Anda di halaman 1dari 17

Manajemen

malam 1
Komitmen Organisasional
Pegawai
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
MA'SHUM AS'ARI
MAISARAH PUTRI YANTI
M.ALDIFA WIKAR
NABILA ELVA VERA YUNITA
NOVIDIRMA SAPUTRI
ROSY BELLA SAFITRI
SENTIA ANUGRAH

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Tanjungpinang


PENDAHULUAN

Keberhasilan manajemen organisasi, salah satunya


ditentukan oleh keberhasilan manajemen dalam
menumbuhkan komitmen

organisasional pegawai.
Seberapa jauh komitmen organisasional terhadap
organisasi akan sangat menentukan pencapaian
tujuan organisasi.
PENDAHULUAN

Pegawai yang memiliki komitmen kuat terhadap


organisasi akan menampilkan kinerja serta

produktif dalam mengemban pekerjaan. Bahkan,


dalam banyak organisasi, komitmen
organisasional merupakan salah satu syarat
mutlak dalam memegang jabatan manajerial
tertentu.
A. Pengertian Komitmen Organisasional

Colquitt, LePine, dan Wesson (2009)


komitmen organisasional mempengaruhi apakah seorang pegawai tetap
bertahan menjadi anggota organisasi atau meninggalkan organisasi untuk
mengejar pekerjaan lain.

Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2010)


komitmen organisasional melibatkan tiga sikap, yaitu: identifikasi dengan tujuan


organisasi; perasaan keterlibatan dalam tugas-tugas organisasi; serta perasaan
loyalitas terhadap organisasi.

Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2008)


Komitmen organisasional merupakan suatu rasa identifikasi, keterlibatan, dan
kesetiaan yang diekspresikan oleh pegawai terhadap organisasinya.
B. PRINSIP DAN KOMITMEN ORGANISASI

Komitmen organisasional merupakan konsep manajemen yang menempatkan SDM sebagai figur sentral bagi organisasi. Tanpa komitmen
organisasional, sukar mengharapkan partisipasi aktif dan mendalam dari SDM. Oleh karena itu, komitmen organisasional harus
dipelihara agar tetap tumbuh dan eksis di sanubari SDM. Lima prinsip kunci dalam membangun komitmen organisasional oleh pimpinan
adalah:

1. Memelihara atau meningkatkan harga diri. Artinya pimpinan harus pintar menjaga agar harga diri pegawai tidak rusak
2. Memberikan tanggapan dengan empati.
3. Meminta bantuan dan mendorong keterlibatan. Artinya pegawai selain butuh dihargai juga ingin dilibatkan dalam pengambilan
keputusan.
4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan rasional.
5. Memberikan dukungan tanpa mengambil alih tanggung jawab

C. DAMPAK KOMITMEN
ORGANISASI
Dampak komitmen organisasional menurut Sopiah (2008) dapat ditinjau dari dua sudut yaitu:

1. Ditinjau dari Sudut Organisasi.


Pegawai yang berkomitmen rendah akan berdampak pada turnover, tingginya absensi, meningkatnya
kelambanan kerja dan kurang intensitas untuk bertahan sebagai pegawai di organisasi tersebut,
rendahnya kualitas kerja, dan kurangnya loyalitas pada organisasi. Apabila komitmen pegawai
rendah maka hal tersebut dapat memicu perilaku pegawai yang kurang baik, misalnya tindakan
kerusuhan yang dampak lebih lanjutnya yaitu terhadap reputasi organisasi menurun, kehilangan
kepercayaan dari klien dan dampak yang lebih jauh lagi yaitu menurunnya laba organisasi.

2. Ditinjau dari Sudut Pegawai.


Komitmen pegawai yang tinggi akan berdampak pada peningkatan karir pegawai tersebut
Sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk
D. PROSES DAN membangun komitmen organisasional
PENGEMBANGAN pegawai adalah melalui:

KOMITMEN 1. Menjadikan visi dan misi


merupakan sesuatu yang karismatik
organisasi

ORGANISASIONAL 2. Membangun Tradisi


3. Memiliki prosedur untuk mengatasi
keluhan dari pihak luar
4. Menjalin komunikasi dua arah di organisasi
5. Jadikan semua unsur dalam organisasi
sebagai suatu komunitas yang memiliki
nilai kebersamaan
6. Membangun nilai-nilai yang didasarkan
adanya kesamaan.
7. Membuat kebijakan di mana antara pegawai sampai pimpinan
tidak terlalu berbeda atau mencolok
8. Organisasi sebagai suatu community harus bekerja sama, saling
berbagi, saling memberi manfaat dan memberi kesempatan yang
sama pada pegawai.
9. Adakan acara-acara yang melibatkan semua pegawai sehingga
kebersamaan bisa terjalin.
10. Setiap pegawai diberi kesempatan yang sama untuk
mengaktualisasikan diri secara maksimal di organisasi sesuai dengan
kapasitas masing-masing.
Komitmen afektif didefinisikan sebagai
keinginan pegawai untuk tetap menjadi bagian

E. KOMITMEN dari organisasi, dengan pertimbangan bahwa jika


ia keluar, maka ia akan menghadapi risiko
AFEKTIF kerugian.
Allen dan Meyer (1997) menyatakan bahwa
komitmen afektif yang tinggi memiliki kedekatan
emosional yang erat terhadap organisasi. Hal ini
berarti bahwa pegawai tersebut akan memiliki
motivasi dan keinginan untuk berkontribusi
secara berarti terhadap organisasi dibandingkan
pegawai dengan komitmen afektif yang lebih
rendah.
F. Komitmen Normatif
Komitmen normatif ( normative commitment) merupakan komitmen
yang didasarkan pada bomr yang ada dalam diri pegawai. Pegawai
merasa akan bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen normatif
adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to). Pegawai
dengan komitmen normatif yang tinggi akan tetap bertahan dalam
organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas baginya
dari organisasi. Perasaan semacam itu akan memotivasi pegawai untuk
bertingkah laku secara baik dan melalukan tindakan yang tepat bagi
organisasi. Adanya komitmen normatif diharapkan memiliki hubungan
yang positif dengab tingkah laku dalam pekerjaan, seperti job
performance, work attandance, dan organizational citizenship. 08
G. Komitmen Kontinu
Komitmen kontinu (continuance comunitment) merupakan komitmen yang didasarkan
akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung
rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada
suatu organisasi.. Dalam hal ini individu memutuskan menetap pada orhanisasi karena
menganggap sebagai suatu pemenuhan kebutuhan. Komitmen kontinu yang tinggi
akan menyebabkan pegawai bertahan salam organisasi, bukan karena alasan
emosional. Tapi karena adanya kesadaran dalam diri prgawai bahwa ia akan
mengalami kerugian besar jika meninggalkan organisasi.
H . Faktor-Faktor yang mempengaruhi komitmen
Organisasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional menurut Dyne dan


Graham (2005) :

1. Personal
Ciri Kepribadian Tertentu.
ciri ciri kepribadian tertentu seperti , ektrovert , pandangan positif (optimis) ,
cenderung lebih komit .

2. Keamanan Kerja.
Hubungi
Pegawai membutuhkan hubungan kerja yang saling timbal balik dengan
organisasi. Keamanan kerja harus diperhatikan untuk memelihara
Kami
hubungan dimana pegawai percaya usaha mereka akan di hargai oleh
organisasi , pimpinan, mau pun manajer organisasi .
3. Pemahaman Organisasi.
pemahaman organisasi merupakan identifikasi secara personal terhadap organisasi .
sikap ini akan menguat ketika pegawai memelikin Pemahaman yg kuat tentang
organisasi.

4. Keterlibatan Pegawai.
Pegawai merasa menjadi bagian dari organisasi ketika mereka
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masa
depan organisasi. Melalui partisipasi tersebut maka pegawai mulai
melihat organisasi sebagai refleksi dari keputusan mereka.

5. Kepercayaan Pegawai.
Kepercayaan berarti keyakinan pegawai terhadap organisasi
Hubungi
Kepercayaan juga merupakan sebuah aktivitas timbal balik. Untuk memperoleh

Kami
kepercayaan, maka diantara kedua belah pihak harus saling mempercayai. Kepercayaan
penting bagi komitmen organisasional
karena menyentuh jantung dari hubungan kerja.
I. PENGUKURAN KOMITMEN
ORGANISASI

Berdasarkan tipologi komitmen organisasional yang di kemukakan oleh


berbagai ahli , ada berbagai pengukuran komitmen internasional . Salah
satu pengukuran komitmen organisasional yang terkenal adalah
Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang disusun oleh
porter dan smith pda tahun 1970 . kuesioner ini mengukur komitmen
efektif melalui 15 pertanyaan yang berbentuk skala likert yang terdiri
dari 7 angka , mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju
terhadap pertanyaan . Untuk mengukur komitmen organisasional yang
terdiri dari tiga komponen , Allen dan meyer telah beberwpq kqli merevisi
alat ukur yang telah disusun . revisi terakhir dilakukan meyer dan allen
pada tahun 1997 . alat ini terdiri dari 18 item , dimana setiap komponen
diwakili oleh 6 item . skala komitmen organisasional ini memiliki skor yang
berkisar antara nilai 1 (sangat setuju dengan pernyataan) sampai
dengan nilai 6 (sangat setuju dengan pernyataan)
J. PERILAKU KEANGGOTAAN
ORGANISASI (OCB)

Organizational citizenship behavior(OCB), pegawai yang


menampilkan perilaku OCB disebut good citizen, contoh
membantu rekan kerja,sukarela melakukan kegiatan
ekstra ditempat kerja, menghindari konflik dengan rekan
kerja, melindungi properti organisasi, menghargai
peraturan yang berlaku diorganisasi, toleransi pada
situasi yang kurang ideal dan masih banyak lagi. Komitmen
organisasional merupakan salah satu variabel yang telah
banyak diketahui memiliki kaitan yang erat dengan OCB
Kesi m p u l a n

DENGAN DEMIKIAN DAPAT DIPEROLEH


KESIMPULAN BAHWA KOMITMEN
ORGANISASI ADALAH PERASAAN, SIKAP
DAN PERILAKU INDIVIDU
MENGINDENTIFIKASIKAN DIRINYA
SEBAGAI BAGIAN DARI ORGANISASI,
TERLIBAT DALAM PROSES KEGIATAN
ORGANISASI DAN LOYAL TERHADAP
ORGANISASI DALAM MENCAPAI TUJUAN
ORGANISASI.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai