atau tidak terhadap variabel terikat secara individual pada taraf
berikut: Uji Hipotesis dengan Uji t (t-test) dan uji F. Penggunaan uji t dan uji F
dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh
dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat, dan seberapa besar pengaruh
a) Menentukan ttabel
Dalam penelitian ini α yang ditentukan adalah 5%. Df diperoleh dari rumus (n-
k-1) atau jumlah data dikurang enam. Dalam penelitian ini jumlah data yang
b) Menentukan thitung
46
Untuk menentukan thitung dilakukan pengolahan data menggunakan alat bantu
berikut:
d) Pengambilan keputusan
dengan ttabel.
Uji hipotesis dengan uji F (f-test) dalam penelitian ini untuk menguji
(Supranto, 2001:260).
R2 /k
F0 =
(1 – R2 ) / ( n – k − 1 )
Dimana:
sebagai berikut:
47
Fhitung≥ Ftabel, berarti Ho ditolak (berpengaruh).
2003:84):
2
S2 n−1
Adjusted R = 1 − (n − 1) [ ] = 1 − (1 − R2 ) [ ]
TSS n−k
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
kontribusi dua variabel bebas (X1 dan X2) atau lebih secara simultan dengan
berikut :
Dimana :
Moment (PPM)dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1
48
r < +1), apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak
49
BAB IV
pengusaha Multi Level Marketing (MLM), dengan total responden sebanyak 100
orang. Data kuesioner ini yang kemudian diolah dan menjadi sumber data utama
yang menjadi dasar dari penelitian ini. Adapun jawaban responden secara
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
48
Berdasarkan gambar 4.1 mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis
pria yaitu sebanyak 60 responden (60%) dan sisanya sebanyak 40 responden (40%)
Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
berusia 21-30 tahun. Sementara itu, responden yang berusia < 20 Tahun tahun
49
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
S1/S2.
50
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Gambar 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
pengusaha MLM selama kurang dari 5 tahun sebanyak 15 responden (15%), disusul
dengan responden yang menyatakan masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 55
responden (55%), selanjutnya yang menyatakan masa kerja selama 11-15 tahun
51
4.2 Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kemampuan 2,00 5,00 4,1100 ,58422
Komitmen 2,00 5,00 4,5200 ,62732
Pengembangan 2,00 5,00 4,2300 ,60059
Hubungan Personal 2,00 5,00 4,6200 ,66332
Lingkungan Kerja 2,00 5,00 4,2300 ,61718
Sosial dan Budaya 3,00 5,00 4,4700 ,64283
Gaya Manajemen 2,00 5,00 4,0400 ,65010
Pengakuan/ Penghargaan 2,00 5,00 4,0100 ,71767
Profesionalitas 2,00 5,00 4,3200 ,63373
Menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,1100 dengan standar deviasi sebesar
0,58422. Pada variabel komitmen memperoleh nilai minimum sebesar 2,00 dan
nilai maksimum sebesar 5,00 dengan perolehan nilai mean sebesar 4,5200
sebesar 2,00 dan maksimum sebesar 5,00 dan mean sebesar 4,2300 dengan standar
minimum sebesar 2,00 dan maksimal sebesar 5,00. Memperoleh nilai mean sebesar
52
Lebih lanjut, pada variabel lingkungan kerja memperoleh nilai minimum
sebesar 2,00 dan maksimum sebesar 5,00 menghasilkan nilai rata-rata sebesar
4,2300 dan standar deviasi sebesar 0,61718. Untuk variabel sosial dan budaya
memiliki nilai minimum sebesar 3,00 dan maksimum sebesar 5,00 menghasilkan
2,00 dan maksmimum sebesar 5,00 menghasilkan nilai rata-rata 4,0400 dan standar
minimum sebesar 2 dan maksimum sebesar 5,00 menghasilkan nilai mean sebesar
2,00 dan maksimum sebesar 5,00 menghasilkan nilai rata-rata sebesar 4,3200 dan
ini kuesioner yang dikembangkan tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak diukur secara benar (valid). Uji validitas akan memberikan data tentang
koefisien korelasi hitung antar item vs total item yang akan menentukan diterima
tidaknya validitas instrumen. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.
software SPSS, sedangkan nilai r tabel didapat dari tabel r-product moment dengan
53
taraf signifikasi 5%. Nilai yang di tentukan dalam r table adalah 0,300. Adapun
hasil dari uji validitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kemampuan
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
KMP1 0,568 0,300 Valid
KMP2 0,624 0,300 Valid
KMP3 0,720 0,300 Valid
KMP4 0,602 0,300 Valid
KMP5 0,723 0,300 Valid
KMP6 0,693 0,300 Valid
KMP7 0,504 0,300 Valid
KMP8 0,575 0,300 Valid
KMP9 0,493 0,300 Valid
KMP10 0,617 0,300 Valid
KMP11 0,692 0,300 Valid
KMP12 0,594 0,300 Valid
KMP13 0,595 0,300 Valid
KMP14 0,563 0,300 Valid
KMP15 0,622 0,300 Valid
gunakan untuk mengukur variabel kemampuan adalah valid, hal ini karena seluruh
indikator memiliki nilai r hitung > r tabel (r hitung > 0,300). Sementara itu, hasil
pengujian validitas untuk variabel komitmen dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah
ini.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Komitmen
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
KOMIT1 0,617 0,300 Valid
KOMIT2 0,732 0,300 Valid
KOMIT3 0,677 0,300 Valid
54
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
KOMIT4 0,720 0,300 Valid
KOMIT5 0,758 0,300 Valid
KOMIT6 0,575 0,300 Valid
Melihat Tabel 4.3 diatas, dapat dijelaskan bahwa seluruh indikator yang
digunakan untul mengukur variabel komitmen, memiliki nilai r hitung > r tabel (r
hitung > 0,300) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator memiliki data
yang valid. Lebih lanjut, hasil pengujian validitas untuk variabel pengembangan
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Pengembangan
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
PNGM1 0,416 0,300 Valid
PNGM2 0,723 0,300 Valid
PNGM3 0,603 0,300 Valid
PNGM4 0,762 0,300 Valid
PNGM5 0,531 0,300 Valid
PNGM6 0,567 0,300 Valid
PNGM7 0,511 0,300 Valid
PNGM8 0,657 0,300 Valid
Merujuk pada Tabel 4.4 di atas, hasil pengujian validitas untuk variabel
pengembangan adalah valid. Karena, seluruh indikator memiliki nilai r hitung > r
tabel (r hitung > 0,300). Selanjutnya, hasil pengujian validitas untuk variabel
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Hubungan Personal
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
HAP1 0,748 0,300 Valid
HAP2 0,850 0,300 Valid
HAP3 0,848 0,300 Valid
HAP4 0,811 0,300 Valid
HAP5 0,502 0,300 Valid
55
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
HAP6 0,861 0,300 Valid
tabel (r hitung > 0,300) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator
memiliki data yang valid. Hasil yang sama juga di miliki oleh variabel lingkungan
kerja dimana hasil pengujian validitas menunjukan data yang valid. Hasil tersebut
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Lingkungan Kerja
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
LK1 0,657 0,300 Valid
LK2 0,700 0,300 Valid
LK3 0,632 0,300 Valid
LK4 0,571 0,300 Valid
LK5 0,663 0,300 Valid
LK6 0,700 0,300 Valid
LK7 0,466 0,300 Valid
LK8 0,581 0,300 Valid
mengukur variabel lingkungan kerja adalah valid. Hal ini karena nilai r hitung yang
dimiliki setiap indikator lebih besar dari r hitung (r hitung > r tabel).
sosial dan budaya akan di jelaskan berdasarkan Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Sosial dan Budaya
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
SDB1 0,869 0,869 Valid
SDB2 0,828 0,828 Valid
0,869 dan indikator ke2 (SDB2) sebesar 0,828. Keduanya memiliki nilai r hitung
56
yang lebih besar dari r tabel (r hitung > 0,300). Dengan demikian, dapat
sosial dan budaya memiliki data yang valid. Untuk variabel gaya menajemen dapat
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Gaya Manajemen
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
SM1 0,498 0,300 Valid
SM2 0,711 0,300 Valid
SM3 0,628 0,300 Valid
SM4 0,628 0,300 Valid
SM5 0,724 0,300 Valid
SM6 0,575 0,300 Valid
SM7 0,613 0,300 Valid
merupakan data yang valid, karena nilai r hitung yang di peroleh untuk setiap
indikator lebih besar dari r hitung (r hitung > r tabel). Hasil uji validitas untuk
variabel pengakuan/ penghargaan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Pengakuan/ Penghargaan
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
RWD1 0,502 0,300 Valid
RWD2 0,669 0,300 Valid
RWD3 0,634 0,300 Valid
RWD4 0,773 0,300 Valid
RWD5 0,705 0,300 Valid
Merujuk pada Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung yang di miliki
(rhitung > r tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dalam
variabel penghargaan memiliki data yang valid. Sementara itu, untuk variabel
57
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Profesional
Indikator r hitung r tabel Kesimpulan
PRFS1 0,588 0,300 Valid
PRFS2 0,671 0,300 Valid
PRFS3 0,782 0,300 Valid
PRFS4 0,690 0,300 Valid
PRFS5 0,767 0,300 Valid
PRFS6 0,673 0,300 Valid
PRFS7 0,516 0,300 Valid
PRFS8 0,626 0,300 Valid
PRFS9 0,503 0,300 Valid
PRFS10 0,665 0,300 Valid
mengukur variabel professional memiliki nilai r hitung lebih besar dar r tabel (r
hitung > r tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator yang
kata reliability yang memiliki kata rely dan ability (Azwar, 2007:4). Dengan alat
bantu software SPSS versi 18.0 berikut merupakan angka koefisien Cronbach’s
penelitian ini. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode
Cronbach’s Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
58
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's
Variabel Kesimpulan
Alpha
Kemampuan 0,879 Relibel
Komitmen 0,755 Relibel
Pengembangan Staff 0,725 Relibel
Hubungan peronal 0,805 Relibel
Lingkungan kerja 0,767 Relibel
Sosial dan Budaya 0,610 Relibel
Gaya Manajemen 0,737 Relibel
Penghargaan 0,663 Relibel
Profesional 0,843 Relibel
serta professional > 060. Sehingga dapat disimpulkan seluruh variabel adalah
berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
59
Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima.
Tabel 4.12
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000
Std. Deviation 1,16838894
Most Extreme Differences Absolute ,121
Positive ,121
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z 1,206
Asymp. Sig. (2-tailed) ,109
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.12, diperoleh besarnya nilai
ternyata lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak yang berarti data residual tersebut
berdistribusi normal.
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang
60
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji multikol dengan melihat
Ketentuan Pertama:
- Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) > 10 maka variabel mengalami
Multikolinearitas
- Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) < 10 maka variabel tidak mengalami
Multikolinearitas.
Ketentuan Kedua:
- Jika nilai tolerance > 0.10, maka variabel tidak mengalami multikolinearitas
Tabel 4.13
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance Value VIF
Kemampuan 0,163 6,128
Komitmen 0,131 7,641
Pengembangan 0,156 6,421
Hubungan Personal 0,300 3,331
Lingkungan Kerja 0,131 7,638
Sosial dan Budaya 0,437 2,290
Gaya Manajemen 0,144 6,957
Pengungkapan/Penghargaan 0,368 2,720
0,156, hubungan personal sebesar 0,300, lingkungan kerja sebesar 0,131, sosial dan
61
kerja, sosial dan budaya, gaya manajemen, serta pengungkapan/penghargaan tidak
Nilai VIF untuk delapan variabel tersebut yaitu kemampuan sebesar 6,128,
3,331, lingkungan kerja sebesar 7,638, sosial dan budaya sebesar 2,290, gaya
hubungan personal, lingkungan kerja, sosial dan budaya, gaya manajemen, serta
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Persyaratan yang harus
terhadap setiap variabel bebas yang diduga. Dari hasil pengujian tersebut akan
diambil keputusan, bila angka signiikan > 0,05 pada taraf kepercayaan 95%, maka
62
Tabel 4.14
Uji Heteroskedasititas
No. Variabel Sig. Kesimpulan
1. Kemampuan 0,704 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
2. Komitmen 0,836 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
3 Pengembangan 0,077 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
4 Hubungan Personal 0,080 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
5 Lingkungan Kerja 0,946 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
6 Sosial dan Budaya 0,096 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
7 Gaya Manajemen 0,527 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
Pengungkapan/Penghargaa
8 0,375 Tidak Terjadi Heteroskedasititas
n
terbebas dari masalah heteroskedasititas karena memiliki nilai signifikan > 0,05.
korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang
disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
menggunakan data yang ditampilkan oleh program SPSS 18.00 sebagai berikut :
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,978(a) ,956 ,953 1,21867 1,907
a Predictors: (Constant), Pengungkapan/Penghargaan, Hubungan Personal, Sosial dan Budaya,
Kemampuan, Pengembangan, Lingkungan Kerja, Gaya Manajemen, Komitmen
b Dependent Variable: Profesional
100 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 8 diperoleh batas dL = 1,506 dan dU =
63
1,849. Jadi dapat dihitung nilai 4-dL = 2,494 dan 4-dU = 1,788 dengan pengambilan
keputusan dU < DW < 4-dU (1,849 < 1,907 < 2,151) maka Ho diterima sehingga tidak
regresi linear berganda. Dalam analisis regresi tersebut dilakukan dengan bantu
program SPSS versi 18.00. Hasil analisis regresi berganda tersebut disajikan pada
Tabel 4.16
Hasil Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,317 1,078 1,222 ,225
Kemampuan ,822 ,037 1,194 22,062 ,000
Komitmen ,384 ,109 ,214 3,539 ,001
Pengembangan -,114 ,073 -,087 -1,567 ,121
Hubungan peronal ,299 ,062 ,193 4,839 ,000
Lingkungan Kerja -,422 ,079 -,323 -5,349 ,000
Sosial dan Budaya -,132 ,156 -,028 -,845 ,400
Gaya Manajemen -,233 ,083 -,161 -2,789 ,006
Penghargaan -,094 ,064 -,053 -1,470 ,145
a Dependent Variable: Profesional
Berdasarkan output pengujian diatas, maka dapat dibuatkan persamaan
PRFS = 1,317 + 0,822 KMP + 0,384 KOMIT -0,114 PNGM + 0,299 HAP -0,422
64
- A (konstanta) = 1,317 menyatakan bahwa jika kemampuan, komitmen,
sebesar 0,822.
0,384.
- Sosial dan Budaya = -0,132 menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan pada
65
- Gaya Manajemen = -0,233 menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan pada
sebesar -0,094.
keputusan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini yang mana dipaparkan
sebagai berikut:
profesionalitas dan hipotesis yang diajukan dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Pengusaha MLM.
MLM.
profesionalitas menghasilkan nilai thitung sebesar 22,062 > ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P value 0,000 < 0,05. Dengan demikian variabel Ho1 ditolak dalam
66
Hasil Pengujian dan Pembahasan Kedua (H2)
profesionalitas pada pengusaha MLM dan hipotesis yang diajukan dalam hal ini
Pengusaha MLM.
MLM.
profesionalitas menghasilkan nilai thitung sebesar 3,539 > ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P vaue sebesar 0,001 < 0,05. Dengan demikian variabel Ho2 ditolak
dalam penelitian ini Ha2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen
profesionalitas pada pengusaha MLM yang diajukan dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
Pengusaha MLM.
Pengusaha MLM.
profesionalitas menghasilkan nilai thitung sebesar -1,567 < ttabel 1,985 dengan nilai
67
signifikan P vaue sebesar 0,121 > 0,05. Dengan demikian variabel Ho3 diterima
dalam penelitian ini Ha3 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengembangan
profesionalitas pada pengusaha MLM dan yang diajukan dalam hal ini adalah
sebagai berikut:
Pengusaha MLM.
Merujuk pada tabel 4.16 hasil regresi variabel hubungan personal terhadap
profesionalitas menghasilkan nilai thitung sebesar 4,839 > ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P vaue sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian variabel Ho4 ditolak
dalam penelitian ini Ha4 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel hubungan
pengusaha MLM.
Pengusaha MLM.
68
Ha5 = Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Profesional pada
Pengusaha MLM.
Merujuk pada tabel 4.16 hasil regresi variabel lingkungan kerja terhadap
profesional menghasilkan nilai thitung sebesar -5,349 > ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P vaue sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian variabel Ho5 ditolak
dalam penelitian ini Ha5 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan
MLM.
Ho6 = Sosial dan Budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap Profesional pada
Pengusaha MLM.
Pengusaha MLM.
Merujuk pada tabel 4.16 hasil regresi variabel sosial dan budaya terhadap
profesional menghasilkan nilai thitung sebesar -0,845 < ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P vaue sebesar 0,400 > 0,05. Dengan demikian variabel Ho6 diterima
dalam penelitian ini Ha6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel sosial dan
MLM.
69
Hipotesis ketujuh menguji adanya pengaruh gaya manajemen terhadap
Pengusaha MLM.
Pengusaha MLM.
Merujuk pada tabel 4.16 hasil regresi variabel gaya manajemen terhadap
profesional menghasilkan nilai thitung sebesar -2,789 > ttabel 1,985 dengan nilai
signifikan P vaue sebesar 0,006 < 0,05. Dengan demikian variabel Ho7 diterima
dalam penelitian ini Ha7 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel gaya
Pengusaha MLM.
terhadap profesional dan hipotesis yang diajukan dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
Merujuk pada tabel 4.16 hasil regresi variabel pengakuan dan penghargaan
terhadap profesional menghasilkan nilai thitung sebesar -1,470 < ttabel 1,985 dengan
nilai signifikan P vaue sebesar 0,145 > 0,05. Dengan demikian variabel Ho8
70
diterima dalam penelitian ini Ha8 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel
Tabel 4.17
Uji Anova
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2969,362 8 371,170 249,922 ,000(a)
Residual 135,148 91 1,485
Total 3104,510 99
a Predictors: (Constant), Penghargaan, Hubungan Antar Pribadi, Sosial dan Budaya, Kemampuan,
Pengembangan, Lingkungan Kerja, Gaya Manajemen, Komitmen
b Dependent Variable: Profesional
Hasil Pengujian Hipotesis Sembilan (H9)
profesionalitas pada pengusaha MLM dan hipotesis yang diajukan dalam hal ini
Pengusaha MLM.
71
penghargaaan berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas pada
Pengusaha MLM.
value 0,000 < 0,05. Dengan nilai Fstatistik sebesar 249,922 > Ftabel 2,03. Dengan
demikian Ho9 ditolak dalam penelitian ini dan Ha9 diterima. Artinya variabel
Pengusaha MLM.
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,978(a) ,956 ,953 1,21867
a Predictors: (Constant), Pengungkapan/Penghargaan, Hubungan Personal, Sosial dan
Budaya, Kemampuan, Pengembangan, Lingkungan Kerja, Gaya Manajemen, Komitmen
72
4.5.5 Matriks Korelasi
Sehingga akan terlihat variabel mana yang mempunyai nilai r yang paling tinggi
dan variabel mana yang mempunyai nilai r paling rendah. Hasil perhitungan
Tabel 4.19
Korelasi Antara Variabel
Hubungan R hitung
Kemampuan → Profesional 0,946(**)
Komitmen → Profesional 0,822(**)
Pengembangan → Profesional 0,733(**)
Hubungan Personal → Profesional 0,705(**)
Lingkungan Kerja → Profesional 0,789(**)
Sosial dan Budaya → Profesional 0,647(**)
Gaya Manajemen → Profesional 0,737(**)
Pengungkapan/Penghargaan → Profesional 0,577(**)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel diatas, diketahui nilai r paling tinggi adalah 0,946 yaitu korelasi antara
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki sebesar 94,6% dan sisanya 5,4%
dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan nilai angka yang tinggi ini berarti bahwa
73
tingkatkan dengan baik. Sedangkan hasil tersebut juga menyebutkan nilai korelasi
74
BAB V
5.1 Kesimpulan
signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel (22,062
> 1,985).
nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel (3,539 >
1,985).
nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 (0,121 > 0,05) dan t hitung lebih
nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t
79
5. Lingkungan kerja terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dan t hitung yang lebih besar dari (5,349
> 1,985).
signifikan yang lebih besar dari 0,05 (0,400 > 0,05) dan t hitung yang lebih
signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung yang lebih besar dari t
perolehan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 (0,145 > 0,05) dan t hitung
nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05, dan nilai F statistik lebih
80
10. Kemampuan, Komitmen, Pengembangan, Hubungan Personal, Lingkungan
di luar penelitian.
11. Pada pengujian koefisien korelasi diketahui bahwa faktor yang memiliki
5.2 Saran
bidang bisnis MLM. Peningkatkan pengetahuan dan keahlian ini dapat diperoleh
melalui pelatihan, seminar, dan workshop terkait dengan MLM. Disamping itu,
pengusaha MLM juga perlu meningkatkan komitmen nya terhadap profesi menjadi
MLM atau organisasi MLM, karena semakin tinggi komitmen dari pengusaha
MLM ini untuk tetap berkerja di MLM maka akan membuat pengusaha MLM
81
Daftar Pustaka
Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Azwar, Saifuddin. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, M. Burhan. (2005). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan. Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Colquitt et al. (2009). Organizational Behavior. Improving Performance and
Commitment in the Workplace. McGraw-Hill/Irwin.
Cooper, D. R., dan Emory, C.W. (1996). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:
Erlangga.
DeStefano, et. al. (2006). “The Relationship between Work Environment Factors
and Job Satisfaction Among Rural Behavioral Health Professionals”.
Journal of Rural Community Psychology.
Hutapea, P., dan Thoha, N. (2008). Kompetensi Plus; Teori, Desain, Kasus, dan
Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Diamis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. (2008). Organiztional Behaviour. New York:
McGraaw Hill Irwin.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Lekatompessy, J.E. (2003). ”Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya:
Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan
Berpindah (Studi Empiris di lingkungan akuntan publik)”. Jurnal Bisnis
Akuntansi, Vol.5, No.1, pp. 69-84.
Lubis, K, Suhrawardi. (2002). Etika Profesi Hukum. Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Malhotra, Naresh. K. (2007). Marketing Research an Applied Orientation. New
Jersey: Pearson Education.
Mathis, R.L., dan Jackson, J.H. (2006). Human Resource Management. Jakarta:
Salemba Empat.
McShane, L. Steven., dan Von Glinow, Mary Ann. (2008). Organizational
Behavior (Fourth Edition). New York: McGraw-Hill Irwin.
Noe, R., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., dan Wright, P.M. (2008). Human Resource
Managemen. New York: McGraw-Hill Irwin.
82
Noe, Raymoend A. (2005). Employee Training and Development. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Robbins., P.S,. and Judge, A.T., (2007). Organizational Behavior. 12th edition,
New Jersey: Pearson Education.
Robbins., P.S., (2006). Perilaku organisasi edisi kesepuluh. Alih bahasa Benyamin
Molan, Jakarta: Gramedia.
Sekaran, Uma. (2003). Research Methods for Business a Skill Building Approach.
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Spencer, J. L. M., dan Spencer S.M. (1997). Competence at Work: Models for
Superio Performance. New York: N. Wiley.
Sugiyono (2007). Statistikan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Supranto, J., dan Lima krisna, Nandan. (2013). Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah
untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Mitra Wancana
Media.
Supranto, Johanes. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi(Edisi Keenam). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Suratno. (2004). “Konsep Kemampuan Sumber Daya Manusia”. Jurnal.
Tangkilisan, Nogi S. Hessel. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka.
Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul. (2006). Pengaruh Profesionalisme
Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IX.
A. Th. Soetedjo (2003). Profesionalisme Auditor dan Tantangan yang
Menghadang. Jakarta: Pemeriksaan no. 89. Edisi april-mei.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
83