id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Abdurrahman Laqif, dr. Sp. OG (K) Abkar Raden, dr. Sp. OG (K)
NIP. 140 350 425 NIP. 19461019 197603 1 001
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,...............................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
PembimbingUtama
Nama : Abdurrahman Laqif, dr. Sp. OG (K)
NIP : 19680121 199903 1 004 (.............................................)
PembimbingPendamping
Nama : Heru Priyanto,dr. Sp. OG (K)
NIP : 140 350 794 (.............................................)
PengujiUtama
Nama : Abkar Raden, dr. Sp. OG (K)
NIP : 19461019 197603 1 001 (.............................................)
AnggotaPenguji
Nama : Novi Primadewi, dr. Sp THT- KL
NIP :19751129 200812 2 002 (.............................................)
Surakarta,...........................
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... ..... 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... ..... 6
1. Definisi Antenatal Care ............................................................... 6
2. Tujuan Antenatal Care................................................................. 6
3. SasaranAntenatal Care................................................................. 7
4.Lokasi Pelayanan Antenatal Care................................................. 8
5. Cakupan Antenatal Care .............................................................. 8
6. Tiga Aspek Pokok Antenatal Care .............................................. 9
7. Edukasi Ibu Hamil padaPelayanan Antenatal Care ..................... 9
8. Tujuan Antenatal CareTiap Kunjungan .................................... 13
9. Prosedur Antenatal Care ............................................................ 15
10. Jadwal Kunjungan Antenatal Care .......................................... 17
11. BBLR ....................................................................................... 18
12. Hubungan Frekuensi Antenatal Caredengan BBLR................ 20
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................17
C. Hipotesis .......................................................................................... 18
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 23
commit to user
B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
ibu akan menjaga kehamilannya dengan baik. Hampir semua ibu di seluruh
dunia melakukan antenatal care sebagai salah satu usaha untuk menjaga
kesehatan primer seperti puskesmas. Selain itu dapat digunakan pula poliklinik,
posyandu, polindes, dan pos obat desa atau sarana kesehatan apapun yang
bayi yang akan lahir. Bayi dapat lahir dalam berbagai kondisi antara lain bayi
lahir dengan berat badan tinggi, normal, atau rendah. Pada kesempatan kali ini
badan lahir rendah.Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
adalah bayiyang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Hal ini
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1960, Angka
Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah 128 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
ini turun menjadi 68 per 1.000 kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46
pada 1995. Pada dekade 1990-an, rata-rata penurunan lima persen per tahun,
sedikit lebih tinggi daripada dekade 1980-an sebesar empat persen per tahun.
anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi
dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand (Central Bureau of
pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangankematian bayi antar provinsi
dengan variasi sangat besar yaituProvinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103
oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah dengan usia kehamilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Catatan dari berbagai negara selama lebih dari tiga puluh tahun terakhir
mengungkapkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah yang dapat
bertahan hidup sampai kanak-kanak memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
atau curiga sepsis, aspirasi mekoneum, perdarahan intra kranial (Enoch, 1992).
Berdasarkan uraian di atas, ternyata angka kejadian bayi dengan berat bayi
lahir rendah masih tinggi dan berat badan lahir memiliki peranan penting
terhadap perkembangan anak selanjutnya, maka keadaan ibu hamil sangat perlu
untuk diperhatikan. Hal ini dapat tercermin dalam antenatal care yang
hubungan frekuensi antenatal care dengan kejadian bayi berat lahir rendah
Moewardi karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit pendidikan selain itu
didapatkan kurang lebih 150-170 ibu yang melahirkan di rumah sakit ini setiap
penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. ManfaatPraktis
kehamilan aterm
hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
dan mutu pelayanan guna menekan angka kejadian berat lahir rendah
selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
(Cunningham, 2005).
mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan, persalinan dan
nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Adapun tujuan khusus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
(Saifuddin, 2000).
Sasaran dari perawatan ini antara lain untuk : deteksi dini faktor yang
Mario, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
umum, bidan, perawat yang sudah mendapat latihan antenatal care. Selain
itu dapat dilakukan pada rumah sakit, klinik, maupun pusat kesehatan
desa atau sarana kesehatan apapun yang terdapat di dalam daerah itu
hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar
sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) untuk
(Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang
pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Nutrisi yang dibutuhkan antara lain kalori, protein, kalsium, zat besi,
dan asam folat. Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan
selama hamil. Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85
gram per hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-
edema(Adriaansz, 2008).
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju,
riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu. Metabolisme yang tinggi
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat
besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau
ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
anemia defisiensi zat besi. Selain zat besi, sel-sel darah merah juga
memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang
dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan
hamil(Adriaansz, 2008).
lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi
retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada
dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat
(Adriaansz, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan
sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak
elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya
berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah
tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan
hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan
vasospasme yang berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah
2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
tetapi bagi wanita secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat
No Komponen
1. Diagnosis kehamilan
danpsikososial
3. Taksiran partus
6. Edukasi pasien
Virus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
setiap 2 minggu sampai 36 minggu, dan setelah itu setiap minggu (tabel
II.2)
varises atau pelebaran vena, hernia ,edema), palpasi (tinggi fundus uteri,
punggung bayi, presentasi, sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
kesehatan.
ii. Keluhan saat ini, berisi : jenis dan sifat gangguan yang
jumlah dan jenis kelamin anak hidup, berat badan lahir, cara
kandungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
sinar x/rontgen.
x. Riwayat imunisasi
b. Pemeriksaan
serta neurologik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
c. Laboratorium
periksa ulang satu kali setiap bulan sampai usia kandungan tujuh bulan,
periksa ulang tiap bulan dua kali sampai usia kandungan sembilan bulan,
dan periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan berusia sembilan bulan.
(Wignyasastro, 1991).
(Prawiroharjo, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
11.BBLR
a. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir
(IDAI, 2004).
b. Epidemiologi
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2005). BBLR
7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
c. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk BBLR antara lain usia ibu saat melahirkan (<20
d. Etiologi
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, penyakit (malaria, anemia,
e. Komplikasi
panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah
(IDAI, 2004).
teratur maka kondisi ibu dan bayi selama kehamilan maupun menjelang
persalinan tidak dapat dipantau demikian juga tidak dapat dijamin kondisi
kesehatan yang terpelihara baik serta mengenai kebiasaan yang baik selama
hamil. Dari hal tersebut dapat mengakibatkan status gizi yang kurang (Depkes,
sehingga sumber makanan janin tidak cukup dan menginduksi bayi dengan
berat lahir rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gomez-
Olmedo pada tahun 1990-1993 di Spanyol dan Barros pada tahun 1996 di
Portugal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
B. Kerangka Pemikiran
Kehamilan
ANC
· K1 (trimester 1)
· K2 (trimester 2)
· K3 dan K4 (trimester 3)
: tidak diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
orang dengan penyakit lain) yang disebut populasi kontrol. Pendekatan ini
B. Lokasi Penelitian
C. Sampel Penelitian
Syarat untuk dapat memakai rumus ini antara lain adanya restriksi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
dilakukan oleh peneliti melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Syarat kedua
1. Kriteria inklusi
Moewardi Surakarta.
2. Kriteria eksklusi
D. Teknik Sampling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
E. Rancangan Penelitian
Populasi
Sampel
Uji statistik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2.Variabel Terikat
Variabel terikat penelitian ini adalah kejadian bayi berat lahir rendah.
3.Variabel Perancu:
a. Terkendali
i. Usia ibu
b. Tak Terkendali
i. Faktor genetik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Tetapi pada
3.Usia Ibu
Usia ibu yang dijadikan sampel pada penelitian kali ini berkisar
4. Umur kehamilan
H. Instrumentasi Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
kepada pembimbing.
Odds ratio (OR) dengan Confident Interval (CI) 95%. Analisis data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta, diperoleh data ibu hamil yang
melahirkan dari Januari 2010 sampai dengan Mei 2010 dan data primer pada
bulan Juni 2010, terdapat sejumlah 769 persalian dan jumlah kelahiran dengan
BBLR 149 kasus. Dengan kriteria eksklusi dan inklusi diambil 30 orang ibu
melahirkan bayi dengan BBLR dan 30 orang ibu melahirkan bayi dengan tidak
BBLR (BBLC). Adapun syarat pemilihan sampel telah dilakukan terlebih dahulu,
Berikut ini hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan
tabel yang terdiri atas beberapa distribusi responden menurut umur, tingkat
pendidikan, jenis kelamin bayi, lokasi antenatal care dan frekuensi antenatal
care.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
A. Karaketeristik Responden
Gangguannapasringan 1 3% 1 3% 2 3%
Trombositopenia 1 3% 4 13% 5 8%
AspirasiMekoneum 1 3% 1 3% 2 3%
Tidakada 7 23% 14 47% 21 35%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Dari tabel IV.1 diketahui bahwa pada kelompok BBLR, responden bayi
Selain hal tersebut dari tabel IV.1 diketahui bahwa dalam hal usia ibu pada
yaitu 14 responden dan paling sedikit pada rentang umur 20-25 tahun, yaitu 6
pada rentang umur 20-25 tahun, yaitu14 responden dan paling sedikit pada
terbanyak ada pada kelompok kondisi klinis penyerta sepsis neonatorum, yaitu
responden terbanyak ada pada kelompok kondisi klinis penyerta tidak ada
kondisi klinis yang menyertai, yaitu 14 responden dan paling sedikit pada
partial hellp syndrome, gangguan napas ringan, asfiksia sedang, dan aspirasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
kelompok BBLR, responden ibu terbanyak ada pada tingkat pendidikan SD,
yaitu 11 responden dan paling sedikit pada tingkat pendidikan SMA, yaitu 9
pada tingkat pendidikan SMP, yaitu 12 responden dan paling sedikit pada
Selain itu dari tabel IV.1dalam hal lokasi ANC diketahui bahwa pada
kelompok BBLR, responden ibu terbanyak ada pada bidan, yaitu 22 orang dan
kelompok tidak BBLR responden terbanyak pada bidan, yaitu 23 orang dan
paling sedikit terdapat pada tidak ANC, yaitu tidak ada responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
25
20
15
BBLR
Tidak BBLR
10
0
<4 ≥4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
%. Di sisi lain,ibu dengan frekuensi antenatal care <4 melahirkan bayi dengan
C. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi
0,05.UjiChiSquaredigunakanuntukmengujihubunganataupengaruhduabuahvari
taraf signifikasi 0,05 didapatkan angka 3,841. X2 yang didapatkan lebih dari
perhitungan SPSS didapatkan probabilitas 0,002. Nilai itu kurang dari 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara frekuensi antenatal care dengan kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). Di samping hal tersebut dari SPSS didapat pula angka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Kemudian data tersebut dianalisis
dengan uji Chi Square. Adapun hasil analisis dari variabel bebas frekuensi
berjumlah 150 orang. Dalam jangka waktu penelitian yaitu Januari 2010
sampai Juni 2010 didapatkan 769 kelahiran normal dan 149 kasus BBLR.
dilihat dari nomer rekam medis. Berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
1. Jenis Kelamin
Faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian BBLR dapat berasal dari
janin maupun ibu. Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang berasal dari
janin. Ewald pada tahun 2006 menyimpulkan bahwa jenis kelamin laki-laki
memiliki risiko yang lebih besar untuk memiliki berat lahir rendah. Hal ini juga
kedua penelitian tersebut. Dari 30 bayi yang lahir 18 orang yang lahir dengan
berjumlah 12 orang. Untuk bayi dalam kelompok tidak BBLR yang berjenis
perbedaan ini dikarenakan jumlah sampel yang digunakan peneliti terlalu kecil.
penelitian ini. Hal ini dapat disimpulkan dari p yang dihasilkan, yaitu
perbedaan yang tidak signifikan diantara kedua kelompok (BBLR dan Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
2. Umur
Sistem reproduksi wanita yang masih muda belum siap untuk menanggung
beban kehamilan yang hebat, sedangkan umur lanjut akan mengurangi efisiensi
seluruh proses reproduksi (Hakimi, 1997). Selain itu semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir
responden ibu terbanyak ada pada rentang umur 26-30 tahun, yaitu 14
responden dan paling sedikit pada rentang umur 20-25 tahun, yaitu 6
responden. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana rentang umur semakin
telah mengeksklusi sampel < 20 tahun dan > 35 tahun dimana umur tersebut
tidak sesuai teori. Tetapi ketidaksesuaian ini menunjukkan bahwa penelitian ini
tidak diganggu oleh faktor risiko umur ibu. Hal ini dapat dilihat dari besar p
yang dihasilkan adalah 0.07327762. Nilai p tersebut > 0,05, yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Selain faktor umur, faktor tingkat pendidikan formal yang didapat ibu juga
seseorang maka akan semakin berpengaruh terhadap pola pikir, sikap dan daya
pendidikan yang tinggi akan lebih terlatih pola pikir dan daya nalarnya
sehingga akan lebih mudah menerima informasi tentang sesuatu hal dan
pendidikan yang tinggi diharapkan ibu akan lebih mudah menerima dan
(37%). Untuk SMP dalam kelompok BBLR berjumlah 10 orang (33 %) dan
untuk SMA 9 orang (30%). Pada kasus kelompok tidak BBLR didapatkan
dan SMA 11 orang (37%). Angka ini menunjukkan bahwa ibu dengan
lebih dari ibu yang tingkat pendidikan terakhir di sekolah dasar. Hal ini sejalan
dengan penelitian Kolibu pada tahun 2006 yang menunjukkan ada pengaruh
yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan angka kejadian BBLR.
Tetapi dalam penelitian kali ini angka tersebut tidak mempengaruhi hasil
adanya perbedaan yang tidak signifikan diantara kedua kelompok (BBLR dan
4. LokasiAntenatal Care
Lokasi tempat sang ibu melakukan antenatal care juga memiliki hubungan
dengan risiko BBLR. Hal ini juga dikonfirmasi dalam penelitian Agung
Komarudin dan Bhisma Murti pada tahun 2004. Dalam penelitian tersebut
menunjukkan pelayanan antenatal di Rumah Sakit Bersalin 0,5 kali lebih kecil
bidan. Hal ini disebabkan angka persebaran bidan masih lebih banyak
Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 83.000 sedangan dokter menurut Ikatan
Dokter Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 46.926. Pada penelitian kali ini
faktor risiko ini tidak memberi pengaruh berarti dimana nilai p yang dihasilkan
dari analisis data adalah 0.48955247.Nilai p tersebut > 0,05, yang dapat
antenatal care.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
2004).
responden terbanyak ada pada kelompok kondisi klinis penyerta tidak ada
kondisi klinis yang menyertai, yaitu 14 responden dan paling sedikit pada
partial hellp syndrome, gangguan napas ringan, asfiksia sedang, dan aspirasi
sebelumnya, akan tetapi hal ini tidak mempegaruhi hasil penelitian. Hal ini
dapat disimpulkan dari nilai p yang dihasilkan dari analisis data adalah 0,443.
Nilai p tersebut > 0,05, yang dapat diintepretasikan adanya perbedaan yang
tidak signifikan diantara kedua kelompok (BBLR dan Tidak BBLR) jika
Dari hasil penelitian terhadap 60 kasus yaitu 30 kasus BBLR dan 30 kasus
tidak BBLR didapatkan ibu dengan frekuensi ANC <4 sebanyak 24 orang (40
%), sedangkan ibu dengan frekuensi ANC ≥4 sebanyak 36 orang (60 %). Hal
meningkat.
Berdasarkan data yang ada (Tabel IV.2) diketahui bahwa pada kelompok
pada tahun 1990-1993 di Spanyol dan Barros pada tahun 1996 di Portugal.
Utama dan Alisjahbana tahun 1989 menyebutkan bahwa penyebab BBLR yang
pertumbuhan janin sebagai akibat dari malnutrisi ibu maka penjaringan ibu-ibu
pemeriksaan ibu hamil mengingat berat badan bayi lahir berkorelasi positif
kejadian BBLR digunakan uji analisis Chi Square baik secara manual maupun
menggunakan SPSS adalah 0,002. Nilai ini juga kurang dari batas signifikansi
Hubungan di sini dapat dilihat dari tujuan umum antenatal care yaitu
menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan,
persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat dan tujuan
mensukseskannya, baik dari pihak ibu maupun dari pihak medis serta
<4 kali terhadap BBLR dapat dilihat dari Odds Ratio yang didapat. Odds Ratio
yang didapat pada penlitian kali ini adalah 6 dengan intepretasi ibu yang
melakukan ANC <4 kali memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR
sebesar 6x lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melakukan ANC ≥4 kali.
hubungan secara langsung yang menunjukkan bahwa risiko kejadian bayi berat
dari bayi berat lahir rendah selain dari jumlah frekuensi antenatal care. Oleh
karena itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara
faktor-faktor tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
BAB VI
C. Simpulan
Ada hubungan antara frekuensi antenatal care dengan kejadian bayi berat
didapatkan adalah 6.
D. Saran
antenatal care dengan teratur dan intensif baik saat ada keluhan maupun
tidak.
2. Peran serta masyarakat dan keluarga juga sangat dibutuhkan untuk terus
antenatal care di Indonesia baik dari segi sarana dan prasarana serta
4. Untuk dapat mencegah kejadian bayi berat lahir rendah secara lebih
yang lebih besar agar tidak terjadi ketidaksesuaian dengan teori karena
keterbatasan sampel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Daftar Pustaka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Enoch, M. 1992. Status Gizi Ibu hamil dan Berat Bayi yang Dilahirkan di Tiga
Puskesmas di Cirebon, Tahun 18. Volume 6. Medika. Journal Kedokeran
dan Farmasi. Jakarta. Hal 85-88
Ewald, Uwe. 2006. Low Birth Weight Infant.
http://www.kbh.uu.se/pdf/Quiip/Low-birth.pdf [diakses 25 Agustus 2010]
GOI-UNICEF, 2000. Challenges for a New Generation: The Situation of Children
and Women in Indonesia, Jakarta.
Gomez-Olmedo, M. 1993. Pre-natal Care and Prevention of Low Birth Weight.
Spain. http://eurpub.oxfordjournals.org [diakses 18 Maret 2010]
Hakimi, M. 1997. Hubungan antara Konrasepsi Mantap dan Kematian Perinatal.
Dalam : Berita Kedokteran Masyarakat.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Bidan Menjangkau Perempuan Dimanapun
Mereka Berada.
http://indonesia.unfpa.org/publications/2007/Leaflet%20on%20Midwife.pdf
[diakses 25 Agustus 2010]
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2004. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta; 307-313.
Kolibu, Budianto. 2006. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Ditinjau
dari Segi Umur Pendidikan Pekerjaan dan Paritas.
Komaruddin, A, Murti, B. 2004. Perbedaan Pengaruh Kelengkapan Pemeriksaan
Antenatal Antara Rumah Bersalin dan Puskesmas di Kota Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/785/1/Jurnal_Daya_Saing_1_6.pdf[diakses 25
Agustus 2010]
Martaadisoebrata, D, dkk. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
Mochtar, R. 1998.Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jilid 2.
Edisi 2. Jakarta:EGC.
Murti, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Nursalam. 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
commit to user
Keperawatan. Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2393-8-12.pdf [diakses:
29 April 2010]
World Health Organization (WHO). 2005.Development of a
StrategyTowardsPromotingOptimalFetalGrowth.
http://www.who.int/entity/nutrition/topics/lbw_strategy_background.pdf[dia
kses:3 Maret 2010].
Wignyosastro, H. 1991.IlmuKebidanan. Edisi III.
Jakarta:YayasanBinaPustakaSarwonoPrawiroharjo
commit to user