Anda di halaman 1dari 54

Problematika Anak dan Remaja

di Era Globalisasi

Depok, 26 Juli 2015


Dewi Yulia
Nama : Dewi Yulia, S.sos, M.si
TTL : Padang, 2 Juli 1967
Alamat : Jl Taufiqurrahman no 10 A
Beji Timur – Depok
Status : Ibu dari 3 putri
Pddk : S2 Psikologi
Aktivitas : - Dosen Ilmu Psikologi
- Trainer Yayasan Kita dan
Buah Hati
- Konselor Keluarga RP depok
- Guru BP di SDIT MU Cinere
FAKTA GLOBAL MENGHADANG

• Kekerasan seksual
• Bullying (sekolah, lingkungan)
• Kebebasan media
• Pornografi
• Aborsi
• Penyimpangan sexual
Apa itu Kekerasan Seksual

 Kekerasan Seksual
Kegiatan atau aktivitas seksual
yang dilakukan secara paksa
oleh individu terhadap individu
lain (baik dewasa, anak atau
balita).
DATA KEKERASAN PADA ANAK
(KOMNAS PA)
JUMLAH JUMLAH
TAHUN KEKERASAN KEKERASAN
PADA ANAK SEKSUAL
2010 2046 859 (42%)
2011 2178 1455 (58%)
2012 3512 1635 (62%)
2013 4311 1620 (58%)
2014 5066
45 anak mengalami kekerasan seksual setiap
bulannya (KPAI, 2015)
MENGAPA PERLU WASPADA
TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL?

Fakta dalam berita


”Awalnya saya diperkosa di gedung sekolah SMP. FR mengajak saya katanya mau
ketemuan sama teman sekolah. Tidak tahunya saya diperkosa oleh mereka.
Mana bisa saya melawan karena dua orang itu tenaganya kuat sekali,” terangnya
sambil menangis. Lebih lanjut, sambung RS, tidak hanya sang pacar dan teman
satu kelasnya yang melakukan aksi bejat tersebut.

Ayah tiri juga menyetubuhinya secara paksa di rumah saat sang ibu tidak ada.
Orangtua tirinya itu sempat mengancam dirinya jika berani melapor kepada
ibunya. ”Kalau tidak salah pertengahan Maret lalu saya diperkosa ayah di kamar.
Saya berani lapor karena ibu curiga dengan perut saya yang semakin besar. Ya
saya ceritakan semua perlakuan ayah,” bebernya juga.

Tak hanya sekali persetubuhan itu dilakukan Ahmad Safiri kepada anak tirinya.
Pemerkosaan itu hampir satu bulan dilakukannya terhadap RS tanpa
sepengetahuan sang istri. Untuk melakukan persetubuhan dengan anak tirinya,
Ahmad Safiri kerap memberikan obat tidur kepada korban yang dicampur
minuman segar. Ketika sadar, RS terbangun dalam keadaan tubuh tanpa baju.
Walaupun belum mendapat pengakuan dari Z (31), tersangka pencabulan AA
bayi sembilan bulan, namun polisi meyakini paman korban tersebut melakukan
aksi bejatnya berkali-kali sejak pertengahan bulan September 2013. Hal itu
diketahui dari hasil visum yang menemukan adanya luka baru dan luka lama
pada anus bayi tersebut.

"Diperkirakan tersangka melakukannya lebih dari satu kali


pada pertengahan September hingga akhir September," kata
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni saat ditemui di Polres
Jakarta Timur, Selasa (5/11/2013).

"Bayi ini dititipkan setiap hari karena ibu dan bapaknya bekerja, dititipkan ke
rumah tante dan pamannya yang rumahnya hanya 15 meter dari rumah
korban," tuturnya.

Awalnya, korban menderita demam tinggi dan kejang-kejang pada Rabu lalu.
Orang tuanya membawa AA berobat ke bidan terdekat Kemudian, pada Jumat
siang itu, AA di bawa ke RS Bunda Aliya, Duren Sawit. Belum sempat ditangani
petugas medis, korban sudah mengembuskan napas terakhir. Dokter yang
menangani korban melihat ada kejanggalan pada anus dan kemaluan korban. Di
bagian vital itu terdapat luka yang menunjukkan adanya kekerasan seksual.
DATA INCEST
(perkosaan oleh orang sedarah)

Bengkulu (2010-2013) : 35

Jakarta : 18

Jawa Barat : 13

Medan : 11

Aceh : 6
BENTUK-BENTUK
KEKERASAN
SEKSUAL
1. Kekerasan Seksual dengan
KATA2
Bicara, memberi komentar,
SMS, mengirim pesan, atau
mengajak dengan kata-kata
– Komentar melihat foto kita atau
melihat langsung: “Kamu sexy deh,
saya gak bisa nahan diri ngelihat
kamu”
– Komentar dalam kiriman
gambar/foto yang porno : “mana
yang kamu suka?
– Telepon ngomong jorok
2. Perilaku Seksual tanpa Persetujuan
• Memperlihatkan kemaluannya
• Menggosok atau menekan alat
kelaminnya kepada orang lain di
tempat umum seperti di bis kereta
api, dll.
• Mengintip orang telanjang sedang
mandi, pakai baju, dll.
3. Pemaksaan Untuk Melakukan Kegiatan
Seksual

• Pemerkosaan (memaksa
orang lain dengan ancaman
untuk melakukan hubungan
seksual)
• Kekerasan seksual pada anak
(membelai, mengelus dan
melakukan hubungan seks
dengan anak)
Siapa Pelaku Kekerasan Seksual?

• Anak-anak, Remaja, atau


Orang Dewasa yang :
 DEKAT DAN DIKENAL anak
 yang TIDAK DIKENAL anak

• Cara :
 MEMBUJUK ATAU
 MENGANCAM..!!!
LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN
BISA JADI PELAKU!
LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN
BISA JADI KORBAN
Dampak Kekerasan Seksual
Pada Anak & Remaja
1. Sedih, merasa terabaikan, dikhianati, ditipu,
tidak berdaya, sering tiba-tiba menangis
2. Psikosomatis (keringat berlebihan saat tidur,
mengamuk, aneh, susah makan dll)
3. Merasa tidak Berharga, malu, merasa berbeda
dengan anak lain, menarik diri, mengisolasi,
depresi, anak terlalu waspada
4. Tidak kuat -> BUNUH DIRI
5. Sangat berpengaruh bila menikah dan punya
anak
6. Cenderung menjadi pelaku terhadap orang lain

( Martin & Beezly 1977)


Catatan dari kasus Emon Sukabumi
• 1. Anak tidak tahu perilaku AS salah.
Anak tak pernah diberitahu baik oleh orangtua,
pengasuh atau guru, bahwa bertelanjang bersama,
memainkan alt kelamin, diraba alat kelamin oleh orang
lain, diusap alat kelamin/dubur oleh orang lain,
memegang dan mengocok alat kelamin orang lain,
adalah perilaku keliru. Karena itu saat AS melakukan
tindakan pelecehan, anak-anak itu hanya merasa
janggal-aneh-bingung, dan seiring AS sering
melakukannya kpd banyak anak pada saat yg sam, anak
merasa bahwa pengalaman itu biasa.
Catatan dr kasus emon
• 2. Meski melakukan pelecehan, karena ia dirasakan anak memberikan
kepedulian, lebih disukai daripada Orangtua/Pengasuh yg tidak
menunjukkan Kasih Sayang

3. membangun keakraban dg anak2.


• 4. membangkitkan ketakutan anak shg anak tidak melawan.

a. Mendongengi Anak, bahwa AS memiliki ragam kesaktian.


b. Melakukan ancaman fisik, berupa menelikung, meremas, meninju,
mencekik, menubrukkan kepala ke benda/dinding.
c. Melakukan ancaman verbal . "Kalau kamu lapor ke Ibumu, teluh
kematian mematikan ibumu"

5. AS perlahan membangun perilaku seksual sebagai perilaku wajar


Bullying
adalah pengalaman yang terjadi ketika
• seseorang merasa teraniaya oleh tindakan
orang lain
• takut apabila perilaku buruk tersebut akan
terjadi lagi
• merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
(Andrew Mellor)
Jenis bullying
1.Bullying fisik : Melibatkan kontak fisik
(memukul, meludahi, menggunakan benda,
memaksa korban melakukan aktivitas fisik
tertentu, merusak benda milik korban)
2. bullying verbal: Bahasa verbal yang bertujuan
menyakiti hati seseorang (mengejek, memberi
nama julukan yang tidak pantas, memfitnah,
pernyataan seksual yang melecehkan,
meneror, dan lain-lain. seringkali tidak
disadari)
Jenis bullying
3. Bullying relasi sosial :menolak dan memutus
relasi sosial korban dengan orang lain,
meliputi pelemahan harga diri korban secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan
atau penghindaran. Contoh: menyebarkan
rumor, mempermalukan seseorang di depan
umum, menghasut untuk menjauhi seseorang,
menertawakan, menghancurkan reputasi
seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang
merendahka
Jenis bullying
4. Bullying elektronik merupakan merupakan
bentuk perilaku bullying yang: dilakukan
melalui media elektronik bertujuan untuk
mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti
korban seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS,
dan lain-lain. Perilaku yang termasuk antara
lain menggunakan tulisan, gambar dan video
yang. Contoh cyber bullying yaitu bullying
lewat internet
Dampak bullying
Pelaku:
- menjadi penyebab perilaku kekerasan pada
jenjang pendidikan berikutnya
- cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam
gank
- rentan terlibat dalam kasus kriminal saat
menginjak usia remaja
Korban; memiliki masalah emosi, akademik, dan
perilaku jangka panjang, cenderung memiliki
harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan,
suka menyendiri, cemas, dan tidak aman,
Dampak bullying
Saksi, mengalami perasaan yang tidak
menyenangkan dan mengalami tekanan
psikologis yang berat, merasa terancam dan
ketakutan akan menjadi korban selanjutnya,
dapat mengalami
prestasi yang rendah di kelas karena perhatian
masih terfokus pada bagaimana cara menghindari
menjadi target bullying dari pada tugas akademik
(Victorian Departement of Education and Early
Chilhood Development )
Setiap Zaman Ada
Tantangannya
masing- masing
Dulu dan Kini
Dulu Kini
• Harus sesuai pakem • Usaha memenuhi
(tdk ada tempat utk kebutuhan semua anak
ABK) (sekolah inklusi, home
• Merasa aman krn schooling) meningkat
pemberitaan yg • Kontrol sosial lemah
minimalis • Tehnologi informasi sgt
• Kontrol sosial kuat mendominasi
• Akses informasi ke • Semua fasilitas sangat
pusat sumber daya mudah didapat, baik
hanya dikuasai oleh keilmuan maupun yg
destruktif
orang-orang tertentu
Apa yang harus kita lakukan?
• Memahamkan orang tua ttg
pola pengasuhan yang baik
• Galang kerjasama dg pihak
terkait, seperti: pasangan,
pembantu, guru disekolah,
RT/RW dan lembaga
setempat
• Kontrol kebijakan
pemerintah
Apa yang harus kita lakukan?
• Pahami tujuan pengasuhan
sebenarnya
• Pahami tumbuh kembang
anak
• Belajar map/cara berfikir
anak
Mengapa harus orang tua?
Karena:
• Tugas pengasuh anak yg utama (guru dll
hanya membantu)
• Yang paling mungkin memahami anak
• Bersaing dalam TEBAR PESONA pd anak
Mengapa harus kita?
Kalau kita abai ini, banyak pihak diluar sana
yang berminat menggarap remaja kita dan
lebih mempesona:
• Bandar narkoba
• Pornografi
• Sekte-sekte
• Anak Punk/jalanan
• Gerakan lain
Tingkatkan Pengetahuan
• Belajar bagaimana :
• Mempersiapkan anak hidup di globalisasi
• Bagaimana “Ngomong yang baik dengan
anak”
• Bagaimana jadi sholeh dengan
menyenangkan
• Bagaimana mendisiplinkan anak dengan
kasih sayang.
Bagaimana cara mempersiapkan
anak kita ?

1. Tingkatkan komunikasi yang


baik dengan anak melalui
suasana rileks/santai dan
dialogis
Karena akan membantu anak :
• Memiliki kesadaran dan ketajaman perasaan
terhadap apa yang mungkin terjadi terhadap
dirinya.

• Meningkatkan harga & kepercayaan dirinya


2. Ajarkan Anak tubuhnya Berharga
• Anak diajarkan bahwa diri & tubuhnya
adalah sesuatu yang sangat berharga :
- baginya
- bagi kita dan juga bagi seluruh
keluarga.
Untuk itu ia harus menjaga dan
memeliharanya dengan baik.
3. Mengajarkan anak jenis-jenis
sentuhan & cara bereaksi
terhadapnya
Sentuhan itu dapat digolongkan ke dalam 3 cara:

 Sentuhan yang boleh


 Sentuhan jelek
 Sentuhan membingungkan
4. Ajarkan anak untuk mempercayai
perasaannya.
• Anak-anak memiliki kepekaan terhadap perasaan dan
perlakuan orang lain terhadapnya.

• Anak bisa kita ajarkan atau dilatih untuk


memperhatikan dan mempercayai berbagai macam
perasaan yang dialaminya bila ia berhadapan dengan
orang lain apakah itu :

menyenangkan
membingungkan atau
menakutkan!
5. Belajar berkata TIDAK, ENGGAK MAU
atau JANGAN BEGITU !

• Ajarkan anak untuk mengatakan: JANGAN


BEGITU, TIDAK, dan ENGGAK MAU pada orang
dewasa atau anak yang lebih besar darinya,
khususnya bila ia merasa perlu melindungi dan
menjaga dirinya.

• Bersikap tegas, dan berani melawan atau


menghindar jika merasa terancam
6. Yakinkan anak untuk bisa
berbagi rahasia dengan kita
• Karena kekerasan seksual dan perkosaan
selalu dilakukan dengan bujukan dan
ancaman, maka hal ini harus dijelaskan
juga kepada anak. Kita juga meyakinkan
bahwa kita sebagai orang tua adalah
tempat dengan siapa anak bisa berbagi
rahasia.
• Libatkan ayah secara intens dalam
pengasuhan
7. Meyakinkan anak bahwa orangtua
& keluarga selalu melindungi &
menjaga mereka

• Orangtua dan keluarga dekat sangat
menyayangi, melindungi dan
mendukungnya apabila ia bertindak
sesuai dengan apa yang dirasakannya
untuk melindungi dirinya.
• Pernyataan seperti ini sangat
diperlukan untuk memberikan rasa
aman dan kekuatan dalam diri anak.
8. Genapkan Ikhtiar Dengan Doa.

Setelah semua ikhtiar kita lakukan,


selanjutnya adalah berdoa dan pasrah:
semoga Allah melindungi anak dan keturunan
kita dari bencana. Pada Allah SWT jua lah
kita berserah diri atas keselamatan diri dan
keturunan kita.

Anda mungkin juga menyukai