TINJAUAN PUSTAKA
bersama dari semua personil dalam suatu organisasi mengenai pedoman, pelaksanaan
serta tujuan yang ingin dicapai bersama dimasa yang akan datang. Komitmen
suatu perusahaan. Setiap individu atau kelompok yang memiliki sikap berkomitmen
adalah orang yang memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi,
memiliki kemauan yang kuat untuk bekerja dan berjuang untuk kepentingan
organisasi, memiliki kepercayaan diri dan menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Jika seorang karyawan tidak memiliki sikap komitmen terhadap organisasi maka
rencana maupun target dari perusahaan akan memiliki kesulitan (Luthans, 2002).
menjadi anggota. Karyawan yang aktif membantu dalam organisasi, maka karyawan
akan memiliki komitmen organisasi yang akan terikat kuat dengan organisasi dan
(willingness).
3. A definite belief in, and acceptance of, the values and goals of the organization
(Acceptance).
terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada didalam
organisasi sering didefinisikan menurut (Fred Luthans,2006) yaitu (a) keinginan kuat
untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu. (b) keinginan untuk berusaha keras
sesuai keinginan organisasi. (c) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan
organisasi.
Wibowo (2014:429) menyatakan bahwa komitmen organisasional adalah perasaan,
sikap dan perilaku individu mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari organisasi,
terlibat dalam proses kegiatan organisasi dan loyal terhadap organisasi dalam
individu untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut dan menerima nilai-nilai serta
(2008:164) yaitu :
1. Budaya keterbukaan.
2. Kepuasan kerja.
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi.
mempengaruhinya, hal ini ditegaskan oleh streers dalam Sopiah (2008 :156) yang
berikut :
1) Kepercayaan
Pegawai yang memiliki komitmen organisasi tentunya akan merasa bangga dapat
2) Kemauan
Kemauan pegawai untuk bekerja lebih giat dan dengan sekuat tenaga demi
Dengan adanya kemauan dari para pegawai paling tidak dapat digunakan untuk
memprediksi tingkah laku pegawai, dalam hal ini tanggung jawabnya pada
perusahaan.
3) Kesetiaan
dan tanggung jawab. Pegawai yang mempunyai kesetiaan yang tinggi pada
perusahaan tercermin dari sikap dan tingkah lakunya dalam melaksanakan tugas
serta tekad dan kesanggupan mereka terhadap apa yang sedang disepakati
bersama.
Selain itu Indikator-indikator komitmen organisasi (Allen dan Mayer dalam Devi,
1. Komitmen afektif yaitu komitmen berupa tingkat emosional dari setiap individu
Maka, karyawan memilki komitmen afektif yang kuat dan akan tetap terus
rugi dalam diri karyawan untuk tetap tinggal. Dengan kata lain, komitmen ini
3. Komitmen normatif yaitu komitmen ini berupa pada perasaan wajib untuk tetap
organisasi dan tekad yang ada dalam diri untuk tetap mengabdi dalam organisasi
tersebut.
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. . Jika
seorang pemimpin kurang kreatif dan tidak dinamis maka perusahaan / organisasi
yang dipimpinnya akan lesu. Sifat umum dari ini juga menentukan bagaimana
lain untuk setuju dan memahami tugas apa yang dilakukan serta proses memfasilitasi
setiap individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Hasibuan, 2007).
mempengaruhi orang lain di dalam suatu organisasi agar setiap individu dalam
dan inovatif, serta membangun team work yang solid; membawa pembaharuan dalam
etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab memimpin dan
panggilan tugas.”
adalah kemampuan untuk memberi inspirasi dan memotivasi para pengikut untuk
mencapai hasil-hasil yang lebih besar dari pada yang derencanakan secara orisinil
yang digambarkan. Visi pemimpin memberikan motivasi bagi pengikut untuk bekerja
untuk meningkatkan kesadaran pengikut tentang apa yang benar dan penting dan
(as a process in which a leader tried to increase followers’ awareness of what was
sasaran kelompok.
menyerukan cita-cita dan nilai-nilai yang lebih tinggi seperti kebebasan, keadilan,
(a) membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan, (b)
kebutuhan bawahan.
b. Fungsi-fungsi kepemimpinan
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna semua unsur manajemen (6M)
jika perlu.
pemerintah.
1) Charismatic Leadership
sehingga dengan pengaruh dan kekuatan karisma tersebut pemimpin mudah untuk
2) Inspirational Leadership
Pemimpin transformasional mampu untuk membangkitkan semangat pengikutnya
yang merasa ragu-ragu atau tidak mampu dalam menyelesaikan suatu tugas.
menggairahkan.
3) Belief
Pemimpin transformasional memiliki insting atau naluri yang kuat, dapat melihat
4) Intellectual Stimulation
bertindak secara kreatif, mengajak bawahan untuk berpikir dengan cara-cara baru,
5) Individualized Consideration.
Ciri ini berkaitan dengan tanggung jawab dan kemampuan pemimpin dalam
lainnya.
Menurut Bass et al,. 2003 & Humphreys 2002 dalam maryam, 2009, indikator
2. Implementasi visi
3. Kreativitas
6. Memotivasi bawahan
8. Mendorong bawahan
Sedangkan menurut Bass (dalam Mutamimah, 2001:3) yang didukung oleh pendapat
Yulk (1998:297) dan O’Leary (2001:22). Indikator tersebut adalah sebagai berikut :
menyerukan cita-cita dan nilai-nilai yang lebih tinggi seperti kebebasan, keadilan,
kebutuhan bawahan.
a. pengertian kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata dasar “kerja”. Istilah kinerja disini diartikan
sebagai “hasil kerja”. Pada dasarnya kinerja dapat diartikan sebagai tingkatan
kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri.
dihasilkan dari pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu
tertentu atau kinerja dapat diartikan sebagai sejauh mana seseorang telah memainkan
diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar
yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan
posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Bernardin dan Russel (1992)
(karyawan) pada organisasi tempat mereka bekerja. Berhasil tidaknya kinerja yang
telah dicapai oleh suatu organisasi, dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari karyawan,
baik secara individual maupun secara kelompok, dengan asumsi bahwa semakin baik
mereka dapat menerapkan dalam kombinasi kompetensi dan keahlian yang diperoleh
diperoleh karyawan yang secara kualitas maupun kuantitas dicapai dan diperoleh
oleh karyawan sebagai tolak ukur untuk mampu mendapatkan atau mencapai hasil
yang diinginkan.
b. Dimensi kinerja
Menurut Bernandid dan Russell dalam Gomes (2001) dalam Riniwati (2011)
dan kesiapannya.
anggota organisasi.
penyelesaian kerja.
Kinerja yang baik berdasarkan dari beberapa dimensi oleh pendapat Higins yang
dikutip Hussein Umar (1999), bahwa variabel kinerja terdiri atas beberapa dimensi
antara lain :
- Mutu pekerjaan
- Inisiatif
- Kehadiran
- Sikap
- Kerjasama
bekerja sama dengan karyawan lain secara wajar sehingga hasil pekerjaan
5. Kinerja, penilaian hasil kerja yang baik kualitas atau kuantitas yang dapat
yaitu:
1) Kemampuan
untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
maksimal.
Jika tujuan tercapai, dapat dinyatakan bahwa kegiatan tersebut efetif namun
jika akibat yang dicariu kegiatan menilai penting dari hasil yang dicapai maka
Sebaliknya jika akibat yang dicari tidak penting maka kegiatan tersebut
efisien.
4) Wewenang (Otoritas)
Otoritas ini merupakan sifat komunikasi dalam suatu organisasi formal yang
5) Disiplin
Disiplin atau taat terhadap peraturan yang telah disepakati dalam organisasi
6) Inisiatif
Inisiatif berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide
d. Indikator kinerja
Indikator kinerja karyawan menurut Mathis (2004) yaitu :
terhadap organisasi.
dan tepat.
4. Kehadiran: keyakinan karyawan untuk masuk kerja setiap hari dan sesuai
bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan
yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
maksimal.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
Penelitian
Judul ) Analisis
Kepemimpinan 3. Komitmen
Transformasional organisasi
terhadap Komitmen 1.
organisasi dan
Kinerja Pegawai
pada Dinas
Perhubungan Kota
Denpasar
2.3. kk