METODE PENELITIAN
faktor resiko maupun efek atau hasil, dan cross sectional adalah salah satu
kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif singkat (Sastroasmoro, 2008).
Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu tanggapan yang
(Riduwan, 2009). Sumber data penelitian ini adalah pasien yang menebus resep
21
Kimia Farma di Kota Medan yang terdiri dari empat Apotek Kimia Farma,
yaitu Apotek Kimia Farma No.27 Medan, Apotek Kimia Farma No.107 Medan,
Apotek Kimia Farma No.39 Medan, Apotek Kimia Farma No.160 Medan pada
bulan Maret-April 2016. Pemilihan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara
kriteria
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
I. Kriteria inklusi
a. Pasien apotek yang menebus resep dokter dalam priode bulan Maret-April
2016.
22
b. Variabel bebas :
i. Kehandalan
ii. Ketanggapan
iii. Keyakinan
iv. Empati
v. Fasilitas berwujud
dokter gigi, kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Terbagi dalam lima
kategori yaitu :
i. Sangat puas adalah penilaian pasien mengenai perasaan yang sangat senang
ii. Puas adalah penilaian pasien mengenai perasaan senang terhadap kebutuhan
23
iv. Kurang puas adalah penilaian pasien mengenai perasaan sangat tidak senang
ataupun kebutuhan.
v. Tidak puas adalah penilaian pasien mengenai perasaan sangat tidak senang
Item pertanyaan :
7) Kelengkapan obat
24
1) Ketanggapan petugas
2) Komunikasi efektif
Item pertanyaan :
2) Mutu pelayanan
3) Kualitas obat
Item pertanyaan :
1) Perhatian petugas
Item pertanyaan :
25
menebus resep untuk diisi. Kuesioner yang telah dibagikan kepada pasien
fasilitas berwujud.
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis reliabilitas
dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpulan data bila korelasi hasil
hitung lebih besar dari angka kritik nilai korelasi pada taraf significant 95%
(Rinza, 2009).
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu
keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas digunakan untuk
26
pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung
sehingga r tabel = 0,444. Analisis output uji validitas dapat dilihat pada Tabel
instrumen tersebut sudah baik. Apabila data memang benar dan sesuai
kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Teknik yang dipakai
untuk menguji kuesioner dalam penelitian ini adalah teknik Alpha cronbach
yaitu dengan menguji instrumen kepada sekelompok responden pada satu kali
nilai α (mendekati angka 1), maka semakin tinggi pula tingkat reliabilitasnya
(Yul Martin,2008). Analisis output uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2
dan Lampiran 3.
27
b. Tingkat harapan
28
29
pertanyaan lebih besar dari 0,444, maka disimpulkan bahwa semua item
30
nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan
dari kelima variabel adalah reliabel. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5.
Instrumen memiliki tingkat reliabel yang tinggi jika nilai koefisien yang
Farma di Kota Medan (data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3)
Jumlah Persentase
No Karakteristik
(n = 400) (total = 100%)
Usia
12-25 Tahun 65 16
1 26-45 Tahun 170 43
46-65 Tahun 152 38
>65 Tahun 13 3
31
4.2.1 Usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa sebagian
besar pasien yang datang ke beberapa apotek Kimia Farma di Kota Medan
berusia 26-45 Tahun dengan persentasi sebesar 43%. Urutan kedua berusia 46-
65 Tahun sebesar 38%, usia 12-25 Tahun 16% dan yang paling kecil adalah
usia >65 tahun sebesar 3%. Sebagian besar konsumen memiliki usia 26-45
Tahun yang termasuk dalam golongan usia dewasa dan merupakan usia
produktif. Data pasien pengunjung berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar
4.1.
32
47%. Data persentasi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
4.2.3 Pendidikan
menebus resep di beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan adalah tamatan
Perguruan Tinggi, dan diikuti dengan tamatan SMA sebesar 23%, tamatan SMP
33
pasien dengan penghasilan <Rp 2.000.000 berada pada urutan terakhir dengan
sebagian besar pasien beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan adalah
orang yang berada pada kelas ekonomi menengah ke atas dengan melihat
tingkat penghasilan rata-rata perbulan mereka, hal ini berkaitan dengan item
pertanyaan nomor 8 yaitu obat dijual dengan harga yang wajar, sehingga
konsumen merasa obat yang dijual masih taraf wajar. Data persentasi konsumen
34
adalah orang yang bekerja sebagai pegawai swasta, hal ini dapat dilihat dari
dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya yaitu sebesar 35%. Pasien dengan
pekerjaan sebagai wiraswasta menduduki urutan kedua sebesar 28%, ibu rumah
tangga sebesar 15%, mahasiswa/i sebesar 11%, BUMN sebesar 6%, PNS
sebesar 4%, dan pada urutan terakhir adalah pasien yang masi berstatus sebagai
penebusan resep di beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan yang paling
besar yaitu 2-5 kali dengan persentasi frekuensi sebesar 59%, dan frekuensi
kedua yaitu pasien yang baru pertama kali dengan persentasi sebesar 33% dan
frekuensi terendah yaitu pasien yang datang >5 kali dengan persentasi sebesar
8%.
sebagian besar adalah pasien yang telah loyal menjadi pelanggan sebelumnya.
35
sama. Pasien yang puas akan menjadi pelanggan yang loyal, berupa promosi
dari mulut ke mulut bagi calon pasien lainnya, yang diharapkan sangat positif
pasien terbesar adalah baik sebanyak 197 responden. Pihak apotek harus
sebelum obat habis sehingga tidak sampai terjadi kekosongan obat terutama
36
yang lain. Pada variabel kehandalan, pada kolom harapan sebanyak 305
efek samping obat. Hal ini menunjukkan bahwa pasien belum mendapatkan
informasi tentang efek samping obat yang digunakan dengan baik dan sesuai
pasien pasti bias membaca tentang efek samping obat yang dibelinya dikemasan
diperbaiki menjadi lebih baik. Pasien yang memiliki harapan tinggi untuk
melayani pasien. Hal ini kemungkinan dikarenakan jumlah pasien yang banyak
Tabel 4.4 Data penilaian kenyataan dan harapan pada variabel-variabel yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di
beberapa Apotek Kimia Farma Medan.
Kenyataan* Harapaan**
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KEHANDALAN
Pemberian Informasi 8 91 147 110 44 - - 54 123 223
tentang nama obat
1 Pemberian Informasi
33 68 164 105 30 - - 34 156 210
tentang kegunaan obat
Pemberian Informasi
48 194 74 56 28 - - 22 94 284
tentang dosis obat
37
38
Harapan itu dipengaruhi oleh informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pasien
akan kualitas pelayanan, pengalaman masa lalu serta komunikasi eksternal oleh
manajemen dengan pasien. Jika pasien menunjukkan hal yang positif mengenai
(Tabel 4.5).
% Kenyataan % Harapan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kehandalan 6 21,3 35 29 8,6 - - 11,5 33,4 54,9
2 Tanggapan 0,4 7,8 36,5 45,5 9,8 - - 11,6 38,3 50
3 Keyakinan 0,3 3,25 37,3 46,5 12,6 - - 8,8 38,4 52,7
4 Empati - 3,5 34,2 54,8 7,5 - - 8,3 36,7 54,8
Fasilitas
5 3,6 12,6 26,8 44 13 - - 8,1 31,8 59,9
berwujud
Pada Tabel 4.5 dapat diperoleh dari hasil persentasi penilaian kenyataan
39
sangat baik dan 37,3% responden memilih cukup baik. Dapat dilihat bahwa
dan kepercayaanlah yang dirasakan oleh pasien beberapa apotek Kimia Farma
di Kota Medan menjadi faktor yang membuat pasien merasa puas. Pada
keyakinan dan sebesar 59,9% responden merasa sangat puas pada variabel
fasilitas berwujud. Hal ini bearti semakin baik kelima dimensi kualitas
membutuhkan. Bila pasien puas, bukan hanya pasien yang diuntungkan, tetapi
40
Penilaian Harapan
No Pertanyaan Xrata- Yrata-
Xi Yi
rata rata
KEHANDALAN
Pemberian informasi tentang nama obat 1291 3,22 1769 4,42
Pemberian informasi tentang kegunaan obat 1231 3,07 1776 4,44
Pemberian informasi tentang dosis obat 1022 2,55 1862 4,66
Pemberian informasi tentang cara
1372 3,43 1736 4,34
pemakaian obat
1
Penyampaian efek samping obat 909 2,27 1868 4,67
Kecepatan pelayanan obat 1347 3,36 1694 4,23
Obat tersedia dengan lengkap 1480 3,7 1792 4,48
Obat dijual dengan harga yang wajar 1302 3,25 1740 4,35
Pelayanan informasi obat menggunakan
1302 3,25 1726 4,31
bahasa yang bisa dimengerti pasien
TANGGAPAN
1449 3,62 1655 4,13
Kecepatan dan ketanggapan petugas
2 Komunikasi antara petugas dan pasien 1437 3,59 1876 4,69
Informasi yang didapat tentang resep 1402 3,5 1770 4,42
Penyelesaian terhadap masalah pasien 1417 3,54 1713 4,29
KEYAKINAN
1498 3,74 1779 4,45
Pengetahuan serta kemampuan petugas
3 Mutu pelayanan informasi obat 1433 3,58 1757 4,40
Obat yang diberikan sesuai dengan yang
1482 3,7 1791 4,48
diminta dan terjamin kualitasnya
EMPATI
1420 3,55 1767 4,42
4 Perhatian petugas
Kesopanan dan keramahan petugas 1510 3,77 1805 4,51
FASILITAS BERWUJUD
Tersedianya informasi obat dalam bentuk 1020 2,55 1757 4,39
brosur
5 Petugas apotek memakai pakaian yang rapi
1535 3,83 1848 4,62
dan mengenakan tanda pengenal
Penulisan aturan pakai 1474 3,68 1797 4,49
Apotek terlihat bersih dan rapi 1575 3,93 1826 4,57
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk pasien apotek pada
41
fasilitas berwujud. Dan rata-rata yang terkecil adalah 2,27 pada variabel
kehandalan. Pada kolom harapan nilai rata-rata yang paling besar pada variabel
tanggapan pada item komunikasi antara petugas dan pasien sebesar 4,69 dan
yang terkecil juga pada variabel tanggapan pada item kecepatan dan
ketanggapan petugas saat melayani pasien sebesar 4,13. Pasien masih ada yang
tidak puas terhadap variabel ketanggapan yaitu pada item kecepatan dan
jumlah petugas apotek yang minim. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7
77,53%. Dan yang paling besar pada variabel ini adalah pada keyakinan sebesar
82,84%. Hal ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel dimensi kualitas
42
serta obat yang diminta sesuai dengan yang diminta pasien dan kualitas obatnya
tingkat kepuasan ini menunjukkan bahwa pasien puas atas pelayanan yang
diberikan oleh beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan. Hal ini
pasien beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan. Setiap pasien memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda tergantung dari sistem penilaian yang berlaku
dengan keinginan pasien dapat dikatakan semakin tinggi pula tingkat kepuasan
merupakan hal yang penting untuk menilai mutu pelayanan dari suatu pemberi
jasa dan menilai keberhasilan dari suatu organisasi apotek (Khotler, 2003).
setiap saat akan berubah seiring dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pasien
tersebut.
43
5.1 Kesimpulan
sebesar 77,53%.
5.2 Saran
Kota Medan berdasarkan penelitian ini sudah tergolong puas. Hal-hal yang
perhatian petugas, kesopanan dan keramahan petugas, dan mutu pelayanan serta
44