disusun Oleh :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
November, 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah oprerasi laparoskopi aortabifemoral lebih efektif dibandingkan
dengan operasi aortabifemoral terbuka terhadap biaya dan kualitas hidup pasien di
Rumah Sakit Universitas Oslo?
1.3 Tujuan
Untuk mengukur nilai utilitas dan nilai efektifitas biaya dari operasi
laparoskopi aortabifemoral dibandingkan dengan operasi aortobififemoral terbuka
di Rumah Sakit Universitas Oslo.
BAB II
Tinjauan Pustaka
6
distal. Manifestasi klinik PAOD adalah nyeri akibat iskemia yaitu berkurangnya
perfusi ke jaringan yang lebih distal dan biasanya terjadi akibat latihan fisik.
Keadaan ini dinamakan Klaudikasio Intermitten. Nyeri yang disebabkan hipoksia
jaringan ini akibat tidak adekuatnya antara keperluan dan jarigan akan oksigen
dan suplai oksigen ke jaringan. Metabolit yang terkumpul dalam keadaan anaerob
ini akan menstimulasi reseptor nyeri pada otot (Husin, 2006).
Bedah bypass aortofemoral adalah prosedur yang digunakan secara umum
untuk pengobatan penyakit oklusif aortoiliac, kadang-kadang disebut sebagai
sindrom Leriche. Gejala pasien dengan penyakit oklusif aortoiliac yaitu
klaudikasio, nyeri sisa pada ekstremitas bawah, atau pembentukan ulkus iskemik
pada ekstremitas bawah karena aliran darah yang tidak sesuai. Namun, pasien juga
tidak menunjukkan gejala. Indeks pergelangan kaki-brakialis adalah tes yang
paling banyak digunakan untuk menentukan penyakit arteri perifer (Sharma et all,
2018).
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat – alat
berdiameter 5 – 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan
prosedur bedah di dalam rongga perut untuk melihat organ didalam perut tersebut
digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan
gas untuk membuat rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan
pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoprasikan alat – alat tersebut
dengan kedua tangannya. Atau dapat diartikan tindakan bedah yang tidak
membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang
dapat dimasukkan dalam rongga abdomen untuk melihat lambung, hati dan organ
– organ lain. Metode ini dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh
peralatan canggih yang disebut Endo Alfa (Thifalena, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN
8
• Pasien kanker
• Gangguan pencernaan
• Aneurisma aorta abdominal ≥3cm
• Adanya sumbatan yang kronis pada tungkai dengan gejala kurang dari 2
minggu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dan hasil pasca operasi dijelaskan dalam Tabel 2. Waktu pelaksanaan
operasi secara signifikan lebih lama pada kelompok LABF, dengan waktu tinggal
di rumah sakit pasca operasi membutuhkan waktu yang lebih pendek dari pada
kelompok operasi aortobifemoral terbuka (4 vs 7 hari), tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara kedua kelompok dalam hal morbiditas dan
mortalitas.
10
Penelitian ini, dilakukan dalam kurun waktu selama 6 bulan. Pasien
dihitung dan dianalisa perkembangan kesehatannya dengan menggunakan skor
EQ-5D-5L yang diambil dari kuisioner pada saat sebelum operasi dan sesudah
operasi pada bulan ke 1, 3 dan 6. Hasil dari pengawasan selama 6 bulan dapat
dilihat pada gambar 2 dibawah ini. Hasil analisis regresi multivariate
menunjukkan bahwa perbedaan QALYs pasien sangat signifikan, dimana lebih
tinggi pada pasien dengan operasi laparoskopi dibandingkan dengan operasi
terbuka (OABF). Pasien dari kedua kelompok ini, ada satu yang meninggal yaitu
dari kelompok OABF karena penyakit infark miokard 2 hari pasca operasi.
4.2 Pembiayaan
Biaya yang ditanggung oleh pasien (biaya tinggal (rawat inap) di rumah
sakit, peralatan bedah dan implan) disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut :
Estimasi biaya per pasien dari Tabel 3 menunjukan bahwa biaya tertinggi
ada pada peralatan bedah yang digunakan oleh pasien kelompok laparoskopi
(LABF) dibandingkan dengan biaya pasien kelompok OABF. Biaya tinggal
(rawat inap) dan pemeliharaan pasca operasi dari kedua kelompok memiliki
besaran nilai yang sama. Namun, total biaya keseluruhan per pasien jauh lebih
sedikit pada kelompok LABF dibandingkan dengan Kelompok OABF, € 9,953 vs
€ 17,260, p = 0,001, karena lamanya tinggal pasien di rumah sakit (rawat inap)
sesuai dengan Tabel 2 di atas, lebih lama pada pasien OABF dibandingkan dengan
LABF dengan perkiraan 7 hari untuk OABF dan 4 hari untuk LABF. Total biaya
dan perhitungan QALYs pasien dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :
QALYs
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (€ 17,260)
• Perhitungan cost Utility Ratio OABF = = = € 45,221,05
𝑄𝐴𝐿𝑌𝑠 0,38
per QALYs
𝛥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 € 7307
• ICUR = 𝛥 𝑄𝐴𝐿𝑌𝑠 = = € 104,385,71 per QALYs
0,07
12
4.3 Outcome (Hasil dari Terapi)
Nilai HRQOL adalah indikasi utama dari pengobatan dan manfaat utama
dari operasi, dalam penelitian ini, nilai HRQoL adalah hasil dari revaskularisasi
pada pasien dengan PAD / Peripheral Arterial Disease (Penyakit Arteri Perifer).
Dalam proses perhitungan QALYs, karena penelitian ini menggunakan
pengukuran yang saling berkorelasi, jadi menggunakan AUC (area di bawah
kurva) dikalikan dengan waktu tindak lanjut pengawasan pada pasien. Pasien
meninggal ditetapkan dengan nilai 0, sedangkan pasien yang sehat ditetapkan
dengan nilai 1.
Hasil yang didapatkan pasca operasi, adanya peningkatan yang signifikan
untuk QALYs per pasien. QALYs pada pasien dengan operasi laparoskopi lebih
tinggi dan biaya yang lebih rendah (Tabel 4) dimana perbedaan tersebut sebesar
p=0,067 atau p=0,07. Gambar3 sebar plot dibawah ini juga menunjukkan bahwa
biaya dan QALYs untuk setiap pasien laparoskopi jauh lebih murah atau efektif
dibandingkan dengan OABF dan kualitas hidup pasien lebih baik pada LABF.
Berdasarkan asumsi dan tujuan dari penelitian ini, dimana biaya yang hemat tetapi
memberikan hasil yang lebih baik, dapat disarankan untuk pasien AIOD
(Aortoiliac occlusive disease) atau penyakit oklusif aortoiliac dengan TASC-II
tipe D menggunakan operasi LABF.
14
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Operasi Laparoskopi (LABF) lebih menunjukan adanya peningkatan
kesehatan diukur dalam nilai bentuk penyesuaian kualitas hidup (QALYs) yang
lebih tinggi dan biaya perawatan yang lebih rendah, serta lebih efektif biaya
dibandingkan dengan metode operasi aortobifemoral terbuka (OABF).
DAFTAR PUSTAKA
Anne Helene Krog, Erik M Pettersen, Jon O Sudhagen, Mehdi Sahba, Syed SH
Kazmi, Torbjorn wisloff. Vascular Health and Risk Management
downloaded from https://www.dovepress.com/ by 179.61.201.116 on 11-
Aug-2018 For personal use only.
Bonow, Robert O. Braunwald’ Heart Disease - A Textbook of Cardiovascular
Medicine, 9th Edition.2012.Philadelphia : Elsevier. page 1338-1351
Orion, 1997, Pharmaeconomics Primer and Guide Introduction to Economic
Evaluation, Hoesch Marion Reusell Incorporation, Virginia.
Thifalena, Laparoskopi Program Studi D3 Kebidanan Helvetia Medan, 2016
Sharma G, Scully RE, Shah SK, Madenci AL, DJ Arnaoutakis, Menard MT,
Ozaki CK, Belkin M. Tren tiga puluh tahun dalam bypass aortofemoral
untuk penyakit oklusif aortoiliac. J. Vasc. Surg. 2018 Des; 68 (6): 1796-
1804.e2. [ PubMed ]
Winsa Husin, Otje hudaja, Yusak Kristianto. Oklusi Arteri Perifer Pada
Ekstrinitas Inferior Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranata,
Jakarta, 2006 Vol.6
16