TINJAUAN PUSTAKA
memandang komitmen sebagai partisan, keterikatan afektif dengan tujuan dan nilai-
nilai organisasi, peran seseorang dalam kaitannya dengan tujuan dan nilai-nilai, dan
terhadap organisasi adalah sikap sejauh mana pegawai mengenal dan terikat pada
6
7
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Angle dan Perry (1981) serta
Bateman dan Stresser (1984) menemukan kenyataan bahwa individu yang memiliki
realisasi harapan, sikap rekan kerja yang positif terhadap organisasi, persepsi
terhadap gaji, serta norma kelompok yang berkaitan dengan kerja keras.
komitmen dari pegawainya cenderung rendah, maka akan terjadi kondisi sebagai
berikut (dalam Knights & Kennedy, 2005; Chughtai dan Zafar, 2006):
3. Low levels of morale dan menurunnya azas mengutamakan orang lain dan
pemenuhan.
Dimensi Komitmen Menurut Mayer, Allen, dan Smith (dalam Fred Luthans,
diri sendiri.
rasional. Dengan kata lain komitmen ini terbentuk atas dasar untung dan rugi
yang didapatkan oleh karyawan. Sehingga menjadi bahan pertimbangan apa yang
c. Normative commitment, adalah komitment yang didasarkan pada norma yang ada
dalam diri karyawan. Yang berisi keyakinan individu akan tanggung jawab
Menurut Katner (dalam Sopiah, 2008) bahwa terdapat tiga bentuk komitmen
organisasi yaitu:
lain di dalam organisasi. Hal ini terjadi karena kepercayaan karyawan pada
bermanfaat.
suatu organisasi yang di mana di dalam orgaisasi tersebut itu bersifat profit oriented
dan non profit orieted yang didapatkan dalam jangka waktu satu periode irham fahmi
(2011:6) secara lebih tegas baron dalam irham fahmi (2011:6), mengatakan kinerja
10
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hasil hubunnganyang terkait kuat atau
satu ruang lingkup orgaisasi untuk kepuasan yang menerimadan memberikan satu hal
atau bahkan hal tentang konstribusi yang bersifat ekonomis. Bastian menyatakan hal
berada atau di paparka dalam perumusan skema strategis fokuskan dalam pencapaian
sasaran hal yang terkait dengan tujuan dan visi misi organisasi tersebut dengan terkait
dengan tingkat pencapaian suatu pelaksanaan program alam bentuk konsep kinerja
Kinerja adalah pencapaian terakhir atau hasil yang telah dilakukan dalam
artian sempit hasil kerja yang bersifat kualitas dan kuatitas yang dimana di dapatkan
oleh seorang pegawai dalam pecapaian pelaksanan sebagai salah satu badan dari
katakannya sebagai pemilahan atau membedakan apa yang telah didapatkan di mana
peran serta tenaga kerja per satuan waktu. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, (2006:
9) berpendapat bahwa konsep atau teori kinerja dikatakana sebagai efesiesi, output,
efektivitas yang pada dasarnya dapat diliat dari keberhasilan kerja pegawai ataupun
Keterwujudan keberhasilan atau pencapaian kerja baik itu pegawai atau pun
satu organisasi tidak akan mampu terwujud apabila tidak terdukung dari banyak
komponen manajemen, perusahaan dan juga tentunya para pemegang saham. Karena
11
di era sekarang ini konsep kinerja tidak akan bisa terwujud dengan cara yang efektif
gambaran mengenai tingkat pelaksanaan tugas dan difungsi di dalam satu ruang
mewujudkan pencapaian sasaran dan prasarana visi misi orgaisasi tersebut. Mathias
dan Jakson (2002:6) menyatakan bahwa Kinerja pada dasarnya adalah apa yang di
lakukan atau tidak di lakukan oleh pegawai dalam mengembang pekerjaannya. Rivai
(2004:9) menyatakan bahwa kinerja adalah prestasi kerja dapat diukur secara mudah
dan tepat dengan melihat tampilan kerja dan prestasi organisasi. Kinerja hal yang
kegiatan mereka pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja
trsebut merupakan hasil dari kemampuan, keahlian, dan keinginan yang di capai.
Teori atau konsep kinerja dikatakannya sebagai target keberhasilan organisasi dalam
3. Kemampuan
4. Kompleksitas
5. Komitmen
6. Umpan balik
7. Situasi
12
8. Pembatasan
10. Usaha
11. Ketekunan
12. Ketaatan
Kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai ditijau dari segi kuatitas dan
kualitas konsep kinerja dapat di lihat dapat kita tinjau atau diliat secara bersama
dalam penampilan seseorag baik itu idividu atau kelompok. Kinerja kelompok
organisasi merupakan hasil dimana bersatu atau berkumpunya beberapa orang yang
berada pada ruang lingkup yang sama atau satu yang dibentuk dalam satu kelompok
dan kinerja di dalamnya terdapat beberapa komponen atau hal urgent yang penting
untuk mengedepankan atau memperliatkat tingkat kenerja hal tersebut di atas dapat di
dan menilai akan hal atau kinerja mereka apabila kelompok pekerja tersebut telah
dalam pengukuran, berbanding terbaik pula hasil kerja suatu pekerja tidak dapat atau
tidak akan kita lihat apabila tidak menyelesaikan suatu pekerjaan yang maksimal atau
13
meyukseskan satu tolak ukur pekerjaan mereka Berkaitan dengan individu karyawan.
Bahwa kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak bekerja sendiri namun selalu
mempunyai rekan kerja, kepuasan karyawan serta pendapataan hasil yang akan
sistem individu masyarakat yang dulunya buruk yang diharapkan menjadi lebih baik
(Sedarmayanti. 2011). Penyuluhan Dengan menjadi tahu dan yang sudah tahu
menjadi lebih tahu. Keterampilan di katakan berkembang apabila kita bisa melihat
perubahan secara jelas. Sikap di katakannya meningkat, bila terjadi perubahan dari
yang tidak mau bekerja menjadi mau untuk pemanfaatan hal kerja yang ada.
masyarakat. Dalam hal yang terjadi sampai sekarang ini harus ada proses timbal balik
antar orang yang akan di suluh dan masyarakat yang merespon baik akan arti
ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara
langsung. Apabila diartikan lain proses atau tahapan kegiatan penyuluhan tidka
perubahannya relative lebih kekal. Perubahan seperti itu, baru akan meluntur kembali,
mana kala ada pengganti atau sesuatu yang dapat menggantikannya, yang memiliki
Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan fungsional yang diberi tugas tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
wilayah kerjanya tidak ada kader diharapkan dapat merekrut kader baru.
15
atau memfasilitasi peran IMP dan mitra kerja lainnya serta dukungan untuk
dan pelaporan program KKB sesuai dengan system pelaporan yang telah
ditentukan dan dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (BKKBN, 2015: 6).
1. Kuantitas Kerja. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja
dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap
pegawai.
16
2. Kualitas dari Hasil. Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang pegawai
3. Kerja Sama. Kerja sama adalah sesuatu pekerjaan yang dilakukan secara
organisasi.
sesuatu yang benar tanpa harus diberi tahu, mampu menemukan apa yang
terus bergerak untuk melakukan beberapa hal walau keadaan terasa semakin
sulit.
indikator pengukuran kinerja pegawai, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti kuantitas kerja, kualitas dari hasil kerja, kerja sama, tanggung jawab, dan
inisiatif tujuannya agar hasil pekerjaan pegawai dapat diketahui, selain itu juga dapat
berguna bagi pegawai agar pegawai tersebut dapat melaksanakan pekerjaan yang
lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain itu, adapula pendapat lain menyebutkan
dan paham mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing sehingga dalam
mengerjakan tugas akan sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
17
2. Inovasi. Memiliki inovasi yang positif dan menyampaikan pada atasan serta
pegawai juga harus disiplin dalam mengerjakan tugas dengan teliti dalam
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Fadel, indikator kinerja dapat
diukur dengan pemahaman atas tupoksi, inovasi, kecepatan kerja, keakuratan kerja,
dan kerjasama yang harus saling berkaitan satu sama lain untuk menghasilkan kinerja
2.5 Hipotesis
Mandailing Natal.
19
.
20
21
22