Anda di halaman 1dari 23

Analisa Jurnal

Di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Wonosari


“Perioperative Psychological and Music Interventions in Elderly
Patients Undergoing Spinal Anesthesia: Effect on Anxiety,
Heart Rate Variability, and Postoperative Pain”

Di susun oleh :
Luh Nila Damayanti (18160023)
Dian Purnamasari (18160103)
Oscar Ikhsan (18160128)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan analisis jurnal dengan judul
“Perioperative Psychological and Music Interventions in Elderly
Patients Undergoing Spinal Anesthesia: Effect on Anxiety,
Heart Rate Variability, and Postoperative Pain” dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pembelajaran Stase Anak profesi
ners. Selain itu dapat memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dalam
menganalisis jurnal terkait intervensi keperawatan karena ilmu selalu ada teori
baru atau intervesi baru dalam memberikan asuhan keperawatan saat ini yang
lebih modern.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
maupun bimbingan kepada:
1. Cornelia Dede, YN, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing akademik stase
keperawatan medikal bedah.
2. Santi Damayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku koordinator
akademik stase keperawatan medikal bedah.
3. Siti Fadlilah, S.Kep.,Ns.,MSN selaku penguji presentasi jurnal stase
keperawatan medikal bedah.
4. Iswahyudi, AMK Selaku Clinical Instructur Ruang Instalasi Bedah Sentral
RSUD Wonosari.
5. Seluruh teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

2
Harapan kami semoga makalah analisis jurnal ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa profesi ners serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta dapat diterapkan diruangan. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wonosari, 19 November 2018

Penulis
Kelompok 35

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ...............i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ...............i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ............ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... .............. 6

B. Tujuan .................................................................................................. .............. 8

1. Tujuan Umum ................................................................................ .............. 8

2. Tujuan Khusus................................................................................ .............. 8

BAB II JURNAL YANG DIAMBIL


A. Terlampir .............................................................................................. .............. 9

BAB III PEMBAHSAN/ANALISIS


A. Nama peneliti ....................................................................................... ............ 10

B. Tempat dan waktu penelitian ............................................................... ............ 11

C. Tujuan penelitian .................................................................................. ............ 11

D. Metode penelitian ................................................................................. ............ 12

1. Jenis penelitian ............................................................................... ............ 12

2. Populasi, sampel, teknik pengambilan sampel,

dan instrumen penelitian ................................................................ ............ 12


E. Hasil penelitian..................................................................................... ............ 15

F. Korelasi antara isi jurnal dengan teori ................................................. ............ 16

G. Korelasi antara isi jurnal dengan realita klinik .................................... ............ 17

H. Analisis SWOT .................................................................................... ............ 18

I. Analisis PICO ...................................................................................... ............ 19

J. Implikasi Keperawtaan......................................................................... ............ 20

K. Manfaat Jurnal ...................................................................................... ............ 20

1. Bagi Mahasiswa ............................................................................. ............ 20

4
2. Bagi Rumah Sakit........................................................................... ............ 21

BAB IV KESIMPULAN SARAN ................................................................... ............ 22


DAFTAR PUSTAKA…................................................................................................23

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh,
pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan pada bagian tubuh yang
akan ditangani, lalu dilakukan tindakan perbaikan dan diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosa
atau mengobati suatu penyakit, cedera atau cacat, serta mengobati kondisi yang
sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana.
Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan seperti diagnostik (biopsi,
laparatomi eksplorasi), kuratif (eksisi masa tumor, pengangkatan apendiks
yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki luka multiplek),
rekonstruksi dan paliatif. (Apriyansyah, dkk, 2014).
Operasi yang akan dilakukan membutuhkan persiapan mental dan
bergantung pada keperawatan pre operatif yang merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Fase pre operatif adalah masa sebelum dilakukannya
tindakan pembedahan yang dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan
dan berakhir sampai pasien berada dimeja bedah (Smeltzer & Bare, 2013).
Kesuksesan tindakan operasi secara keseluruhan sangat bergantung pada fase
ini. Pengkajian secara integral fungsional pasien meliputi fungsi fisik, biologis,
dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu
operasi (Puryanto, 2009, dalam jurnal Uskenat, dkk, 2012).
Tindakan operasi banyak menimbulkan kecemasan. Pada pra operatif akan
menyebabkan kecemasan pada pasien. Kecemasan yang terjadi berhubungan
dengan rasa nyeri yang dirasakan pasien pada saat sebelum operasi dan
sesudah operasi (Potter & Perry, 2005, dalam jurnal Uskenat, dkk, 2012).
Kecemasan pada masa preoperasi merupakan hal yang wajar. Beberapa
pernyataan yang biasanya terungkap adalah ketakutan munculnya rasa nyeri
setelah pembedahan, ketakutan terjadi perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan
tidak berfungsi secara normal), takut/cemas mengalami kondisi yang sama

6
dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama, takut memasuki
ruang operasi, menghadapi peralatan bedah dan petugas, takut mati saat
dilakukan anestesi, serta ketakutan apabila operasi akan mengalami kegagalan.
Maka tidak heran jika seringkali pasien menunjukan sikap yang berlebihan
dengan kecemasan yang dialami (Effendy, 2005, dalam jurnal Larasati, 2009).
Angka kejadian pasien yang dilakukan tindakan pembedahan di Amerika
Serikat adalah 23 juta pasien setiap tahunnya yang menjalani operasi dan
kebanyakan mengalami kecemasan. (Budiman, 2008).
Kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan adanya
perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhrinya dapat meningkatkan
kerja saraf simpatis dan akan terjadi peningkatan denyut jantung, frekuensi
nafas, tekanan darah, keringat dingin, dan secara umum mengurangi tingkat
energi pada pasien sehingga merugikan pasien tersebut.
Untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan merupakan salah
satu tindakan perawat yang penting. Ada dua jenis terapi yaitu farmakologis
dan nonfarmakologis, metode farmakologis seperti benzodiazepine dan
kelompok analgesik memerlukan otorisasi dan resep dokter. Sedangkan metode
nonfarmakologi atau komplementer atau terapi pelengkap yang dapat
menangani tingkat kecemasan. Terapi ini dapat dilakukan dengan cara
relaksasi, distraksi, stimulasi, hypnosis dan imajinasi terbimbing. Salah satu
dari terapi komplementer yang sedang banyak dikembangkan di bidang
kesehatan saat ini adalah terapi musik. (Rosdalh & Kawalski, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Savitri, Wenny, dkk (2016) Terapi
musik berpengaruh terhadap tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan
pada penelitian ini peneliti menggunakan terapi psikologis dan musik untuk
mengurangi tingkat cemas, nyeri dan HRV pada pasien operasi. Dari hal
tersebut kami tertarik untuk menganalisis jurnal yang berjudul “Perioperative
Psychological and Music Interventions in Elderly
Patients Undergoing Spinal Anesthesia: Effect on Anxiety,
Heart Rate Variability, and Postoperative Pain”. Sehingga nantinya dapat
diterapkan diruangan instalasi bedah sentral RSUD Wonosari.

7
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami analisa jurnal keperawatan medikal bedah
tentang “terapi psikologis dan musik pada pasien lansia yang menjalani
spinal anestesi untuk menurunkan kecemasan dan detak jantung serta nyeri”

2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menganalisa nama peneliti
b) Mahasiswa mampu menganalisa tempat dan waktu penelitian
c) Mahasiswa mampu menganalisa tujuan penelitian
d) Mahasiswa mampu menganalisa metode penelitian (jenis penelitian,
populasi, sampel, teknik sampling dan instrumen penelitian)
e) Mahasiswa mampu menganalisa hasil penelitian
f) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan teori
g) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan realita
klinis
h) Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal dengan
analisa SWOT
i) Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal dengan
analisa PICO
j) Mahasiwa mampu mengetahui implikasi keperawatan
k) Mahasiwa mampu mengetahui manfaat jurnal

8
BAB II
JURNAL YANG DIAMBIL (ASLI)
Terlampir...

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh 3 orang yang meliputi peneliti asli,
korespondensi dan kontributor, yaitu:
1. Yisha Wang : Sebagai Peneliti asli dan Kontributor

2. Youjing Dong : Peneliti asli dan Kontributor

3. Yang Li : Tidak jelas sebagai apa

Kontributor yang dimaksud adalah orang yang menyumbang,


menyokong dana, informasi dan sebagainya pada suatu hal (KBBI
Online, 2018). Peneliti asli yang dimaksud adalah orang yang melakukan
penelitian langsung terhadap masalah yang akan diteliti. Serta
korespondensi adalah perwakilan semua author di tulisan tersebut dalam
semua proses publikasi dan korespondensi terkait tulisan tersebut. Dalam
proses publikasi, korespondensilah yang mengirimkan naskah,
berkomunikasi dengan editor, menjawab reviewer, dst. Setelah naskah
tersebut terbit, jika ada yang ingin berkomunikasi terkait naskah tersebut,
kepada korespondensi authorlah semua email dan komunikasi ditujukan.

Analisis:

1. Penelitian ini sudah dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya yang
mewakili institusi pendidikan dan juga klinis seperti yang dijelaskan di
rincian peneliti bahwa penelitinya berasal dari:

a. Department of Neurology, Shenzhou Hospital of Shenyang Medical


College, Shenyang

b. Department of Anesthesiology, Shengjing Hospital of China Medical


University, Shenyang, China.

10
c. Peneliti yang ke 3 tidak dijelaskan latarbelakng instsitusinya dan sebagai
apa dalam penelitian ini apakah peneliti asli, konstibutor atau asisten
peneliti

2. Penulisan nama peneliti pada jurnal ini sudah memenuhi kriteria penulisan
yaitu penulis tidak mencantumkan gelar di jurnal ini namun penulis
menjelaskannya dalam bentuk nama institusi asal penulis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kamar operasi
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2012.
Analisis:
1. Penelitian ini bisa dikategorikan baik karena dilakukan di tiga tahap
operasi yaitu mengetahui tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien pra
operatif, intra operatif dan post operatif yang diberikan intervensi
psikologis dan musik. Sedangkan kekurangan penelitian ini yaitu terletak
pada tempat penelitian yang tidak dicantumkan dengan jelas ruang
operasi dirumah sakit mana.

2. Waktu penelitian pada penelitian ini sangatlah baik karena


melakukan observasi tingkat kecemasan pasien sehingga data yang
didapatkan akan banyak namun kekurangan dalam penelitian ini adalah
peneliti tidak menampilkan dengan detail waktu pelaksanaan
penelitian ini sehingga menimbulkan asumsi pembaca bahwa penelitian
ini tidak dilakukan secara berkala atau sekali waktu.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari intervensi
psikologis dan musik perioperatif pada pasien usia lanjut yang menjalani
operasi elektif pada kecemasan, rasa sakit pasca operasi, dan perubahan

11
variabilitas detak jantung (HRV) untuk memastikan apakah intervensi
psikologis dan musik perioperatif dapat mempengaruhi tingkat kecemasan
secara keseluruhan.
Analisis:

1. Tujuan penelitian ini sudah sesuai dengan judul yang diambil dan isi
dari jurnal ini sudah saling berkaitan dengan judul serta tujuannya namun,
terdapat sedikit.

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrumen


Penelitian
a. Populasi

Setelah Komite Etis di Rumah Sakit Shengjing menyetujui penelitian


ini dan semua pasien menerima informed consent, 40 pasien usia lanjut
yang menjalani ginekologi atau lebih rendah ekstremitas bedah
ortopedi elektif terdaftar dari Juni 2011 hingga September 2011. Para
peserta studi berkisar di usia 65-80 tahun, memiliki American Society
of Anesthesiologists skor status fisik dari 2 atau 3, dan indeks massa
tubuh <40 kg / m2. Kriteria inklusi termasuk jantung normal, paru,
hati, dan fungsi ginjal pada pemeriksaan pra operasi; tidak ada riwayat
penyakit endokrin atau sistem atau obat saraf alergi pusat; dan tidak
adanya anemia berat, kekurangan gizi, hipoproteinemia, dan gangguan
asam-basa serta gangguan ketidakseimbangan air-elektrolit. Semua
pasien berpuasa selama 12 jam dan disarankan untuk tidak minum
cairan selama 4 jam sebelum operasi.
Percobaan ini telah didaftarkan di Cina Clinical Percobaan Registry
Sistem pada tanggal 30 Mei 2012 (nomor registrasi ChiCTR-TRC-
12002208).

12
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu 20 sampel untuk masing-masing


kelompok. Pasien diacak ke dalam kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan komputer yang
dihasilkan tabel nomor acak.

c. Instrumen Penelitian

1. Penilaian kecemasan

Pada penelitian ini menggunakan instrumen untuk mengukur


kecemasan yaitu menggunakan skala Zung Self-Penilaian
Kecemasan (SAS) yang berisi 20 items. Skor > 50 dianggap
mengindikasikan kecemasan, dan semakin tinggi skor maka tingkat
kecemasan semakin parah.

2. Penilaian HRV

Untuk menilai HRV pada kedua kelompok menggunakan Holter


dipantau sebelum wawancara pra operasi dan sebelum
pembedahan. Analisis frekuensi dilakukan oleh TLC4000
hologram analisis elektrokardiogram dinamis sistem (CONTEC
Medical Systems, Beijing, Cina). Total daya, LF, HF daya, dan LF
rasio / HF ditentukan.

3. Penilaian skor nyeri Visual analog

Visual skor nyeri analog digunakan untuk merekam tingkat nyeri


pasien dari 0 (tidak ada rasa sakit) ke 10 (nyeri intensif).

Analisis:

1. Jenis penelitian yang diambil pada penelitian ini sudah sesuai


dengan teori yaitu penelitian ekperimen. Penelitian ekperimen
adalah penelitian dimana peneliti memberikan intervensi pada

13
variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini sudah sangat
sesuai dengan pengertian dari penelitian ekperimen yaitu bahwa
peneliti di sini hanya melakukan intervensi kepada sampel
penelitian menggunakan instrumen yang sudah ditetapkan.

2. Populasi pada penelitian ini juga sudah sesuai yaitu dimana peneliti
melihat semua pasien menerima informed consent, 40 pasien usia
lanjut yang menjalani ginekologi atau lebih rendah ekstremitas
bedah ortopedi elektif terdaftar dari Juni 2011 hingga September
2011. Para peserta studi berkisar di usia 65-80 tahun. Populasi
adalah wilayah generalisata yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Melihat dari definisi populasi,
maka peneliti pada penelitian ini sudah memenuhi kriteria
tersebut dalam melakukan penelitiannya.

3. Sampel penelitian pada penelitian ini juga sudah sesuai, yaitu


peneliti memikirkan azas keadilan dengan mengambil semua
psien lansia yang sudah inform concent. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,
2014).

4. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini juga sudah


sesuai. Random Sampling merupakan teknik yang paling bagus
dalam sebuah penelitian karena sampel yang diambil tidak dengan
subjektivitas.

5. Instrumen penelitian pada penelitian ini sudah sangat baik


karena peneliti menggunakan instrumen yang sudah dibakukan

14
menggunakan Skala Zung Self-Penilaian Kecemasan (SAS,
Penilaian skor nyeri Visual analog, dan Visual skor nyeri analog
digunakan untuk merekam tingkat pasien nyeri dari 0 (tidak ada rasa
sakit) ke 10 (nyeri intensif), serta Penilaian HRV

E. Hasil Penelitian
Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai rata-rata dari total , LF,
HF, atau rasio / HF LF sebelum intervensi antara 2 kelompok. Untuk kelompok
intervensi, nilai rata-rata LF dan LF rasio / HF menurun secara signifikan (p
<0,05 untuk keduanya) setelah prosedur dibandingkan dengan sebelum
prosedur, dan nilai rata-rata HF secara signifikan lebih tinggi setelah prosedur
dari pada sebelum prosedur (p < 0,01). Pada kelompok kontrol, perbedaan rata-
rata nilai untuk LF, HF, total daya, dan LF / HF rasio pasien kontrol diukur
pada titik waktu yang berbeda tidak signifikan. Untuk kelompok intervensi,
perubahan nilai rata-rata sebelum dan setelah prosedur secara signifikan lebih
besar dari pada kelompok kontrol (p <0,01).
Rerata skor SAS dari pasien kelompok intervensi menurun secara
signifikan setelah prosedur dibandingkan dengan sebelum (p <0,05), namun
nilai rata-rata di antara pasien kontrol pada dasarnya tidak berubah. Sebelum
prosedur, tidak ada perbedaan yang signifikan skor SAS ] antara kedua
kelompok. Namun skor SAS rata-rata dari kelompok intervensi secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah
prosedur.
Rata-rata rasa sakit (analog visual) 6 jam setelah operasi adalah 3,50 ±
1,05 pada kelompok intervensi, secara signifikan lebih rendah daripada
kelompok kontrol (4,85 ± 1,31, p <0,01).
Analisis:

Hasil penelitian pada penelitian ini sudah ditampilkan dengan jelas dan
mudah dimengerti. Penulisannya pun sudah memenuhi kriteria penulisan
hasil dalam sebuah penelitian yaitu mencantumkan sampel dan presentase
sampelnya. Perubahan berarti dalam HRV yang ditentukan oleh frekuensi

15
rendah (LF) pengukuran listrik. Setelah intervensi, rasio rata-rata LF untuk
frekuensi tinggi (HF) listrik menurun secara signifikan pada kelompok
intervensi dibandingkan sebelum intervensi (p <0,05). Pada kelompok kontrol,
berarti pengukuran LF dan rasio LF: HF tidak berubah secara signifikan. Pada
kelompok intervensi, berarti daya HF secara signifikan lebih tinggi setelah
prosedur dari sebelumnya (p <0,01). Selain itu, penilaian diri skor kecemasan
rata-rata dari kelompok intervensi menurun setelah prosedur dibandingkan
dengan sebelum (p <0,05). Rata-rata analog visual dari kelompok intervensi 6
jam setelah operasi secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p <0,01).

F. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Teori


Pada jurnal ini dijelaskan bahwa terapi musik dapat mengurangi tingkat
kecemasan, nyeri maupun heart rate pada pasien operasi. Terapi musik dapat
membantu mengekspresikan perasaan dan memberi pengaruh positif terhadap
kondisi suasana hati dan emosi seseorang. Terapi musik dapat memberikan
efek menenangkan bagi responden, mengurangi kegelisahan, membuat
perasaan menjadi rileks, santai, serta dapat menstabilkan emosional. Hal- hal
yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi musik yaitu memilih jenis
musik yang tidak terlalu cepat dan keras (Elliott, 2011). Beat 60-80/menit yang
mempunyai nada yang teratur dan tetap, pasien memilih musik dengan arahan
seorang terapis, maksimum volume 60dB, harmonisasi yang selaras serta
didukung dengan ruangan yang nyaman, tenang dan jauh dari kebisingan
sehingga membuat seseorang berkonsentrasi pada musik yang diberikan
(Nilsson (2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Savitri (2016) mengatakan terapi musik
dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Terapi musik yang
berupa suara diterima menjadi vibrasi yang kemudian disalurkan ke otak
melalui sistem limbik. Dalam sistem limbik (Amigala dan hipotalamus)
memberikan stimulus ke sistem saraf otonom yang berkaitan erat dengan
sistem endokrin yang dapat menurunkan hormon-hormon yang berhubungan
dengan stres dan kecemasan, kemudian stimulus mengaktifkan hormon

16
endorphin untuk membantu meningkatkan rasa rileks dalam tubuh seseorang.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf simpatik dan
parasimpatik. Kedua saraf ini memiliki fungsi yang berbeda dan bertentangan.
Sistem saraf simpatik akan lebih aktif dalam menghadapi situasi yang dapat
mengancam diri. Sedangkan sistem saraf parasimpatik bekerja lebih aktif
dalam keadaan yang normal. Seseorang dalam keadaan cemas maka sistem
saraf simpatik akan meningkatkan kerja detak jantung, tekanan darah dan
pernafasan. Sebaliknya ketika seseorang sedang santai berbaring, nafas
menjadi pelan teratur maka sistem parasimpatik yang bekerja lebih aktif.
Dalam terapi ini musik adalah fasilitator untuk membuat keadaan seseorang
menjadi rileks dan nyaman sehingga kerja sistem saraf parasimpatik akan
bekerja lebih dominan (Stuart, 2007).
Jadi jurnal ini sudah memuat korelasi yang baik antara isi dan teori yang
saat ini sedang berkembang pesat. Pada jurnal ini dilakukan penilaian
tingkat kecemasan, tingkat nyeri dan penilaian HRV, sebelum melakukan
tindakan operatif, saat dilakukan tidakan operatif, setelah dilakukan tindakan
operatif. Kesimpulannya, isi jurnal ini tidak melenceng dari teori yang sudah
ada. Sehingga untuk hasil yang didapatkan dapat digunakan sebagai acuan
dalam proses belajar di lapangan maupun di dunia pendidikan.

G. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Realita Klinis


Isi jurnal ini juga memiliki korelasi yang erat dengan realita klinis di
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari khususnya di ruang Instalasi Bedah
Sentral yang dalam proses preoperatif, intra operatif dan post operatif
banyak pasien yang mengalami cemas sebelum dilakukannya tindakan operasi,
akan tetapi tidak dilakukan terapi psikologis dan musik pada pasien yang
dilakukan operasi. Selain itu banyak pasien yang mengalami nyeri dan hanya
diberikan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
pasien. Jadi dapat disimpulkan bahwa, korelasi antara isi jurnal dan realita
klinis berbanding terbalik , yaitu belum menerapkan terapi musik untuk
mengurangi kecemasan maupun nyeri serta heart rate.

17
H. Analisa SWOT Penerapan Jurnal di Klinik
1. Strength (Kekuatan)
Jurnal ini memiliki banyak kekuatan yaitu diantaranya: Peneliti dalam
penelitian ini merupakan orang yang sesuai dengan bidangnya, pada jurnal
ini sudah menggunakan instrumen yang jelas yaitu Skala Zung Self-
Penilaian Kecemasan (SAS), Penilaian HRV, dan Penilaian skor nyeri
Visual analog digunakan untuk merekam tingkat pasien nyeri dari 0 (tidak
ada rasa sakit) ke 10 (nyeri intensif). Dalam penelitian ini juga terdapat
kelompok intervensi dan kontrol sehingga hasilnya lebih valid dan ada
pembandingnya sehingga jurnal ini dapat diterapkan atau diaplikasikan di
ruang Instalasi Bedah Sentral mengingat fakta bahwa terapi musik dapat
menurunkan tingkat kecemasan, nyeri maupun HRV pasien. Terapi
psikologis dan musik ini merupakan terapi yang sederhana, beresiko
rendah, hemat biaya dan dapat mengurangi kecemasan pasien.

2. Weaknes (Kelemahan)

Kelemahan jurnal ini terletak pada kurangnya penjelasan pada


bagian tempat penelitian, waktu dilaksanakannya penelitian dan tujuan
spesifik dari penelitian. Hal ini merupakan hal yang sangat penting
dimuat dalam sebuah penelitian karena dengan tidak lengkapnya data
tersebut maka akan membuat pembaca menjadi bingung dan ragu dengan
keabsahan data yang ditampilkan dalam jurnal ini.

Ada beberapa keterbatasan khususnya dalam menerapkan terapi


musik di Instalasi Bedah Sentral yaitu dalam penerapannya dibutuhkan
headphone serta musik (lagu) yang digunakan untuk terapi musik.

3. Opportunity (Peluang)

Apabila terapi psikologis dan musik mampu untuk diterapkan dengan


baik oleh tenaga medis, maka peluang terbesar adalah menurunnya
angka kecemasan dan heart rate serta tingkat nyeri pada pasien operasi di

18
rumah sakit (Instalasi Bedah Sentral). Dengan menurunnya angka
kecemasan dan nyeri, maka proses berlangsungnya tindakan operasi
dilakukan dengan cepat dan megurangi trauma pada pasien. Selain itu
pasien akan merasakan lebih puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit sehingga citra rumah sakit akan meningkat/lebih baik serta
meningkatkan kepercayaan pelanggan untuk operasi di rumah sakit RSUD
Wonosari dan tentunya akan berdampak pada pendapatan rumah sakit
(meningkatkan finansial rumah sakit). Peluang ini sangat mungkin
terjadi karena menurunkan nyeri dan kecemasan tidak hanya dengan obat
bukan sesuatu yang sulit dan tanpa harus mnegeluarkan biaya yang mahal
untuk dilakukan, hanya kesadaran dan keinginan dari petugas medis yang
ada di rumah sakit.

4. Threated (Ancaman)

Melihat hasil penelitian ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi


ancaman untuk rumah sakit terkait. Apabila hal ini tidak segera
dirubah, maka kemungkinan besar keberlangsungan dari rumah sakit-
rumah sakit ini akan segera tergantikan oleh rumah swasta atau rumah
sakit lain yang menerapkan pelayanan yang baik termasuk memberikan
terapi psikologis dan musik untuk mengurangi kecemasan, menurunkan
tingkat nyeri dan HRV. Pada kenyataannya walaupun pada rumah sakit
pemerintah memiliki banyak kendala yaitu diantara mungkin alat-alat yang
tersedia atau terstandarisasi maupun SDM dalam melaksanakan terapi.

5. Analisa PICO
P: Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelompok yang masing-masing
kelompok terdapat 20 sampel yang menjalani operasi.
I: Penelitian ini terdapat 2 kelompok yaitu kelompok intervensi (terapi
pskologis dan musik) dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi pada pre
operasi diberikan terapi musik 30 menit sebelum dilakukan operasi dan pada
intra operasi diberikan terapi musik pada pasien. Pada kelompok kontrol
tidak diberikan intervensi apapun.

19
C: Kelompok kontrol
O: Perubahan berarti dalam HRV yang ditentukan oleh frekuensi rendah (LF)
pengukuran listrik. Setelah intervensi, rasio rata-rata LF untuk frekuensi
tinggi (HF) listrik menurun secara signifikan pada kelompok intervensi
dibandingkan sebelum intervensi (p <0,05). Pada kelompok kontrol, berarti
pengukuran LF dan rasio LF: HF tidak berubah secara signifikan. Pada
kelompok intervensi, berarti daya HF secara signifikan lebih tinggi setelah
prosedur dari sebelumnya (p <0,01). Selain itu, penilaian diri skor
kecemasan rata-rata dari kelompok intervensi menurun setelah prosedur
dibandingkan dengan sebelum (p <0,05). Rata-rata analog visual dari
kelompok intervensi 6 jam setelah operasi secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok kontrol (p <0,01). Kesimpulan: perioperatif
intervensi psikologis dan musik dapat mengurangi kecemasan dan rasa sakit
pasca operasi pada pasien usia lanjut.

6. Implikasi Keperawatan
Terapi psikologis dan musik sangat penting dilakukan didunia keperawatan
untuk menurunkan tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien operatif di rumah
sakit, karena perawat adalah orang yang 24 jam bersama pasien dan selalu
mendampingi keseharian pasien dan otomatis banyak kegiatan yang
berkaitan dengan nyeri atau ketakutan pada pasien. Terapi musik dan
psikologs juga bukan merupakan hal yang sulit dilakukan, jadi tidak ada
ruginya kita sebagai perawat melakukan pada pasien sehingga tingkat nyeri
dan ketakutan pasien bisa berkurang

7. Manfaat Keperawatan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menganalisis dan mengerti isi jurnal ini dan menerapkan
tehnik nonfarmakologi khususnya terapi musik untuk mengurangi tingkat
kecemasan, nyeri maupun heart rate, sehingga tidak menyebabkan trauma
pada pasien setelah dilakukan operasi.

20
2. Bagi Institusi (RS)
Dapat menjadi suatu terapi yang efektif, mudah dan murah untuk
diterapkan kepada pasien yang akan melakukan operasi sehingga dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan terutama diruang bedah.

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Terapi keperawatan nonfarmakologi menggunakan musik pada jurnal ini
sangat efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan, nyeri maupun heart rate
pasien.

B. Saran
1) Bagi Institusi Rumah Sakit
Dapat menjadi pertimbangan untuk menerapkan terapi psikologis dan
musik serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk terapi
psikologis dan musik agar dapat diputar musik relaksasi pada pasien yang
akan dilakukan tindakan operasi sehingga dapat menurunkan kecemasan
dan nyeri pada pasien.
2) Bagi Mahasiswa Keperawatan
Agar dapat menerapkan terapi psikologis dan musik jika menemui masalah
kecemasan di ruang bedah agar dapat membantu mengatasi masalah pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alex, S, N. 2010. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Apriyansyah, A, Dkk. 2014. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Pre Operasi


dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di RS
Muhammadiyah Palembang. Skripsi. Stikes Muhammadiyah: Palembang

Elliott D, Pollman R, Mcgregor R. (2011). Relaxing Music For Anxiety Control

Kbbi.web.id

Larasati, I, Y. 2009. Efektifitas Pre Operatif Teaching Terhadap Penurunan


Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Ruang Rawat Inap RSUD
KarangAnyar. Skripsi. FK UNDIP: Semarang

Nilsson U. (2008). The Anxiety and Pain Reducing Effects of Music


Interventions: A Systematic Review

Roasdalh, C.B.,&Kawalski,M.T.(2015).Buku Ajar Keperawatan Dasar.Edisi 10


Vol 3.jakarta : EGC

Savitri, W, dkk. (2016).Terapi Musik dan Tingkat Kecemasan Pasien


Preoperasi.Stikes Jendral A Yani

Smeltzer and Bare.(2013) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed 9 Vol


1.Jakarta : EGC

Stuart GW.(2007).Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5th.Jakarta : EGC

Sugiyono.(2014).Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta

Uskenat, D, M, Dkk. 2012. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre


Operasi Dengan General Anestesi Sebelum Dan Sesudah Diberikan ROP Di
RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Skripsi. Stikes Telogorejo: Semarang

23

Anda mungkin juga menyukai