CAREER COMMITMENT
Career commitment dimengerti sebagai suatu attitude atau sikap terhadap suatu profesi
(G. J. Blau, 1985). Hall (1971) pun menambahkan bahwa career commitment
merupakan suatu motivasi untuk bekerja sesuai dengan bagian karir yang telah dipilih
dari orang yang bersangkutan. Selain itu menurut Carswell dan Allen (2000) komitmen
karir didefinisikan sebagai ikatan psikologis karyawan untuk karirnya, hal ini yang
membedakan dari komitmen organisasi. Dengan kata lain, seorang karyawan mungkin
berkomitmen hanya kepada organisasinya saja atau berkomitmen pada karirnya dan
organisasi atau tidak berkomitmen pada keduanya. Menurut Carswell dan Allen (2000)
menyatakan bahwa komitmen karir memiliki tiga komponen, yaitu: komitmen afektif,
komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. Komitmen afektif adalah keterikatan
emosional individu dengan miliknya atau karirnya. Komitmen berkelanjutan adalah
penilaian biaya kehilangan investasi yang tenggelam dalam karier dan komitmen
normatif adalah rasa kewajiban untuk tetap dalam karier.
Luthan (1992) mengatakan bahwa komitmen dalam berkarir dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, diantaranya :
1. Keinginan yang kuat serta adanya penerimaan akan nilai dan juga tujuan dari
karir tersebut
2. Kemauan dasar yang dimiliki untuk berusaha keras demi karir tersebut
3. Perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dari keinginan berkarir
(compliance)
Ketiga faktor tersebut pada dasarnya dipengaruhi oleh adanya aspek dari lingkungan
pekerjaan itu sendiri, keberadaan tempat kerja, karakter pribadi, dan juga faktor yang
berkaitan dengan setting dari sebuah pekerjaan secara umum. Sedangkan dalam
berkarir, ada juga pengaruh yang diberikan dari variabel-variabel pendukung, yaitu
personal yang menyangkut dengan usia, jenis kelamin, jenis pencapaian, penekanan
peran, dan juga karakteristik tugas dan pengalaman kerja yang berhubungan dengan
sikap kepemimpinan.
Komitmen dalam karir merupakan kekuatan untuk bertahan dan juga memperkuat
hubungan bisnis dan juga professional. Menurut Kaplan dan Mazique (1983) hubungan
yang terbentuk itu bermanfaat untuk bertukar bantuan dan juga pelayanan sehingga
mampu meningkatkan kemajuan karir dan juga organisasi. Komitmen pada karir
melibatkan adanya tujuan untuk membangkitkan dan berkomitmen pada karir diri
sendiri yang akan melibatkan pekerjaan dalam berbagai organisasi. Komitmen dalam
karir direfleksikan oleh ketekunan dari individu untuk mengejar tujuannya meskipun
dalam perjalanannya menemui banyak rintangan dan juga kemunduran. Individu yang
memiliki komitmen karir yang kurang akan membuat perubahan karir dibandingkan
harus gigih dalam mencapai karir objektifnya
Komitmen organisasi sangat berharga karena merupakan faktor yang bertanggung jawab
untuk meningkatkan kepuasaan kerja, kesetiaan dan pertumbuhan karyawan dan organisasi
(Meyer, et al., 2002). Dua konseptualisasi dominan komitmen organisasi yang ditemukan
dalam literatur adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasi dan niat karyawan untuk tetap
bersama organisasi. Loyalitas adalah tanggapan afektif terhadap panggilan organisasi untuk
tugas dan tanggung jawab dan pada saat yang sama identifikasi dengan tujuan dan nilai
organisasi, sementara niat untuk tetap digambarkan sebagai netral secara efektif dan berfokus
pada niat karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Niat untuk tetap ini telah dilihat
sebagai kemungkinan yang diharapkan oleh karyawan untuk tetap bekerja di organisasi yang
sama. Analis sosial lainnya telah mengidentifikasi beberapa faktor organisasi yang sama-
sama dapat mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan di tempat kerja untuk memasukkan
iklim organisasi (Schneider, 2008), kontrak psikologis, (Robinson, 1996), keamanan kerja
dan kemajuan karir (Andrea & Ted, 2011).
Komitmen organisasi yang tinggi mempunyai 3 ciri yaitu kepercayaan dan penerimaan yang
kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan yang kuat dalam bekerja demi
organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian anggota organisasi.
Komitmen terlihat dalam tiga bentuk sikap yang terpisah tetapi saling berhubungan erat, yang
pertama adalah identifikassi dengan misi organisasi, kedua keterlibatan secara psikologis
dengan tugas organisasi, dan loyalitas dan keterikatan dengan organisasi (Ballout, 2009).
Menurut Steers (1985) ada 3 aspek utama komitmen organisasi yakni :
Aspek Identifikasi
Aspek Keterlibatan
Aspek Loyalitas Karyawan
Aspek identifikasi ini dimaksudkan bahwa organisasi turut memasukkan kebutuhan atau
keinginan karyawan dalam pencapaian perusahaan / tujuan perusahaan sehingga karyawan
diharapkan memberikan sumbangsih yang maksimal demi tercapainya tujuan perusahaan
yang tidak lain adalah kemauan dari karyawan tersebut. Kemudian aspek keterlibatan
dimisalkan bahwa karyawan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, sehingga hasil
yang diperoleh merupakan keputusan bersama. Dengan keputusan bersama ini, diharapkan
karyawan mampu bekerja lebih dengan pimpinan dan rekan kerja lainnya. Aspek yang
terakhir aspek loyalitas karyawan dimaksudkan bahwa kesediaan seseorang untuk loyal atau
langgeng dengan organisasi, jika dirasa perlu mengorbankan kepentingan pribadi tanpa
mengharapkan apapun.
Allen & Meyer dalam Umam (2012) menjelaskan bahwa ada 3 dimensi komitmen organisasi
yakni :
Affective Commitment
Continuance Commitment
Normative Commitment
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen dalam berorganisasi menurut Allen &
Meyer (dalam Umam, 2010) yakni :
Karakteristik Pribadi Individu
Karakteristik Organisasi
Pengalaman selama Berorganisasi
Andrea , M. M., & Ted, S. T. (2011). Career commitment and organizational commitment in
for profit and nonprofit sectors. International Journal Emerg.Sci.,1(3),324-340.
Ballout, H.I. (2009). Career commitment and career success: moderating role of self-efficacy.
Career Development International, 14, (7), 655-670.
Carswell, L., & Allen, N. J. (2000). A meta analytic review of occupational commitment:
Relations with person and work related variables. Journal of Applied Psychology
Ching, S.L. & Kee, D.M.H. (2012). Work values-career commitment relationship of
generation Y Teachers in Malaysia. IPEDR, 28.