1. JUDUL The Effect of Job Satisfaction on Organizational Commitments and Organizational Citizenship Behavior 2. PENULIS Jro Mangku Deny Saputra, I Gede Riana 3. ABSTRAK Sumber daya manusia memiliki peran penting karena tingkat efektivitas dan keberhasilan organisasi sangat bergantung pada kualitas dan kinerja sumber daya manusia. Di sini pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden menggunakan daftar pernyataan terkait variabel yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan nilai koefisien jalur tertinggi sekitar 0,307 dari hasil pengujian. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewarganegaraan organisasional. 4. PENDAHULUAN OCB dapat muncul dari berbagai faktor dalam organisasi, antara lain karena kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasi. Sikap tersebut seperti membantu individu dalam tim, sukarela melakukan pekerjaan ekstra, menghindari konflik yang tidak perlu, dan menghormati semangat dan isi aturan organisasi. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa karyawan yang memiliki OCB cenderung memberikan kontribusi positif terhadap hasil organisasi semakin jelas bahwa kepuasan berpengaruh terhadap kerja karyawan OCB melalui komitmen organisasional. Kepuasan kerja lebih mencerminkan sikap daripada perilaku. Kepuasan kerja mendapat banyak perhatian dibandingkan dengan sikap terkait pekerjaan. Namun komitmen organisasi semakin banyak dibicarakan karena lebih berkaitan dengan persepsi karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Meskipun kepuasan terkait dengan sikap terhadap pekerjaan dan komitmen terkait dengan tingkat organisasi, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi memiliki hubungan yang kuat. Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam pembentukan OCB karyawan. Komitmen organisasi merupakan sikap organisasi yang mencerminkan loyalitas karyawan dan proses yang berkesinambungan dimana anggota organisasi menyatakan kepeduliannya kepada organisasi terhadap keberhasilan dan kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen afektif merupakan prediktor OCB dengan hubungan positif antara komitmen afektif dan komitmen normatif. 5. TEORI/LITERATUR REVIEW 6. METODE Peran ekstra dibutuhkan untuk penyelesaian tugas PENELITIAN organisasi dengan baik. Selain itu, kelengkapan organisasi mampu menjadi contoh bagi karyawan lainnya. Kepuasan kerja karyawan sering dikaitkan dengan beberapa variabel, termasuk komitmen organisasi. Banyak penelitian sebelumnya telah mencoba menghubungkan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Disini kepuasan kerja guru berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi dengan kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi. Disini kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. 7. HASIL Indikator kepuasan kerja variabel yang diadopsi dengan menggunakan beberapa parameter misalnya pekerjaan itu sendiri, kepuasan dengan gaji, peluang dengan promosi, pengawasan, dan rekan kerja. Variabel komitmen organisasi diadopsi dari parameter lain seperti komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. Penelitian menggunakan alat analisis Warp PLS untuk menganalisis data yang terkumpul kemudian digunakan untuk menguji hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian. Warp PLS 5.0 digunakan karena menggunakan model struktural pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dan OCB. Berdasarkan Gambar 1, koefisien garis dari setiap hubungan dapat diringkas untuk menilai hipotesis dengan hasil tiga variabel. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai koefisien jalur dan nilai signifikansi hubungan antar variabel. Uraian masing-masing hubungan antar variabel tersebut adalah sebagai berikut. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap OCB. Indikasinya terlihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,204 dengan signifikansi 0,133 lebih besar dari 0,05. Artinya kepuasan kerja tidak mempengaruhi OCB. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dengan nilai koefisien 0,636 dan signifikansi 0,001. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin baik kepuasan kinerja maka komitmen organisasi juga akan semakin meningkat. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB dengan nilai koefisien 0,307 dan signifikansi 0,030. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin baik komitmen organisasi maka OCB akan semakin baik. Selain itu, kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap OCB. Kepuasan kerja tidak hanya terkait dengan pengunduran diri tetapi juga organisasi bertanggung jawab untuk menyediakan pekerjaan yang menantang dan secara intrinsik memberi penghargaan kepada karyawan. 8. DISKUSI Kepuasan kerja mencerminkan sikap karyawan daripada perilaku. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap OCB yang diidentifikasikan bahwa tidak ada pengaruh antara kepuasan kerja dengan OCB. Disini terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan OCB di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri Rengat. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian pada tenaga teknis PT. Komitmen karyawan terhadap organisasi dapat ditingkatkan apabila karyawan merasa kebutuhannya terpenuhi dengan baik sehingga merasa puas. Semakin baik kepuasan kerja yang dirasakan karyawan maka semakin tinggi pula komitmen organisasi karyawan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, dimana semakin baik kepuasan kerja maka semakin tinggi komitmen organisasi. Selanjutnya kepuasan kerja guru berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Ditemukan pula bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Tanpa diperlakukan secara adil dan mendapatkan dukungan organisasi, karyawan tidak akan memberikan kinerja yang maksimal kepada organisasi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB yang diidentifikasikan bahwa semakin baik komitmen organisasi maka OCB akan semakin meningkat. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Selain itu, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi dan OCB. Dengan demikian, kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah dua konstruk yang berkontribusi pada pembentukan OCB. 9. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap OCB. Hal tersebut menginformasikan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan kerja cenderung dapat meningkatkan komitmen pada organisasi. Hal ini menginformasikan bahwa karyawan yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih mampu meningkatkan sense of belonging terhadap organisasi sehingga memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Ini merupakan aset penting dalam meningkatkan OCB.
KEL 1 : INDIVIDUAL DIFFERENCES AND PERSONALITY IN WORKPLACE
KEL 2 : VALUE ATTITUTE AND SATISFACTION IN WORKPLACE KEL 3 : EMOTION IN WORKPLACE KEL 4 : PERCEPTION AND INDIVIDUAL DECISION MAKING ORGANIZATIONAL BEHAVIOR KEL 5 : JOB MOTIVATION KEL 6 : GROUP AND TEAM IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR KEL 7 : COMMUNICATION IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR KEL 8 : LEADERSHIP IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR KEL 9 : POWER, POLITICS EMPLOYEE KEL 10 : CONFLICT, STRESS IN WORKPLACE