1 (2019)
akan mengkaji pengaruh budaya organisasi dan gaya terhadap perilaku karyawan. pemiihan gaya kepemimpinan
kepemimpinan terhadap komitmen organisasional karyawan. tertentu yang dinilai sesuai dengan karakteristik karyawan
Hasil penelitian ini bisa memberikan referensi bagi manajemen mempengaruhi intensi karyawan untuk mengikuti instruksi
untuk terus meningkatkan komitmen organisasional karyawan pimpinan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakteristik
karyawan menumbuhkan keingian karyawan untuk lebih
STTUDI LITERATUR terlibat dalam kegiatan perusahaan. Untuk itu, hipotesis
Budaya Organisasi penelitian yang diajukan adalah adalah:
Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan Konopaske (2012), Budaya H2 = Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap komitmen
organisasi didefinisikan sebagai sesuatu yang persepsikan organisasi karyawan.
karyawan dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola
keyakinan, nilai, dan harapan. Budaya menunjukkan Pengaruh dominan Gaya Kepemimpinan Terhadap
kepercayaan, nilai, dan harapan yang terbangun dari persepsi Komitmen Organisasional
karyawan berdasarkan pada apa yang diterima karyawan. Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Budaya dinilai sebagai kondisi timbal balik antara apa yang terhadap komitmen organisasional ditunjukkan dari hasil
diterima karyawan dari perusahaan dan keyakinan, nilai, dan penelitian Windarwati, Payangan, dan Hamid (2016) bahwa
harapan yang terbangun pada diri karyawan. budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersamaan
memberikan pengaruh sebesar 63,6% terhadap komitmen
Gaya Kepemimpinan organisasional karyawan. Temuan penelitian ini memberikan
Menurut Abbasi (2018) mengungkapkan bahwa gaya bukti adanya pengaruh kedua variabel tersebut terhadap
kepemimpinan adalah pola yang relatif stabil dari perilaku yang komitmen organisasional. Meskipun demikian, sangat
ditunjukkan oleh pemimpin. Pimpinan adalah seseorang yang dimungkinkan besaran pengaruh bisa berbeda-beda untuk tiap
memiliki tugas untuk mengatur atau mengelola orang lain, dan subyek penelitian, meskipun demikian setidaknya hasil
dalam upaya pengaturan tersebut diperlukan cara atau penelitian ini menjadi rujukan empiris yang mampu
pendekatan tertentu. Cara atau pendekatan yang selalu dilakukan membuktikan adanya pengaruh budaya organisasi dan gaya
pemimpin kepada orang yang dipimpinnya tersebut yang kepemimpinan terhadap komitmen organisasional karyawan.
menggambarkan gaya kepemimpinan. Untuk itu, hipotesis penelitian yang diajukan adalah adalah:
H3 = Gaya kepemimpinan berpengaruh lebih dominan terhadap
Komitmen Organisasional komitmen organisasi karyawan
Pengertian komitmen organisasional yang dinyatakan oleh
Einolander (2015), adalah komitmen organisasional Kerangka Penelitian
menggambarkan sebuah kondisi bahwa karyawan menganggap
dirinya sebagai bagian dari perusahaan, ini berarti karyawan
tersebut merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga,
meningkatkan kinerja organisasi karena merasa menjadi bagian
dari organisasi. Komitmen organisasional lebih ditekankan pada
adanya perasaan terikat dari karyawan terhadap perusahaan
total. Sampel total adalah teknik penentuan sampel bila semua Tabel 4.9
anggota populasi digunakan sebagai sampel Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
Teknik Pengumpulan Data N 79
Teknik pengumpulan data dengan melakukan survei
lapangan melalui pembagian kuesioner penelitian. Instrumen Kolmogorov- Smirnov- Z 0,082
untuk pengumpulan data adalah kuesioner penelitian.Menurut Asymp.Sig.(2 tailed) 0,200
Walliman (2011), penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
penggalian data untuk meningkatkan efisiensi proses penggalian jBerdasarkan hasil pengujian normalitas dapat diketahui
data dengan tanpa melakukan wawancara mendalam dengan bahwa nilai statistik Kolmogorov Smirnov yang diperoleh
responden. Secara rinci metode yang digunakan adalah sebagai memiliki nilai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05 yaitu
berikut: sebesar 0,200, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria
1. Survey lapangan atau penelitian. Melakukan peninjauan, bahwa sebaran data berdistribusi normal (Ghozali, 2009).
penelitian dan pengamatan secara langsung ke lapangan dan
mencari data-data yang diperlukan. Uji Asumsi Klasik
2. Penyebaran kuesioner. Perolehan data dilakukan pula
melalui penyebaran kuesioner atau angket. Tabel 4.10
Uji Multikolinearitas
Teknik Analisis Data Variabel VIF Keterangan
Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui sejumlah Budaya Organisasi (X1) 1,316 Tidak terjadi
analisis statistik, meliputi: uji validitas dan reliabilitas, regresi multikolinearitas
linier berganda, dan asumsi klasik regresi. Gaya Kepemimpinan (X2) 1,316 Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber: Hasil Analisis Regresi
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai VIF
Tabel 4.8 keseluruhan variabel bebas kurang dari nilai kritis VIF sebesar
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
Corected tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Cronbach
Variabel Indikator Item-Total
Alpha
Correlation Tabel 4.11
Budaya Organisasi X1.1 0,681 0,874 Uji Heteroskedastisitas
(X1) X1.2 0,654 Rank
Variabel Signifikansi Kesimpulan
X1.3 0,694 Spearman
X1.4 0,685 Budaya Tidak terjadi
-0,134 0,238
X1.5 0,687 Organisasi (X1) heteroskedastisitas
X1.6 0,613 Gaya
Tidak terjadi
X1.7 0,583 Kepemimpinan -0,063 0,579
heteroskedastisitas
Gaya X2.1 0,619 0,854 (X2)
Kepemimpinan X2.2 0,693
(X2) X2.3 0,566 Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa
X2.4 0,597 semua variabel bebas pada model regresi tidak memiliki
X2.5 0,674 hubungan yang signifikan dengan variabel pengganggu, yang
nampak dalam Tabel 4.11, dimana nilai signifikansi koefisien
X2.6 0,707
Komitmen Y1 0,750 0,902 korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas masih
organisasional (Y) Y2 0,683 berada di atas nilai taraf signifikan () 5% atau 0,05.
Y3 0,763
Tabel 4.12
Y4 0,691
Hasil Regresi
Y5 0,804
Variabel Standardize t Sig
Y6 0,704
d Beta
Sumber: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Budaya Organisasi (X1) 0,420 5,532 0,000
Untuk uji reliabilitas, Ghozali (2009) menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan (X2) 0,524 6,895 0,000
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan Constant = -0,737 F = 76,049
nilai Cronbach Alpha di atas 0,60. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi (X 1) memiliki R Square = 0,667 Sig = 0,000
nilai Cronbach Alpha sebesar 0,874; gaya kepemimpinan (X2)
sebesar 0,854; dan komitmen organisasional (Y) sebesar 0,902. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh persamaan
Karena masing-masing memiliki nilai Cronbach Alpha yang model regresi linear berganda sebagai berikut:
lebih besar daripada nilai cutoff 0,60, maka dapat dinyatakan Y = -0,737+ 0,420 X1+0,524 X2
reliable. Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas, maka dapat
diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Konstanta intercept sebesar -0,737 merupakan perpotongan
garis regresi dengan sumbu Y yang menunjukkan tingkat
komitmen organisasional ketika semua variabel bebas yaitu
budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sama dengan 0.
2. Variabel budaya organisasi memiliki Standardized Beta
positif, berarti jika variabel budaya organisasi meningkat
AGORA Vol. 7, No. 1 (2019)
tinggi terhadap komitmen organisasional karyawan. Melalui Gibson, KL., JM. Ivancevich, JH. Donnelly, and Konopaske, R.
penerapan budaya organisasi yang kuat dan dan didukung (2012). Organizations: Behavior, Structure, Processes.
gaya kepemimpinan yang baik maka karyawan akan Fourteenth Edition. New York: Mc. GrawHill
memiliki komitmen yang semakin tinggi terhadap organisasi Nugroho, D. A. (2011). Pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap komitmen
Saran organisasi dan kinerja pegawai. Jurnal Manajemen Bisnis,
1. Terkait dengan budaya organisasi, motivasi karyawan untuk 1(2): 167 – 174
berprestasi masih harus dimaksimalkan. Karyawan harus Walliman, N. (2011). Research method: The basic. London:
dimotivasi lebih kuat untuk bersaing secara sehat dalam Routledge
artian yang positif. Perusahaan dapat memberikan reward Windarwati, D., Payangan, O.R., & Hamid, N. (2016). Pengaruh
yang lebih baik dan lebih tepat supaya karyawan dapat budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap
terpicu untuk memaksimalkan kemampuan dirinya untuk komitmen karyawan pada pt perkebunan nusantara XIV.
bekerja lebih bersaing dengan rekan-rekan kerjanya dengan Jurnal Analisis, 5(1): 96-102.
cara yang sehat. Hal ini diperlukan agar budaya organisasi Yahaya, R. and F. Ebrahim. 2016 Leadership styles and
selalu mengedepankan prestasi yang lebih baik dari organizational commitment. Literature review. Journal of
karyawan yang dapat mendukung performa perusahaan Management Develompment, 35 (2) : 190-216
secara keseluruhan. Masukan dari karyawan harus selalu
menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Karyawan akan merasa sangat dihargai jika masukan mereka
terhadap perusahaan didengar. Lalu pihak manajemen harus
mampu menjaga keharmonisan lingkungan kerja, selain
meminimalisir konflik hal ini juga akan membuat karyawan
merasa nyaman dalam bekerja.
2. Terkait dengan gaya kepemimpinan, pemimpin harus mau
terlibat langsung dalam hal pemecahan masalah yang terjadi.
Pemimpin juga diharapkan peduli dengan karyawan yang
memiliki masalah pribadi, agar hubungan antara pemimpin
dan bawahannya tetap terjalin dengan baik. Dalam hal
pengambilan keputusan, pemimpin harus menaati segala
peraturan yang ada, tidak asal dalam pengambilan
keputusan. Karyawan cenderung tidak suka gaya yang
terlalu kaku dengan selalu mentaati peraturan perusahaan
dalam pengambilan keputusan. Untuk itu pemimpin perlu
melakukan pendekatan yang lebih fleksibel dengan juga
melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan agar
karyawan merasa dihargai dan didengar pendapatnya. Bisa
juga dengan cara pemimpin lebih sering melihat realita apa
yang terjadi di lapangan dan mendengar apa yang menjadi
kendalanya. Pemimpin lebih mau mendengar dan
memahami. Jadi apabila ada aturan yang harus ditegakkan,
karyawan juga menghormati aturan tersebut karena
keputusan atas aturan tersebut telah disepakati bersama.
3. Terkait dengan komitmen organisasional, karyawan masih
kurang tanggung jawab moralnya atas kewajiban kepada
orang-orang di dalam perusahaan. Untuk itu kedekatan antar
pemimpin, karyawan dan karyawan lain harus dibangun.
Perusahaan dapat menggagas kegiatan baik yang sifatnya
formal maupun informal untuk membangun rasa
kebersamaan diantara karyawan dan antara karyawan dan
pemimpin. Apabila karyawan merasakan kedekatan tersebut
maka kewajiban moral mereka terhadap anggota organisasi,
baik rekan kerjanya atau pimpinan akan semakin tinggi,
sehingga komitmen organisasional juga akan meningkat.
Cara dalam menjalin kedekatan ini salah satunya bisa
dilakukan kegiatan yang sebenarnya pernah dilakukan tetapi
sudah dihilangkan perusahaan, yaitu sesimple seperti
kegiatan lomba antar karyawan atau outbound di luar kota.
Ikatan emosional dengan perusahaan juga menjadi poin yang
harus diperhatikan agar karyawan seakan memiliki
perusahaan tempat dia bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, S. G. (2018). Leadership styles: Moderating impact on
job stress and health. Journal of Human Resources
Management Research: 1–11
Einolander, J. (2015). Evaluating organizational commitment in
support of organizational leadership. Procedia
Manufacturing, 3: 668 – 673.