LAPORAN PENELITIAN
CHANDRA EFENDI
2009720011
2013
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
CHANDRA EFENDI
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Distraksi (degan mendengarkan
musik) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Laparatomi Di
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2013
ABSTRAK
Nyeri Post operasi mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi, tetapi kemungkinan
sebab lain bisa dipertimbangkan. Relaksasi nafas dalam bisa menurunkan nyeri dengan
meningkatkan suplai oksigen kearea nyeri dan merileksasikan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Distraksi dengan mendengarkan musik bisa menurunkan nyeri dengan
menurunkan stimulus eksternal melalui mekanisme peningkatan produksi endorphin dan
enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Distraksi (dengan
mendengarkan musik) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Laparatomi Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Desain penelitian ini dengan
menggunakan quasi-experimental uji Paired t-test. Sampel yang digunakan terdiri dari
11 responden dengan menggunakan purposive sampling dalam memilih sampel.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah teknik Relaksasi nafas dalam dan
distraksi (dengan mendengarkan musik), sedangkan variabel dependentnya adalah nyeri
post operasi Laparatomi. Dengan uji statistik nyeri pre test dan post test. Pada analisa
sensasi nyeri pre menunjukan mean = 6.00 dan sensasi nyeri post = 2.64 dengan p–value
= 0,000. Yang artinya ada perbedaan antara pre dan post perlakuan teknik Relaksasi
nafas dalam dan distraksi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
laparatomi Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Dengan demikian diharapkan
Rumah Sakit Khususnya bidang keperawatan bisa menerapkan serta mengembangkan
Relaksasi dan Distraksi sebagai asuhan keperawatan yang optimal kepada pasien yang
mengalami nyeri.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya-nya
Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini
sehingga penelitian ini dapat selesai, untuk itu pada kesempatan ini peneliti
1. Ibu Hj. Tri Kurniati, SKp. MKep selaku pembimbing riset keperawatan medikal
bedah yang penuh dengan kesabaran dan telah bersedia meluangkan waktunya
3. Ibu Hj. Misparsih, S.Kp M.Kes selaku penguji II Keperawatan Medikal Bedah.
4. Ibu Dra. HJ Atih Suryati, M.Kes selaku penguji III Keperawatan Medikal Bedah.
5. Ayah dan ibunda yang telah banyak memberi dorongan semangat dan doa yang
iv
6. Kakak – kakakku yang telah memberi motivasi dan dorongan semangat serta
do`a tulusnya.
7. Bibik serta seluruh keluarga yang selalu mendukung serta do`a tulus kalian.
8. Staf dan dosen PSIK-UMJ Yang telah memberikan ilmu dan informasi yang
9. Staf dan karyawan PSIK-UMJ Yang telah memberikan ilmu dan informasi yang
10. Ibu Nadjah Halimun dan Mas Agus sebagai staf perpustakaan yang telah banyak
11. Ahmad Fauzi, Edeng, Yulian Fredika, Zulkarnaen, dan Teman – teman angkatan
Jakarta, 2013
Peneliti
v
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
vi
6. Mengkaji dan Mengukur nyeri ......................................................................... 20
C. Strategi Penatalaksanaan Nyeri .............................................................................. 22
1. Intervensi Farmakologi .................................................................................... 22
2. Intervensi Non Farmakologi ............................................................................ 23
D. Konsep Teknik Relaksasi nafas dalam ................................................................... 27
1. Pengertian ......................................................................................................... 28
2. Tujuan .............................................................................................................. 28
3. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas dalam .......................................................... 28
E. Konsep Teknik Distraksi (dengan mendengarkan musik) .................................... 29
1. Pengertian ......................................................................................................... 29
2. Tujuan .............................................................................................................. 31
3. Prosedur Teknik distraksi (mendengarkan musik) ........................................... 31
F. Penelitian Terkait ................................................................................................... 32
G. Kerangka Teori....................................................................................................... 33
vii
BAB V HASIL PENELITIAN
BAB VI PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Distribusi rata-rata pada pasien post laparatomi pre dan post
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan.
(Sjamsuhidayat, 2010).
lambung, kanker kolon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis,
Nyeri Post operasi mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi, tetapi
kerusakan jaringan. Persepsi yang disebabkan oleh rangsangan yang potensial dapat
langkah awal proses nyeri. Respon neurologik yang dapat membedakan antara
1
2
rangsang nyeri degan rangsang lain disebut nosiseptor. Nyeri dapat mengakibatkan
Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya
melihat atau merasakan nyeri pasien rasakan. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada dua
individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang
sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu. Nyeri
merupakan sumber frustasi, bagi pasien maupun tenaga kesehatan (Potter & Perry,
2006).
akut dan kronis serta metode yang akan digunakan untuk mengobati nyeri. Perawat
menghadapi pasien dalam sakit di berbagai situasi , termasuk perawatan akut, rawat
jalan, dan pengaturan tentang perawatan jangka panjang, serta perawatan di rumah.
Oleh karena itu, mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menilai nyeri, untuk menerapkan strategi penghilang rasa sakit, dan untuk
Menurut (Smeltzer dkk, 2010). Ada dua metode dalam menurunkan intensitas nyeri
pada pasien. Yaitu metode farmakologi dan non farmakologi. Teknik farmakologi
adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri
yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.
Metode pereda nyeri non farmakologis biasanya mempunyai resiko yang sangat
episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Smeltzer dkk,
2010). Ada pun cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri secara non
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stress fisik dan emosional pada nyeri (Potter and Perry, 2006). Relaksasi otot
yang menunjang nyeri (Brunner & Suddarth, 2010). Teknik Relaksasi yang
sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama pasien
selain nyeri, dapat menjadi strategi yang sangat berhasil dan mungkin merupakan
4
merupakan terapi murah dan efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
Penelitian pada lansia Korea dan wanita Amerika yang menjalani operasi
ginekologi menunjukkan adanya penurunan nyeri pada pasien yang menerima terapi
musik Good & Sukhee (dat` 2008 dalam Smetzer dkk, 2010).
Penulis mendapat data kasus laparatomi di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
Jakarta Pusat yang diambil dari medical Record pada tahun 2011 terdapat 515
Histerektomi 1 kasus, Seksio sesaria 269. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami
kasus, Nefronektomi 3 kasus, Seksio sesaria 221 kasus. Berdasarkan data yang
diperoleh dari medical record Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, rata-rata
lama rawat pada pasien post laparatomi 3 sampai dengan 6 hari. Dari hasil
wawancara dengan 2 pasien post Laparatomi, mereka mengatakan nyeri berat pada
hari kedua setelah operasi dan nyeri menjadi berkurang setelah pemberian obat
analgetik. Adapun hasil wawancara dengan perawat ada juga pasien yang meminta
mengatakan mereka tahu tentang Distraksi dan Relaksasi tetapi jarang dilakukan
B. Masalah Penelitian
tambahan obat analgetik. Adapun Teknik Distraksi dan Relaksasi jarang dilakukan.
Sehingga membuat pasien lebih bergantung pada analgetik yang diberikan oleh
perawat. Untuk itu peneliti tertarik menggunakan metode non farmakologi dalam
penatalaksanaan nyeri. Dalam hal ini yang ingin diketahui oleh peneliti adalah :
‘‘Apakah ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
Laparatomi di rumah sakit islam Cempaka Putih Jakarta Pusat Tahun 2013’.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Laparatomi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Tahun 2013.
6
2. Tujuan Khusus
c. Diketahui tingkat nyeri pada pasien post Laparatomi sesudah dilakukan teknik
D. Manfaat Penelitian
keperawatan mandiri.
dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik) sebagai salah satu intervensi
3. Bagi Penelitian
Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal untuk penelitian
berikutnya yang berkaitan dengan penurunan intensitas nyeri pada pasien post
operasi Laparatomi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Laparatomi
1. Pengertian
hernia inguinalis, kanker lambung, kanker kolon dan rectum, obstruksi usus,
Laparatomi adalah semua insisi pada dinding abdomen (Grace & Borley, 2007).
Laparatomi adalah suatu pembedahan yang membuka bagian perut atau abdomen
adalah suatu pembedahan atau sayatan pada daerah abdomen atau perut untuk
8
9
a. Laparatomi anastomose
(anastomose).
peritoneum dan membuat lubang (ostomi) pada kolon, sehingga feses akan
d. Laparatomi Eksplorasi
ada tidaknya bekas luka sebelumnya (Scott & Dawson, 2009). Adapun
Menurut Barbara & Fernsener (2006). Ada beberapa cara insisi abdomen
(Laparatomi) yaitu :
10
a. Midline incision
Adalah insisi tepat pada bagian tengah abdomen. Insisi midline (median
d. Insisi Subkosta
Adalah suatu insisi oblik dari epigastrium dan memanjang secara lateral
dan oblik ke batas kosta bawah. Insisi subkosta kanan untuk mendekati
hati, kandung empedu, dan sistem biliaris. Sedangkan insisi subkosta kiri
e. Insisi McBurney
f. Insisi pfannenstiel
a. Tromboblebitis
Pada vena yang normal dapat terjadi trombosis karena sebab eksogen,
adanya keganasan yang terjadi hanya pada salah satu segmen vena.
dalam keadaan ini, dua faktor utama, yaitu kelainan dinding vena dan
b. Perdarahan
(Sjamsuhidayat, 2010).
jahitan kurang baik dan teknik operasi kurang baik (Sjamsuhidayat, 2005).
isi/ peonjolan isi luka) adalah komplikasi bedah yang serius (Brunner &
Suddarth, 2010).
d. Infeksi
Infeksi bedah merupakan infeksi yang sering tidak dapat sembuh spontan
atelektasis adalah atelektasis akut yaitu yang sering terjadi setelah operasi
bahan kimia, debu, rokok, inhalasi, alergen, atau aspirasi isi gaster
(Marreli, 2008).
13
2010)
a. Pengkajian
1) Respiratori
2) Sirkulasi
Kaji Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, warna kulit (normal apa
3) Neurologi
4) Drainase
5) Kenyamanan
6) Psikologis
tidur ; nilai kandung kemih apakah ada distensi karena retensi urin
7) Keselamatan
2010).
Laparatomi adalah :
adanya nyeri.
perdarahan
saluran drainase
pembedahan
Dari kelima diagnosa keperawatan diatas, Peneliti akan berfokus pada diagnosa
insisi bedah ini mungkin terjadi beberapa minggu, tergantung pada lokasi dan
sifat operasi, tapi intensitas nyeri pasca operasi secara bertahap akan mereda
nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia
Post Laparatomi
Insisi bedah
Inflamasi
regangan
iskemia
dilatasi
spasme organ internal
Pelepasan mediator kimia:
Histamin, prostaglandin,
Respon serabut multi- bradikidin,asetilkolin
tujuan ke multi-arah
Pengeluaran enkafalin dan endorphin
Sensitifitas reseptor nyeri yang dibuat tubuh sebagai analgetik
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatanya (Alimul,2009).
terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Sally Keat dkk, 2013).
Dari beberapa pengertian nyeri diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah
2. Klasifikasi Nyeri
Beberapa klasifikasi dan jenis nyeri yang diambil dari beberapa pendapat
sebagai berikut ;
a. Dua kategori dasar Nyeri menurut (Smeltzer dkk, 2010) yaitu nyeri akut
1) Nyeri akut
telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari satu bulan.
2) Nyeri kronis
1) Nyeri visceral
2) Nyeri somatik
visceral.
3) Referred pain
Dirasakan ditempat yang lebih jauh daripada sumber nyeri namun masih
3. Fisiologi Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling
tiga komponen fisiologis berikut yakni resepsi, persepsi, dan reaksi, stimulus
penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri
memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan
pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel- sel saraf inhibitor, mencegah stimulus
nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks
Potter, 2006).
Menurut Barbara C. Long (dat` 1989 dalam Alimul, 2009) Terdapat beberapa
Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medula spinalis (spinal cord)
tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainya, dan berakhir di
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan
merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi
Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang
keduanya berada dalam akar ganglion dorsolis. Rangsangan pada saraf besar
medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya memegaruhi aktivitas sel
2010)
nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding
suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak
c. Budaya
Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada bagaimana seseorang
d. Usia
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara
luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan fisiologis
e. Jenis kelamin
Hasil Studi (Wise dkk, 2002 dalam Brunner & Suddarth, 2010) dalam hal
laki.
(dat 2006 dalam Purba, 2010). Pengkajian nyeri yang dapat dilakukan adalah
adanya riwayat nyeri, keluhaan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas, dan waktu nyeri (Alimul, 2009). Adapun pengkajian dilakukan dengan
cara PQRST;
Q (quality) = dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat
Adapun Skala nyeri numerik 0 - 10 menurut (Perry & Potter, 2006) adalah :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Intervensi Farmakologi
Teknik farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri
terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam
2010).
a). Opioid
Hoan, 2005).
3). konstipasi
dkk, 2010 ). Sebagai analgetik anti radang NSAIDs lebih efektif dari pada
beberapa obat untuk menentukan obat mana yang bekerja paling efektif bagi
matahari) atau langsung ke serat saraf melalui suntikan atau pada saat
(Smeltzer dkk, 2010). adalah masage, Terapi es dan Panas, Stimulasi saraf
terapi musik
a. Massage
Terapi es dingin dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang efektif
dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk
nyeri.
d. Teknik Relaksasi
melaporkan kontrol nyeri yang lebih besar dan intensitas nyeri lebih sedikit
25
dan nyaman.
e. Distraksi
f. Imajinasi terbimbing
cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
g. Hipnosis
yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Teknik ini mungkin
h. Terapi musik
Terapi musik merupakan terapi murah dan efektif untuk pengurangan rasa
sakit dan kecemasan. Penelitian pada lansia Korea dan wanita Amerika
pada pasien yang menerima terapi musik Good & Sukhee (dat` 2008 dalam
yang digunakan yaitu relaksasi nafas dalam dan distraksi yang digunakan yaitu
1. Pengertian
Teknik relaksasi merupakan salah satu cara membebaskan fisik dan mental dari
ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosional pada nyeri (Perry
& Potter, 2006). Teknik Relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen
Relaksasi nafas dalam bisa menurunkan nyeri akibat hipoksia lokal, adapun
relaksasi nafas dalam bisa meningkatkan suplai oksigen ke area nyeri sehingga
membantu menurunkan rasa nyeri yang disebabkan spasme otot yang dakibatkan
termasuk napas dalam Instruksikan pasien untuk napas lambat dan dalam (mata
dapat terpejam atau terbuka); ulangi dan peragakan sesuai kebutuhan; gunakan
relaksasi progresif, minta pasien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang
nyaman dalam ruang yang tenang (pasien harus memejamkan mata kecuali
tindakan ini membuatnya merasa tidak nyaman). Pada periode sepanjang latihan
minta pasien untuk berfokus pada pernafasan (lambat dan dalam). (Kim. Ja
dkk,2006).
Cara teknik pernafasan diafragma menurut Alimul (2009) adalah sebagai berikut:
2. Tujuan
b. Mencegah atelektasis
a. Tindakan
b. Prosedur Pelaksanaan
4). Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas melalui hidung
5). Anjurkan untuk menahan nafas selama 1-1,5 detik, kemudian disusul
1. Pengertian
menjadi strategi yang sangat berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang
bertaggung jawab terhadap teknik kognitif efektif lainya. distraksi diduga dapat
menonton TV dan mendengarkan musik (Porth & Matfin, 2009 dalam Smeltzer
dkk, 2010). Salah satu distraksi yang efektif adalah musik (Perry and
mengandung irama, lagu, dari keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari
kreatif di berbagai situasi klinik. Musik, yang sejak awal sesuai dengan suasana
hati individu, biasanya merupakan pilihan yang paling baik. Musik klasik, dan
moderen (musik periode tenang) bisa digunakan pada terapi musik. Musik
yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi pasien (Perry
and Potter,2005).
musik yang telah ditentukan yaitu : religi/zikir, pop, lagu barat dan lagu dangdut.
Perbedaan musik religi dengan musik lainya adalah musik religi syair lagunya
tuhan. Musik religi sering kali didapatkan dari segi pengalaman hidup sehari-hari
yang diupayakan sebagai salah satu pilihan untuk mendekatkan diri pada sang
ilahi. Lirik ataupun syair musik religi merupakan kekuatan tersendiri karena
mengandung makna yang lebih mendalam dan sarat pesan. Lirik musik religi
galau, gelisah, dan jatuh cinta beranjak kearah sesuatu yang di tujunya untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih damai, tentram, dan bahkan mampu menambah
apa lagi saat sedang menjalankan ibadah puasa getaran lirik lagunya mampu
menyentuh kalbu dan pikiran. Contoh penyanyi dan musik religi kalau di
qasidah, marawis, sufi, gambus, salawat dan sebagainya (Indriya R dkk, 2010).
Sedangkan lagu religi yang sering diputar di Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih yang peneliti dapatkan dari Bimroh (bagian pencitraan RSIJ)
diantaranya lagu Bimbo, Nasyd raihan, Ebiet G Ade, Opick, Haddad Alwi dan
lain-lain. Lagu religi ini diputar berdasarkan permintaan pasien yang didapatkan
dari kuesioner yang diberikan kepada pasien. Waktu pemutaran lagu religi ini
2. Tujuan
b. Gunakan Earphone supaya tidak menganggu pasien atau staf lain dan
d. Apabila nyeri yang pasien rasakan akut kuatkan volume musik. Apabila nyeri
e. Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum sesuai keinginan
pasien.
F. Penelitian Terkait
Peneliti mencari beberapa judul yang mungkin terkait dengan penelitian ini, Peneliti
mendapat 2 judul penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini. yaitu
pasien post operasi Laparatomi, yang diteliti oleh Endah Estria Nurhayati (2011),
dan Pengaruh teknik Relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien
post operasi fraktur yang diteliti oleh Solehawati (2010). Dari hasil penelitian
Endah Estria Nurhayati dengan jumlah sampel 43 responden didapatkan hasil ada
perbedaan antara pre dan post perlakuan teknik distraksi relaksi terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi Laparatomi dengan P value = 0,000. dan
hasil penelitian Solehawati dengan jumlah sampel 10 responden didapatkan hasil ada
perbedaan hasil antara pre dan post perlakuan teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur dengan P value = 0,001
intensitas nyeri pada pasien post operasi Laparatomi maupun fraktur cukup
bermakna. dan keberhasilan teknik distraksi dan relaksasi ini sangat dipengaruhi
oleh keterlibatan perawat dalam memberikan penjelasan, arahan dan bimbingan pada
pasien.
33
G. Kerangka Teori
Post Laparatomi
Masalah keperawatan
Post Laparatomi adalah
nyeri (Brunner &
Suddarth,2010)
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dari (Smeltzer dkk, 2010) bahwa teknik Relaksasi
dan Distraksi merupakan teknik yang secara non farmakologi bisa menurunkan
intasitas nyeri. Pada penelitian ini pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi (dengan mendengarkan musik) akan dilakukan pada pasien post operasi
laparatomi yang mengalami nyeri. Maka kerangka konsep pada penelitian ini
Skema diatas menunjukan bahwa pada pasien post laparatomi yang mengalami
34
35
dirasakan pasien.
B. Hipotesa Penelitian
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
dengan mulut
orang meniup.
musik tinggalkan
pasien. Setelah
dibuku Catatan
observasi penelitian
oleh peneliti
37
dilakukan intervensi
METODA PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mengenai tujuan dan manfaat serta cara/langkah Teknik Relaksasi nafas dalam
pre dan post intervensi teknik Relaksasi nafas dalam dan Distraksi (dengan
nyeri.
B. Tempat Penelitian
C. Waktu Penelitian
38
39
1. Populasi
yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah
Cempaka Putih Jakarta Pusat. Data yang didapatkan pasien yang dilakukan
Operasi Laparatomi pada Tahun 2013 januari sampai mei Sebanyak 453
kasus.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
sample dengan cara memilih sample diantara populasi sesuai dengan yang
karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat ikut dalam
6) Usia 18 – 60 tahun.
lain
( )
Keterangan :
α : Tingkat kemaknaan
( )
= 10.50
sebanyak 11 orang pada pasien Post Laparatomi, 11 orang ini akan diberikan
b). Skala nyeri untuk mengukur tingkat nyeri pre dan post intervensi
b). Lalu dilakukan teknik relaksasi nafas dalam selama 15 menit setelah 15
15 menit.
43
kepada pasien.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan
Skala 1-3 : Nyeri ringan, pasien belum mengeluh nyeri karena nyeri masih dapat
Skala 7-9 : Nyeri berat, keluhan nyeri sudah berupa kram seperti terbakar atau
44
Skala10 : Nyeri berat sekali, pasien tidak mampu lagi melakukan pekerjaan dan
F. Etika Penelitian
1. Berdasarkan surat rekomendasi dari ketua PSIK FIK UMJ, maka peneliti
menerima surat ijin dari direktur Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta
Pusat.
2. Setelah mendapat ijin dari direktur Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta
Pusat maka peneliti mendatangi manager rawat inap untuk meminta ijin ke
ruangan selanjutnya peneliti meminta ijin kepada kepala ruangan rawat inap
penelitian.
sebagai beriku :
yang diberikan.
G. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Processing
Yaitu memproses data yang dilakukan dengan cara meng-entry format data
yaitu SPSS.
46
4. Cleanng
Yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada
H. Analisi Data
1. Analisa Univariat
musik) dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
2. Analisa Bivariat
Uji analisa yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Uji T Dependent
melihat perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik rlaksasi nafas
Rumus T- dependent
Keteragan
SD : Standar Deviasi
N : Jumlah sampel
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
variabel penelitian terdiri dari karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,
pendidikan dan pekerjaan. Serta data yang sesuai dengan variabel penelitian yaitu
penurunan tingkat nyeri sebelum (pre Intervensi) dan Tingkat nyeri sesudah (post
musik). Data- data tersebut akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Tabel 5.1
46
48
1. Data Demografi
operasi Laparatomi rentang usia 18-40 tahun sebanyak 3 responden (27.3%) dan
> 40 sebanyak 8 Responden (72.7%), dari data ini dapat disimpulkan bahwa
tinggi sebanyak 4 responden (36.4%), dari data ini dapat disimpulkan bahwa
data untuk pekerjaan yang terbanyak adalah pada pekerjaan dengan Kriteria dan
lain lain yaitu dengan pekerjaan ibu rumah tangga dan pensiunan.
49
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Pre
musik)di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2013 dengan
Hasil analisa nyeri pada pasien post operasi laparatomi pre intervensi teknik
relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik) dengan intensitas
nyeri 7 (nyeri berat) 2 responden, intensitas nyeri 8 (nyeri berat) 2 Responden dan
intensitas nyeri 9 (nyeri berat) 1 responden. Adapun nilai mean 6.00, dengan nilai
median 6.00, dengan Standar deviasi 1.94, Range 6.00, dengan hasil nilai tertingi 9
dan hasil nilai terendah adalah 3. dan bila dijumlahkan semua hasil ukur dari 11
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Post
musik) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2013 dengan
Dari data diatas didapatkan bahwa nyeri yang terjadi pada pasien Post Operasi
intervensi teknik Relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik),
yaitu dengan intensitas nyeri 0 (tidak ada nyeri) 3 responden, intensitas nyeri 1
tidak ada nyeri 3 responden.Adapun nilai mean 2.64, dengan nilai median 2.00,
dengan Standar deviasi 2.461, Range 6.00, dengan hasil nilai tertingi 6 dan hasil nilai
terendah adalah 0. dan bila dijumlahkan semua hasil ukur dari 11 responden post
B. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah
dependen.
Tabel 5.4
Distribusi Rata – Rata pada pasien post Laparatomi pre dan Post
Tahun 2013
Pada tabel 5.4 diatas terlihat rata –rata tingkat nyeri pre Intervensi teknik
relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik) sebesar 6.00
dengan standar deviasi 1.94 dan rata- rata tingkat nyeri post Intervensi teknik
relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik) sebesar 2.64
dengan standar deviasi 2.46. Terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran
nyeri pre dan post intervensi adalah 3.364 dengan standar deviasi 1.206 Hasil uji
statistik didapatkan nilai P value 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada
52
perbedaan yang signifikan antara nyeri Pre dan Post Intervensi teknik relaksasi
nafas dalam dan distraksi (dengan mendengarkan musik) pada pasien post
operasi Laparatomi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2013.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tetang hasil penelitian dan keterbatasan penelitian
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Alimul, 2009). Untuk mengatasi hal
tersebut diatas maka dilakukan Teknik Relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
Berdasarkan hasil penelitian pada pasien post operasi laparatomi yang mengalami
nyeri sebelum dilakukan intervensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
diketahui bahwa kategori nyeri ringan 1 Responden yaitu dengan responden operasi
tidaka dan yeri 3 responden yaitu pada responden dengan operasi prostatektomi,
52
54
Respon nyeri yang dirasakan pada awalnya sangat mengganggu dan dianggap
teknik Relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan mendngarkan musik). Respon
nyeri ini diakibatkan karena adanya hipoksia lokal karena sehabis operasi, adapun
relaksasi nafas dalam bisa meningkatkan suplai oksigen ke area nyeri sehingga
membantu menurunkan rasa nyeri yang disebabkan spasme otot yang dakibatkan
peningkatan produksi endorphin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri
sehingga nyeri tidak dikirimkan kekorteks serebri dan selanjutnya akan menurunkan
Terapi musik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mendengarkan lagu
religi dan hanya 1 responden yang memilih musik pop dari 4 pilihan kategori yang
musik religi ini dengan alasan pada waktu penelitian bertepatan dengan bulan
ramadhan dan lagu yang dipilih lebih mengingatkan diri kepada Tuhan yang Maha
Esa. Adapun perlakuan tehknik Relaksasi dan distraksi ini dilakukan selama 20-30
menit ini atas permintaan responden karena ada bebrapa pasien yang sudah merasa
nyerinya menurun.
Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan diperoleh hasil rata- rata nyeri yang
dirasakan responden sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
55
(dengan mendengarkan musik) adalah 6.00 dengan standar deviasi 1.94 sedangkan
nyeri yang dirasakan responden setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi (dengan mendengarkan musik) adalah 2.64 dengan standar deviasi 2.46
dengan P value didapat 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara
nyeri pre dan post intervensi teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
Hasil ini sesuai dengan pendapat bahwa Relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan Good &
Sukhee (2008) pada lansia Korea dan Amerika bahwa terapi musik bisa mengurangi
rasa sakit pada pasien terutama post operasi. Dan juga penelitian yang telah
dilakukan oleh Endah Estria Nurhayati (2011), dengan judul ``Pengaruh teknik
distraksi Relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
Laparatomi, dan penelitian oleh Yusrizal, Yus (2012) dengan judul ``Pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam dan masase terhadap penurunan skala nyeri pada pasien
pasca apendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr.M. Zein, dan juga penelitian yang
Nyeri Selama Perawatan Post Seksio Sesarea Antara Pasien Yang Menggunakan
Tehnik Distraksi Dan Relaksasi Di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011, dan
sesuai juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kencana, Fitria Mega
(2012). Dengan judul Terapi Musik Sebagai Salah Satu Intervensi Dalam Upaya
Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea (Studi Kasus Di Ruang
Dari berbagai teori dan penelitian terdahulu serta hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa Relaksasi nafas dalam dan juga
B. KeterbatasanPenelitian
1. Responden yang diambil di ruangan rawat inap kelas II dan kelas III saja sehingga
2. Dalam penelitian ini perlakuan relaksasi nafas dalam dan distraksi (dengan
menit dengan jarak 1 sampai 2 menit dan peneliti tidak melakukan pengukuran pada
Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan mengenai kesimpulan penelitian yang telah
A. Kesimpulan
perempuan, pendidikan SMA, dengan pekerjaan dan lain-lain (yaitu ibu rumah
a. Rata- rata nyeri pada pasien Post operasi Laparatomi yang dirawat di Rumah
nyeri sedang 5 responden dan nyeri berat 5 responden. Adapun Mean 6,00.
b. Rata-rata nyeri pada pasien Post operasi Laparatomi yang dirawat di Rumah
nyeri ringan 4 responden dan nyeri sedang 4 responden. Adapun Mean 2,64.
56
58
B. Saran
Dari penelitian dilakukan, peneliti mencoba memberikan saran yang terkait dengan
rawat inap agar dapat menerapkan tehnik relaksasi nafas dalam dan
religi) yang telah dilakukan melalui (Media penyiaran RSIJ) sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien post Laparatomi dan
pasien lainya yang juga mengalami masalah nyeri terutama pasien post operasi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai hasil pengembangan ilmu
tindakan mandiri untuk mengurangi nyeri dengan relaksasi nafas dalam dan juga
3. Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal dalam melakukan
dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan juga dengan tehnik
obat-obatan analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi (2008). Teknik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien. Jakarta : Salemba Medika.
Barbara & Fernsener (2006). Keperawatan perioperatif. Alih bahasa Brahm dkk.
Jakarta : EGC
Berman dkk (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis Edisi 5. Jakarta : EGC
Burke dkk (2011). Medical surgical nursing Vol I. United States of America :
PEARSON
Eka Pratama (2013). Instrument teknik kamar operasi. Jakarta : Mitra Wacana Media
Grace dan Borley (2007). Ilmu bedah edisi ketiga alih bahasa indonesia: Erlangga
Hidayat (2008). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika
Indriya. R (2008) Kekuatan musik religi mengurai cinta merefleksi iman. Jakarta : PT
elex Media Komputindo Kompas Gramedia
Jan Purba (2010). Patofisiologi dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : FKUI
Keat, Sally dkk (2013). Anaesthesia on the move. Jakarta : Permata Puri Media
Mahrudin (2010). Besar dan metode sampel pada penelitan kesehatan. Jakarta : FKUI
Mangku dan Agung (2009) Ilmu anestesia dan reanimasi. Jakarta : Permata Puri Media
Marreli (2008). Dokumentasi keperawatan edisi ketiga. Jakarta : EGC
Rahardja dan Hoan (2007). Obat – obatan penting. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Sastroasmono dan Ismail (2010). Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta :
Sagung Seto.
Sjamsuhidayat, Wim de Jong (2005). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC
Smeltzer, Bare dkk (2010). Medical surgical nursing vol 1. American: ISBN
Setiadi (2007). Riset keperawatan, konsep dan penulisan. Yogyakarta : GRAHA ILMU
Lestari, Ana (2009). Pengaruh teknik pendidikan kesehatan sebelum operasi terhadap
kemampuan mobilasi dini pada pasien post operasi laparatomi Di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
Solehawati (2010). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri
padap pasien post operasi fraktur.
Yusrizal, Yus (2012). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan masase terhadap
penurunan skala nyeri nada pasien pasca apendiktomi Di Ruangan Bedah
RSUD Dr.M. Zein. http://repository.unand.ac.id diunduh tanggal 27/8/2013.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
NPM : 2009720011
nafas dalam dan Distraksi (dengan mendengarkan musik) Terhadap penurunan intensitas
Nyeri pada pasien Post operasi Laparatomi di rumah Sakit islam Jakarta Cempaka
putih``
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh teknik
Bersamaan dengan ini mohon kesediaan ibu dan bapak untuk menjadi responden.
Hasil penelitian nantinya akan saya jaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk
Peneliti
( Chandra Efendi )
Lampiran 2
Dengan menanda tangani lembaran ini, saya memberikan persetujuan untuk menjadi
responden penelitian tentang ‘‘ Pengaruh teknik Relaksasi nafas dalam dan Distraksi
(dengan mendengarkan musik) terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
operasi laparatomi di Rumah Sakit Islam Jakata Cempaka Putih’’. Yang diberikan oleh:
NPM : 2009720011
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan tahu resiko yang
terjadi sangat kecil , bersifat sukarela dan tidak akan diberitahukan kepada siapapun.
Saya mengerti bahwa penelitian ini akan menjadi masukan bagi peningkatan pelayanan
Responden
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN
Identitas Responden
2. Usia :
3. Jenis Kelamin
Laki -laki
Perempuan
4. Pekerjaan
Pegawai Negeri
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lain-lain
5. Pendidikan Formal
SD SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Nama Pasien :
Umur :
A. SKALA NYERI
Adapun Skala nyeri numerik 0 - 10 menurut (Perry & Potter, 2006) adalah :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1. Pengertian
Latihan nafas dalam merupakan cara bernafas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
2. Tujuan
3. Petugas
Perawat
4. Prosedur pelaksanaan
a. Cuci tangan
e. Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas melalui hidung dengan
mulut tertutup.
f. Ajurkan untuk menahan nafas selama 1-1,5 detik, kemudian disusul dengan
menghembuskan nafas melalui bibir dengan mulut mencucu atau seperti orang
meniup.
1. Pengertian
Distraksi adalah mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain selain nyeri
(Mutaqqin,2009).
2. Tujuan
3. Petugas
Perawat
4. Prosedur pelaksanaan
a. Pilih musik yang sesuai dengan selera pasien. (memperlihatkan Empat kategori lagu
a. Gunakan Earphone supaya tidak menganggu pasien atau staf lain dan membantu
manipulasi dan dibedakan. (pasang Earphone ke Hanphoene lalu nyalakan musik dan
e. Setelah selesai 15 menit ukur Tingkat nyeri dan catat hasilnnya dilembar Catatan
observasi penelitian.
NO Tanggal Nama Jam Skala nyeri Teknik Teknik Jam Skala Nyeri
Pasien Pre Relaksasi Distraksi Post
Intervensi Nafas dalam (mendengar Intervensi
Kan musik)
1
10
11