Anda di halaman 1dari 11

NILAI NILAI KEPERCAYAAN

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Nomor : 17S /SK/DIR/RSHM/III/2016
 
TENTANG
 
NILAI DAN KEYAKINAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
di Rumah Sakit diperlukan adanya Nilai dan
Keyakinan Pasien Rumah Sakit Umum Haji Medan;
    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan dalam
suatu Keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
    3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
    4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
    5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
    6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
    7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
    8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MenKes/SK/X11/1999
TentangStandarPelayananRumahSakit;
    9. Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 800/472/2013 tanggal 15 Februari
2013 tentang Penghunjukan Pelaksana Tugas Direktur RS Haji Medan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
    10. Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/365/KPTS/2014 tanggal 13
Mei 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera
Utara Sebagai Layanan Umum Daerah.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :  
KESATU : Nilai dan Keyakinan Pasien Rumah SakitUmum Haji Medan
KEDUA : Nilai dan Keyakinan Pasien Rumah Sakit Umum Haji Medansebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Surat
Keputusan ini.
KETIGA : Nilai dan Keyakinan Pasien Rumah Sakit Umum Haji Medan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan
dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.
PENGERTIAN

Keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau


kelompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang
bermakna bagi kehidupannya.

TUJUAN

Petugas Rumah Sakit mampu melakukan identifikasi nilai-nilai dan


kepercayaan pasien maupun keluarga dan menghormati nilai-nilai dan
kepercayaan di dalam proses asuhan.
Petugas Rumah Sakit mampu memahami peran mereka dalam
melindungi hak pasien dan keluarga.
RUANG LINGKUP
Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan
keyakinan pasien dan bilamana diperlukan juga dari keluarga pasien.
Staf Rumah Sakit menjalankan proses dan memberikan perawatan yang
menghormati nilai-nilai dan keyakinan pasien.
Kekuatan dan kekurangan dalam pengetahuan dan keterampilan
diidentifikasi dan digunakan untuk merencanakan penyuluhan.
Ada banyak variabel pasien yang menentukan apakah pasien dan
keluarga pasien bersedia dan mampu untuk belajar. Dengan denikian
untuk merencanakan penyuluhan, rumah sakit harus menilai :
Kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut pasien dan keluarganya ;
Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka ;
Hambatan emosional dan motivasi ;
Keterbatasan fisik dan kognitif, serta ;
Kemauan pasien untuk menerima informasi.
 
 
TATALAKSANA

1. Saat pasien dinyatakan rawat inap oleh DPJP, pasien


diwajibkan mengisi kolom agama yang dianut dan suku bangsa
di lembar keluar masuk.
2. Saat tiba di ruang rawat, perawat melakukan asesmen pasien
rawat inap tentang spiritual pasien.
3. Jika ada kebutuhan khusus pasien tentang kebutuhan spiritual,
perawat akan menindaklanjuti untuk dikoordinasikan
dengan bidang terkait.
4. Jika kebutuhan pasien tentang kerohanian, perawat akan
berkoordinasi untuk penyediaan petugas rohaniawan ( diatur
dalam SPO Pelayanan Kerohanian Pasien )
5. Petugas menghormati kepercayaan pasien terhadap suatu hal
sesuai dengan aturan Rumah Sakit, misalnya :
1. Menolak dilakukan transfusi darah karena
kepercayaan
2. Menolak pulang di hari tertentu karena kepercayaan
3.Menolak dilayani petugas laki-laki pada pasien perempuan
4.Menolak diberikan imunisasi pada anaknya
5.Menolak dirawat oleh medis dan mencari pengobatan
alternatif
6.Tidak memakan suatu jenis makanan tertentu, misal :
daging sapi, ikan tidak bersisik dll
6.Petugas meyakinkan bahwa petugas RS harus menunjukkan
sikap empati pada perasaan pasien
IDENTIFIKASI KEYAKINAN (AGAMA DAN SUKU) PASIEN DI RUANG RAWAT INAP

PENGERTIAN Proses mengidentifikasi agama dan budaya pasien pada saat pasien sudah berada
  di ruang rawat.

 
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah identifikasi agama dan suku pasien
TUJUAN
oleh petugas unit rawat inap (Dokter / Perawat) RSU Haji Medan.
 

 
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSU Haji Medan No:
17S/SK/DIR/RSHM/III/2016 Tentang nilai dan keyakinan Pasien RSU
Haji Medan

 
 
PROSEDUR 1. Petugas (Perawat, Dokter) membuka Lembar Identitas Pasien Rawat
  Inap dari status pasien.
  2. Petugas melihat isian butir agama dan suku pasien.
  3. Petugas mengkonfirmasi kembali agama pasien pada pasien/keluarga
pasien pada saat menawarkan pemberian pelayanan rohani.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


IDENTIFIKASI NILAI DAN KEPERCAYAAN PASIEN DALAM PELAYANAN
 
  Nilai merupakan keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang
  menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku.
PENGERTIAN  
  Identifikasi nilai adalah suatu proses untuk mengenal hal-hal yang diyakini oleh pasien dalam pelayanan
  kesehatan yang nantinya akan difasilitasi oleh petugas kesehatan.
 
  1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pada saat mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan
TUJUAN pasien di RSU Haji Medan.
  2. Meningkatkan kepuasan pasien dalam pelayanan
 
17S/SK/DIR/RSHM/III/2016 Tentang Nilai dan Keyakinan Pasien RSU Haji Medan
KEBIJAKAN
  1. Petugas mengucapkan salam
  2. Petugas menanyakan hal-hal apa saja yang diyakini pasien untuk diketahui oleh pihak Rumah Sakit
  sehingga perlu difasilitasi dalam proses perawatan pasien.
3. Petugas mencatat nilai yang diyakini pasien dalam formulir permintaan hak pasien.
  4. Apabila keyakinan itu memungkinkan untuk difasilitasi petugas menyampaikan kesanggupan Rumah
  Sakit, namun apabila keyakinan pasien tidak mungkin untuk difasilitasi, maka petugas meminta maaf
  dan menyampaikan keterbatasan Rumah Sakit untuk memfasilitasi apa yang diyakini pasien.
  5. Petugas meminta pasien menandatangani formulir permintaan hak pasien yang sudah diisi.
  6. Petugas memasukkan formulir permintaan hak pasien dalam rekam medik.
PROSEDUR 7. Petugas mengomunikasikan pada petugas lainnya untuk memfasilitasi permintaan hak pasien sesuai
dengan keyakinannya.
 
Hal-Hal yang harus diperhatikan :
  Apabila keyakinan pasien sangat bertolak belakang dengan prinsip kesehatan maka petugas melakukan
  resolusi konflik dengan prosedur :
   
 
 
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai